Anda di halaman 1dari 4

Kampung wisata Kebun Sayur

1. Latar belakang
Perkembangan pariwisata di Kalimantan timur terkhusus dikota samarinda belakangan ini sedang
tumbuh perlahan. Pertumbuhan yang membawa pada pergeseran sumber ekonomi masyarakat
yang mayoritas merupakan pendatang dan bekerja disektor jasa dari pertambangan menjadi
sector jasa -jasa lainnya. Seiring dengan matang dan terbangunnya sarana dan prasarana kota
seperti Jalan lingkar,jembatan ,rumah sakit dan pusat pusat perbelanjaan serta banyak lagi.
Samarinda sebagai ibukota Provinsi mulai dipadati oleh penduduk yang bertambah jumlahnya.
Pertambahan / pertumbuhan penduduk ini pula lah yang mendorong kebutuhan akan sector
pariwisata menjadi real diperlukan untuk Kota Samarinda kita. Banyaknya potensi potensi wisata
yang belum terolah menjadi hal yang tak mungkin untuk diacuhkan,melihat pebndapatan dari
sector ini sangat-sangat menggiurkan. Sayangnya pertumbuhan sarana dan prasarana kota tidak
lantas diikuti berbanding lurus dengan sarana dan prasarana wisata,bukan tidak ada,namun
jumlahnya dan perawatanya dirasa masih kurang. Samarinda bukan menjadi destinasi wisata
khusus untuk provinsi Kalimantan timur,masih kalah dibandingkan dengan Kab/kota lainnya yang
memiliki kekayaan alam,keindahan alam ataupun tempat wisata baru. Sebenarnya kita berhak
menuntut pemerinatah untuk serius dalam mendukung perkembangan sector pariwisata ini
memlalui berbagai kebijakan dan bantuan untuk pembangunan dan pengembangan sector wisata
baru di kota samarinda.
Bagaimnan tidak,samarinda sebagai kota terpadat di KAltim harus kehilangan PAD dari pariwisata
setiap tahunnya Karena sebagaian masyarakat harus menikmati tempat wisata diluar kota Ini.
Belum lagi bocornya sumber PAD yang tidak tertangani dengan baik,yang semestinya dapat
dinikmati oleh rakyat namun hanya dinikmati oleh segelintir orang. Keadilan social dalam ekonomi
pariwisata pun praktis kita butuhkan demi kesejahteraan masarakat ditengah kondisi ekonomi
yang masih belum dirasakan oleh masyarakat kecil dan menengah.
Maka penulis mengajak masyarakat untuk melakukan pencarian objek wisata yang unik dan
beragam dengan kualitas yang tinggi namun tetap dapat disajikan serta dinikmati oleh masyarakat
kelas menengah dan bawah. Hal ini melahirkan pariwisata minat khusus dalam suatu kawasan
yang memiliki ciri dan karakter yang khas sebagai kawasan wisata baru. Pariwisata minat khusus
secara perlahan mendorong berkembangya atraksi wisata baru yang berbeda dengan objek
konvensional terutama kawasan wisata kuliner yang modern. Maka penulis menawarkan suatu
kawasa khusus sebagai destinasi wisata baru yang berkonsep kampung wisata Kebun Sayur.
Konsep pariwisata kawasan khas ini nantinya diharapkan mampu menjadi objek dan daya Tarik
kehidupan kota Samarinda. Konsep ini menitikberatkamn pada kampung KebunSayur yang
diubah keadaan kampungnya,budayannya dan ciri masyarakatnya kemudian memberikan
kesempatan pada aktivitas masyarakat dan wisatawan dengan destinasi kawasan khusus
tersebut.
Untuk menjadi sebuah kampung wisata KebunSayur diperkotaan sebaiknya memiliki aksebilitas
yang baik, objek wisata khas, seni budaya,makanan khas,dan beberapa potensi lainnya. Yang
terpenting sebenarnya adalah dukungan yang tinggi dari masyarakat untuk membangun
kampungnya menjadi kawasan khusus.
Perlunya strategi pariwisata yang terpadu agar manajemen dapat diterapkan secara efektif
sehinggA berdampat nyata pada pertumbuhan pariwisata . oleh Karena itu nampaknya sangat
relevan jika penulis mengkaji mengenai perencanaan pembangunan kampung wisata
KebunSayur yang menerapkannya melalui pembuatan master plan untuk menentukan zonasi
dan peruntukan sehingga akan terstruktur menjadi sebuah destinasi wisata baru yang
representative,baik dan berwawasan lingkungan khususnya di kota samarinda. Hal ini sesuai
dengan UU no 10 tahun 2009 bahwa tempat wisata/daerah pariwisata perlu dibuat master plan.
Perencanaan pariwisata menjadi penting Karena akan memberikan arah visi dan komitmen
Bersama untuk pariwisata yang merupakan hasil partisipasi dari banyak pihak. Namun ada
beberpa hal penting dalam perencanaaan pariwisata yaitu;
Pertama,fenomena pariwisata semakain kompleks dari yang pernah terfikir sebelumnya.
Kedua, pariwisata berdampak positif dan negative.
Ketiga, pariwisata semakin kompetitif dan promosi destinasi wisata semakin gencar.
Keempat, pariwisata memengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu dan semua yang
terlibat perlu berpartisipasi dalam perencanaannya.

2. Maksud, Tujuan dan kegunaan


2.1. Maksud
Membuat perencanaan kawasan kampung wisata KebunSayur melalui pembuatan master plan
yang bertujuan sebagai panduan dalam merancang pembangunan,anggaran pembangunan,dan
rencana kegiatannya pada setiap tahap menuju pariwisata kawasan khusus yang berkelanjutan.
2.2 Tujuan
Kegiatan pembuatan masterplan ini bertujuan untuk,
a. Sebagai acuan dalam pembagunan kawasan wisata KebunSayur
b. Melakukan identifikasi potensi kawasan / perumahan di kebunsayur ,kelurahan Sidodadi
,Samarinda Ulu yang dapat dikembangkan untuk kepariwisataan.
c. Mengidentifikasi produk wisata dan pasar wisata disetiap kawasan wisata
d. Merencanakan strategi pengembangan kepariwisataan kawasan Wisata KebunSayur
berdasarkan atas analisis SWOT
e. Menyusun program pengembangan kepariwisataan KebunSayur dalam jangka waktu
selama lima tahun.
2.3 Sasaran kegiatan
Kegiatan penyusunan masterplan ini akan dilakukan di kampung atau kawasan perumahan Kebunsayur
(Delima dan Anggur). Serangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk mengakomodasi maksud dan
tujuan ini meliputi:
a. Membuat pemetaan kawasana sesuai dengan potensi yang ada
b. Membuat perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan wisata KebunSayur sebagai
kawasan wisata berkonsep khas.
c. Membuat rencana promosi dan pemasaran desa wisata kebun Sayur.
d. Membuat rencana kemitraan dengan beberapa stake holder.

2.4 Manfaat

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan kelembagaan
desa wisata kebun Sayur untuk membangun jaringan yang lebih kuat dan luas. Dengan adanya
dokumen master plan desa wisata diharapkan dapat mampu merancang berbagai kegiatan dengan
baik dan termonitoring dengan baik pula guna meningkatkan kualitas program dan pencapaian target
yang ditentukan.

3. Metode pengumpulan data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan dokumen master plan yaitu metode
pengumpulan secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan observasi secra
langsung di lapangan guna mengetahui dan menentukan titik lokasi penelitian berdasarkan titik
kelola dan titik pantau. Sedangkan metode tak langsung dilakukan dengan menganalisis data
sekunder yang diperoleh dari desa, instansi terkait, dan juga masyarakat sekitar. Dalam data
sekunder lebih dominan berkaitan dengan manfaat yang dapat diperoleh dari usaha baik dari aspek
social ,ekonomi dan budaya.

3.1 Data primer


Beberapa data primer yang diperlukan atara lain :
a. Potensi atraksi wisata
b. Kondisi aksebilitas
c. Data amenitas
d. Kondisi kelembagaan desa wisata

3.2 Data sekunder


Beberapa data sekunder yang diperlukan antaralain:
a. Data administrasi desa
b. Data BPS
c. Data RTRW kota,data RPJMP
d. Data RIPPDA

4. Metode analisis
Metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah scara kuatitatif dan kualitatif. Metode
kuantitatif digunakan untuk mengetahui berapa luas kawasan yang akan dikelola menjadi desa wisata
dan juga untuk menentukan zonasinya. Selain itu metode kualitatif juga diperlukan untuk
menganalisis data. Sedangkan metode analistis kualitatif digunakann untuk mengidentifikasi kondisi
social ekonomi dan budaya masyarakat sekitar proyek.
Dalam merumuskan master plan metode yang digunakan adalah SWOT. Dasar pemilihan ini dapat
membantu merencanakan program secara keseluruhan.

5. Pelaksanaan penelitian
5.1 Hasil penelitian
Beberapa laporan penelitian berupa:
a. Laporan pendahuluan
b. Laporan draft konsep
c. Laporan akhir
5.2 Waktu Penelitian
Waktu menyesuaikan dengan kegiatan dalam masterplan.
5.3 Peneliti
Dalam penelitian ini akan menggunakan tim yang terdiri dari :
a. Ahli pariwisata
b. Ahli pembangunan wilayah dan kota
c. Ahli social ekonomi dan budaya
d. Ahli lingkungan

6. Rencana Anggaran
Rencana anggaran biaya kegiatan pembuatan masterplan dan biaya memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana diambilkan dari beberapa sumber:
a. Penyertaan masyarakat (sumbangan)
b. Pengajuan bantuan dari pemerintah kota
c. Pengajuan bantuan dari pemerintah provinsi
d. Pengajuan kerjasama dengan pihak sponsor.

7. Penutup
Proposal pembuatan masterplan ini kami harapkan dapat terwujud dalam pengelolaan lingkungan
hidup dan masyarakat yang lebih baik.serta bermanfaat bagi kehidupan ekonomi kota Samarinda
pada umumnya serta masyarakat kebun sayur pada khususnya.

8. Daftar pustaka
PT.Sanji winatirta Indonesia,2016.
UU no 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan.
Ahimsa-putraH.S, Sujitodan Trisnadi,W.2011. Pengembangan model pariwisata pedesaan sebagai
alternative pembangunan berkelanjutan.yogyakarta:lembaga penelitian UGM.

Anda mungkin juga menyukai