Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN:
PENYUSUNAN RENCANA DETIL
KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN)
KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF


DIREKTORAT PERANCANGAN DESTINASI DAN INVESTASI PARIWISATA
TAHUN ANGGARAN 2016
1. LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Umum
1.1.1 Kondisi Umum Kepariwisataan Indonesia Saat Ini

Pariwisata dalam dekade terakhir ini menunjukkan pertumbuhan


yang mantap, ditandai dengan
perkembangan perjalanan domestik
oleh wisatawan nusantara, maupun perkembangan kunjungan
wisatawan mancanegara. Pariwisata nusantara, selain tumbuh dari
segi jumlah pelaku perjalanannya, juga dari jumlah perjalanan yang
dilakukan, sementara wisatawan mancanegara mengalami perluasan
pasar.
Dari sisi sediaan, juga ditengarai munculnya berbagai destinasi
baru, atas dukungan pemerintah pusat maupun atas inisiatif daerah,
selain itu juga muncul
produk-produk
baru
menanggapi
perkembangan pasar, termasuk diantaranya industry kreatif yang
menjadi daya tarik wisata. Kontribusi pariwisatasecara total terhadap
PDB, penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja
meningkat dari tahun ke tahun. Disamping perolehan devisa,
pariwisata juga menciptakan dan memperluas lapangan usaha,
meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pelestarian
lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya
bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Pekerjaan pariwisata juga merupakan pekerjaan yang sangat
sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor
internal maupun faktor eksternal sehingga pekerjaan ini sangat
membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan
kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya
adalah dengan perencanaan yang baik.
Namun demikian, perkembangan kepariwisataan Indonesia
bukannya tidak menghadapi masalah dan kendala. Pertumbuhan
masih perlu diikuti dengan persebaran karena sampai saat ini
ketimpangan antar wilayah masih tinggi.
Selain
itu
juga
Kementerian Parekraf sudah
mencanangkan pertumbuhan yang
berkualitas untuk meningkatkan daya saing dan dalam rangka
pembangunan yang berkelanjutan.
Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi kendala untuk
tumbuh dan berkembang secara berkualitas, disamping hambatan
klasik koordinasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan yang
masih perlu ditingkatkan.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatanhambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia
yang
dapat
meningkatkan
kualitas
hidup
masyarakat,
mengembangkan industri yang kredibel, serta perluasan pasar
didukung oleh institusi yang kondusif.
1.1.2

Kondisi Umum Kepariwisataan Kapuas Hulu dan Sekitarnya


2

Ada beberapa jenis obyek pariwisata yang potensial yang berada di


Kawasan Kapuas Hulu, tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi
Kalimantan Barat, dimana kesemuanya memiliki potensi yang tinggi
bila dikembangkan dan dikelola secara optimal. Potensi pariwisata
tersebut meliputi wisata alam, wisata religius, wisata sejarah, wisata
budaya, sentra kerajinan serta wisata kuliner. Atraksi wisata budaya
yang dimiliki oleh Kabupaten Kapuas Hulu terdiri dari Upacara adat,
Desa Kerajinan, rumah betang, kuburan tua, situs Neolithikum, gua,
kerajinan, tarian tradisional, sastra lisan, alat musik tradisional, tradisi
(kepercayaan dan tata kehidupan lokal). Wisata Petualangan di
Kabupaten Kapuas Hulu banyak ditemui pada daerah-daerah
Kawasan Taman Nasional Khususnya Taman Nasional Betung
Kerihun. Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK), kawasan konservasi
terluas di Provinsi Kalimantan Barat, terletak di Kabupaten Kapuas
Hulu dengan luas total area sekitar 800.000 hektar. Topografi berbukit
dan bergunung-gunung serta hamparan ratusan sungai-sungai
karakteristik yang menonjol dari TNBK selain potensi keanekaragaman
hayatinya yang luar biasa. Karena keunikan bentang alam dan
tingginya keanekaragaman hayati, TNBK memiliki beberapa destinasi
wisata yang menarik dan penuh tantangan.
1.1.3

Permasalahan Kepariwisataan Kapuas Hulu dan Sekitarnya


Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Kapuas Hulu ini
terletak di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Industri
kepariwisataan juga berkembang baik dengan kepemilikan asing
maupun nasional di kawasan ini. Peningkatan pekerjaan
kepariwisataan di kawasan ini memberikan konsekuensi penyiapan
prasarana pariwisata yang lebih banyak lagi. Dengan demikian, pelaku
pemanfaatan ruang di kawasan tersebut didominasi oleh pelaku
usaha, disusul masyarakat dan pemerintah.
Pemanfaatan tata ruang oleh ketiga pelaku tersebut sering
menyimpang dari rencana tata ruang. Penyimpangan yang terjadi
dipengaruhi oleh tingkat pemahaman dan kesadaran para pelaku
pemanfaatan ruang terhadap rencana tata ruang. Pelanggaran
rencana tata ruang yang terjadi di kawasan tersebut umumnya
berkaitan dengan pemanfaatan jalur hijau dan sempadan jalan,
maupun sempadan pantai untuk fasilitas pariwisata.

1.1.4

Perencanaan yang Menyeluruh


Perencanaan pembangunan kepariwisataan yang mengacu
pada Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

mencakup aspek destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran


pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan.
Dengan adanya perencanaan secara menyeluruh terhadap ke
empat aspek tersebut diharapkan KSPN yang menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat, dapat dibuatkan rencana yang menyeluruh dan
terintegrasi, sebagai model yang dapat diturunkan ke daerah yang
bertanggung jawab terhadap KPPN.
1.2

Dasar Hukum
Dalam melaksanakan kegiatan Penyusunan Rancangan Pengembangan
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) umumnya, harus sesuai
dengan ketentuan mengacu pada peraturan perundang-undangan, antara
lain:
1. Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan;
2. Undang Undang Nomor 7 tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025;
3. Undang - Undang No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Nasional;
4. Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);
6. Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 2025;
8. Produk hukum terkait lainnya.

2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


2.1 Maksud
Maksud dari Pekerjaan Penyusunan Perancangan Pengembangan
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Wilayah Kapuas Hulu di
Kalimantan Barat adalah agar tersedianya dokumen rujukan atau referensi
dalam rangka pengembangan kawasan wilayah Kapuas Hulu dan sekitarnya
di Kalimantan Barat sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN).
2.2

Tujuan
Pekerjaan Penyusunan Perancangan Pengembangan Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) Wilayah Kapuas Hulu di Kalimantan Barat
bertujuan untuk dapat memberi arahan bagi pengembangan dan pengelolaan
kepariwisataan yang strategis, sesuai dengan karakteristik dan fungsi yang
ditetapkannya sebagai kawasan strategis pariwisata nasional, untuk
4

mendukung terwujudnya kepariwisataan Indonesia yang berkelanjutan dan


mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2.3

Sasaran
Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1) Terpetakannya aspek pembangunan kepariwisataan, meliputi: destinasi,
industri, pemasaran, dan kelembagaan di wilayah KSPN,
2) Teranalisanya potensi, permasalahan, dan isu strategis aspek
pembangunan kepariwisataan yang mendukung fungsi KSPN,
3) Terciptanya perencanaan yang komprehensif dan holistik di KSPN.

3. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pemilik Pekerjaan adalah Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Perancangan
Destinasi dan Investasi Pariwisata, Satuan Kerja Perancangan Destinasi dan
Investasi Pariwisata.
4. SUMBER PEMBIAYAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 666.300.000
(enam ratus enam puluh enam juta tiga ratus ribu rupiah), termasuk PPN dibiayai
oleh APBN Tahun Anggaran 2016.
5. LINGKUP KEGIATAN, LOKASI KEGIATAN, DATA PENUNJANG SERTA
ALIH PENGETAHUAN
5.1 Lingkup Kegiatan
Lingkup pekerjaan Penyusunan Perancangan Pengembangan KSPN
wilayah Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, mencakup:
1. Kajian terhadap berbagai kebijakan pembangunan nasional yang tertuang
di dalam berbagai produk hukum lainnya seperti : RTRWN, RPJPN dan
RPJMN, dan Rencana KSN yang akan mempengaruhi pola
pengembangan kepariwisataan di KSPN Kapuas Hulu;
2. Kajian terhadap kebijakan di tingkat Provinsi serta Kabupaten terkait
yang tertuang di dalam RTRW Provinsi maupun Kabupaten;
3. Kajian terhadap rencana sektoral lain;
4. Pertimbangan multiaspek dalam penentuan batas wilayah perencanaan;
5. Penyusunan profil kewilayahan perencanaan yang terkait langsung atau
tidak langsung dengan upaya pengembangan kepariwisataan sesuai
dengan posisi KSPN yang bersangkutan, yang meliputi aspek destinasi,
industri, pemasaran dan kelembagaan, yang antara lain tetapi tidak
terbatas kepada:
(i)
Kondisi fisik geografik, serta bio-geologi/morfologi;
(ii) Pemanfaatan lahan di wilayah perencanaan saat kini;
(iii)
(iv)

Sistem transportasi dan kondisi aksesibilitas dengan cakupan


nasional/internasional ke, dari dan intra destinasi;
Ketersediaan
prasarana
dan
sarana
umum
pelayanan
5

masyarakat/atau wisatawan;
(v) Sumber daya alam dan lingkungan;
(vi) Potensi sumberdaya pariwisata;
(vii) Kunjungan wisatawan dan karakteristik pasar internasional maupun
domestik;,
(viii) Profil ekonomi lokal dan wilayah serta profil dan struktur industri
kepariwisataan, berbagai kegiatan usaha formal maupun informal
yang ada di wilayah perencanaan;
(ix) Sistem kelembagaan yang ada pada tingkat lokal, Kabupaten/
kota dan provinsi;
(x) Kajian terhadap Peraturan-peraturan daerah terkait pariwisata;
(xi) Kondisi SDM kepariwisataan di wilayah KSPN
5.2

Lokasi Kegiatan
Kegiatan ini meliputi Kawasan Kapuas Huludan Sekitarnya di Provinsi
Kalimantan Barat.

5.3

Data Penunjang
Pengguna Jasa menyediakan bahan-bahan kebijakan kepariwisataan di
tingkat nasional serta data dan informasi lainnya yang dimiliki.
Penyedia jasa menyediakan peta, citra dan data terkait dengan pekerjaan ini.
Data antara lain berupa :

Data dan Kebijakan di bidang Kepariwisataan, baik di tingkat

Regional, Nasional, Provinsi dan Kabupaten (Daerah),


Data dan Kebijakan sektoral dan wilayah,
Data Sarana dan Prasarana Pariwisata,
Data Fisik dan Lingkungan,
Data Ekonomi Wilayah,
Data Sosial dan Budaya.

Data tersebut di atas difungsikan diantaranya sebagai atribut peta yang


melekat pada data spasial.
5.4

Alih Pengetahuan
Penyedia Jasa diwajibkan untuk melakukan koordinasi dengan instansi
Provinsi dan Kabupaten terkait di bidang pariwisata dalam proses
pelaksanaan pekerjaan ini, dan berkonsultansi dengan stakeholder yang
ada di daerah dalam rangka memahami substansi pekerjaan, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
komunikasi.

6. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


1. Menyiapkan tim kerja yang bekerja secara simultan dan sinergis serta tidak
saling tumpang tindih dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Melakukan desk study (studi literatur) : best practice, pedoman, literatur,
6

studi terdahulu, terkait.


3. Melakukan field study (studi lapangan) untuk inventarisasi data dilakukan
dengan pengumpulan data sekunder pada instansi terkait maupun survey
pengamatan langsung.
4. Melakukan pembahasan dengan Tim Teknis sebelum melakukan pembahasan
Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir (diskusi teknis).
5. Melakukan pembahasan internal dengan Ditjen Pengembangan Destinasi
Pariwisata dan Dinas Pariwisata terkait.
6. Mengadakan peta yang mempunyai tingkat ketelitian sesuai dengan ketentuan
dibutuhkan. Peta skala 1: 25.000 untuk rencana detil Pengembangan KSPN.
7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan selama 6 (enam) bulan sejak proses
persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi dan penyusunan laporan.
8. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan 7 keahlian dengan 7 orang
tenaga ahli sesuai bidang keahliannya dengan pengalaman profesi sebagai berikut:
1) Ahli Perencanaan Wilayah sebagai Ketua Tim (Team Leader)
Ahli Perencanaan Wilayah mempunyai sertifikat keahlian Perencanaan Wilayah
dengan jumlah Orang Bulan sebesar 6 OB. Ketua Tim disyaratkan
berpendidikan Strata 2 (S2) Perencanaan Wilayah lulusan universitas/
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta dan berpengalaman
professional dalam melaksanakan pekerjaan minimal 5 (lima) tahun.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir
seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
2) Ahli Pariwisata
Ahli Pariwisata dengan jumlah Orang Bulan sebesar 6 OB, disyaratkan
seorang sarjana S2 Pariwisata lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan minimal 3 (tiga) tahun. Tugas utamanya adalah membantu ketua
tim dalam melakukan analisa kepariwisataan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
3) Ahli Ekonomi Pembangunan
Ahli Ekonomi Pembangunan dengan jumlah Orang Bulan sebesar 5 OB,
disyaratkan seorang sarjana S1 Ekonomi jurusan Studi Pembangunan
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan minimal 3 (tiga) tahun.
Tugas utamanya adalah membantu ketua tim dalam melakukan analisa
ekonomi sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
4) Ahli Lingkungan
7

Ahli Lingkungan dengan jumlah Orang Bulan sebesar 5 OB, disyaratkan


seorang sarjana S1 Ilmu Lingkungan/ Manajemen Lingkungan/ Teknik
Lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan minimal
3 (tiga) tahun. Tugas utamanya adalah membantu ketua tim dalam melakukan
analisa lingkungan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
5) Ahli Arsitektur
Ahli Arsitektur dengan jumlah Orang Bulan sebesar 5 OB, disyaratkan seorang
sarjana S1 Arsitektur Jurusan Teknik Arsitektur lulusan universitas/
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta dan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan minimal 3 (tiga) tahun. Tugas utamanya
adalah membantu ketua tim dalam melakukan perencanaan arahan
pengendalian pemanfaatan kawasan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
6) Ahli Kelembagaan
Ahli Kelembagaan dengan jumlah Orang Bulan sebesar 5 OB, disyaratkan
seorang sarjana S1 Hukum/ Administrasi Negara Jurusan Hukum/
Administrasi Negara lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
minimal 3 (tiga) tahun. Tugas utamanya adalah membantu ketua tim dalam
melakukan analisa kelembagaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
7) Ahli Manajemen Ekonomi
Ahli Manajemen Ekonomi dengan jumlah Orang Bulan sebesar 5 OB,
disyaratkan seorang sarjana S1 Manajemen Ekonomi
lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan minimal 3 (tiga) tahun.
Tugas utamanya adalah membantu ketua tim dalam melakukan rencana
pengembangan bisnis/ business plan kawasan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
Tenaga Pendukung, dengan jumlah dan kualifikasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan, meliputi :
1. Asisten Tenaga Ahli
Bertugas sebagai tim pendukung tim ahli dalam melaksanakan kegiatan
kompilasi data, survey/ FGD, serta pengolahan data untuk analisis dan
penyusunan pelaporan.
2. Surveyor
Bertugas sebagai tim pendukung tim ahli dalam melaksanakan survey
lapangan dalam mencari dan mengumpulkan data primer maupun sekunder.
3. Drafter
Bertugas sebagai tim gambar dalam mendukung pemetaan dan visualisasi
kondisi eksisting dan rencana dalam bentuk grafis dan peta.
8

4. Tenaga Administrasi
Bertugas sebagai tim pendukung kesekretariatan.
9. KELUARAN
Keluaran yang harus dihasilkan adalah sebagai berikut:
9.1 Dokumen Fakta dan Analisis KSPN Kapuas Hulu, Kalimantan Barat;
Substansi dari Dokumen Fakta dan Analisis ini antara lain berupa
evaluasi terhadap kondisi eksisting maupun potensi dari pekerjaan pariwisata
berdasarkan data yang diperoleh baik dari studi literatur, observasi,
dokumentasi maupun FGD.
9.2

Dokumen
Perencanaan
Pengembangan
KSPN
Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat;
Substansi dari Dokumen Rencana Pengembangan adalah berupa kelanjutan
dari hasil pemetaan KSPN yang digunakan sebagai dasar melakukan
pekerjaan perencanaan yang terdiri dari Analisis Perencanaan
Pengembangan KSPN serta penyusunan Konsep Dan Strategi Perencanaan
Pengembangan KSPN.

9.3

Dokumen Rancangan Inisiatif Pembangunan KSPN Kapuas Hulu,


Kalimantan Barat;
Substansi dari Dokumen Rancangan Pengembangan adalah berupa
kelanjutan dari hasil perencanaan yang digunakan sebagai dasar melakukan
pekerjaan perancangan yang didasarkan pada analisis kondisi saat ini dan
melihat visi yang akan dicapai di masa yang akan datang.

10. MANFAAT KEGIATAN


Manfaat dari kegiatan ini adalah agar penyelenggaraan pembangunan pariwisata di
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
11. PELAPORAN
Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahap pelaporan sebagai berikut:
11.1 Laporan Pendahuluan
Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksamplar, yang didalamnya memuat
pemahaman terhadap KAK (Kerangka Acuan Kerja), rencana kerja dan
metoda pelaksanaan, deskripsi awal target/sasaran wilayah dan pekerjaan.
Laporan diserahkan setelah melaksanakan 30% pekerjaan pada hari ke 54
pelaksanaan pekerjaan.
11.2 Laporan Antara

Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksamplar, yang didalamnya memuat


laporan progress pekerjaan dengan lampiran laporan pemetaan yang
mencakup aspek destinasi, pemasaran, industri dan kelembagaan
kepariwisataan. Laporan diserahkan setelah melaksanakan 60% pekerjaan
pada hari ke 108 pelaksanaan pekerjaan.
11.3 Laporan Akhir
Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksamplar, yang didalamnya memuat
progress pekerjaan dengan lampiran laporan perencanaan dan perancangan
pengembangan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat. Laporan diserahkan setelah melaksanakan 100%
pekerjaan pada hari ke 180 pelaksanaan pekerjaan.
11.4 Executive Summary
Dalam Executive Summary dibuat sebanyak 5 (lima) eksamplar, yang
memuat kesimpulan dari keseluruhan pelaksanaan pekerjaan penyusunan
perancangan pengembangan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional)
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
11.5 Peta Perencanaan
Peta Perencanaan dibuat sebanyak 5 (lima) buah, yang memuat peta gambar
perencanaan wilayah pengembangan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional) Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
11.6 Buku Laporan Hasil Fakta dan Analisis
Buku laporan ini adalah bagian dari Laporan Antara yang di dalamnya hanya
memuat materi pemetaan sebelum diolah dengan menggunakan perangkat
analisis. Buku laporan dibuat sebanyak 5 eksamplar.
11.7 Buku Laporan Hasil Perencanaan
Buku laporan ini adalah bagian dari Laporan Akhir yang di dalamnya hanya
memuat materi perencanaan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional)
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Buku laporan dibuat sebanyak 5 eksamplar.
11.8 Buku Laporan Hasil Perancangan
Buku laporan ini adalah bagian dari Laporan Akhir yang di dalamnya hanya
memuat materi perancangan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional)
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Buku laporan dibuat sebanyak 5 eksamplar.
11.9 Soft Copy
Softcopy dibuat sebanyak 5 (lima) buah dalam media flashdisk yang berisi
ketikan naskah berikut lampiran semua laporan dalam bentuk PDF dan
MS Word.
10

12. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Semua bentuk data, dokumen, peta, peta citra, atau foto yang dipergunakan
selama pekerjaan, dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi
pekerjaan (Direktorat Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata).

11

Anda mungkin juga menyukai