Anda di halaman 1dari 14

JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666

Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI KOTA


MATARAM BERDASARKAN PERSEPSI DAN
PREFERENSI WISATAWAN

Lalu Adi Permadi*, Emilia Septiani, Sri Darwini


Jurusan Manajemen, FEB Universitas Mataram, Mataram, Indonesia

Kata Kunci Abstrak


potensi, pengembangan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pengembangan wisata di Kota
wisata, persepsi, Mataram berdasarkan persepsi dan preferensi wisatawan. Metode pembuktian terhadap
preferensi, wisatawan tujuan penelitian tersebut menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan data
primer akan dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian akan menunjukkan
potensi wisata di Kota Mataram dan bagaimana pengembangan berdasarkan persepsi dan
preferensi wisatawan yang ada di lokasi-lokasi wisata di ibukota Provinsi NTB tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi wisatawan terhadap potensi
pengembangan wisata Di Kota Mataram yaitu Tinggi, artinya bahwa wisatawan
menganggap Kota Mataram masih berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi
wisata berkelas. Secara umum berdasarkan preferensi wisatawan terhadap pengembangan
wisata di Kota Mataram, atraksi, amenitas, ansilari dan aksesibilitas yang sudah tersedia
masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Pengembangan yang diharapkan oleh
wisatawan secara umum adalah : perbaikan fasilitas, perbaikan manajemen atraksi wisata
dan peningkatan kebersihan lingkungan.

Keywords Abstract
potential, tourism The purpose of this study was to determine the potential for tourism development in the
development, perceptions, city of Mataram based on tourist perceptions and preferences. The method of proving the
preferences, tourists research objectives uses descriptive research methods. Primary data collection will be
carried out by in-depth interviews. The results of the study will show the tourism potential
in the city of Mataram and how the development is based on the perceptions and
preferences of tourists in tourist locations in the capital of NTB Province. The results of
this study indicate that the perception of tourists about the potential for tourism
development in the city of Mataram is high, meaning that tourists consider the city of
Mataram still has the potential to be developed into a classy tourist destination. In general,
based on tourist preferences for tourism development in the city of Mataram, the existing
attractions, amenities, ancillaries and accessibility are still very possible to be developed.
In general, the improvisations that expected by tourists are including facilities, the tourism
attraction management and environmental cleanliness.

*Corresponding Author: Lalu Adi Permadi, FEB Universitas Mataram, Mataram, Indonesia;
Email: adipermadi@unram.ac.id

207
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
PENDAHULUAN tempat wisata yang akan dikunjungi. Terungkap dari
Kota Mataram, ibu kota Provinsi Nusa banyak penelitian terdahulu, keputusan wisatawan
Tenggara Barat disebut dengan Kota Multi Etnik untuk berwisata ditentukan oleh Persepsi dan
terkenal dengan berbagai ciri dan keunikannya yang Preferensi wisatawan dan selanjutnya dijadikan
tidak dimiliki kota-kota lain. Adapun keunikan yang sebagai dasar pengembangan potensi wisata daerah
dimiliki oleh Kota Mataram yaitu penduduk yang (Aquarita et al., 2017; Yulianto et al., 2008; Koranti et
sangat heterogen, berbagai etnis/suku bermukim di al., 2017; Pauwah et al., 2013; Permadi et al., 2019;
kota ini. Kota Mataram memiliki luas wilayah 6.130 Wardhani et al., 2016).
km2. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Penelitian-penelitian terdahulu menyatakan
(2010), penduduk Kota Mataram adalah sekitar bahwa persepsi dan preferensi adalah bagian dari
402.843 jiwa. Jumlah penduduk sebesar itu tersebar perilaku dan sikap wisatawan terhadap kegiatan
di setiap kecamatan dengan tingkat kepadatan yang wisata, kondisi sosial dan ekonomi (Saputra, 2013.;
cukup tinggi. Müderriso Glu & Gültekin, 2015; Wardhani et al.,
Dinas Pariwisata Kota Mataram pada tahun 2016). Persepsi dan preferensi merupakan bagian dari
2019 telah mengimplementasikan beberapa program- penentu kepuasan wisatawan (Alegre & Garau, 2010;
program menarik kembali jumlah kunjungan Cohen et al., 2014; Mo & Fu, 2017; Zafu & Alemu,
wisatawan yang menurun akibat bencana gempa 2016). Lebih lanjut Preferensi juga merupakan bagian
tahun 2018. Program-program tersebut adalah dari komponen pembuatan keputusan dari seorang
membangun tembolak (tudung saji) raksasa dan individu (Porteus, 1977 dalam Dwiputra, 2013) yaitu
revitalisasi Pantai Loang Baloq. Di kota ini terdapat kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih
wisata alam pantai, wisata sejarah dan budaya, wisata disukai daripada yang lain. Studi perilaku wisatawan
religi dan wisata belanja. Namun, sejak tahun 2020 ini nantinya dapat digunakan oleh pemangku
ini perkembangan pariwisata di kota ini terhambat kebijakan, ahli lingkungan dan para desainer di Kota
oleh merebaknya pandemik/virus Corona atau Covid Mataram untuk menilai keinginan wisatawan terhadap
19. Pariwisata sebagai industri global sangat rentan suatu objek yang akan direncanakan, sehingga dengan
dengan kondisi pandemik ini. Semua kegiatan melihat persepsi dan preferensinya dapat memberikan
pariwisata di dunia dan di Lombok khususnya bisa masukan dalam proses perencanaan pariwisata di
dikatakan mati suri mulai Maret 2020 lalu. ibukota NTB ini.
Kondisi pandemik itu merontokkan Dari latar belakang di atas dapat diketahui
optimisme Kota Mataram yang menargetkan jumlah Mataram memiliki potensi wisata perkotaan baik
kunjungan wisatawan pada tahun 2020 sebanyak sejarah, budaya, alam dan belanja namun kunjungan
823.000 orang, baik dari wisatawan mancanegara, wisatawan masih di bawah daerah lain di NTB. Namun
lokal dan wisatawan nasional. Kunjungan wisata pun mulai akhir 2019 pariwisata Kota Mataram terhambat
jatuh pada titik nadir. Diperkirakan pandemik ini oleh pandemik Covid 19 yang telah menutup
akan mereda di awal tahun 2021, untuk itu setiap pariwisata di seluruh dunia. Bahkan kunjungan wisata
daerah tujuan wisata harus menyiapkan rencana di Kota Mataram nol. Sementara itu permasalahan
pengembangan pasca Covid 19 tersebut. Sementara fasilitas dan transportasi umum yang notabene adalah
itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, pendukung unsur aksesibilitas belum terselesaikan di
Kota Mataram mengalami beberapa persoalan serius Kota Mataram. Di sisi lain potensi pengembangan
terkait atraksi dan aksesibilitas. Permasalahan wisata di Kota Mataram belum dimaksimalkan untuk
fasilitas dan transportasi umum yang notabene adalah meningkatkan tingkat kunjungan wisata.
pendukung unsur aksesibilitas belum terselesaikan di Pengembangan wisata dapat dilakukan dengan
Kota Mataram. Di sisi lain potensi pengembangan mengetahui persepsi dan preferensi wisatawan yang
wisata di Kota Mataram belum dimaksimalkan untuk berkunjung ke destinasi wisata. Untuk itu selanjutnya
meningkatkan tingkat kunjungan wisata. dapat diturunkan ke dalam pertanyaan penelitian
Untuk mengembangkan pariwisata pasca sebagai berikut:
Covid 19 di ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat ini 1. Bagaimana persepsi dan preferensi wisatawan
dibutuhkan upaya kajian mendalam terkait dengan yang pernah berkunjung terhadap kondisi
potensi pengembangan pariwisata di Kota Mataram. amenitas, atraksi dan aksesibilitas di Kawasan
Seiring dengan rencana untuk kembali wisata kota Mataram?
mengembangkan pariwisata di Mataram, setelah 2. Bagaimana potensi pengembangan wisata Kota
berakhirnya pandemik Covid-19 maka dibutuhkan Mataram Pasca Covid 19 berdasarkan persepsi
peningkatan jumlah tempat wisata dengan berbagai dan preferensi wisatawan yang pernah
macam fasilitas dan kegiatan wisata menarik yang berkunjung?
ditawarkan. Dengan demikian wisatawan akan
mempunyai lebih banyak pilihan untuk memutuskan
208
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
TINJAUAN PUSTAKA “Tourist behavior may be defined as the decision
Pengertian Pariwisata process and physical activity individuals engage in
Dalam Undang-undang RI nomor 10 tahun when evaluating, acquiring, using, or disposing of
2009 tentang Kepariwisataan, pengertian goods and services“. (Perilaku wisatawan adalah
pariwisata adalah sebagai berikut : “Pariwisata proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan individu-individu yang semuanya ini melibatkan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan,
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa).
pemerintah.” Menurut Richardson dan Fluker Menurut Kotler & Amstrong (2015)
(2004 ; 5) dalam Kemenpar (2015) ada mengemukakan tentang definisi perilaku wisatawan
beberapa komponen pokok yang secara umum yaitu, “Tourist behaviour is study of how individuals,
menjadi batasan definisi pariwisata, yaitu : groups, and organizations select, buy, use, and dispose
1. Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their
pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat needs and wants”. Dapat dijelaskan bahwa pemasar
lain. atau perusahaan harus memahami tentang apa yang
2. Adanya unsur tinggal sementara di tempat yang menjadi kebutuhan dan keinginan wisatawan baik itu
bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya berupa jasa, ide-ide, atau pengalaman yang mampu
tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut memuaskan keinginan dan kebutuhan wisatawan.
bukan untuk mencari penghidupan/pekerjaan di Terdapat beberapa hal yang penting yang dapat
tempat yang dituju. diungkapkan dari definisi yang telah dipaparkan oleh
Wisatawan para ahli, perilaku wisatawan adalah suatu proses yang
Pengertian wisatawan menurut Undang- terdiri dari beberapa tahap (Kemenpar, 2015) yaitu.
Undang Republik Indonesia No 9 tentang 1. Tahap perolehan (acquisition), mencari (searching)
Kepariwisataan, Bab I berisi tentang Ketentuan Umum dan membeli (purchasing).
Pasal 1 ayat 1 dan 2 dirumuskan sebagai berikut : 2. Tahap konsumsi (consumption) yang berupa
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau menggunakan (using) dan mengevaluasi
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara (evaluating).
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati 3. Tahap tindakan pasca pembelian (disposition) yang
objek dan daya tarik wisata. Sedangkan wisatawan berupa tindakan wisatawan.
adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Perilaku wisatawan mempengaruhi unit-unit
Perilaku Wisatawan pengambil keputusan (decision unit). Menurut Kotler &
Pengertian Perilaku Wisatawan Amstrong (2015) decision unit terdiri dari wisatawan
Pemasaran pada dasarnya bertujuan memenuhi sendiri yang membentuk pasar wisatawan (tourist
dan memuaskan kebutuhan serta keinginan wisatawan market) dan wisatawan organisasional yang
yang dituju atau wisatawan sasaran (target membentuk pasar bisnis (business market). Adapun
wisatawan). Bidang ilmu perilaku wisatawan (tourist konsep personal tourist dalam definisi perilaku
behavior) mempelajari bagaimana individu, wisatawan dapat lebih dijelaskan bahwa personal
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, wisatawan merupakan individu yang membeli barang
memakai, serta memanfaatkan suatu produk dalam dan jasa untuk dirinya sendiri, memenuhi kebutuhan
rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan keluarga dan dijadikan hadiah untuk orang lain
wisatawan. Tantangan terbesar yang dihadapi daerah sehingga personal wisatawan merupakan pengguna
tujuan wisata, khususnya bagian pemasaran, selama terakhir .
ini bagaimana mempengaruhi perilaku wisatawan agar Persepsi dan Preferensi
dapat mendukung produk (barang dan jasa) yang Persepsi merupakan aktivitas penting yang
ditawarkan kepada wisatawan. Tujuan terpenting dari menghubungkan konsumen individual dengan
setiap promosi adalah mempengaruhi wisatawan kelompok, situasi dan pengaruh pemasar (Hawkins et
untuk berkunjung, namun tindakan pembelian al., 1997). Craven (1997) mendefinisikan persepsi
hanyalah salah satu bagian dari keseluruhan proses sebagai proses dimana individu memilih,
perilaku konsumen. mengorganisasi dan mengintepretasikan stimuli ke
Para ahli mendefinisikan perilaku wisatawan, dalam gambaran yang mempunyai arti dan masuk akal
menurut Morrisan (2007:64) dalam Kemenpar (2015) sehingga dapat dimengerti. Persepsi meliputi semua
perilaku wisatawan adalah proses dan kegiatan yang proses yang dilakukan seseorang dalam memahami
terlibat ketika orang mencari, memilih, menggunakan, informasi mengenai lingkungannya, sehingga proses
mengevaluasi, dan membuang produk dan jasa untuk pemahaman ini akan mempengaruhi cara seseorang
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. mengorganisasikan persepsinya.
Menurut Loudon dan Della Bitta dalam Alma (2008) Assael (1992) mendefinisikan preferensi adalah
209
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
kesukaan, pilihan atau sesuatu yang lebih disukai hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal
konsumen. Penelitian mengenai preferensi konsumen pada daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang
terhadap suatu produk telah dilakukan sebelumnya, lebih penting agar wisatawan lebih banyak
pada beberapa penelitian dan perusahaan yang mengeluarkan atau membelanjakan uang di
berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa preferensi tempat yang dikunjungi.
konsumen merupakan hal yang penting dalam Tinjauan Tentang Potensi Wisata
pemasaran karena berhubungan erat dengan Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki
keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya, oleh daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik
yaitu keputusan pembelian yang dilakukan oleh agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat
konsumen atas dasar preferensi konsumen. tersebut (Mariotti dalam Yoeti, 1996). Sementara itu,
Pengembangan Prasarana dan Sarana wisata Sujali dalam Amdani (2008) menyebutkan bahwa
Sarana wisata merupakan kelengkapan potensi wisata sebagai kemampuan dalam suatu
pendukung yang diperlukan untuk melayani wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk
wisatawan dalam menikmati kunjungan wisatanya. pembangunan, seperti alam, manusia serta hasil karya
Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di manusia itu sendiri. Jadi yang dimaksud dengan potensi
daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan
transportasi, rumah makan dan sebagainya. Tentu saja menjadi daya tarik sebuah obyek wisata. Dalam
semakin lengkap sarana wisata/ fasilitas yang dapat penelitian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga
diberikan oleh daerah tujuan wisata akan macam, yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan dan
meningkatkan daya tarik obyek wisata (Yoeti, 1996). potensi manusia.
Prasarana adalah kelengkapan awal sebelum (pra) 1. Potensi Alam, yang dimaksud adalah keadaan
sarana wisata dapat disediakan atau dikembangkan . dan jenis flora dan fauna suatu daerah, bentang
Oleh karena itu prasarana wisata dapat dikatakan alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dll
sebagai sumber daya alam dan buatan yang mutlak (keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan
dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya keunikan yang dimiliki oleh alam jika
menuju daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, dikembangkan dengan memperhatikan keadaan
telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik
sebagainya. Pengembangan sarana dan prasarana juga wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut.
sangat penting karena dengan berkembangnya sarana 2. Potensi Kebudayaan, yang dimaksud adalah
dan prasarana maka kenyamanan para wisatawan semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik
dapat terjamin (Yoeti, 1996). berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian,
Menurut Yoeti (1996).yang termasuk kelompok peninggalan bersejarah nenek moyang berupa
prasarana kepariwisataan adalah Prasarana bangunan, monumen, dan lain-lain.
perhubungan seperti jaringan jalan raya dan kereta api; 3. Potensi Manusia, yang dimaksud adalah manusia
Instalasi pembangkit tenaga listrik; Instalasi memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai
penyulingan bahan bakar minyak; Sistem irigasi untuk daya tarik wisata, lewat pementasan tarian/
kepentingan pertanian, peternakan, perkebunan; pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu
Sistem perbankan dan moneter; Sistem daerah.
telekomunikasi; Pelayanan kesehatan, keamanan, dan Tinjauan Tentang Konsep 3A
pendidikan. Sementara itu sarana kepariwisataan Tiga komponen yang harus dimiliki oleh objek
adalah : wisata, yaitu : Atraksi, Amenitas dan juga Aksesibilitas:
1. Sarana pokok kepariwisataan : perusahaan 1. Atraksi merupakan komponen yang signifikan
yang hidup dan kehidupannya sangat dalam menarik wisatawan. Suatu daerah dapat
bergantung pada arus kedatangan orang yang menjadi tujuan wisata jika kondisinya mendukung
melakukan perjalanan wisata. untuk dikembangkan menjadi sebuah atraksi
2. Sarana pelengkap kepariwisataan : wisata. Untuk menemukan potensi kepariwisataan
perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat di suatu daerah orang harus berpedoman kepada
yang menyediakan fasilitas rekreasi yang apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi
fungsinya tidak hanya melengkapi sarana yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga,
pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting yaitu 1) Natural Resources (alami), 2) Atraksi
adalah untuk membuat agar para wisatawan wisata budaya, dan 3) Atraksi buatan manusia itu
dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah sendiri. Keberadaan atraksi menjadi alasan serta
tujuan wisata. motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu
3. Sarana penunjang kepariwisataan : daya tarik wisata (DTW).
perusahaan yang menunjang sarana 2. Amenitas adalah segala macam sarana dan
pelengkap, sarana pokok dan berfungsi tidak prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama
210
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
berada di daerah tujuan wisata. Sarana dan Penelitian yang ke lima adalah penelitian Darwini
prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, dkk (2019) yang berjudul Analisis Potensi
rumah makan, transportasi dan agen perjalanan. Pengembangan Desa Wisata Di Kabupaten Lombok
3. Aksesibilitas merupakan hal yang paling penting Barat. Potensi pengembangan Desa Wisata di
dalam kegiatan pariwisata. Segala macam Kabupaten Lombok Barat sangat baik ini ditunjukkan
transportasi ataupun jasa transportasi menjadi dari hasil identifikasi yang telah dilakukan dalam
akses penting dalam pariwisata. Di sisi lain akses penelitian ini. Identifikasi menunjukkan ada 25 desa
ini diidentikkan dengan transferabilitas, yaitu memungkinkan menjadi desa wisata di seluruh
kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu kecamatan di Lombok Barat.
ke daerah yang lain. Jika suatu daerah tidak Kajian penelitian terdahulu (aktivitas yang telah
tersedia aksesibilitas yang baik seperti bandara, dilakukan) yang sudah mengungkap potensi desa
pelabuhan dan jalan raya, maka tidak akan ada wisata dan kegiatan pemasaran pariwisata di wilayah
wisatawan yang mempengaruhi perkembangan lain di Pulau Lombok. Namun kajian- kajian terdahulu
aksesibilitas di daerah tersebut. Jika suatu daerah belum fokus dalam membahas potensi pengembangan
memiliki potensi pariwisata, maka harus wisata di Kota Mataram maka masih perlu kajian
disediakan aksesibilitas yang memadai sehingga secara lebih mendalam dan komprehensif terkait
daerah tersebut dapat dikunjungi. potensi pengembangan Wisata di Kota Mataram.

Kajian Penelitian Terdahulu METODE PENELITIAN


Penelitian ini merupakan kelanjutan dari Penelitian ini merupakan jenis penelitian
penelitian terdahulu tentang pariwisata. Pertama, deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan sifat
Penelitian pertama tentang pariwisata yang dilakukan suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat
oleh Permadi et al. (2014) berjudul Pengembangan penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari
Desain Fasilitas Pendukung Jasa Wisata Religi suatu gejala tertentu (Creswell & Poth, 2014).
Berdasarkan Kriteria Evaluasi Konsumen Di Pulau Penelitian deskriptif mencoba membahas “How” dan
Lombok. Penelitian Permadi et al. (2014) “Who”, pola tentang gejala secara rinci dan pada
menunjukkan bahwa potensi wisata religi tidak hanya sejumlah informasi data-data yang dikumpulkan bukan
terdapat di sekitar Kota Mataram tetapi juga di desa- berupa penyajian angka-angka melainkan kata-kata
desa yang tersebar di seluruh Pulau Lombok. dan gambar.
Penelitian kedua adalah penelitian Permadi dkk. Oleh karena itu, dalam penelitian ini mencoba
(2017) yang berjudul Analisis Potensi Pengembangan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat
Desa Wisata Di Kabupaten Lombok Timur. Potensi mengenai Potensi pengembangan wisata di Kota
pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Lombok Mataram berdasarkan persepsi dan preferensi
Timur sangat baik ini. Identifikasi menunjukkan ada wisatawan. Hal ini dilakukan dengan melakukan
41 desa memungkinkan menjadi desa wisata di seluruh pengamatan melalui jawabanjawaban pertanyaan yang
kecamatan di Lombok Timur. Desa-desa ini diajukan kepada informan.
diklasifikasinya menjadi tiga kategori yaitu desa Lokasi penelitian yang dipilih yakni di kota
wisata, desa siap wisata dan desa pra wisata. Mataram. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di
Penelitian yang ketiga adalah penelitian Permadi kota Mataram karena merupakan lokasi yang potensial
et al. (2018) yang berjudul Analisis Potensi untuk dikembangkan untuk menjadi kota wisata.
Pengembangan Desa Wisata Di Kabupaten Lombok Populasi dalam penelitian ini adalah individu
Tengah. Potensi pengembangan Desa Wisata di yang berwisata di kota Mataram. Untuk memudahkan
Kabupaten Lombok Tengah sangat baik ini peneliti mendapat responden, maka penelitian
ditunjukkan dari hasil identifikasi yang telah dilakukan dengan dua cara :
dilakukan dalam penelitian ini. Identifikasi 1. Pada saat masih ada wabah Covid-19, peneliti
menunjukkan ada 34 desa memungkinkan menjadi menggunakan Google Form dan dibantu oleh email
desa wisata di seluruh kecamatan di Lombok Tengah. dan media sosial untuk mendapatkan responden;
Penelitian ke empat adalah Penelitian Permadi et 2. Setelah kondisi mulai normal pusat-pusat keramaian
al. (2019) yang berjudul Persepsi dan Preferensi seperti Wisata Belanja Mutiara Sekarbela, Kota Tua
Wisatawan Muslim Terhadap Sarana dan Prasarana Ampenan, Taman Mayura, Jl. Udayana (sepanjang
Wisata Halal di Lombok (Studi Kasus Kawasan area Car Free Day), Islamic Center Mataram,
Ekonomi Khusus Mandalika). Hasil penelitian Mataram Mall, Taman dan Makam Loang Baloq, Jl.
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah sarana dan Majapahit, Lombok Epicentrum Mall, dan
prasarana yang dibutuhkan belum tersedia. Di sisi lain, Pemandian Kura-Kura dibuka kembali maka
sarana dan prasarana yang sudah tersedia jumlahnya peneliti akan menyebarkan kuesioner ke lokasi
kurang dan kebersihannya kurang. pusat keramaian tersebut.
211
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
Mengingat jumlah populasi tidak dapat lokasi survei di obyek-obyek wisata adalah untuk
diketahui secara pasti maka dalam jumlah sampel menghindari kesalahan sampel berupa orang yang
yang akan dijadikan responden ditentukan dengan berkunjung ke Mataram tidak dalam tujuan berwisata.
menggunakan rumus Bernoulli (Zikmund et al., Teknik analisis yang digunakan untuk
2010) sebagai berikut: mengolah data hasil survei primer dan sekunder adalah
n ≥ [Za/2]² p.q e² dengan analisis deskriptif dan statistik deskriptif.
Jika diketahui nilai proporsi atau Analisis statistik deskriptif digunakan untuk
perbandingan dari populasi yang tak terhingga, maka menganalisis data karakteristik, persepsi, dan
digunakan pendekatan nilai p = q = 0,5. Pada preferensi wisatawan hasil penyebaran kuesioner.
penelitian ini interval kepercayaan yang digunakan Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data
adalah 95% atau α = 0.05 sehingga Zα = 1,96 dan hasil observasi, wawancara, dan survei sekunder
estimasi yang dapat diterima adalah 10%. mengenai gambaran kondisi kepariwisataan baik
Berdasarkan hal tersebut, maka ukuran sampelnya secara umum maupun terkait pengembangan wisata
adalah: Kota Mataram. Dari hasil-hasil analisis tersebut di atas
kemudian dicocokkan kembali dengan hasil studi
n ≤ [1,96]² 0,5.0,5 0,01 pustaka apakah Kota Mataram sesuai dan berpotensi
n > 96,04 = 97 untuk dikembangkan wisata, kemudian bagaimana
pengembangannya ke depan berdasarkan hasil survei
sehingga diperoleh jumlah sampel minimum lapangan mengenai persepsi dan preferensi wisatawan.
adalah 97 responden, tetapi penulis membulatkan
menjadi 100 responden untuk mengurangi kesalahan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengisian kuesioner. Data Demografi Responden
Metode yang digunakan dalam pengambilan Dari seluruh responden 50 persen adalah
sampel menggunakan metode non probability berusia muda yaitu 17 sampai 25 tahun. Ini
sampling dengan teknik purposive sampling. menunjukkan bahwa di era pandemik ini gairah wisata
Menurut Sugiyono (2016), metode purposive kaum muda di Indonesia cukup tinggi, Meskipun
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan resiko Kesehatan tinggi. Sebagai besar responden
pertimbangan tertentu. Dengan demikian maka penelitian ini adalah laki-laki. Ini menunjukkan di era
sampel yang dipilih adalah wisatawan yang datang ke covid ini (2020) animo laki-laki lebih tinggi untuk
Kota Mataram dan berasal dari luar Kota Mataram, berwisata. Sementara itu perempuan cenderung di
baik pria maupun wanita dengan usia minimal 15 rumah. Berdasarkan tingkat Pendidikan hampir
tahun. Sampel yang diambil pada jenis sampling ini separuh dari total responden berpendidikan sekolah
ditentukan tidak berdasarkan representasi sampel menengah atas (SMA/MA/SMK). Rata-rata yang
dalam keseluruhan jumlah sebuah populasi (Neuman, berpendidikan ini adalah mahasiswa dari luar daerah
2000 dalam Imran, 2017), tetapi berdasarkan yang berkunjung ke Mataram.
kebutuhan data atau informasi yang hendak Selain itu ada beberapa dosen yang
dikumpulkan, yaitu untuk memperoleh gambaran berpendidikan S2 dan S3.
garis besar mengenai kebutuhan dan keinginan 52,2 persen dari seluruh responden belum
wisatawan mengenai pengembangan wisata di Kota bekerja. Mayoritas responden penelitian ini berusia
Mataram. muda dan masih kuliah. Mereka ini rata-rata
Metode pengumpulan data yang digunakan berpendidikan sekolah menengah atas. Kondisi ini
dalam penelitian ini adalah metode survey sample. menunjukkan bahwa hasil survey terhadap pekerjaan
Jenis data yang digunakan adalah Data Kualitatif sejalan dengan tingkat pendidikan dan usia, Di sisi
merupakan data yang tidak dapat dinyatakan lain, ini adalah gambaran bagaimana anak muda
langsung dalam ukuran ataupun satuan tertentu dan generasi melinial merupakan pasar potensial yang bisa
kedua Data Kuantitatif dalam bentuk angka atau digarap oleh industri pariwisata.
satuan tertentu. Sumber data penelitian ini adalah data Ditinjau dari sisi pendapatan, mayoritas
primer yang diambil dari partisipan melalui proses responden survei ini berpendapatan di bawah 1 juta
pengumpulan data dan data sekunder yang diambil rupiah. Ini karena mereka adalah anak muda yang
dari berbagai sumber baik itu naskah yang terkait, lulusan sekolah menengah dan belum bekerja namun
situs internet dan data BPS. Teknik pengumpulan memiliki kebutuhan, keinginan dan permintaan untuk
data dalam penelitian ini meliputi: Observasi, berwisata. Dengan sokongan orang tua, mereka dapat
Penyebaran kuesioner, Wawancara, dan Studi berwisata.
Kepustakaan,
Pemilihan responden dilakukan kepada
mereka yang bersedia mengisi kuesioner. Pemilihan
212
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
Persepsi Wisatawan Terhadap Potensi Transmart Carrefour Mataram 3,02
Pengembangan Wisata Di Kota Mataram Amenitas
Wisatawan cenderung memiliki persepsi Penginapan (Hotel, Bungalow, 4,12
yang berbeda-beda dalam menilai potensi Cottage, Homestay)
pengembangan lokasi wisata yang dikunjunginya, Restoran/ Rumah Makan/Cafe 3,95
apabila daya tarik wisata tersebut bagus tentu akan Aksesibilitas
menimbulkan persepsi positif dan apabila tidak bagus Akses jalan menuju lokasi 3,61
maka akan menimbulkan persepsi yang negatif. Kemudahan mendapatkan alat 3,44
Persepsi wisatawan sangat diharapkan sebagai transportasi
masukan bagi para pemangku kepentingan baik Rata-Rata 3,40
pemerintah daerah maupun pihak swasta untuk Sumber : Hasil penelitian tahun 2020
memperbaiki segala kekurangan yang ada, sehingga
pariwisata di Kota Mataram menjadi lebih baik dan Tabel 1 menunjukkan bahwa secara umum
layak untuk dikunjungi dan dinikmati oleh persepsi wisatawan menilai bahwa pengembangan
wisatawan. destinasi pariwisata di Kota Mataram tinggi demikian
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan juga dengan tingkat harapannya. Hal ini
kepada wisatawan yang pernah berkunjung ke menggambarkan ke depan Kota Mataram masih bisa
Mataram menunjukkan bahwa secara umum persepsi ditawarkan sebagai destinasi wisata yang unggul di
wisatawan terhadap Potensi pengembangan wisata di wilayah NTB.
Kota Mataram yaitu Tinggi dengan nilai rata-rata Dari hasil survei yang dilakukan diketahui
3,40. Berikut tingkat Persepsi Wisatawan Terhadap bahwa Kota Mataram memiliki beberapa jenis potensi
Potensi pengembangan wisata di Kota Mataram dapat pariwisata yaitu 1) Potensi wisata perkotaan; 2)
dilihat pada tabel 1 berikut: Potensi wisata sejarah; 3) Potensi wisata kuliner; 4)
Tabel1. Rata-Rata Nilai Persepsi Wisatawan Potensi wisata belanja; 5) Potensi wisata alam;
Terhadap Potensi Pengembangan Wisata Di Kota 6)Potensi wisata budaya, 7) Potensi wisata religi
Mataram Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa
POTENSI WISATA NILAI PERSEPSI potensi wisata sejarah dan potensi wisata kuliner
Atraksi dianggap wisatawan menjadi dua potensi utama Kota
Arena Buah Cakranegara 2,91 Mataram selain wisata belanja yang sedang gencar
Kawasan Industri Kerajinan 3,52 dikembangkan di Mataram. Wisata alam menjadi
Rungkang Jangkok Sayang- favorit selanjutnya, ini terlihat dari rombongan
sayang Cakranegara wisatawan dari luar kota yang berkunjung ke pantai-
Kawasan Kota Tua Ampenan 3,6 pantai di Kota Mataram.
Kawasan Pantai Loang Baloq 3,7 Potensi – potensi ini selanjutnya yang bisa
Kawasan Wisata Kuliner 3,8 dikembangkan serta dilestarikan sehingga menjadi
Rembiga sebuah daya tarik wisata yang banyak dinikmati oleh
Kawasan Kerajinan Mutiara 3,5 wisatawan. Keberadaan potensi daya tarik wisata di
Sekarbela Di Kampung kota Mataram menyuguhkan berbagai jenis atraksi
Sekarbela wisata yang bisa dilihat dan dinikmati selama
Lombok Epicentrum Mall (Lem) 3,8 berkunjung di Kota ini. Menurut Yoeti (1985:164),
Makam Bintaro 3,1 terdapat tiga syarat untuk memenuhi kriteria suatu
Makam Van Ham 2,7 daya tarik atau atraksi wisata yaitu, Sesuatu yang dapat
Masjid Raya Hubbul Wathan 3,7 dilihat (something to see), Sesuatu yang dapat
Islamic Centre
dikerjakan (something to do), Sesuatu yang dapat
Mataram Craft Centre (MCC) 3,35
dibeli (something to buy).
Mataram Mall 3,48
Monumen Bahari Mataram 1,2
Preferensi Wisatawan Terhadap Potensi
Museum Negeri Nusa Tenggara 3,14
Barat
Pengembangan Wisata Di Kota Mataram
Pantai Gading 3,7
Mengingat kondisi daya Tarik wisata berbeda-
Pasar Cakranegara 3,48
beda maka untuk mendeskripsikan preferensi
Pemandian Kura-kura 3,63
wisatawan terhadap potensi pengembangan wisata di
Pura Meru 3,02 Kota Mataram dilakukan dengan membahas satu
Taman Mayura 3,35 persatu lokasi wisata utama di kota tersebut.
Taman Sangkareang 3,3
Taman Selagalas 3,5
Taman Udayana 4,2

213
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
Taman Mayura Baghdad Irak yang menyebarkan agama Islam dari
Palembang lalu kemudian singgah di Lombok sekitar
18 abad yang silam.
Berdasarkan hasil analisis survei preferensi,
Makam Loang Baloq memiliki berpotensi untuk
dikembangkan lebih lanjut. Menurut wisatawan ada
beberapa hal dapat dikembangkan :
a. Manajemen antrian para pengunjung ketika masuk
ke dalam makam para Ulama. Suasana antrian di
pintu masuk makam selalu terlihat sesak yang
mengakibatkan para pengunjung berhimpitan
antar satu sama lain. Di era new normal ini kondisi
Gambar 1 Taman Mayura tersebut tidak dibolehkan lagi.
b. Manajemen parkir kendaraan para pengunjung.
Taman Mayura dibangun oleh Anak Agung c. Dibutuhkannya pemandu wisata
Ngurah Karangasem pada 1744. Taman ini berlokasi Kawasan Pantai Loang Baloq mulai
di Kecamatan Cakranegara, Mataram ini berdasarkan beroperasi tahun 2011. Keberadaan kawasan pantai ini
hasil survei preferensi Taman Mayura berpotensi tentu memberikan manfaat bagi para masyarakat
untuk dikembangkan. Menurut wisatawan potensi sebagai tempat rekreasi. Berdasarkan hasil analisis
pengemangan Taman Mayura adalah survei preferensi, Kawasan Pantai Loang Baloq
1. Dari sisi pelayanan yang diberikan kepada memiliki potensi baik untuk dikembangkan. Menurut
tamu. Unsur tradisionalnya perlu wisatawan ada beberapa hal dapat dikembangkan :
ditingkatkan. a. Manajemen antrian para pengunjung ketika masuk
2. Dari sisi bangunan diperlukan bangunan ke dalam makam para Ulama. Karena dari hasil
museum yang mendukung keberadaan Taman pengamatan langsung oleh penulis terlihat bahwa
Mayura sebagai asset sejarah suasana pintu masuk makam terlihat sesak yang
Monumen Bahari Mataram mengakibatkan para pengunjung berhimpitan
Monumen Bahari Mataram terletak di kota antar satu sama lain.
Mataram tepatnya, monumen ini merupakan sebuah b. Manajemen parkir kendaraan para pengunjung.
monumen yang dibangun oleh TNI Angkatan Laut
untuk mendukung sekaligus sebagai ikon event yang Pantai Gading
berskala internasional Multilateral Naval Exercise
Komodo (MNEK) pada tanggal 5 Mei 2018.
Berdasarkan hasil survei preferensi,
Monumen ini merupakan salah satu asset wisata
Mataram yang dinilai memiliki potensi
pengembangan rendah. Menurut wisatawan
Monumen Bahari Mataram dapat dikembang apabila:
1. Dari sisi kegiatan diperlukan militer yang
rutin di monumen tersebut. Gambar 2 Pantai Gading
2. Monument Bahari ini sebaiknya disertai
dengan museum militer yang belum ada di Daya tarik wisata Pantai Gading menjadi salah
Mataram. satu potensi wisata alam selanjutnya yang dimiliki oleh
Kawasan Loang Baloq Kota Mataram, adanya daya tarik wisata ini tentu
Di Kawasan Loang Baloq ini terdapat dua menjadi pilihan lain bagi wisatawan ketika berkunjung
asset wisata kota Mataram yaitu Makam Loang Baloq di Kota Mataram. Pantai Gading berlokasi di Jalan
dan Taman Wisata Pantai Loang Baloq. Makam Lingkar Selatan Kota Mataram, aktivitas yang bisa
Loang Baloq merupakan lokasi wisata sejarah dan dilakukan Di Pantai Gading yaitu menikmati suasana
religi dari Umat Islam di Lombok. Makam Loang pantai serta menikmati berbagai jenis kuliner yang
Baloq merupakan sebuah kawasan pemakaman yang disajikan oleh para pedagang.
didalamnya terdapat puluhan jasad. Keistimewaan Secara umum kondisi Pantai Gading hampir
Makam Loang baloq ini adalah 3 makam istimewa sama dengan kawasan Pantai Loang Baloq yaitu masih
yakni makam Ulama Maulana Syekh Gaus banyaknya sampah yang berserakan di pantai tersebut.
Aburrazak, Makam Anak Yatim dan Makan Datuk Untuk itu, diharapkan bagi pengelola untuk
Laut. Syekh Gauz Abdurrazak adalah seorang ulama memperhatikan sampah ini serta tentu harus dibuatkan
dan pendakwah agama Islam yang berasal dari program yang berkelanjutan untuk menangani sampai
214
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
di bibir pantai sehingga diharapkan para wisatawan
merasa nyaman saat berkunjung di Pantai Gading. Taman Sangkareang
Berdasarkan hasil survei preferensi
wisatawan terhadap Pantai Gading ini memiliki
berpotensi untuk pengembangan lebih lanjut.
Pengembangan yang penting menurut preferensi
wisatawan adalah
1. Fasilitas Pantai Gading masih kurang
sehingga perlu dikembangkan;
2. Kebersihan perlu ditingkatkan dengan
menempatkan tukang sampah dan pengawas
pantai;
3. Petugas pengawas pantai selanjutnya bertugas Gambar 4 Taman Sangkareang
sebagai penjaga pantai;
4. Jalan akses masuk ke Pantai Gading perlu Taman Sangkareang adalah sebuah taman
diperlebar; yang terletak di alun-alun kota Mataram. Warna warni
5. Penataan lapak pedagang perlu segera bunga serta gemericik air mancur ditambah lagi
dilakukan sehingga Pantai Gading lebih rapi. dengan udara yang sejuk membuat siapapun betah di
Kawasan Kota Tua Ampenan, taman Sangkareang . Fasilitas lengkap serta tatananya
Di Kawasan Kota Tua Ampenan merupakan yang apik menambah istemewa taman yang menjadi
Kawasan Pesisir Kota Mataram dan Kawasan salah satu icon wisata mataram ini.Taman
Bersejarah dimana terdapat bekas Pelabuhan Utama Sangkareang adalah sebuah taman kota yang terletak
Pulau Lombok di masa lampau. Di Kawasan tepat di pusat kota Mataram. Dalam komplek Taman
bersejarah ini sejarah Kota Mataram dimulai. Sangkareang ini terdapat sebuah lapangan
Pantai Ampenan merupakan salah satu pantai Sangkareang yang memiliki 1 unit lapangan sepak
favorit yang banyak dikunjungi oleh wisatawan local bola, 2 unit lapangan bola voli, dan 1 unit lapangan
di kota Mataram. Pantai yang berlokasi di kecamatan bola basket. Di lapangan Sangkareang inilah biasanya
Ampenan kota Mataram ini menyuguhkan banyak diadakan event event besar, seperti pameran, parade
aktivitas yang bisa dilakukan oleh para wisatawan musik, atau bahkan sebagai tempat berkumpulnya para
seperti mandi di pantai, menikmati sunset (matahari pecinta sepeda santai.
terbenam), serta wisatawan dapat menikmati berbagai Saat memasuki kompleks Taman
jenis kuliner khas daerah yang di jual oleh pedagang. Sangkareang, pengunjung akan disambut dengan
Pantai Ampenan merupakan bagian kawasan Kota Tua gerbang megah yang terbuat dari batu hitam lengkap
Ampenan dan tentu akan memberikan nilai tambah dengan titian naman “taman Sangkareang ”. Dari pintu
untuk kawasan ini dalam menarik minat para gerbang inilah dapat dilihat air mancur berbentuk
wisatawan untuk berkunjung. kelopak bunga di antara warna warni bunga khas
Berdasarkan hasil survei preferensi wisatawan suasana pertamanan. Meskipun memiliki ukuran yang
terhadap Kawasan Kota Tua Ampenan memiliki tebilang kecil, Taman Sangkareang telah dilengkapi
potensi pengembangan yang tinggi. Pengembangan dengan berbagai fasilitas seperti taman bermain anak,
yang penting menurut preferensi wisatawan adalah mushola, toilet, jogging track, dan bahkan fasilitas
1. Fasilitas kota tua ini perlu dikembangkan yang jarang ada di taman kota lainnya yaitu taman
2. Kesan tua dan kolonial perlu dijaga baca. Tak lupa pula, adanya kursi atau bangku yang
3. Kawasan penuh penduduk di kiri-kanan dapat pengunjung jadikan sebagai tempat bersantai
Pelabuhan Ampenan dapat ditata sehingga menikmati keasrian Taman Sangkareang.
menjadi pendukung dari Pelabuhan tersebut Berdasarkan hasil survei preferensi wisatawan
4. Revitalisasi Kawasan Bisa dilakukan dengan terhadap Taman Sangkareang ini memiliki potensi
memfungsikan Kembali beberapa bangunan yang rendah dalam pengembangannya. Pengembangan
lama yang sudah dialihkan fungsi seperti yang penting menurut preferensi wisatawan adalah
bioskop, terminal dan Pelabuhan. 1. Fasilitas olahraga Taman Sangkareang ini
perlu dikembangkan;
2. Kebersihan perlu dijaga dengan menempatkan
penjaga taman;
3. Pengembalian keunikan Kawasan lama
Mataram dapat dimulai dari taman ini.

Gambar 3 Peta Lokasi Kawasan Ampenan


215
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
Taman Udayana 3. Kebersihan perlu dijaga dengan menempatkan
penjaga taman;
4. Penataan Kawasan Taman Udayana perlu
dimulai dari penataan kawasan untuk lapak
pedagang. Ini karena selama ini Taman
Udayana tampak berantakan oleh pedagang
yang lokasinya tidak teratur.

Taman Selagalas
Gambar 5 Taman Udayana

Dari sejarahnya Taman Udayana yang


terbentang sepanjang jalan Udayana ini telah mulai
saat diresmikannya jalan Udayana sekitar tahun
1970-an. Nama Udayana diambil dari nama
Komando Daerah Militer (Kodam) TNI AD yaitu
Kodam IX Udayana. Pimpinan Kodam IX Udayana
pada saat itu menginisiasi pembuatan jalan tersebut
sebagai penghubung antara pusat Kota Mataram
dengan Bandara Selaparang. Sejarah kemudian
berlanjut pada Agustus 1988 masa pemerintahan
Gubernur H. Gatot Suherman, dengan diresmikannya Gambar 6 Taman Selagalas
Monumen Bumi Gora yang di atasnya terletak batu
besar di tengah Taman Udayana, ini berarti sudah Taman Selagalas adalah salah satu ruang
sekitar 32 tahun. Di sekeliling monumen juga terbuka hijau yang dikembangkan oleh pemerintah
tergambar relief-relief kegiatan kehidupan Kota Mataram di wilayah Selagalas, tepatnya berada
masyarakat Nusa Tenggara Barat yang berjuang dan di Jl. Ahmad Yani, Selagalas, Sandubaya. Ruang
sukses melawan kemiskinan dan kelaparan melalui terbuka hijau ini menjadi tempat untuk bersantai,
upaya penanaman Padi Gogo Rancah (Gora). Padi ini bermain, sekaligus berolahraga. Di areal Taman
adalah padi yang dirancang khusus untuk ditanam di Selagalas ini terdapat jogging track, taman bermain
daerah kering dan kurang air. Ini sesuai dengan anak, kolam ikan, hingga jalur terapi. Namun ketika
kondisi wilayah NTB yang sebagian besar merupakan bulan puasa, jalur jogging biasanya digunakan para
daerah kering dengan curah hujan yang rendah. pedagang untuk menjajakan kuliner.
Seiring berjalannya waktu taman Udayana banyak Berdasarkan hasil survei preferensi wisatawan
mengalami perbaikan infrastruktur untuk menunjang terhadap Taman Selagalas ini memiliki potensi yang
fungsinya sebagai pusat sport tourism, serta sedang dalam pengembangannya. Pengembangan
menambah keasriaan dan kenyamanan para yang penting menurut preferensi wisatawan adalah
pengunjungnya. 1. Perlu diberikan ciri-ciri khusus yang
Sudah sekitar 10 tahun terakhir, Taman memberikan dengan taman yang lain.
Udayana menjadi salah satu pusat rekreasi utama bagi 2. Areal Taman Perlu Diperluas sehingga
masyarakat Mataram khususnya. Setiap pagi dan sore menampung animo masyarakat untuk
taman ini dipenuhi oleh warga yang berolah raga baik bersantai;
di jalan, maupun di jogging track yang disediakan. 3. Fasilitas parkir ini perlu dikembangkan;
Selain itu setiap Hari Minggu diadakan Car Free 4. Kebersihan perlu dijaga dengan menempatkan
Day. Di masa pandemik ini mulai sekitar bulan Maret penjaga taman;
sampai Mei, Car Free Day dihentikan karena 5. Penataan Taman Selagalas perlu dimulai dari
menyebabkan kerumunan. penataan kawasan untuk lapak pedagang. Ini
Berdasarkan hasil survei preferensi karena selama ini Taman Selagalas tampak
wisatawan terhadap Taman Udayana ini memiliki berantakan oleh pedagang yang lokasinya tidak
potensi yang tinggi dalam pengembangannya. teratur.
Pengembangan yang penting menurut preferensi
wisatawan adalah
1. Pengelolaan taman perlu ditingkatkan dengan
menempatkan badan pengelola;
2. Fasilitas olahraga Taman Udayana ini perlu
dikembangkan;

216
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat

Gambar 8 Pemandangan di sekitar Rembiga

Gambar 7 Museum Negeri Nusa Tenggara Barat Kawasan Wisata Kuliner Rembiga terletak di Jalan
Dakota, Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang,
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat Mataram, awalnya merupakan sebuah jalan buntu yang
terletak di tengah kota Mataram, secara administrasi berujung di persawahan yang terhampar, berjarak
terletak di Kelurahan Taman Sari, Kecamatan beberapa meter dari eks Bandara Selaparang. Hanya
Ampenan, Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara ada satu tempat kuliner yang telah memulai usahanya
Barat, tepatnya di jalan Panji Tilar Negara No. 6. sejak beberapa tahun terakhir, yakni Warung Dakota.
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat sangat mudah
di jangkau dari pusat Kota Mataram kirakira berjarak
sekitar 3 Km.
Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara
Barat merupakan sebuah museum dengan arsitektur
khas rumah adat Sasak di bagian atapnya. Museum
ini terkenal dengan koleksi lengkapnya. Museum
Negeri Nusa Tenggara Barat diresmikan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 23 Januari
1982. Museum ini memiliki kurang lebih 7000 buah Gambar 9 Suasana Jalan Dakota Rembiga di Pagi Hari
koleksi yang terdiri dari koleksi arkeologi, geologi,
keramik, budaya, sejarah dan biologi juga Namun sejak beberapa tahun belakangan
menyimpan berbagai jenis benda bersejarah lainnya kawasan Rembiga semakin ramai dikunjungi,
di antaranya barang yang berkaitan dengan kelautan, khususnya tempat kuliner di jalan Dakota yang
transportasi, serta tulisan lontar dan masih banyak merupakan jalan tembus dari Jl. Dr. Wahidin ke Jl.
lagi yang lain Adisucipto, perubahan yang sangat terasa yakni
Berdasarkan hasil survei preferensi bermunculannya tempat kuliner lain selain Warung
wisatawan terhadap Museum Negeri NTB ini Dakota, dari penelusuran LombokInsider.com tercatat,
memiliki potensi yang tinggi dalam sekitar 6 tempat kuliner antara lain,
pengembangannya. Pengembangan yang penting Bale Seafood Lombok, Bebek Goreng Pondok
menurut preferensi wisatawan adalah Galih, Lesehan Raja Bebek, Lesehan Sate Rembiga,
1. Fasilitas pendukung museum ini perlu Warung Sate Rembiga (WSR) Utama dan Pawon
dikembangkan; Cabe. Semua menampilkan ciri khas dan cita rasa
2. Penataan Kawasan parkir Museum ini yang sendiri, beberapa di antaranya memang mengusung
terletak di seberang atau di arah timur Berdasarkan hasil survei preferensi wisatawan
Museum Negeri NTB harus disegerakan. terhadap Kawasan Wisata Kuliner Rembiga ini
3. Promosi perlu ditingkatkan terutama ke memiliki potensi yang tinggi dalam
generasi melinial; pengembangannya. Pengembangan yang penting
4. Penyelenggaraan kegiatan seni berbau sejarah menurut preferensi wisatawan adalah
perlu dilakukan di Museum Negeri NTB. Ini 1. Fasilitas pendukung Kawasan Wisata Kuliner
dapat dilakukan dengan kerja sama pihak lain Rembiga ini perlu dikembangkan;
seperti Taman Budaya NTB yang 2. Penataan parkir Kawasan Wisata Kuliner
memberikan kemampuan seni budaya yang Rembiga harus disegerakan terutama di jalan
dimiliki. Mataram Tanjung yang sering mengalami
kemacetan karena parkir konsumennya.
Kawasan Wisata Kuliner Rembiga
Islamic Centre Mataram

217
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720

Pura Meru merupakan pura terbesar yang ada


di Pulau Lombok. Pura ini memiliki arsitektur pura
yang cukup unik, yaitu Meru dengan atap bertingkat.
Menurut sejarah, Pura Meru dibangun pada abad ke-18
oleh 33 desa di Pulau Lombok.
Meskipun dewasa ini Pulau Lombok dihuni
oleh penduduk yang mayoritas beragama Islam,
Gambar 10 Islamic Centre Mataram namun sampai saat ini masih bisa menemukan
beberapa peninggalan Hindu kuno yang terletak di
Masjid Hubbul Wathan Islamic Center (IC) jalan utama Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram.
adalah bangunan yang aikonik dan menawarkan Salah satunya adalah Pura Meru Lombok ini, yang
keindahan arsitektur bangunan. Bangunan ini lokasinya tak jauh dari Pura Taman Mayura. Pura ini
direncanakan pada masa Gubernur Drs. Lalu Srinate memiliki ciri yang cukup menonjol, sehingga dengan
dan diselesaikan di era Gubernur TGH M. Zainul mudah wisatawan dapat mengenali Pura terbesar di
Majdi. Dari Menara Islamic Center ini yang setinggi pulau Lombok ini. Dari jalan utama pengguna jalan
114 meter pengunjung dapat melihat jelas kota akan melihat tiga meru yang bertingkat, yang
Mataram dari atas. Keindahan arsitektur IC, bisa menjulang dengan atap hitam berbahan ijuk.
dilihat dengan jelas misalnya menara 66 yang terdiri Berdasarkan hasil survei preferensi wisatawan
dari 4 buah menara berada pada masing-masing sudut terhadap Pure Meru ini memiliki potensi yang tinggi
masjid, kubah utama masjid dengan diameter cukup dalam pengembangannya Pengembangan yang
besar dan lain sebagainya. penting menurut preferensi wisatawan adalah
IC sendiri kapasitasnya dapat menampung 15
1. Fasilitas pendukung di Pure Meru ini perlu
ribu jemaah. Luas areal masjid secara keseluruhan
dikembangkan;
mencapai 7,4 hektare, terdiri dari masjid utama
mencapai 3,6 hektare, gedung pendidikan 14,092
2. Penataan parkir Pure Meru harus disegerakan
terutama di jalan di depannya yang sering
meter persegi, gedung pengkajian seluas 8.298 meter
mengalami kemacetan karena parkir mobil
persegi, areal komersil yang berada di sisi utara
masjid 15,819 meter persegi. Di bawah masjid 3. Perlu dipersiapkan pemandu lokal dan fasilitas
terdapat fasilitas ballroom yang bisa menampung 3 untuk pengunjung non Hindu.
ribu orang, ditambah 4 ruang meeting. Ruang parkir 4. Perlunya keterpaduan antara Taman Mayure
terletak di halaman dan di lantai dasar/basemen. dan Pure Meru, sehingga memudahkan
Seluruh areal parkir ini dapat menampung sekitar 600 wisatawan untuk berkunjung.
unit mobil dan 2 ribu sepeda motor. Berdasarkan hasil
survei preferensi wisatawan terhadap IC ini memiliki Lombok Epicentrum Mall (LEM)
potensi yang tinggi dalam pengembangannya
Pengembangan yang penting menurut preferensi
wisatawan adalah
1. Perbaikan bangunan yang rusak akibat gempa
bumi 2018 harus disegerakan;
2. Perlu dipersiapkan pemandu lokal dan
fasilitas untuk pengunjung non Muslim.
3. Wisata Religi Islam perlu digerakkan lagi di Gambar 11 Rancangan Lombok Epicentrum Mall
Islamic Center dengan paket wisata Religi
Islam yang menghubungkan Makam Loang
Pusat perbelanjaan Lombok Epicentrum Mall
Baloq.
yang terletak di tengah-tengah jantung Kota Mataram
Pura Meru
resmi beroperasi tanggal 17/10/2015. Lombok
Epicentrum Mall merupakan salah satu pusat
perbelanjaan yang dipromokan sebagai lokasi wisata
belanja.
Berdasarkan hasil survei preferensi wisatawan
terhadap Lombok Epicentrum ini memiliki potensi
yang tinggi dalam pengembangannya Pengembangan
yang penting menurut preferensi wisatawan adalah

Gambar 12 Pura Meru Cakranegara


218
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
1. Lahan Lombok Epicentrum Mall masih Pemasaran Jasa. Alfabeta.
memungkinkan untuk menambah fasilitas Amdani, S. (2008). Analisis Potensi Obyek Wisata
bagi pengunjung. Alam Pantai di Kabupaten Gunung Kidul.
2. Kesan lokal semakin meningkat di Lombok http://eprints.ums.ac.id/967/1/E100020020.pdf
Epicentrum apabila : Aquarita, D., Rosyidie, A., & Pratiwi, W. D. (2017).
a. Arsitektur Lombok ditambahkan ke bagian- Potensi Pengembangan Kawasan Bandara
bagian dari Lombok Epicentrum Internasional Soekarno Hatta dan Kota
b. Produk lokal ditawarkan Tangerang menjadi Aerotropolis. Jurnal
Pengembangan Kota, 5(2), 121–130.
https://doi.org/10.14710/jpk.5.2.121-130
KESIMPULAN DAN SARAN
Assael, H. (1992). Consumer Behavior and Marketing
Kesimpulan
Action. (4th ed.). PWS- KENT Publishing
Berdasarkan data yang sudah dipaparkan, dapat
Company.
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Badan Pusat Statistik (2010), Kota Mataram dalam
1. Secara umum persepsi wisatawan terhadap potensi Angka Craven, D. (1997). Pemasaran Strategis
pengembangan wisata Di Kota Mataram yaitu
(4.). Erlangga.
Tinggi, artinya bahwa wisatawan menganggap
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2014). Research
Kota Mataram masih berpotensi untuk
Design: Qualitative, Quantitative, And Mixed
dikembangkan menjadi destinasi wisata berkelas.
Methods Approaches (4th ed.). SAGE
2. Secara umum berdasarkan preferensi wisatawan Publications, Inc.
terhadap pengembangan wisata di Kota Mataram, Darwini, S., & Dkk. (2019). Analisis Potensi
atraksi, amenitas, ansilari dan aksesibilitas yang Pengembangan Desa Wisata Di Kabupaten
sudah tersedia masih sangat memungkinkan untuk Lombok Barat. Laporan Penelitian Dana
dikembangkan. Pengembangan yang diharapkan Internal UNRAM.
oleh wisatawan secara rata-rata adalah : Dwiputra, R. (2013). Preferensi Wisatawan Terhadap
• Perbaikan fasilitas Sarana Wisata Di Kawasan Wisata Alam Erupsi
• Perbaikan manajemen pengelolaan Merapi. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota,
• Peningkatan kebersihan lingkungan 24(1), 35– 48.
Eko Yulianto, Idah Uziadanisah, & Firmansyah.
Saran (2008). Identifikasi Persepsi dan Preferensi
Pemerintah Kota Mataram sebaiknya Wisatawan dan Pengusaha di Kawasan Wisata
1. Memasukkan unsur kearifan lokal pada bisnis Terpadu Bojongsari - Kabupaten Indramayu.
yang masuk sebagai spot wisata belanja di Ferdinand, A. . (2014). Metode Penelitian Manajemen.
kota Mataram; BP Universitas Diponegoro.
2. Mempertahankan keberadaan potensi wisata Hawkins, D. I., Best, R., & Coney, K. (1997).
di kota Mataram terutama wisata sejarah; Consumer Behavior: Building Marketing
3. Memperbaiki Fasilitas dan Manajemen Strategy. Mc Graw-Hill Companies, Inc.
Pengelolaan aset wisata kota Mataram; Imran, H. A. (2017). Peran Sampling Dan Distribusi
4. Mengembangkan paket-paket wisata sejarah Data Dalam Penelitian Komunikasi Pendekatan
dan religi melalui kolaborasi dengan para Kuantitatif. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media
pengelola spot wisata. ,21(1),111–126.
5. Menata lapak pedagang sehingga tidak https://media.neliti.com/media/publications/196
mengganggu para wisatawan. 593-ID-peran-sampling-dan-distibusi-data-
6. Mencoba meraih wisatawan generasi melinial dalam.pdf
dengan memberikan fasilitas khusus untuk Kemenpar. (2015). Kajian Pengembangan Wisata
mereka. Syariah,. Asisten Deputi Penelitian Dan
Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan
Ucapan Terima Kasih Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan
Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Koranti, K., Sriyanto, S., & Lestiyono, S. (2017).
Universitas Mataram yang telah memberi dukungan Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Sarana
terhadap penelitian ini baik moril maupun materi Di Wisata Taman Wisata Kopeng. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Bisnis, 22(3), 242–254.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.35760/eb.
Alma, B. (2008). Manajamen Pemasaran dan Kotler, P., & Amstrong G., 2015 . (2015). Principles of
Pemasaran Jasa. Manajamen Pemasaran dan Marketing. Prentice Hall Inc.
219
JSEH (Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora) p-ISSN: 2461-0666
Volume 7 Nomor 2 Desember 2021 (PP. 207-220) e-ISSN: 2461-0720
Pauwah, Y., Kumurur, V. A., Sela, R. L. ., & Rogi, O.
H. A. (2013). Persepsi dan Preferensi
Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata Pantai
Malalayang. Sabua, 5(1), 16 – 27.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/SABUA
/article/view/1682/3699
Permadi, L. A. et al. (2014). Pengembangan Desain
Fasilitas Pendukung Jasa Wisata Religi
Berdasarkan Kriteria Evaluasi Konsumen Di
Pulau Lombok.
Permadi, L. A. et al. (2018). Analisis Potensi
Pengembangan Desa Wisata Di Kabupaten
Lombok Tengah. Universitas Mataram.
Permadi, L., Darwini, S., Retnowati, W., &
Wahyulina, S. (2019). Persepsi Dan Preferensi
Wisatawan Muslim Terhadap Sarana Dan
Prasarana Wisata Halal Di Lombok (Studi
Kasus Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika).
Jurnal Sosial Ekonomi Dan Humaniora.
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN
HUMANIORA,
4, 57–70. https://doi.org/10.29303/jseh.v4i2.14
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.
Suwardjoko, P., Warpani, & Indira, P. (2007).
Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah.
Penerbit ITB. Penerbit ITB.
Wardhani, W., Sumarwan, U., Yuliati, L. N., Widya
Wardhani, Ujang Sumarwan, & Lilik Noor
Yuliati. (2016). Pengaruh Persepsi dan
Preferensi Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian Hunian Green Product. Jurnal
Manajemen Dan Organisasi, 6(1), 45.
https://doi.org/10.29244/jmo.v6i1.12183
Yoeti, O. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata (Edisi
Revisi). Penerbit Angkasa.
Zikmund, W. G., Babin, B. J., Carr, J. C., & Griffin,
M. (2010). Business Research Methods. South-
Western Cengage Learning.
https://books.google.co.id/books?id=pexMPgA
ACAAJ

220

Anda mungkin juga menyukai