RENCANA INDUK
PEMBANGUNAN PARIWISATA DAERAH (RIPPDA)
KOTA SOLOK TAHUN 2018 - 2025
Pendahuluan
1. Latar Belakang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA)
adalah Pedoman Utama bagi Perencanaan, Pengelolaan dan
Pengendalian Pembangunan Kepariwisataan di Tingkat
Propinsi dan Kabupaten/Kota yang berisi Visi, Misi, Tujuan
Kebijakan Strategi, Rencana dan Program yang perlu
dilakukan oleh Para Pemangku Kepentingan dalam
Pembangunan Kepariwisataan.
Nama Pejabat
6. Nama dan Organisasi
Pembuat Komitmen : Novri Aprilizen, S.STP.MSI
Pejabat Pembuat
Komitmen Satuan Kerja : Dinas Pariwisata Kota Solok
7. Metodologi Dalam pelaksaan Penyusunan RIPPDA Kota Solok Tahun
2018-2025 menggunakan metode Penelitian yang bersifat
Deskriptif dengan menggabungkan pendekatan Metodologis
yang bersifat Analisis Kualitatif melalui pendekatan
Komprehensif. Metode ini dipilih mengingat fungsinya
mengumpulkan informasi actual dan menggambarkan
fenomena yang sedang berlangsung. Dapat mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan atau melakukan justifikasi
mengenai fakta dari kondisi-kondisi dan tindakan-tindakan
yang sedang berlangsung dan dapat melakukan
perbandingan dan evaluasi. Metodologi penyusunan RIPPDA
juga diperlukan pertimbangan :
4. Teknik Analisis
( Dokumen Pemilihan)
10. Studi-Studi RIPPDA Kota Solok telah habis berlakunya pada tahun
12. Ruang Lingkup Secara umum, ruang lingkup kegiatan yang akan
1. Pengumpulan Data
2. Penetapan Rancangan
3. Uji Publik
13. Keluaran Buku Laporan pendahuluan, Laporan Kemajuan, Laporan
Rancangan Akhir. Buku Laporan Akhir, Naskah Akademis
tentang Perda RIPPDA Kota Solok
Tenaga Ahli
S2 Ekonomi 1
3. Ahli Ekonomi Pembangunan;
Pembanganun
S2 Seni dan 1
6. Ahli Sosial Budaya;
Budaya
7. Ahli Transportasi;
S2 Manajemen 1
Transportasi
Surveyor S1 6
Driver SMA 1
Pelaksanaan
Pekerjaan
21. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat visi, misi, tujuan, kebijakan,
strategi, rencana dan indikasi program pembangunan
Hal-Hal Lain
22. Produksi dalam Negeri Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini
harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.
22. Persyaratan Kerjasama Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi
ini maka persyaratan harus dipatuhi