DISUSUN OLEH :
10614007
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
TABEL 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2007-2011
Pertumbuhan (%)
Wisatawan Wisatawan
Tahun Wisatawan Wisatawan
Nusantara Asing
Nusantara Asing
2007 3.277.073 63.802
2008 3.342.044 61.301 2,0 -3,9
2009 3.632.011 62.301 8,7 1,6
2010 4.021.239 66.223 10,7 6,3
2011 4.542.458 71.200 12,9 7,5
Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, 2011
Tahun 2011, secara keseluruhan jumlah objek wisata yang ada di Bandung
wilayah selatan adalah 28 objek wisata seperti dapat dilihat pada Tabel 1.2.
TABEL 1.2
DATA OBJEK WISATA DI KECAMATAN RANCABALI
TAHUN 2011
Jarak
Pusat
No. Objek Wisata Kota Pengelola Jenis Wisata Lokasi
(Km)
1 Situ Patenggang 46 Koperasi Alam Kec.Rancabali
2 Air Panas 45 Perhutani Alam Kec.Rancabali
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa keberagaman jenis wisata di
kawasan Kecamatan Rancabali membuat daya tarik wisata bagi wisatawan semakin
tinggi. Sebagian besar pilihan wisatawan untuk berkunjung ke objek-objek wisata di
kawasan Kecamatan Raancaali kemenarikan wisata alamnya yang asri dan belum
tercemar polusi, masih ada anggapan bahwa beragamnya kemenarikan objek wisata ini
kurang didukung oleh penyediaan sarana penunjang untuk berwisata
Berdasarkan latar belakng yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini
terdapat pertanyaan antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana peluang pendapatan ekonomi masyarakat di Kecamatan Rancabali
terhadap dampak perkembangan pariwisata?
2. Bagaimana peningkatan pendapatan yang di dapat oleh masyarakat di sekitar
objek wisata Kecamatan Rancabali?
3. Apakah pengaruh perkembangan pariwisata dapat menambah penyerapan
tebaga kerja di daerah Kecamatan Rancabali?
3.3. Sasaran dan Manfaat
Ruang lingkup materi dari penelitian ini adalah yang berkaitan dengan
dampak perkembangan pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Kecamatan Rancabali. Adapun lingkup variabel yang akan diteliti yakni terkait
pendapatan masyarakat, lapangan pekerjaan, tingkat pendidikan masyarakat,
kondisi wilayah masyarakat setempat.
Analisis
Deskriptif
Secara Etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “pari” yang berarti
banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Dalam kamus
besar bahasa indonesia (KBBI) pariwisata adalah suatu kegiatan yang
berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum
pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara
waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat yang lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud
mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk
menikmati kegiatan pertamasayaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam. Banyak negara yang menggantungkan pendapatan pada sektor
pariwisata karena industri pajak merupakan sumber pajak dan pendapatan.
Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada
yangkeadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi
menurut Abdulsyani (1994 : 45) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam
kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan,
tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan
menurut Soerjono Soekanto (2001 : 75) sosial ekonomi adalah posisi seseorang
dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan,prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan
sumber daya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
pengertian keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal.
Judul
No Nama Mahasiswa Universitas Program Studi Tahun Metode Hasil
Skripsi/Tesis
Dampak Alfiah Rusni UIN Teknik 2014 Metode deskriptif Berdasarkan hasil pembahasan pada bab
Perkembangan Alauddin Perencanaan kuantitatif sebelumnya, maka kesimpulan dari hasil
Pariwisata Makasar Wilayah dan penelitian ini adalah perkembangan
Terhadap Kondisi Kota pariwisata Pulau Liukang Loe Kabupaten
Sosial Ekonomi Bulukumba memberikan dampak yang
Masyarakat di berpengaruh pada kondisi sosial dan
Pulau Liukang ekonomi yang indikatornya berupa tingkat
1 Loe Kabupaten pendapatan, mata pencaharian, dan kondisi
Bulukumba suku masyarakat dengan masing-masing
nilai bobot 4. Adapun aspek yang kurang
berpengaruh pada kondisi sosial dan
ekonomi Pulau Liukang Loe Kabupaten
Bulukumba adalah berupa tingkat
pendidikan dengan nilai bobot 3.
Dampak Wisnu Kusumah Universitas Manajemen 2013 Metode deskriptif Gambaran dampak perkembangan pariwisata
Perkembangan Putra Pendidikan Resort & dengan terhadap kondisi ekonomi masyarakat lokal
Pariwisata Indonesia Leisure pendekatan berada pada kategori sedang dengan
Terhadap Kondisi (UPI) kuantitatif persentase sebesar 54.4% Dengan beragam
2 Ekonomi Sosial tempat wisata dan tempat hiburan lainnya
di Desa memberikan keuntungan kepada masyarakat
Cihideung lokal dengan membuka usaha di sekitar
kawasan wisata yang akhirnya mendapat
10 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Judul
No Nama Mahasiswa Universitas Program Studi Tahun Metode Hasil
Skripsi/Tesis
Bandung Objek Pariwisata benar-benar mampu
meningkatkan pengunjung dan
mempengaruhi peningkatan pendapatan.
Pembangunan berhasil menyerap banyak
tenaga kerja mengingat banyak wahana baru
yang disediakan, pembangunan Objek
Wisata benar-benar mampu menyerap tenaga
kerja yang cukup banyak.
Dampak I Wayan Tegel Universitas Ilmu 2002 Metode survei Memberi Perubahan pekerjaan dan
Perkembangan Sidarta Dipenegoro Lingkunan dengan pendapatan. Pengembanngan kawasan
Pariwisata (UNDIP) pendekatan pariwisata sanur memberi pengaruh
Terhadap Kondisi kuantitatif yang terhadap perubahan jenis pekerjaan
Lingkungan, dikombinasikan masyarakat. Sebelumnya masyarakat
Sosial dan dengan bermata pencaharian sebagai nelayan dan
Ekonomi pendekatan petani, kini perkembangannya bekerja
Masyarakat( kualitatif pada sektor peristiwa sebagai karyawan
5 Studi Kasusu dan wiraswasta.
kawasan Pola pembagian kerja masyarakat
pariwisata Sanur, berubah yaitu dilakukan oleh suami dan
Denpasar-Bali) istri karena tuntutan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga yang semakin
meningkat.
Kesempatan kerja dan berusaha yang
banyak adalah sebagai karyawan hotel,
losmen/wisma, penginapan sederhana,
11 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Judul
No Nama Mahasiswa Universitas Program Studi Tahun Metode Hasil
Skripsi/Tesis
dan yang lainnya karena pelaku usaha
lebih manambil rekrutmen pegawai
mengutamakan dari dalam kawasan.
Dampak Obyek Haris Universitas Pendidikan 2008 Metode penelitian Pengaruh terhadap kehidupan sosial
Wisata Arung Jember Ilmu historis yang masyarakat adalah terjadinya
Jeram Terhadap (UNEJ) Pengeahuan memiliki tujuan perubahanperubahandalam pola hubungan
Kondisi Sosial Sosial untuk masyarakat yang dipengaruhi oleh
Ekonomi menggambarkan kesibukanmasyarakat disektor pariwisata
Masyarakat Desa fakta dan menarik sehingga interaksi antar masyarakat
Codong Kawasan kesimpulan atas semakinberkurang yang berpengaruh
Gading kejadian masa terhadap rengangnya rasa solidaritas
6 Kebupaten lalu. masyarakat,berubahnya pola pikir
Probolinggo masyarakat tentang arti penting pendidikan
Tahun 1999-2006 dengan tingkat pendidikan anak di Desa
Condong semakin membaik. Selain itu
perkembangan sarana pariwisata
berpengaruh terhadap penambahan lapangan
kerja dalam masyarakat Condong.
Dampak Isna Dian Universitas Perencanan 2010 Metode 1. Dampak pengembangan pariwisata
Pengembangan Paramitasari Sebelas Wilayah dan Penelitian terhadap kehidupan masyarakat lokal
Pariwisata Maret Kota Jurusan Deskriptif ditinjau dari aspek fisik
7
Terhadap (UNS) Arsitektur 2. Dampak pengembangan pariwisata
Kehidupan terhadap kehidupan masyarakat lokal
Masyarakat Lokal ditinjau dari aspek sosial budaya
12 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Judul
No Nama Mahasiswa Universitas Program Studi Tahun Metode Hasil
Skripsi/Tesis
3. Dampak perkembangan pariwisata
terhadap kehidupan masyarakat lokal
ditinjau dari aspek ekonomi
Dampak Rusdin Universitas Ilmu Ekonomi 2016 Metode analisis Pengembangan obyek wisata pantai juga
Pengembangan Halu Oleo deskriptif berdampak pada pendapatan masyarakat,
Wisata Bahari (UHO) kualitatif dimana sebelum pengembangan obyek
Pantai Toronipa wisata pantai tingkat pendapatan
Terhadap responden masih tergolong rendah yaitu
Perekonomian sebanyak 4 kepala keluarga atau 17,39
Masyarakat di persen berpendapatan Rp. > 1.000.000,-
Kelurahan /bulan. Sesudah adanya pengembangan
8 Toronipa obyek wisata pantai pendapatan
Kawasan Soropia responden mengalami peningkatan yakni
Kabupaten sebanyak 19 kepala keluarga atau 82,61
Konawe persen memiliki pendapatan Rp. >
1.000.000,-/bulan. Jadi secara
keseluruhan persentase rata-rata
pendapatan adalah 178%.
13 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
No Judul Artikel Nama Penulis Nama Jurnal Vol(thn) No Hal Metode Hasil
1 Dampak Ardi Surwiyanta Media V0l.2 1 33-42 Metode analisis Bahwa Pariwisata merupakan
Perkembangan Wisata November deskriptif industri yang mampu memberikan
Pariwisata 2003 kualitatif manfaat langsung maupun tidak
Terhadap langsung kepada pemerintah dan
Kehidupan Sosial masyarakat, namun perlu diawasi
Budaya dan untuk tetap mempertahankan nilai-
Ekonomi nilai kehidupan masyarakat,sosial
Pariwisata mampu memperbesar
penerimaan devisa, memerluas
lapangan kerja.
Mendorong pembangunan daerah,
serta meemperkenalkan nilai alam
dan budaya bangsa
Mendorong sektor lain untuk
berkembang
Mendorong peningkatan jumlah
investasi berbagai bidang usaha
kepariwisataan.
2 Dampak Ekonomi Hanny Aryunda Jurnal Vol.22 1 1-16 Metode analisis Pengembangan kawasan ekowisata di
Pengembangan Perencanan April 2011 deskriptif Kabupaten Kepulauan Seribu
kawasan Ekowisata Wilayah dan kualitatif memberikan dampak yang sangat baik
Kepulawan Seribu kota terhadap perekonomian masyarakat di
wilayah tersebut. Ekowisata di
Kabupaten Kepulauan Seribu
berpengaruh yang cukup besar
terhadap meningkatnya pendapatan
14 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
No Judul Artikel Nama Penulis Nama Jurnal Vol(thn) No Hal Metode Hasil
usaha masyarakat di wilayah tersebut.
Penduduk yang memiliki usaha yang
berkaitan langsung dengan kegiatan
pariwisata di Kabupaten Kepulauan
Seribu ini mengalami peningkatan
pendapatan sejak pariwisata semakin
berkembang di daerah tersebut.
3 Pengaruh Taman Dini Dahlyana Jurnal Desember 213- Metode analisis , keberadaan industri pariwisata
Wisata Alam Soeryo Adiwibowo Sosiologi 2013 - 232 deskriptif mempererat hubungan diantara pelaku
pangandaran Pedesaan kualitatif usaha. Hal tersebut terlihat dari adanya
Terhadap Kondisi organisasi atau kelompok pada
Sosial Ekonomi masing-masing jenis usaha. Masing-
Masyarakat masing organisasi/kelompok ini
memiliki aturan mengenai pembagian
ruang usaha serta pengelolaannya. Hal
ini ditujukan untuk menciptakan
kerjasama yang baik antar sesama
pelaku usaha. Lebih dari itu,
kerjasama juga terjadi antara pelaku
usaha dengan masyarakat
4 Dampak Akhmad Bories Jurnal Vol.30, 1 74-78 Metode analisis Dari kesimpulan hasil penelitian di
Perkembangan yasin Abdilah Administrasi Januari deskriptif Taman Wisata Air Wendit
Pariwisata Djamhur Hamid Bisnis 2016 kualitatif bahwasanya pengembangan pariwisata
Terhadap Topowijono memberikan pengaruh yang sangat
Kehidupan besar terhadap kehidupan masyarakat
Masyarakat Lokal sekitar khususnya masyarakat sekitar
Di Kawasan Wisata Taman Wisata Air Wendit.
15 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
No Judul Artikel Nama Penulis Nama Jurnal Vol(thn) No Hal Metode Hasil
Pemerintah Kabupaten Malang telah
melakukan banyak perubahan mulai
dari penambahan fasilitas wisata yang
menjadi daya tarik wisata. Sementara
dari aspek ekonomi ada penyerapan
tenaga kerja dari masyarakat desa
Mangliawan, mendorong masyarakat
sekitar untuk berwirausaha, serta
meningkatkan pendapatan dari usaha
yang dimiliki.
5 Socio-Economic Sam European Vol.2 1 15-23 A sample of one 1. There is a significant relationship
Impact Of Tourism Ime Ede Journal of September hundred and between employment opportunity
Development In Akpo Hospitality 2014 fifty (150) and tourism development in the
The Forest and Tourism respondents forest community of Ikpe Oro, Urue
David Mbu
Community O Ikpe Research from 25 years. Offong Oruko Local Gvernemnt
Asuquo Edung
Oro, Urue Offong Area of Akwa Ibom State.
Etim
Oruko Local 2. There is a significant relationship
Etefia
Government Area between improvement in
Of Akwa Ibom Titus.E.
infrastructural facility and tourism
State development in the forest
community of Ikpe Oro, Urue
Offong Oruko Local Government
Area of Akwa Ibom State.
16 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Pendekatan
kuantitatif ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variabel-variabel pada
suatu faktor yang berkaitan dengan variasi-variasi pada suatu atau faktor lain.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan
datasekunder. Data primer diperoleh atau dikumpulkan dari pengunjung yang
datang dan pekerja yang berada di kawasan wisata tersebut serta masyarakat
setempat. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari Dinas Pemuda, Olahraga,
Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Bandung, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bandung.
3.2. Obyek Dan Subyek Penelitian
3.3. Populasi
Sugiyono (2004:149) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu. Menurut Nazir (2005:271) populasi adalah kumpulan dari
individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sebuah populasi
dengan jumlah individu tertentu dinamakan populasi finit sedangkan jika jumlah
individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya
tidak terhingga disebut populasi infinit. Populasi dalam penelitian ini adalah 30
orang pedagang di kawasan pariwisata Kecamatan Rancabali
.
17 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
3.3. Sampel
19 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
3.7. Alat Pengumpulan Data
3.7.1. Validitas Data
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2006). Analisis yang digunakan untuk
mengukur validitas dengan analisis faktor yaitu dikatakan valid apabila hasil
korelasi skor faktor dengan analisis faktor total lebih besar dari r tabel dan
sebaliknya jika koefisien korelasi tersebut lebih kecil dari r tabel maka instrument
untuk faktor tersebut tidak valid, sedangkan taraf signifikan t tabel yang
digunakan adalah tabel yang digunakan adalah 5% yaitu 0,244. Rumus yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas adalah korelasi produk moment :
𝑁 ∑ xy−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
Rxy = ……………… (2)
√𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2 (𝑁 ∑ 𝑦 2 −(∑ 𝑦)2
Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi
N : jumlah koresponden
Σ : nilai skor butir
Σ : nilai skor total
Σ : jumlah kuadrat nilai X
Σ : jumlah kuadrat nilai Y
3.7.2. Reliabilitas Data
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data dikarenakan
instrumen tersebut baik (Arikunto, 2006: 196). Dengan rumus alpha :
𝑘 ∑ 𝑎𝑏²
𝑟11 = [(𝑘−1)] [1 − ]……………. (3)
𝑎𝑏²
Keterangan :
𝑟11: : Reliabilitas instrument
K : banyak butir soal atau pertanyaan
∑ 𝑎𝑏 2 : jumlah varian butir
N : varian total (Arikunto, 2006: 196)
Untuk mencari varian tiap butirnya digunakan rumus :
∑(x)²
∑(𝑥)2 −
𝜎2 = 𝑁
𝑁
20 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Keterangan
𝜎 2 : varian tiap butir
X : jumlah skor butir
N : jumlah responden
Selanjutnya 𝑟11 yang diperoleh untuk masing-masing soal dikonsultasikan dengan
nilai r tabel untuk derajat α kesalahan 5%. Jika harga lebih dari atau sama dengan
r tabel, maka item itu valid. Sebaliknya, bila harga kurang dari r tabel maka item
angket itu tidak valid (Sugiyono, 2001: 282).
21 | P R O P O S A L T U G A S A K H I R