Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terkenal akan keindahan alamnya,
selain memiliki sumber daya alam yang kaya dan beraneka ragam juga
memiliki potensi wisata yang beragam, antara lain wisata budaya, wisata
bahari, dan pegunungan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Dengan adanya perkembangan pada bidang pariwisata dan tingkat kebutuhan
masyarakat akan hiburan serta rekreasi, maka setiap daerah yang memiliki
potensi wisata akan dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal sebagai
kawasan wisata yang menarik bagi para pengunjung.
Kabupaten Barru terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan
dengan luas wilayah sekitar 117.400,72 Ha, berada kurang lebih 100 km
sebelah utara kota Makassar. Profil daerah ini memiliki 3 dimensi wilayah,
yakni dimensi pantai, daratan/ landai dan pegunungan dengan berbagai ciri
spesifiknya (sulselprov.go.id). Tercantum dalam Rencana Induk
Pengembngan Pariwisata Daerah, Kabupaten Barru memiliki potensi obyek
wisata yang cukup banyak dan variatif, baik berupa wisata alam, wisata
pantai/ bahari dan wisata budaya/ sejarah. Jenis obyek wisata yang
diinventarisasi sebanyak 40 obyek yang terdiri dari wisata bahari 25%, wisata
sejarah/ budaya 35% dan wisata alam sebanyak 40%. Dari jumlah tersebut
yang telah dikelola dan dipasarkan barusekitar 10%.
Data wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Barru mengalami
peningkatan setiap tahun, sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Barru,
pada tahun 2014 sebanyak 20.510 ; tahun 2015 sebanyak 24.900 ; tahun 2016
sebanyak 26.500; tahun 2017 sebanyak 27.950; dan pada tahun 2018
sebanyak 28.102.

1
Berdasarkan data Kunjungan wisatawan di Kabupaten Barru yang
mengalami peningkatan setiap tahunnya tentu perlu didukung dengan fasilitas
serta sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pariwisata.
Menurut Lothar A. Kreck dalam buku Yoeti, Standar kelayakan menjadi
Daerah tujuan wisata antara lain : 1) Memiliki Objek Wisata, 2) Akses :
adanya jalan; rute; tempat parkir; 3) Akomodasi : Adanya pelayanan
penginapan seperti hotel; wisma; losmen; dll. 4) Fasilitas : Agen perjalanan;
pusat informasi; fasilitas kesehatan, pemadam kebakaran; TIC; pemandu
wisata; plang informasi; petugas keamanan, 5) Trasportasi, 6) Pelayanan
makanan, 7) Aktivitas rekreasi, 8) Perbelanjaan, 9) Komunikasi, 10) Sistem
perbankan, 11) Sarana Kesehatan, 12) Keamanan, 13) Kebersihan, 14) Sarana
ibadah, 15) Sarana pendidikan, 16) Sarana Olahraga.
Menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun
2010-2025, disebutkan bahwa Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis
yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya
terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum, Fasilitas Pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya Kepariwisataan.
Obyek wisata Lappalaona merupakan salah satu destinasi wisata di
Kabupaten Barru seperti yang tercantum dalam Rencana Induk
Kepariwisataan Daerah Tahun 2018-2030. Obyek wisata ini sangat berpotensi
untuk dikembangkan karena pemandangannya yang indah. Keindahan alam di
Lappalaona berupa padang rumput yang terbentang luas dan masih alami,
terletak di dataran tinggi sehingga cuacanya yang dingin dan berkabut
menjadikan obyek wisata ini banyak dikunjungi.
Kondisi dari wisata Lappalaona ini sendiri masih kurang apabila
mengacu pada standar kelayakan menjadi daerah tujuan wisata dan peraturan
pemerintah. Obyek wisata alam Lappalaona belum memenuhi standar sebagai
destinasi wisata karena belum lengkapnya fasilitas, sarana dan prasarana yang

2
menunjang kegiatan pariwisata sebagaimana tercantum dalam standar
kelayakan menjadi daerah tujuan wisata.
Adapun fasilitas dan sarana prasarana yang ada di Lappalaona antara lain
pos jaga, pondok wisata (cottage), toilet, dan mushollah. Kantung parkir dan
fasilitas penunjang kegiatan wisata lainnya belum terdapat pada kawasan
wisata ini.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting yang sangat
menunjang pertumbuhan industri pariwisata. Sarana dan prasarana harus ada
dalam suatu kawasan wisata untuk menciptakan kepuasan wisatawan. Sarana
dan prasarana dapat menjadi salah satu penunjang agar daya tarik wisata di
kawasan ini diminati oleh wisatawan. Karena apabila sarana dan prasarana
tidak dikembangkan dengan baik berakibat berkurangnya minat wisatawan
untuk berkunjung.
Keindahan alam di Lappalaona juga perlu penambahan atraksi wisata
yang dapat mendukung kegiatan wisata alam. Tema hiburan dan rekreasi
dapat diwujudkan dalam perencanaan wahana permainan sehingga wisatawan
yang datang tidak hanya datang berswafoto , lalu pulang. Diharapkan dengan
adanya wahana yang menunjang kegiatan wisata alam dapat menambah
durasi tinggal pengunjung sehingga dapat memperbesar peluang berkegiatan
wisata. Wahana yang direncanakan antaa lain Flying fox, Area Outbond, Area
Paintball, dan Archery.
Selain itu pada obyek daya tarik wisata yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana merancang fisik baik itu bangunan atau kawasan wisata secara
keseluruhan. Adapun konsep perencanaan dan perancangan obyek wisata
Lappalaona adalah mampu menghadirkan suasana menyatu dengan alam
melalui pengolahan tata ruang luar dengan nuansa arsitektur kearifan lokal
dengan konsep Neo-Vernakular.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapa diambil
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana merencanakan dan merancang sarana dan prasarana pada
obyek wisata Lappalaona di Kabupaten Barru?
2. Bagaimana konsep perencanaan dan bentuk arsitektur wisata
Lappalaona?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk merencanakan dan merancang konsep obyek pariwisata
Lappalaona di Kabupaten Barru
2. Untuk merencanakan konsep dan bentuk arsitektur wisata Lappalaona

D. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang disusun sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang yang merupakan tahap dasar pendahuluan
yang memberikan gambaran secara umum dan garis besar
mengenai Obyek daya tarik wisata Lappalaona, rumusan masalah,
tujuan, metode pembahasan serta sistematika pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


Berisi tentang data-data yang berdasarkan pada studi literatur,
BAB III : METODE PENULISAN
Berisi tentang metode penulisan yang digunakan dalam menyusun
proposal penelitian.

Anda mungkin juga menyukai