Keywords Abstract
potential, tourism The purpose of this study was to determine the potential for tourism development in the
development, perceptions, city of Mataram based on tourist perceptions and preferences. The method of proving the
preferences, tourists research objectives uses descriptive research methods. Primary data collection will be
carried out by in-depth interviews. The results of the study will show the tourism potential
in the city of Mataram and how the development is based on the perceptions and
preferences of tourists in tourist locations in the capital of NTB Province. The results of
this study indicate that the perception of tourists about the potential for tourism
development in the city of Mataram is high, meaning that tourists consider the city of
Mataram still has the potential to be developed into a classy tourist destination. In general,
based on tourist preferences for tourism development in the city of Mataram, the existing
attractions, amenities, ancillaries and accessibility are still very possible to be developed.
In general, the improvisations that expected by tourists are including facilities, the tourism
attraction management and environmental cleanliness.
*Corresponding Author: Lalu Adi Permadi, FEB Universitas Mataram, Mataram, Indonesia;
Email: adipermadi@unram.ac.id
207
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
PENDAHULUAN tempat wisata yang akan dikunjungi. Terungkap dari
Kota Mataram, ibu kota Provinsi Nusa banyak penelitian terdahulu, keputusan wisatawan
Tenggara Barat disebut dengan Kota Multi Etnik untuk berwisata ditentukan oleh Persepsi dan
terkenal dengan berbagai ciri dan keunikannya yang Preferensi wisatawan dan selanjutnya dijadikan
tidak dimiliki kota-kota lain. Adapun keunikan yang sebagai dasar pengembangan potensi wisata daerah
dimiliki oleh Kota Mataram yaitu penduduk yang (Aquarita et al., 2017; Yulianto et al., 2008; Koranti et
sangat heterogen, berbagai etnis/suku bermukim di al., 2017; Pauwah et al., 2013; Permadi et al., 2019;
kota ini. Kota Mataram memiliki luas wilayah 6.130 Wardhani et al., 2016).
km2. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Penelitian-penelitian terdahulu menyatakan
(2010), penduduk Kota Mataram adalah sekitar bahwa persepsi dan preferensi adalah bagian dari
402.843 jiwa. Jumlah penduduk sebesar itu tersebar perilaku dan sikap wisatawan terhadap kegiatan
di setiap kecamatan dengan tingkat kepadatan yang wisata, kondisi sosial dan ekonomi (Saputra, 2013.;
cukup tinggi. Müderriso Glu & Gültekin, 2015; Wardhani et al.,
Dinas Pariwisata Kota Mataram pada tahun 2016). Persepsi dan preferensi merupakan bagian dari
2019 telah mengimplementasikan beberapa program- penentu kepuasan wisatawan (Alegre & Garau, 2010;
program menarik kembali jumlah kunjungan Cohen et al., 2014; Mo & Fu, 2017; Zafu & Alemu,
wisatawan yang menurun akibat bencana gempa 2016). Lebih lanjut Preferensi juga merupakan bagian
tahun 2018. Program-program tersebut adalah dari komponen pembuatan keputusan dari seorang
membangun tembolak (tudung saji) raksasa dan individu (Porteus, 1977 dalam Dwiputra, 2013) yaitu
revitalisasi Pantai Loang Baloq. Di kota ini terdapat kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih
wisata alam pantai, wisata sejarah dan budaya, wisata disukai daripada yang lain. Studi perilaku wisatawan
religi dan wisata belanja. Namun, sejak tahun 2020 ini nantinya dapat digunakan oleh pemangku
ini perkembangan pariwisata di kota ini terhambat kebijakan, ahli lingkungan dan para desainer di Kota
oleh merebaknya pandemik/virus Corona atau Covid Mataram untuk menilai keinginan wisatawan terhadap
19. Pariwisata sebagai industri global sangat rentan suatu objek yang akan direncanakan, sehingga dengan
dengan kondisi pandemik ini. Semua kegiatan melihat persepsi dan preferensinya dapat memberikan
pariwisata di dunia dan di Lombok khususnya bisa masukan dalam proses perencanaan pariwisata di
dikatakan mati suri mulai Maret 2020 lalu. ibukota NTB ini.
Kondisi pandemik itu merontokkan Dari latar belakang di atas dapat diketahui
optimisme Kota Mataram yang menargetkan jumlah Mataram memiliki potensi wisata perkotaan baik
kunjungan wisatawan pada tahun 2020 sebanyak sejarah, budaya, alam dan belanja namun kunjungan
823.000 orang, baik dari wisatawan mancanegara, wisatawan masih di bawah daerah lain di NTB. Namun
lokal dan wisatawan nasional. Kunjungan wisata pun mulai akhir 2019 pariwisata Kota Mataram terhambat
jatuh pada titik nadir. Diperkirakan pandemik ini oleh pandemik Covid 19 yang telah menutup
akan mereda di awal tahun 2021, untuk itu setiap pariwisata di seluruh dunia. Bahkan kunjungan wisata
daerah tujuan wisata harus menyiapkan rencana di Kota Mataram nol. Sementara itu permasalahan
pengembangan pasca Covid 19 tersebut. Sementara fasilitas dan transportasi umum yang notabene adalah
itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, pendukung unsur aksesibilitas belum terselesaikan di
Kota Mataram mengalami beberapa persoalan serius Kota Mataram. Di sisi lain potensi pengembangan
terkait atraksi dan aksesibilitas. Permasalahan wisata di Kota Mataram belum dimaksimalkan untuk
fasilitas dan transportasi umum yang notabene adalah meningkatkan tingkat kunjungan wisata.
pendukung unsur aksesibilitas belum terselesaikan di Pengembangan wisata dapat dilakukan dengan
Kota Mataram. Di sisi lain potensi pengembangan mengetahui persepsi dan preferensi wisatawan yang
wisata di Kota Mataram belum dimaksimalkan untuk berkunjung ke destinasi wisata. Untuk itu selanjutnya
meningkatkan tingkat kunjungan wisata. dapat diturunkan ke dalam pertanyaan penelitian
Untuk mengembangkan pariwisata pasca sebagai berikut:
Covid 19 di ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat ini 1. Bagaimana persepsi dan preferensi wisatawan
dibutuhkan upaya kajian mendalam terkait dengan yang pernah berkunjung terhadap kondisi
potensi pengembangan pariwisata di Kota Mataram. amenitas, atraksi dan aksesibilitas di Kawasan
Seiring dengan rencana untuk kembali wisata kota Mataram?
mengembangkan pariwisata di Mataram, setelah 2. Bagaimana potensi pengembangan wisata Kota
berakhirnya pandemik Covid-19 maka dibutuhkan Mataram Pasca Covid 19 berdasarkan persepsi
peningkatan jumlah tempat wisata dengan berbagai dan preferensi wisatawan yang pernah
macam fasilitas dan kegiatan wisata menarik yang berkunjung?
ditawarkan. Dengan demikian wisatawan akan
mempunyai lebih banyak pilihan untuk memutuskan
208
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
TINJAUAN PUSTAKA “Tourist behavior may be defined as the decision
Pengertian Pariwisata process and physical activity individuals engage in
Dalam Undang-undang RI nomor 10 tahun when evaluating, acquiring, using, or disposing of
2009 tentang Kepariwisataan, pengertian goods and services“. (Perilaku wisatawan adalah
pariwisata adalah sebagai berikut : “Pariwisata proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan individu-individu yang semuanya ini melibatkan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan,
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa).
pemerintah.” Menurut Richardson dan Fluker Menurut Kotler & Amstrong (2015)
(2004 ; 5) dalam Kemenpar (2015) ada mengemukakan tentang definisi perilaku wisatawan
beberapa komponen pokok yang secara umum yaitu, “Tourist behaviour is study of how individuals,
menjadi batasan definisi pariwisata, yaitu : groups, and organizations select, buy, use, and dispose
1. Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their
pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat needs and wants”. Dapat dijelaskan bahwa pemasar
lain. atau perusahaan harus memahami tentang apa yang
2. Adanya unsur tinggal sementara di tempat yang menjadi kebutuhan dan keinginan wisatawan baik itu
bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya berupa jasa, ide-ide, atau pengalaman yang mampu
tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut memuaskan keinginan dan kebutuhan wisatawan.
bukan untuk mencari penghidupan/pekerjaan di Terdapat beberapa hal yang penting yang dapat
tempat yang dituju. diungkapkan dari definisi yang telah dipaparkan oleh
Wisatawan para ahli, perilaku wisatawan adalah suatu proses yang
Pengertian wisatawan menurut Undang- terdiri dari beberapa tahap (Kemenpar, 2015) yaitu.
Undang Republik Indonesia No 9 tentang 1. Tahap perolehan (acquisition), mencari (searching)
Kepariwisataan, Bab I berisi tentang Ketentuan Umum dan membeli (purchasing).
Pasal 1 ayat 1 dan 2 dirumuskan sebagai berikut : 2. Tahap konsumsi (consumption) yang berupa
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau menggunakan (using) dan mengevaluasi
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara (evaluating).
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati 3. Tahap tindakan pasca pembelian (disposition) yang
objek dan daya tarik wisata. Sedangkan wisatawan berupa tindakan wisatawan.
adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Perilaku wisatawan mempengaruhi unit-unit
Perilaku Wisatawan pengambil keputusan (decision unit). Menurut Kotler &
Pengertian Perilaku Wisatawan Amstrong (2015) decision unit terdiri dari wisatawan
Pemasaran pada dasarnya bertujuan memenuhi sendiri yang membentuk pasar wisatawan (tourist
dan memuaskan kebutuhan serta keinginan wisatawan market) dan wisatawan organisasional yang
yang dituju atau wisatawan sasaran (target membentuk pasar bisnis (business market). Adapun
wisatawan). Bidang ilmu perilaku wisatawan (tourist konsep personal tourist dalam definisi perilaku
behavior) mempelajari bagaimana individu, wisatawan dapat lebih dijelaskan bahwa personal
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, wisatawan merupakan individu yang membeli barang
memakai, serta memanfaatkan suatu produk dalam dan jasa untuk dirinya sendiri, memenuhi kebutuhan
rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan keluarga dan dijadikan hadiah untuk orang lain
wisatawan. Tantangan terbesar yang dihadapi daerah sehingga personal wisatawan merupakan pengguna
tujuan wisata, khususnya bagian pemasaran, selama terakhir .
ini bagaimana mempengaruhi perilaku wisatawan agar Persepsi dan Preferensi
dapat mendukung produk (barang dan jasa) yang Persepsi merupakan aktivitas penting yang
ditawarkan kepada wisatawan. Tujuan terpenting dari menghubungkan konsumen individual dengan
setiap promosi adalah mempengaruhi wisatawan kelompok, situasi dan pengaruh pemasar (Hawkins et
untuk berkunjung, namun tindakan pembelian al., 1997). Craven (1997) mendefinisikan persepsi
hanyalah salah satu bagian dari keseluruhan proses sebagai proses dimana individu memilih,
perilaku konsumen. mengorganisasi dan mengintepretasikan stimuli ke
Para ahli mendefinisikan perilaku wisatawan, dalam gambaran yang mempunyai arti dan masuk akal
menurut Morrisan (2007:64) dalam Kemenpar (2015) sehingga dapat dimengerti. Persepsi meliputi semua
perilaku wisatawan adalah proses dan kegiatan yang proses yang dilakukan seseorang dalam memahami
terlibat ketika orang mencari, memilih, menggunakan, informasi mengenai lingkungannya, sehingga proses
mengevaluasi, dan membuang produk dan jasa untuk pemahaman ini akan mempengaruhi cara seseorang
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. mengorganisasikan persepsinya.
Menurut Loudon dan Della Bitta dalam Alma (2008) Assael (1992) mendefinisikan preferensi adalah
209
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
kesukaan, pilihan atau sesuatu yang lebih disukai hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal
konsumen. Penelitian mengenai preferensi konsumen pada daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang
terhadap suatu produk telah dilakukan sebelumnya, lebih penting agar wisatawan lebih banyak
pada beberapa penelitian dan perusahaan yang mengeluarkan atau membelanjakan uang di
berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa preferensi tempat yang dikunjungi.
konsumen merupakan hal yang penting dalam Tinjauan Tentang Potensi Wisata
pemasaran karena berhubungan erat dengan Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki
keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya, oleh daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik
yaitu keputusan pembelian yang dilakukan oleh agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat
konsumen atas dasar preferensi konsumen. tersebut (Mariotti dalam Yoeti, 1996). Sementara itu,
Pengembangan Prasarana dan Sarana wisata Sujali dalam Amdani (2008) menyebutkan bahwa
Sarana wisata merupakan kelengkapan potensi wisata sebagai kemampuan dalam suatu
pendukung yang diperlukan untuk melayani wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk
wisatawan dalam menikmati kunjungan wisatanya. pembangunan, seperti alam, manusia serta hasil karya
Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di manusia itu sendiri. Jadi yang dimaksud dengan potensi
daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan
transportasi, rumah makan dan sebagainya. Tentu saja menjadi daya tarik sebuah obyek wisata. Dalam
semakin lengkap sarana wisata/ fasilitas yang dapat penelitian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga
diberikan oleh daerah tujuan wisata akan macam, yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan dan
meningkatkan daya tarik obyek wisata (Yoeti, 1996). potensi manusia.
Prasarana adalah kelengkapan awal sebelum (pra) 1. Potensi Alam, yang dimaksud adalah keadaan
sarana wisata dapat disediakan atau dikembangkan . dan jenis flora dan fauna suatu daerah, bentang
Oleh karena itu prasarana wisata dapat dikatakan alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dll
sebagai sumber daya alam dan buatan yang mutlak (keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan
dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya keunikan yang dimiliki oleh alam jika
menuju daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, dikembangkan dengan memperhatikan keadaan
telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik
sebagainya. Pengembangan sarana dan prasarana juga wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut.
sangat penting karena dengan berkembangnya sarana 2. Potensi Kebudayaan, yang dimaksud adalah
dan prasarana maka kenyamanan para wisatawan semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik
dapat terjamin (Yoeti, 1996). berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian,
Menurut Yoeti (1996).yang termasuk kelompok peninggalan bersejarah nenek moyang berupa
prasarana kepariwisataan adalah Prasarana bangunan, monumen, dan lain-lain.
perhubungan seperti jaringan jalan raya dan kereta api; 3. Potensi Manusia, yang dimaksud adalah manusia
Instalasi pembangkit tenaga listrik; Instalasi memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai
penyulingan bahan bakar minyak; Sistem irigasi untuk daya tarik wisata, lewat pementasan tarian/
kepentingan pertanian, peternakan, perkebunan; pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu
Sistem perbankan dan moneter; Sistem daerah.
telekomunikasi; Pelayanan kesehatan, keamanan, dan Tinjauan Tentang Konsep 3A
pendidikan. Sementara itu sarana kepariwisataan Tiga komponen yang harus dimiliki oleh objek
adalah : wisata, yaitu : Atraksi, Amenitas dan juga Aksesibilitas:
1. Sarana pokok kepariwisataan : perusahaan 1. Atraksi merupakan komponen yang signifikan
yang hidup dan kehidupannya sangat dalam menarik wisatawan. Suatu daerah dapat
bergantung pada arus kedatangan orang yang menjadi tujuan wisata jika kondisinya mendukung
melakukan perjalanan wisata. untuk dikembangkan menjadi sebuah atraksi
2. Sarana pelengkap kepariwisataan : wisata. Untuk menemukan potensi kepariwisataan
perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat di suatu daerah orang harus berpedoman kepada
yang menyediakan fasilitas rekreasi yang apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi
fungsinya tidak hanya melengkapi sarana yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga,
pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting yaitu 1) Natural Resources (alami), 2) Atraksi
adalah untuk membuat agar para wisatawan wisata budaya, dan 3) Atraksi buatan manusia itu
dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah sendiri. Keberadaan atraksi menjadi alasan serta
tujuan wisata. motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu
3. Sarana penunjang kepariwisataan : daya tarik wisata (DTW).
perusahaan yang menunjang sarana 2. Amenitas adalah segala macam sarana dan
pelengkap, sarana pokok dan berfungsi tidak prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama
210
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
berada di daerah tujuan wisata. Sarana dan Penelitian yang ke lima adalah penelitian Darwini
prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, dkk (2019) yang berjudul Analisis Potensi
rumah makan, transportasi dan agen perjalanan. Pengembangan Desa Wisata Di Kabupaten Lombok
3. Aksesibilitas merupakan hal yang paling penting Barat. Potensi pengembangan Desa Wisata di
dalam kegiatan pariwisata. Segala macam Kabupaten Lombok Barat sangat baik ini ditunjukkan
transportasi ataupun jasa transportasi menjadi dari hasil identifikasi yang telah dilakukan dalam
akses penting dalam pariwisata. Di sisi lain akses penelitian ini. Identifikasi menunjukkan ada 25 desa
ini diidentikkan dengan transferabilitas, yaitu memungkinkan menjadi desa wisata di seluruh
kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu kecamatan di Lombok Barat.
ke daerah yang lain. Jika suatu daerah tidak Kajian penelitian terdahulu (aktivitas yang telah
tersedia aksesibilitas yang baik seperti bandara, dilakukan) yang sudah mengungkap potensi desa
pelabuhan dan jalan raya, maka tidak akan ada wisata dan kegiatan pemasaran pariwisata di wilayah
wisatawan yang mempengaruhi perkembangan lain di Pulau Lombok. Namun kajian- kajian terdahulu
aksesibilitas di daerah tersebut. Jika suatu daerah belum fokus dalam membahas potensi pengembangan
memiliki potensi pariwisata, maka harus wisata di Kota Mataram maka masih perlu kajian
disediakan aksesibilitas yang memadai sehingga secara lebih mendalam dan komprehensif terkait
daerah tersebut dapat dikunjungi. potensi pengembangan Wisata di Kota Mataram.
213
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
Taman Mayura Baghdad Irak yang menyebarkan agama Islam dari
Palembang lalu kemudian singgah di Lombok sekitar
18 abad yang silam.
Berdasarkan hasil analisis survei preferensi,
Makam Loang Baloq memiliki berpotensi untuk
dikembangkan lebih lanjut. Menurut wisatawan ada
beberapa hal dapat dikembangkan :
a. Manajemen antrian para pengunjung ketika masuk
ke dalam makam para Ulama. Suasana antrian di
pintu masuk makam selalu terlihat sesak yang
mengakibatkan para pengunjung berhimpitan
antar satu sama lain. Di era new normal ini kondisi
Gambar 1 Taman Mayura tersebut tidak dibolehkan lagi.
b. Manajemen parkir kendaraan para pengunjung.
Taman Mayura dibangun oleh Anak Agung c. Dibutuhkannya pemandu wisata
Ngurah Karangasem pada 1744. Taman ini berlokasi Kawasan Pantai Loang Baloq mulai
di Kecamatan Cakranegara, Mataram ini berdasarkan beroperasi tahun 2011. Keberadaan kawasan pantai ini
hasil survei preferensi Taman Mayura berpotensi tentu memberikan manfaat bagi para masyarakat
untuk dikembangkan. Menurut wisatawan potensi sebagai tempat rekreasi. Berdasarkan hasil analisis
pengemangan Taman Mayura adalah survei preferensi, Kawasan Pantai Loang Baloq
1. Dari sisi pelayanan yang diberikan kepada memiliki potensi baik untuk dikembangkan. Menurut
tamu. Unsur tradisionalnya perlu wisatawan ada beberapa hal dapat dikembangkan :
ditingkatkan. a. Manajemen antrian para pengunjung ketika masuk
2. Dari sisi bangunan diperlukan bangunan ke dalam makam para Ulama. Karena dari hasil
museum yang mendukung keberadaan Taman pengamatan langsung oleh penulis terlihat bahwa
Mayura sebagai asset sejarah suasana pintu masuk makam terlihat sesak yang
Monumen Bahari Mataram mengakibatkan para pengunjung berhimpitan
Monumen Bahari Mataram terletak di kota antar satu sama lain.
Mataram tepatnya, monumen ini merupakan sebuah b. Manajemen parkir kendaraan para pengunjung.
monumen yang dibangun oleh TNI Angkatan Laut
untuk mendukung sekaligus sebagai ikon event yang Pantai Gading
berskala internasional Multilateral Naval Exercise
Komodo (MNEK) pada tanggal 5 Mei 2018.
Berdasarkan hasil survei preferensi,
Monumen ini merupakan salah satu asset wisata
Mataram yang dinilai memiliki potensi
pengembangan rendah. Menurut wisatawan
Monumen Bahari Mataram dapat dikembang apabila:
1. Dari sisi kegiatan diperlukan militer yang
rutin di monumen tersebut. Gambar 2 Pantai Gading
2. Monument Bahari ini sebaiknya disertai
dengan museum militer yang belum ada di Daya tarik wisata Pantai Gading menjadi salah
Mataram. satu potensi wisata alam selanjutnya yang dimiliki oleh
Kawasan Loang Baloq Kota Mataram, adanya daya tarik wisata ini tentu
Di Kawasan Loang Baloq ini terdapat dua menjadi pilihan lain bagi wisatawan ketika berkunjung
asset wisata kota Mataram yaitu Makam Loang Baloq di Kota Mataram. Pantai Gading berlokasi di Jalan
dan Taman Wisata Pantai Loang Baloq. Makam Lingkar Selatan Kota Mataram, aktivitas yang bisa
Loang Baloq merupakan lokasi wisata sejarah dan dilakukan Di Pantai Gading yaitu menikmati suasana
religi dari Umat Islam di Lombok. Makam Loang pantai serta menikmati berbagai jenis kuliner yang
Baloq merupakan sebuah kawasan pemakaman yang disajikan oleh para pedagang.
didalamnya terdapat puluhan jasad. Keistimewaan Secara umum kondisi Pantai Gading hampir
Makam Loang baloq ini adalah 3 makam istimewa sama dengan kawasan Pantai Loang Baloq yaitu masih
yakni makam Ulama Maulana Syekh Gaus banyaknya sampah yang berserakan di pantai tersebut.
Aburrazak, Makam Anak Yatim dan Makan Datuk Untuk itu, diharapkan bagi pengelola untuk
Laut. Syekh Gauz Abdurrazak adalah seorang ulama memperhatikan sampah ini serta tentu harus dibuatkan
dan pendakwah agama Islam yang berasal dari program yang berkelanjutan untuk menangani sampai
214
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
di bibir pantai sehingga diharapkan para wisatawan
merasa nyaman saat berkunjung di Pantai Gading. Taman Sangkareang
Berdasarkan hasil survei preferensi
wisatawan terhadap Pantai Gading ini memiliki
berpotensi untuk pengembangan lebih lanjut.
Pengembangan yang penting menurut preferensi
wisatawan adalah
1. Fasilitas Pantai Gading masih kurang
sehingga perlu dikembangkan;
2. Kebersihan perlu ditingkatkan dengan
menempatkan tukang sampah dan pengawas
pantai;
3. Petugas pengawas pantai selanjutnya bertugas Gambar 4 Taman Sangkareang
sebagai penjaga pantai;
4. Jalan akses masuk ke Pantai Gading perlu Taman Sangkareang adalah sebuah taman
diperlebar; yang terletak di alun-alun kota Mataram. Warna warni
5. Penataan lapak pedagang perlu segera bunga serta gemericik air mancur ditambah lagi
dilakukan sehingga Pantai Gading lebih rapi. dengan udara yang sejuk membuat siapapun betah di
Kawasan Kota Tua Ampenan, taman Sangkareang . Fasilitas lengkap serta tatananya
Di Kawasan Kota Tua Ampenan merupakan yang apik menambah istemewa taman yang menjadi
Kawasan Pesisir Kota Mataram dan Kawasan salah satu icon wisata mataram ini.Taman
Bersejarah dimana terdapat bekas Pelabuhan Utama Sangkareang adalah sebuah taman kota yang terletak
Pulau Lombok di masa lampau. Di Kawasan tepat di pusat kota Mataram. Dalam komplek Taman
bersejarah ini sejarah Kota Mataram dimulai. Sangkareang ini terdapat sebuah lapangan
Pantai Ampenan merupakan salah satu pantai Sangkareang yang memiliki 1 unit lapangan sepak
favorit yang banyak dikunjungi oleh wisatawan local bola, 2 unit lapangan bola voli, dan 1 unit lapangan
di kota Mataram. Pantai yang berlokasi di kecamatan bola basket. Di lapangan Sangkareang inilah biasanya
Ampenan kota Mataram ini menyuguhkan banyak diadakan event event besar, seperti pameran, parade
aktivitas yang bisa dilakukan oleh para wisatawan musik, atau bahkan sebagai tempat berkumpulnya para
seperti mandi di pantai, menikmati sunset (matahari pecinta sepeda santai.
terbenam), serta wisatawan dapat menikmati berbagai Saat memasuki kompleks Taman
jenis kuliner khas daerah yang di jual oleh pedagang. Sangkareang, pengunjung akan disambut dengan
Pantai Ampenan merupakan bagian kawasan Kota Tua gerbang megah yang terbuat dari batu hitam lengkap
Ampenan dan tentu akan memberikan nilai tambah dengan titian naman “taman Sangkareang ”. Dari pintu
untuk kawasan ini dalam menarik minat para gerbang inilah dapat dilihat air mancur berbentuk
wisatawan untuk berkunjung. kelopak bunga di antara warna warni bunga khas
Berdasarkan hasil survei preferensi wisatawan suasana pertamanan. Meskipun memiliki ukuran yang
terhadap Kawasan Kota Tua Ampenan memiliki tebilang kecil, Taman Sangkareang telah dilengkapi
potensi pengembangan yang tinggi. Pengembangan dengan berbagai fasilitas seperti taman bermain anak,
yang penting menurut preferensi wisatawan adalah mushola, toilet, jogging track, dan bahkan fasilitas
1. Fasilitas kota tua ini perlu dikembangkan yang jarang ada di taman kota lainnya yaitu taman
2. Kesan tua dan kolonial perlu dijaga baca. Tak lupa pula, adanya kursi atau bangku yang
3. Kawasan penuh penduduk di kiri-kanan dapat pengunjung jadikan sebagai tempat bersantai
Pelabuhan Ampenan dapat ditata sehingga menikmati keasrian Taman Sangkareang.
menjadi pendukung dari Pelabuhan tersebut Berdasarkan hasil survei preferensi wisatawan
4. Revitalisasi Kawasan Bisa dilakukan dengan terhadap Taman Sangkareang ini memiliki potensi
memfungsikan Kembali beberapa bangunan yang rendah dalam pengembangannya. Pengembangan
lama yang sudah dialihkan fungsi seperti yang penting menurut preferensi wisatawan adalah
bioskop, terminal dan Pelabuhan. 1. Fasilitas olahraga Taman Sangkareang ini
perlu dikembangkan;
2. Kebersihan perlu dijaga dengan menempatkan
penjaga taman;
3. Pengembalian keunikan Kawasan lama
Mataram dapat dimulai dari taman ini.
Taman Selagalas
Gambar 5 Taman Udayana
216
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Gambar 7 Museum Negeri Nusa Tenggara Barat Kawasan Wisata Kuliner Rembiga terletak di Jalan
Dakota, Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang,
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat Mataram, awalnya merupakan sebuah jalan buntu yang
terletak di tengah kota Mataram, secara administrasi berujung di persawahan yang terhampar, berjarak
terletak di Kelurahan Taman Sari, Kecamatan beberapa meter dari eks Bandara Selaparang. Hanya
Ampenan, Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara ada satu tempat kuliner yang telah memulai usahanya
Barat, tepatnya di jalan Panji Tilar Negara No. 6. sejak beberapa tahun terakhir, yakni Warung Dakota.
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat sangat mudah
di jangkau dari pusat Kota Mataram kirakira berjarak
sekitar 3 Km.
Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara
Barat merupakan sebuah museum dengan arsitektur
khas rumah adat Sasak di bagian atapnya. Museum
ini terkenal dengan koleksi lengkapnya. Museum
Negeri Nusa Tenggara Barat diresmikan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 23 Januari
1982. Museum ini memiliki kurang lebih 7000 buah Gambar 9 Suasana Jalan Dakota Rembiga di Pagi Hari
koleksi yang terdiri dari koleksi arkeologi, geologi,
keramik, budaya, sejarah dan biologi juga Namun sejak beberapa tahun belakangan
menyimpan berbagai jenis benda bersejarah lainnya kawasan Rembiga semakin ramai dikunjungi,
di antaranya barang yang berkaitan dengan kelautan, khususnya tempat kuliner di jalan Dakota yang
transportasi, serta tulisan lontar dan masih banyak merupakan jalan tembus dari Jl. Dr. Wahidin ke Jl.
lagi yang lain Adisucipto, perubahan yang sangat terasa yakni
Berdasarkan hasil survei preferensi bermunculannya tempat kuliner lain selain Warung
wisatawan terhadap Museum Negeri NTB ini Dakota, dari penelusuran LombokInsider.com tercatat,
memiliki potensi yang tinggi dalam sekitar 6 tempat kuliner antara lain,
pengembangannya. Pengembangan yang penting Bale Seafood Lombok, Bebek Goreng Pondok
menurut preferensi wisatawan adalah Galih, Lesehan Raja Bebek, Lesehan Sate Rembiga,
1. Fasilitas pendukung museum ini perlu Warung Sate Rembiga (WSR) Utama dan Pawon
dikembangkan; Cabe. Semua menampilkan ciri khas dan cita rasa
2. Penataan Kawasan parkir Museum ini yang sendiri, beberapa di antaranya memang mengusung
terletak di seberang atau di arah timur Berdasarkan hasil survei preferensi wisatawan
Museum Negeri NTB harus disegerakan. terhadap Kawasan Wisata Kuliner Rembiga ini
3. Promosi perlu ditingkatkan terutama ke memiliki potensi yang tinggi dalam
generasi melinial; pengembangannya. Pengembangan yang penting
4. Penyelenggaraan kegiatan seni berbau sejarah menurut preferensi wisatawan adalah
perlu dilakukan di Museum Negeri NTB. Ini 1. Fasilitas pendukung Kawasan Wisata Kuliner
dapat dilakukan dengan kerja sama pihak lain Rembiga ini perlu dikembangkan;
seperti Taman Budaya NTB yang 2. Penataan parkir Kawasan Wisata Kuliner
memberikan kemampuan seni budaya yang Rembiga harus disegerakan terutama di jalan
dimiliki. Mataram Tanjung yang sering mengalami
kemacetan karena parkir konsumennya.
Kawasan Wisata Kuliner Rembiga
Islamic Centre Mataram
217
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
220