Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DAMPAK PERKEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP

SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KAWASAN CIWIDEY

(Studi Kasus, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD AKBAR PRATAMA

10614007

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTR

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya.


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang
tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,
sumber daya alam yang melimpah ruah, dan sumber daya manusia yang produktif,
menjadikan Indonesia berpotensi sebagai negara tujuan wisata utama di dunia.
Banyak wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia karena ingin
melihat keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia yang tersebar. Salah satu
tempat yang dapat menjadi destinasi wisata di Kabupaten Bandung adalah
berlokasi di Kecamatan Rancabali yang menyimpan keindahan alam, kebudayaan
tradisional sunda dan hingga wisata edukasi masyarakat.

Selain itu, sebutan “Kawasan Pariwisata‟ melekat sebagai bagian dari


identitas Kawasan ini. Pengembangan wisata di Kecamatan Raancabali terlihat
dengan perkembangan industri pariwisata yang pesat seperti hotel, restoran, biro
perjalanan wisata dan sebagainya. Tentunya dengan perkembangan pariwisata
tersebut maka pariwisata dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat di
kawasan pariwisata Kecamatan Rancabali ini, apakah setiap individu dari
masyarakat memiliki dampak yang sama terhadap pertambahan nilai ekonomi dari
perkembangan pariwisata tersebut atau tidak.

Oleh karena itu kita harus mengetahui apakah dampak perkembangan


pariwisata di Kecamatan Rancabali terhadap sosial ekonomi masyarakatnya
bepengaruh dinilai melalui dampak perkembangan pariwisata di sekitar kawasan
objek wisata Kecamatan Rancabali terhadap sosial ekonomi masyarakatnya
bepengaruh dinilai melalui jenis pekerjaan warga sekitar, pendapatan yang
diterima warga, jumlah penduduk, dan pendapatan daerah, sebagai acuan dalam
mengetahui dampak perkembangan pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat di Kawasan pariwisata Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
1|PROPOSAL TUGAS AKHIR
Kabupaten Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang memiliki
potensi wisata yang cukup besar karena terdapat banyak jenis wisata yang dapat
menjadi alternatif pilihan wisatawan untuk berkunjung. Salah satu kekuatan
pariwisata Kabupaten Bandung adalah banyaknya jenis wisata alam yang dapat
dijadikan sebagai kawasan wisata unggulan. Sebagai gambaran Tabel 1.1
menunjukkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bandung.

TABEL 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2007-2011
Pertumbuhan (%)
Wisatawan Wisatawan
Tahun Wisatawan Wisatawan
Nusantara Asing
Nusantara Asing
2007 3.277.073 63.802
2008 3.342.044 61.301 2,0 -3,9
2009 3.632.011 62.301 8,7 1,6
2010 4.021.239 66.223 10,7 6,3
2011 4.542.458 71.200 12,9 7,5
Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, 2011

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan nusantara


maupun asing yang datang berkunjung ke Kabupaten Bandung cenderung
meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 8,57% untuk
wisatawan nusantara dan 2,9% untuk wisatawan asing. Peningkatan tersebut
dimungkinkan selain karena banyaknya pilihan kawasan wisata terutama di
Bandung Selatan juga sebagai akibat dari membaiknya kualitas pelayanan baik
dalam hal fasilitas maupun infrastruktur pendukung pengembangan pariwisata di
daerah tersebut.

Tahun 2011, secara keseluruhan jumlah objek wisata yang ada di Bandung
wilayah selatan adalah 28 objek wisata seperti dapat dilihat pada Tabel 1.2.

TABEL 1.2
DATA OBJEK WISATA DI KECAMATAN RANCABALI
TAHUN 2011
Jarak
Pusat
No. Objek Wisata Kota Pengelola Jenis Wisata Lokasi
(Km)
1 Situ Patenggang 46 Koperasi Alam Kec.Rancabali
2 Air Panas 45 Perhutani Alam Kec.Rancabali

2|PROPOSAL TUGAS AKHIR


Jarak
Pusat
No. Objek Wisata Kota Pengelola Jenis Wisata Lokasi
(Km)
Cimanggu
3 Gunung Tangsi 40 Perhutani Alam Kec.Rancabali
4 Kawah Putih 44 Perhutani Alam Kec.Rancabali
Alam & Minat Kec.Rancabali
5 Ranca Upas 45 Perhutani Khusus
6 Air Panas Ciwalini 50 PTPN VIII Alam Kec.Rancabali
7 Kawah Cibuni 27 Perhutani Alam Kec. Rancabali
8 Pranatirta 27 Koperasi Alam Kec. Rancabali
9 Curug Cisabuk 71 Desa Alam Kec. Rancabali
Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, 2014

Berdasarkan Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa keberagaman jenis wisata di
kawasan Kecamatan Rancabali membuat daya tarik wisata bagi wisatawan semakin
tinggi. Sebagian besar pilihan wisatawan untuk berkunjung ke objek-objek wisata di
kawasan Kecamatan Raancaali kemenarikan wisata alamnya yang asri dan belum
tercemar polusi, masih ada anggapan bahwa beragamnya kemenarikan objek wisata ini
kurang didukung oleh penyediaan sarana penunjang untuk berwisata

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakng yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini
terdapat pertanyaan antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana peluang pendapatan ekonomi masyarakat di Kecamatan Rancabali
terhadap dampak perkembangan pariwisata?
2. Bagaimana peningkatan pendapatan yang di dapat oleh masyarakat di sekitar
objek wisata Kecamatan Rancabali?
3. Apakah pengaruh perkembangan pariwisata dapat menambah penyerapan
tebaga kerja di daerah Kecamatan Rancabali?
3.3. Sasaran dan Manfaat

Sasaran penelitian ini agar mengetahui mengenai dampak yang ditimbulkan


dari perkembangan pariwisata terhadap sosial ekonomi masyarakat di kawasan
wisata Kecamatan Rancabali , Kabupaten Bandung sehingga dapat ditinjau dan
dapat menyelesaikan masalah yang timbul akibat dampak perkembangan
pariwisata di kawasan ini.

3|PROPOSAL TUGAS AKHIR


Manfaat dari penelitian ini adalah agar memberikan masukan bagi
pemerintah daerah setempat dan pihak swasta dalam rangka pengembangan dan
pengelolaan kawasan wisata secara berkelanjutan dengan meminimalisir terjadi
dampak-dampak yang akan terjadi dari perkembangan kawasan wisata di kawsan
Kecamatan Rancabaali, Kabupaten Bandung.
3.4. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dari penelitian ini yaitu di kawasan wisata


Kecamatan Rancabali , Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Secara tidak langsung
merupakan kawasan yang di rencanakan untuk menjadi wilayah dengan
perkembangan pariwisata daerah sebagai pendapan bagi sosial ekonomi
masyarakatnya dan juga menjadi pendapatan daerah Soreang, Kabupaten
Bandung. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bandung tentang Rencana Induk
Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Bandung tahun 2006 sampai dengan
Tahun 2016, bahwa terdapat sembilan kawasan yang ditetapkan sebagai wisata di
Kabupten Bandung, meliputi Desa Alamendah, Desa Ciwidey, Desa Pasirjambu,
Desa Panundaan, Desa Sukawening, Desa Rawabogo, Desa Nangkelan, Kawasan
Pangalengan, dan Malabar.

4|PROPOSAL TUGAS AKHIR


Gambar 1.4 Peta Kecamatan
Rancabali
3.5. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dari penelitian ini adalah yang berkaitan dengan
dampak perkembangan pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Kecamatan Rancabali. Adapun lingkup variabel yang akan diteliti yakni terkait
pendapatan masyarakat, lapangan pekerjaan, tingkat pendidikan masyarakat,
kondisi wilayah masyarakat setempat.

3.6. Metodelogi Penelitian

1.1.6. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
1. Observasi yaitu pencarian data dengan mengidentifikasi data melalui
pengukuran serta pengambilan data secara langsung di Lapangan.
Kegiatan observasi dilakukan secara sistematis untuk menjajaki
masalah dalam penelitian serta bersifat eksplorasi.
2. Telah pustaka yaitu cara pengumpulan data informasi dengan cara
membaca atau mengambil literatur laporan, bahan perkuliahan, dan
sumber-sumber lainnya yang ada kaitannya dengan permasalahan yang
diteliti.
3. Survey instansi, yaitu pengumpulan data melalui instansi terkait guna
mendapatkan data kualitatif dan data kuantitatif obyek studi.
4. Studi Dokumentasi, untuk melengkapi data maka kita memerlukan
informasi dari dokumentasi yang ada hubungannya dengan obyek yang
menjadi studi. Caranya yaitu dengan cara mengambil gambar,
lefeat/brosur objek, dan dokumentasi foto.

1.2.6. Metode Analisis Data


1. Metode Analisis Kualitatif.
Analisis kualitatif adalah metode analisis yang bersifat deskriptif
dengan menggambarkan dan menggunakan secara jelas kondisi atau
keadaan yang terjadi di lapangan.
2. Analisis ini merupakan salah satu cara untuk mengkaji keterkaitan
antara faktor yang berpengaruh antara koefisien korelasi. Dimana
analisis ini digunakan untuk menentukan korelasi antara variabel tidak
bebas dengan variabel bebas.
1.7. Kerangka Berpikir

Kondisi Sebelum Adanya Perkembangan Pariwisata Kecamatan


Rancabali Kabupaten Bandung

Perubahan sosial ekonomi yang Dampak Sosial Ekonomi: Peluang


terjadi pada masyarakat sekitar Usaha, Penyerapan Tenaga Kerja,
dengan adanya Obyek Wisata dan Peningkatan Pendapatan

Analisis
Deskriptif

Hasil dari analisis dampak sosial ekonomi


pembangunan dan perubahan yang terjadi pada
masyarakat sekitar pariwisata Kecamatan
Rancabali

1|PROPOSAL TUGAS AKHIR


BAB II
PENDAHULUAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Secara Etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “pari” yang berarti
banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Dalam kamus
besar bahasa indonesia (KBBI) pariwisata adalah suatu kegiatan yang
berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum
pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara
waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat yang lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud
mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk
menikmati kegiatan pertamasayaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam. Banyak negara yang menggantungkan pendapatan pada sektor
pariwisata karena industri pajak merupakan sumber pajak dan pendapatan.

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan


melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat
setempat.bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa
yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorfose dalam
berbagai aspeknya.Dampak pariwisata merupakan wilayah kajian yang paling
banyak mendapatkan perhatian dalam literatur ,terutama dampak terhadap
masyarakat lokal.(i Gde Pitana 2005:109)

Pendit (2002: 33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berikut:


Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan-
kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhan (laut atau udara),
jalan-jalan raya, pengangkutan setempat, program-program kebersihan atau
kesehatan, proyek sarana budaya dan kelestarian lingkungan, dan sebagainya,
yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi
wisatawan dalam lingkungan wilayah yang bersangkutan, maupun bagi wisatawan
pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan

2|PROPOSAL TUGAS AKHIR


sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor
bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, di mana pada
gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan di tengah-tengah
industri lainnya. Adapun yang menjadi manfaat Pariwisata adalah:

1) Meningkatkan hubungan yang baik antar bangsa dan negara;

2) Membuka kesempatan kerja serta perluasan lapangan pekerjaan bagi


masyarakat;

3) Merangsang dan menumbuhkan aktivitas ekonomi masyarakat;

4) Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, pendapatan daerah, dan


devisa negara;

5) Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan;

6) Membantu dan menunjang gerak pembangunan, seperti penyediaan


sarana dan prasarana yang diperlukan;

7) Menjaga kelestarian flora, fauna, dan lingkungan.

Sedangkan tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah:

1) Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan


mutu objek dan daya tarik wisata;

2) Memupuk rasa cinta tanah air;

3) Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja;

4) Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka peningkatan


kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;

5) Mendorong pendayagunaan produksi nasional

2.2. Fungsi Pariwisata

Berdasarkan undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan


pasal 4, sebagai salah satu pedoman pembanguanan kepariwisataan bertujuan
untuk:
3|PROPOSAL TUGAS AKHIR
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
b. Meningkatkan kesejahtraan rakyat;
c. Menghapus kemiskinan
d. Mengatasi pengangguran
e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
f. Memajukan kebudayaan;
g. Mengangkat citra bangsa;
h. Memupuk rasa cinta tanah air;
i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j. Mempererat persahabatan antar bangsa.

2.3. Rencana Pariwisata Kawasan Ciwidey

Berdasarkan peraturan Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung


(RTRW) 2007-2027, salah satu kawasan yang memiliki fungsi kegiatan khusus
pariwisata adalah kawasan Ciwidey.
Kawasan Ciwidey ini terdiri dari beberapa Kawasan, yaitu:
a. Kawasan Rancabali,
b. Kawasan Ciwidey, dan
c. Kawasan Pasirjambu.

Adapun Beberapa objek wisata yang berada di Kawasan Ciwidey diantaranya,


Situ Patengan, Pranatirta Rancabali, Situ Lembang,Curug Cisabuk, Taman Wisata
Alam Cimanggu, Air Panas Walini, Punceling, Ranca Upas, Wana Wisata
Gunung Tangsi, Taman Sari Alam, Kawah Putih, Gunung Padang,Gambung, dan
Kawah Cibuni. Berdasarkan peraturan RTRW tersebut dapat di peroleh bahwa
Kawasan Ciwidey sudah di tetapkan menjadi sebuah kawasan yang
mengembangkan pembangunan pariwisatanya. Seharusnya pedoman tersebut
dapat menjadi rencana acuan untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat
sekitarnya melalui perkembangan pariwisata.
2.4. Pengembangan Pariwisata

Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan menjadikan maju atau


pembangunan secara bertahap, teratur dan berkelanjuntan yang menjurus ke
4|PROPOSAL TUGAS AKHIR
sasaran yang dikehendaki. Pengembangan juga dapat dinilai sebagai respon
terhadap perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,
di dalam mengupayakan pengembangan, perencanaan yang baik menjadi
tindakan yang mutlak dilakukan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan
suatu strategi pengembangan yang terintegrasi, sehingga sasaran yang akan
dituju sesuai dengan yang diharapkan. Pengembangan disini mengandung
pengertian perbuatan mengembangkan pariwisata agar dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bulukumba. Usaha-usaha
pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri
pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pembangunan serta kesejahteraan
masyarakat dan negara. Menurut Marpaung (2002). Pengembangan
kepariwisataan dilandaskan atas usaha-usaha sebagai berikut :
1. Memelihara dan membina keindahan alam dan kekayaan serta kebudayaan
masyarakat Indonesia sebagai daya tarik kepariwisataan,
2. Menyediakan dan membina fasilitas-fasilitas transportasi, akomodasi,
entertainment, dan pelayanan pariwisata lainnya yang diperlukan termasuk
pendidikan pegawai,
3. Menyelenggarakan promosi kepariwisataan secara aktif dan efektif di
dalam dan di luar negeri.
4. Mengusahakan kelancaran formalitas perjalanan dan lalu lintas para
wisatawan dan dengan demikian menghilangkan unsur-unsur yang
menghambatnya.
Mengerahkan kebijaksanaan dan kegiatan perhubungan sebagai sarana utama
guna memperbesar jumlah dan kelancaran arus wisatawan.

2.5 Dampak Pengembangan Pariwisata

Suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik, tidak hanya


memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf, kualitas dan pola
hidup komunitas setempat, tetapi juga peningkatan dan pemeliharaan lingkungan
yang lebih baik. Bila dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat
memaksimalkan keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan. Penduduk
setempat mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pengembangan
5|PROPOSAL TUGAS AKHIR
obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau terlibat langsung dalam
aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan kepariwisataan di daerah tersebut. Akan
tetapi apabila suatu obyek wisata tidak dikembangkan atau ditangani dengan baik
atau tidak direncanakan dengan matang, dapat menyebabkan kerusakan baik
secara lingkungan maupun dampak-dampak negatif terhadap ekonomi maupun
sosial.
Cohen dalam (Pitana dan Diarta, 2009), secara teoritis mengemukakan
dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal
dikelompokan ke dalam delapan kelompok, yakni:
a. Dampak terhadap penerimaan devisa
b. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
c. Dampak terhadap kesempatan kerja
d. Dampak terhadap harga dan tarif
e. Dampak terhadap distribusi manfaat keuntungan
f. Dampak terhadap kepemilikan dan pengendalian
g. Dampak terhadap pembangunan
h. Dampak terhadap pendapatan pemerintah
Sedangkan menurut Ritchie (1987), pariwisata juga menimbulkan beberapa
dampak sosial ekonomi masyarakat, diantaranya adalah:
a. Ketidak tergantungan ekonomi
b. Perpindahan tenaga kerja
c. Perubahan dalam pekerjaan
d. Perubahan nilai lahan
e. Peningkatan standar hidup
f. Perubahan sistem politik
Menurut Robert Cristie Mill (1990), Secara ringkas kegiatan pariwisata dapat
memberikan dampak positif atau negatif di bidang ekonomi:
Dampak positif :
a. Terbuka lapangan pekerjaan baru
b. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat
c. Meningkatkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing

6|PROPOSAL TUGAS AKHIR


d. Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana
setempat
e. Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan masyarakat yang
memacu kegiatan ekonomi lainnya.
Dampak negatif :
a. Meningkatkan biaya pembangunan sarana dan prasarana
b. Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan pokok
c. Peningkatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman, sehingga
pendapatan masyarakat naik dan turun
d. Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen menuntut barang-
barang impor untuk bahan konsumsi tertentu.

2.6. Pengertian Sosial Ekonomi

Sosial Ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan


kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan,
kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan
penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk
melihat kedudukan sosial ekonomi adalah pekerjaan, penghasilan, dan
pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat tersebut dapat digolongkan kedalam
kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi.
2.5. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal


dapat di kategorikan menjadi delapan kelompok besar (Cohen, 1984), yaitu:
1. Dampak terhadap penerimaan devisa
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3. Dampak terhadap kesempatan kerja
4. Dampak terhadap harga-harga
5. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan
6. Dampak terhadap kepemilikan dan control
7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah.

7|PROPOSAL TUGAS AKHIR


2.6. Kondisi Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada
yangkeadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi
menurut Abdulsyani (1994 : 45) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam
kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan,
tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan
menurut Soerjono Soekanto (2001 : 75) sosial ekonomi adalah posisi seseorang
dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan,prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan
sumber daya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
pengertian keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal.

8|PROPOSAL TUGAS AKHIR


2.7. Literatur Review Skripsi/Tesis

Judul
No Nama Mahasiswa Universitas Program Studi Tahun Metode Hasil
Skripsi/Tesis
Dampak Alfiah Rusni UIN Teknik 2014 Metode deskriptif Berdasarkan hasil pembahasan pada bab
Perkembangan Alauddin Perencanaan kuantitatif sebelumnya, maka kesimpulan dari hasil
Pariwisata Makasar Wilayah dan penelitian ini adalah perkembangan
Terhadap Kondisi Kota pariwisata Pulau Liukang Loe Kabupaten
Sosial Ekonomi Bulukumba memberikan dampak yang
Masyarakat di berpengaruh pada kondisi sosial dan
Pulau Liukang ekonomi yang indikatornya berupa tingkat
1 Loe Kabupaten pendapatan, mata pencaharian, dan kondisi
Bulukumba suku masyarakat dengan masing-masing
nilai bobot 4. Adapun aspek yang kurang
berpengaruh pada kondisi sosial dan
ekonomi Pulau Liukang Loe Kabupaten
Bulukumba adalah berupa tingkat
pendidikan dengan nilai bobot 3.

Dampak Wisnu Kusumah Universitas Manajemen 2013 Metode deskriptif Gambaran dampak perkembangan pariwisata
Perkembangan Putra Pendidikan Resort & dengan terhadap kondisi ekonomi masyarakat lokal
Pariwisata Indonesia Leisure pendekatan berada pada kategori sedang dengan
Terhadap Kondisi (UPI) kuantitatif persentase sebesar 54.4% Dengan beragam
2 Ekonomi Sosial tempat wisata dan tempat hiburan lainnya
di Desa memberikan keuntungan kepada masyarakat
Cihideung lokal dengan membuka usaha di sekitar
kawasan wisata yang akhirnya mendapat

9|PROPOSAL TUGAS AKHIR


Judul
No Nama Mahasiswa Universitas Program Studi Tahun Metode Hasil
Skripsi/Tesis
tambahan sampingan dari profesinya yang
utama. Dampak positif lainnya lapangan
pekerjaan semakin terbuka luas.
Kondisi sosial masyarakat lokal berada pada
kategori sedang dengan presentase sebesar
67.34% hilangnya lahan pertanian
mengakibatkan masyarakat beralih
profesinya ke sektor pariwisata yang lebih
memberikan ruang bagi masyarakat
Dampak Catur Prastiasih Uniersitas Pendidikan 2005  Metode Pengembangan obyek wisata Purwahamba
Pengembangan Negeri Geografi Korelasionl Indah secara fisik dapat dilihat
Obyek Wisata Semarang  Metode Survei daribertambahnya fasilitas di kawasan obyek
Purwahamba (UUNES) langsung wisata seperti, panggung hiburan, wc umum,
3 Indah Terhadap  Metode gazebo (tempat bernaung), mushola,
Kebudayaan Etnografi lapangan parkir, taman bermain. Selain itu
Masyarakat Di PT. Gunung Slamet sebagai investor tunggal
Desa juga membangun banyak fasilitas di kawasan
Purwahamba obyek wisata.
Dampak Sosial Wawan Kurniawan Universitas Ekonomi 2015  Metode Hasil penelitian menunjukkan peluang usaha
Ekonomi Negri Pembangunan Kuantitatif di sekitar objek pariwisata termasuk dalam
Pembangunan Semarang kategori tinggi. Masyarakat sekitar
4 Pariwisata (UNNES) memanfaatkan situasi ini untuk berdagang,
Kecamtan jasa tourleader hingga menjadi karyawan
Bandungan objek pariwisata Umbul Sidomukti.
Kabupaten Peningkatan pengunjung pasca renovasi

10 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Judul
No Nama Mahasiswa Universitas Program Studi Tahun Metode Hasil
Skripsi/Tesis
Bandung Objek Pariwisata benar-benar mampu
meningkatkan pengunjung dan
mempengaruhi peningkatan pendapatan.
Pembangunan berhasil menyerap banyak
tenaga kerja mengingat banyak wahana baru
yang disediakan, pembangunan Objek
Wisata benar-benar mampu menyerap tenaga
kerja yang cukup banyak.
Dampak I Wayan Tegel Universitas Ilmu 2002 Metode survei  Memberi Perubahan pekerjaan dan
Perkembangan Sidarta Dipenegoro Lingkunan dengan pendapatan. Pengembanngan kawasan
Pariwisata (UNDIP) pendekatan pariwisata sanur memberi pengaruh
Terhadap Kondisi kuantitatif yang terhadap perubahan jenis pekerjaan
Lingkungan, dikombinasikan masyarakat. Sebelumnya masyarakat
Sosial dan dengan bermata pencaharian sebagai nelayan dan
Ekonomi pendekatan petani, kini perkembangannya bekerja
Masyarakat( kualitatif pada sektor peristiwa sebagai karyawan
5 Studi Kasusu dan wiraswasta.
kawasan  Pola pembagian kerja masyarakat
pariwisata Sanur, berubah yaitu dilakukan oleh suami dan
Denpasar-Bali) istri karena tuntutan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga yang semakin
meningkat.
 Kesempatan kerja dan berusaha yang
banyak adalah sebagai karyawan hotel,
losmen/wisma, penginapan sederhana,

11 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Judul
No Nama Mahasiswa Universitas Program Studi Tahun Metode Hasil
Skripsi/Tesis
dan yang lainnya karena pelaku usaha
lebih manambil rekrutmen pegawai
mengutamakan dari dalam kawasan.
Dampak Obyek Haris Universitas Pendidikan 2008 Metode penelitian Pengaruh terhadap kehidupan sosial
Wisata Arung Jember Ilmu historis yang masyarakat adalah terjadinya
Jeram Terhadap (UNEJ) Pengeahuan memiliki tujuan perubahanperubahandalam pola hubungan
Kondisi Sosial Sosial untuk masyarakat yang dipengaruhi oleh
Ekonomi menggambarkan kesibukanmasyarakat disektor pariwisata
Masyarakat Desa fakta dan menarik sehingga interaksi antar masyarakat
Codong Kawasan kesimpulan atas semakinberkurang yang berpengaruh
Gading kejadian masa terhadap rengangnya rasa solidaritas
6 Kebupaten lalu. masyarakat,berubahnya pola pikir
Probolinggo masyarakat tentang arti penting pendidikan
Tahun 1999-2006 dengan tingkat pendidikan anak di Desa
Condong semakin membaik. Selain itu
perkembangan sarana pariwisata
berpengaruh terhadap penambahan lapangan
kerja dalam masyarakat Condong.

Dampak Isna Dian Universitas Perencanan 2010  Metode 1. Dampak pengembangan pariwisata
Pengembangan Paramitasari Sebelas Wilayah dan Penelitian terhadap kehidupan masyarakat lokal
Pariwisata Maret Kota Jurusan Deskriptif ditinjau dari aspek fisik
7
Terhadap (UNS) Arsitektur 2. Dampak pengembangan pariwisata
Kehidupan terhadap kehidupan masyarakat lokal
Masyarakat Lokal ditinjau dari aspek sosial budaya

12 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Judul
No Nama Mahasiswa Universitas Program Studi Tahun Metode Hasil
Skripsi/Tesis
3. Dampak perkembangan pariwisata
terhadap kehidupan masyarakat lokal
ditinjau dari aspek ekonomi
Dampak Rusdin Universitas Ilmu Ekonomi 2016 Metode analisis  Pengembangan obyek wisata pantai juga
Pengembangan Halu Oleo deskriptif berdampak pada pendapatan masyarakat,
Wisata Bahari (UHO) kualitatif dimana sebelum pengembangan obyek
Pantai Toronipa wisata pantai tingkat pendapatan
Terhadap responden masih tergolong rendah yaitu
Perekonomian sebanyak 4 kepala keluarga atau 17,39
Masyarakat di persen berpendapatan Rp. > 1.000.000,-
Kelurahan /bulan. Sesudah adanya pengembangan
8 Toronipa obyek wisata pantai pendapatan
Kawasan Soropia responden mengalami peningkatan yakni
Kabupaten sebanyak 19 kepala keluarga atau 82,61
Konawe persen memiliki pendapatan Rp. >
1.000.000,-/bulan. Jadi secara
keseluruhan persentase rata-rata
pendapatan adalah 178%.

2.8. Literatur Review Jurnal

13 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
No Judul Artikel Nama Penulis Nama Jurnal Vol(thn) No Hal Metode Hasil
1 Dampak Ardi Surwiyanta Media V0l.2 1 33-42 Metode analisis  Bahwa Pariwisata merupakan
Perkembangan Wisata November deskriptif industri yang mampu memberikan
Pariwisata 2003 kualitatif manfaat langsung maupun tidak
Terhadap langsung kepada pemerintah dan
Kehidupan Sosial masyarakat, namun perlu diawasi
Budaya dan untuk tetap mempertahankan nilai-
Ekonomi nilai kehidupan masyarakat,sosial
 Pariwisata mampu memperbesar
penerimaan devisa, memerluas
lapangan kerja.
 Mendorong pembangunan daerah,
serta meemperkenalkan nilai alam
dan budaya bangsa
 Mendorong sektor lain untuk
berkembang
 Mendorong peningkatan jumlah
investasi berbagai bidang usaha
kepariwisataan.
2 Dampak Ekonomi Hanny Aryunda Jurnal Vol.22 1 1-16 Metode analisis Pengembangan kawasan ekowisata di
Pengembangan Perencanan April 2011 deskriptif Kabupaten Kepulauan Seribu
kawasan Ekowisata Wilayah dan kualitatif memberikan dampak yang sangat baik
Kepulawan Seribu kota terhadap perekonomian masyarakat di
wilayah tersebut. Ekowisata di
Kabupaten Kepulauan Seribu
berpengaruh yang cukup besar
terhadap meningkatnya pendapatan

14 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
No Judul Artikel Nama Penulis Nama Jurnal Vol(thn) No Hal Metode Hasil
usaha masyarakat di wilayah tersebut.
Penduduk yang memiliki usaha yang
berkaitan langsung dengan kegiatan
pariwisata di Kabupaten Kepulauan
Seribu ini mengalami peningkatan
pendapatan sejak pariwisata semakin
berkembang di daerah tersebut.
3 Pengaruh Taman  Dini Dahlyana Jurnal Desember 213- Metode analisis , keberadaan industri pariwisata
Wisata Alam  Soeryo Adiwibowo Sosiologi 2013 - 232 deskriptif mempererat hubungan diantara pelaku
pangandaran Pedesaan kualitatif usaha. Hal tersebut terlihat dari adanya
Terhadap Kondisi organisasi atau kelompok pada
Sosial Ekonomi masing-masing jenis usaha. Masing-
Masyarakat masing organisasi/kelompok ini
memiliki aturan mengenai pembagian
ruang usaha serta pengelolaannya. Hal
ini ditujukan untuk menciptakan
kerjasama yang baik antar sesama
pelaku usaha. Lebih dari itu,
kerjasama juga terjadi antara pelaku
usaha dengan masyarakat
4 Dampak  Akhmad Bories Jurnal Vol.30, 1 74-78 Metode analisis Dari kesimpulan hasil penelitian di
Perkembangan yasin Abdilah Administrasi Januari deskriptif Taman Wisata Air Wendit
Pariwisata  Djamhur Hamid Bisnis 2016 kualitatif bahwasanya pengembangan pariwisata
Terhadap  Topowijono memberikan pengaruh yang sangat
Kehidupan besar terhadap kehidupan masyarakat
Masyarakat Lokal sekitar khususnya masyarakat sekitar
Di Kawasan Wisata Taman Wisata Air Wendit.

15 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
No Judul Artikel Nama Penulis Nama Jurnal Vol(thn) No Hal Metode Hasil
Pemerintah Kabupaten Malang telah
melakukan banyak perubahan mulai
dari penambahan fasilitas wisata yang
menjadi daya tarik wisata. Sementara
dari aspek ekonomi ada penyerapan
tenaga kerja dari masyarakat desa
Mangliawan, mendorong masyarakat
sekitar untuk berwirausaha, serta
meningkatkan pendapatan dari usaha
yang dimiliki.
5 Socio-Economic  Sam European Vol.2 1 15-23 A sample of one 1. There is a significant relationship
Impact Of Tourism  Ime Ede Journal of September hundred and between employment opportunity
Development In  Akpo Hospitality 2014 fifty (150) and tourism development in the
The Forest and Tourism respondents forest community of Ikpe Oro, Urue
 David Mbu
Community O Ikpe Research from 25 years. Offong Oruko Local Gvernemnt
 Asuquo Edung
Oro, Urue Offong Area of Akwa Ibom State.
Etim
Oruko Local 2. There is a significant relationship
 Etefia
Government Area between improvement in
Of Akwa Ibom  Titus.E.
infrastructural facility and tourism
State development in the forest
community of Ikpe Oro, Urue
Offong Oruko Local Government
Area of Akwa Ibom State.

16 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Pendekatan
kuantitatif ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variabel-variabel pada
suatu faktor yang berkaitan dengan variasi-variasi pada suatu atau faktor lain.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan
datasekunder. Data primer diperoleh atau dikumpulkan dari pengunjung yang
datang dan pekerja yang berada di kawasan wisata tersebut serta masyarakat
setempat. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari Dinas Pemuda, Olahraga,
Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Bandung, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bandung.
3.2. Obyek Dan Subyek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Kawasan Wisata Kecamatan


Rancabali. Subjek yang akan diteliti adalah pedagang di kawasan wisata
Kecamatan Rancabali.

3.3. Populasi
Sugiyono (2004:149) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu. Menurut Nazir (2005:271) populasi adalah kumpulan dari
individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sebuah populasi
dengan jumlah individu tertentu dinamakan populasi finit sedangkan jika jumlah
individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya
tidak terhingga disebut populasi infinit. Populasi dalam penelitian ini adalah 30
orang pedagang di kawasan pariwisata Kecamatan Rancabali
.

17 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
3.3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh


populasi tersebut (Sugiyono, 2001). Sampel dalam penelitian ini adalah penduduk
sekitar dan pelaku usaha di sekitar kawasan pariwisata Kecamatan Rancabali.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode proporsional area random
sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan wilayah masing-masing bagian
terambil sampelnya secara acak. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam
teknik proposional area random sampling adalah sebagai berikut :
a. Menentukan populasi setiap desa
b. Menentukan jumlah sampel pada masing-masing desa dengan cara mengalikan
jumlah populasi yang ada di setiap desa dengan sampel ukuran
c. Menentukan sampel keseluruhan atau yang dikehendaki dengan cara
menjumlahkan sampel masing-masing desa
d. Mengambil dari setiap desa yang telah ditentukan sampelnya secara acak.
Penentuan sampel dihitung dengan rumus (Slovin, 1998):
𝑁
n= ………………….. (1)
1+𝑛𝑒 2
dimana :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e² : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang ditolerir atau diinginkan. Misal untuk penelitian ini digunakan 10%. Sampel
dalam penelitian ini adalah 30 orang pelaku usaha di kawasan Kecamatan
Rancabali.

3.5. Variabel Penelitian


Untuk memberikan arah menganalisis data diperlukan definisi operasional
darimasing – masing variabel penelitian. Variabel adalah subjek penelitian atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2000). Variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peluang Usaha,
2. Pendapatan,
18 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
3. Penyerapan Tenaga Kerja.
3.6. Metode Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian yaitu :


1. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel atau yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini metode dokumentasi yang digunakan untuk
memperoleh data berupa informasi tentang jumlah pengunjung,
area permainan di kawasan pariwisata Kecamatan Rancabali.
2. Kuesioner
Kuesioner yaitu suatu daftar pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner
merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data. Hasil
kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel,
analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner digunakan
untuk memperoleh data primer.
3. Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan. Wawancara merupakan
bagian dari teknik komunikasi dimana pencari data mengadakan
tanya jawab dengan narasumber untuk menggali data yang
diperlukan.
4. Observasi
Observasi yaitu peneliti mengadakan penelitian dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung dan cermat terhadap
segala fenomena yang ada hubungannya dengan kemiskinan dan
kemudian dicatat guna melengkapi data yang diperoleh.

19 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
3.7. Alat Pengumpulan Data
3.7.1. Validitas Data
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2006). Analisis yang digunakan untuk
mengukur validitas dengan analisis faktor yaitu dikatakan valid apabila hasil
korelasi skor faktor dengan analisis faktor total lebih besar dari r tabel dan
sebaliknya jika koefisien korelasi tersebut lebih kecil dari r tabel maka instrument
untuk faktor tersebut tidak valid, sedangkan taraf signifikan t tabel yang
digunakan adalah tabel yang digunakan adalah 5% yaitu 0,244. Rumus yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas adalah korelasi produk moment :
𝑁 ∑ xy−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
Rxy = ……………… (2)
√𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2 (𝑁 ∑ 𝑦 2 −(∑ 𝑦)2

Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi
N : jumlah koresponden
Σ : nilai skor butir
Σ : nilai skor total
Σ : jumlah kuadrat nilai X
Σ : jumlah kuadrat nilai Y
3.7.2. Reliabilitas Data
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data dikarenakan
instrumen tersebut baik (Arikunto, 2006: 196). Dengan rumus alpha :
𝑘 ∑ 𝑎𝑏²
𝑟11 = [(𝑘−1)] [1 − ]……………. (3)
𝑎𝑏²

Keterangan :
𝑟11: : Reliabilitas instrument
K : banyak butir soal atau pertanyaan
∑ 𝑎𝑏 2 : jumlah varian butir
N : varian total (Arikunto, 2006: 196)
Untuk mencari varian tiap butirnya digunakan rumus :
∑(x)²
∑(𝑥)2 −
𝜎2 = 𝑁
𝑁
20 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Keterangan
𝜎 2 : varian tiap butir
X : jumlah skor butir
N : jumlah responden
Selanjutnya 𝑟11 yang diperoleh untuk masing-masing soal dikonsultasikan dengan
nilai r tabel untuk derajat α kesalahan 5%. Jika harga lebih dari atau sama dengan
r tabel, maka item itu valid. Sebaliknya, bila harga kurang dari r tabel maka item
angket itu tidak valid (Sugiyono, 2001: 282).

3.7. Metode Analisis Data


Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini
adalah menggunakan analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2004:169), analisis
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Dalam penelitian ini akan diperoleh gambaran tentang dampak sosial
ekonomi pembangunan dan perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar
kawasan Kecamatan Rancabali. Data yang terkumpul dalam penelitian ini di
analisa dengan metode analisis deskriptif untuk menjelaskan/mendeskriptifkan
fenomena – fenomena yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Sehingga
data yang dihasilkan merupakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun
lisan dari perilaku yang diamati.

21 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R

Anda mungkin juga menyukai