ABSTRACT
Lembeh Island is one of the marine tourism area rich in natural resources.
But do not yet have adequate facilities and infrastructure to support tourism
activities and not yet well established system of management of coastal tourism by
the government of Bitung, thus exploiting the existing potential has not been
optimal. Based on this, the need for sustainable development of coastal areas. To
support the required facilities and infrastructure support and regional
development of sustainable marine tourism, in order to achieve all the needs in
the region to optimize marine tourism sustainable Lembeh Island.
ABSTRAK
Pulau Lembeh adalah salah satu kawasan wisata bahari yang kaya akan
sumber daya alam. Namun belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai
dalam menunjang kegiatan pariwisatanya serta belum tertatanya sistem
pengelolaan wisata pesisir oleh pemerintah Kota Bitung, sehingga pemanfaatan
potensi yang ada belum optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya
pengembangan wilayah pesisir yang berkelanjutan. Untuk menunjang hal tersebut
dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung serta pengembangan wilayah
wisata bahari yang berkelanjutan, guna mencapai semua kebutuhan dalam
mengoptimalkan kawasan pariwisata bahari Pulau Lembeh yang berkelanjutan.
1
PENDAHULUAN
2
Namun, walaupun memiliki potensi wisata bahari yang cukup
tinggi, kawasan wisata bahari Pulau Lembeh ini belum didukung oleh
sarana dan prasarana pariwisata yang memadai, baik untuk kebutuhan
pengunjung seperti keberadaan sarana prasarana yang baik dan tidak
adanya fasilitas umum pendukung yang dapat menunjang aktivitas
pariwisata pengunjung serta kurang tertatanya sistem pengelolaan wisata
bahari oleh pemerintah Kota Bitung. Berdasarkan masalah di atas, maka
perlu adanya pengembangan wilayah pesisir yang berkelanjutan. Untuk
menunjang kebutuhan sarana dan prasarana pendukung, guna
mengoptimalkan kawasan pariwisata bahari yang berkelanjutan.
3
bermanfaat bagi penulis-penulis selanjutnya yang ingin menulis tentang
pariwisata.
KAJIAN PUSTAKA
4
Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah
daerah.
Pariwisata bahari, menurut KBBI adalah pariwisata yang objeknya
adalah laut dan isinya (berperahu, berselancar, menyelam).
Jadi pawisata merupakan bagian dari aktivitas/ kegiatan atau secara
umum pariwisata sebagai bagian dari kegiatan dalam sistem perwilayahan
dapat diidentifikasi melalui tiga unsur pembentuk terjadinya kegiatan
wisata yaitu :
a. Ruang merupakan tempat kegiatan wisata berlangsung dimana kondisi
fisik yang bersifat alami maupun binaan yang mempengaruhi
perkembangan wisata, sesuai dengan daya tarik wisata yang dimiliki.
Tingkat daya hubung antara lokasi wisata dengan sumber pasar juga
merupakan hal yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan
yang terjadi.
b. Manusia sebagai pelaku kegiatan wisata baik sebagai pengelola
maupun pemakai. Sebagai pemakai, wisatawan memiliki karakteristik
yang akan mempengaruhi perilaku wisatanya. Sebagai pengelola,
produsen jasa wisata ini juga memiliki perilaku yang berbeda karena
faktor internal maupun eksternalnya.
c. Prasarana dan sarana merupakan faktor penunjang yang
menghubungkan tempat asal wisatawan dan tujuan wisatanya.
5
Pembangunan berkelanjutan dalam konteks pengelolaan
pembangunan pesisir dan lautan secara teknis didefinisikan sebagai
berikut: suatu upaya pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa
lingkungan yang terdapat di dalam kawasan pesisir dan lautan untuk
kesejahteraan manusia (terutama stakeholders) sedemikian rupa, sehingga
laju (tingkat) pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan
termaksud tidak melebihi daya dukung (carrying capacity) kawasan
pesisir dan lautan untuk menyediakannya.
Pariwisata bahari yang berkelanjutan adalah pariwisata yang dapat
memenuhi kebutuhan generasi saat ini, tanpa mengorbankan kepentingan
generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Sarana dan
prasarana wisata merupakan pelengkap daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisatanya. Adapun sarana dan prasarana tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Aksesbilitas mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang
menghubungkan wisatawan dari,ke dan selama di daerah tujuan wisata
(Inskeep,1991 dalam Paulungan, Yunus. P. 2009. Menggagas Ulang
Kejayaan Pariwisata Toraja Sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW).
http://yunuspaulangan.blogspot.co.id/2009/10/mengembalikan-
kejayaan-sebagai-daerah.html. Diakses 28 Maret 2016) mulai dari
darat, laut, sampai udara. Akses ini tidak hanya menyangkut aspek
kuantitas tetapi juga mutu, ketepatan waktu, kenyamanan, dan
keselamatan.
b. Akomodasi (tempat menginap)
c. Tempat makan dan minum
d. Tempat belanja
e. Fasilitas umum di lokasi obyek wisata
Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di
tempat rekreasi seperti : tempat parkir, WC umum, tempat Ibadah, sarana
penggerak di lokasi obyek wisata, sarana informasi dan papan petunjuk,
sarana rekreasi dan taman bermain serta telepon umum
6
ANALISIS DAN SINTESIS
3.1 Letak Geografis dan Gambaran Umum Kawasan Pariwisata Bahari Pulau
Lembeh
Pulau lembeh terdiri dari Kecamatan Lembeh Utara dan Lembeh
Selatan yang yang masuk dalam wilayah administrasi Kota Bitung.
Secara geografis, Pulau Lembeh terletak 130 141 LU dan 12501
12514 BT. Karena terdiri dari dua kecamatan, maka batasan wilayah
Pulau Lembeh adalah:
Kecamatan Lembeh Utara berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara dengan Kecamatan Ranowulu
b. Sebelah Timur dengan Kecamatan Maesa
c. Sebelah Selatan dengan Selat Lembeh
d. Sebelah Barat dengan Kecamatan Girian
7
Sumber: RDTR Kota Bitung 2012-2032
8
Sumber: RTRW Kota Bitung 2010-2030
9
dalam pengembangan kawasan wisata bahari pulau lembeh menjadi tidak
optimal.
Kawasan pesisir
pantai Kelurahan
Papusungan Pulau
Lembeh
Kawasan Ekowisata
mangrove dan kampung Kawasan pasir putih di
tepi pantai. kelurahan Pasir Panjang.
Patung Yesus
Di Pulau
Lembeh
Monumen Trikora yang
Drainase yang ada di pesisir pantai
buruk Pulau Pulau Lembeh
Lembeh
10
meningkatkan kualitas kepariwisataan dan perbaikan sarana dan
prasarana yang ada, tanpa meninggalkan upaya pemasaran pariwisata
kepada masyarakat luas dan para penanam modal secara intensif dan
berkelanjutan. Dalam pengembangan budaya lokal difungsikan sebagai
bentuk pengembangan, pemererat dan pelestarian budaya lokal yang
bertujuan untuk membentuk masyarakat Kota Bitung yang
berkarakteristik. Kawasan wisata bahari Pulau Lembeh memiliki
tautan yang cukup besar terhadap wilayah sekitarnya. Kawasan ini
juga merupakan alternatif berlibur bagi masyarakat lokal maupun
wisatawan asing. Baik hari libur akhir pekan maupun hari libur besar
atau nasional. Dengan demikian jika tidak dikelola dan disediakan
sarana dan prasarana yang baik dan memadai maka daerah kawasan ini
tidak dapat berkembang secara optimal.
11
merupakan faktor penting jika kawasan ini akan melakukan
pembangunan, sebab pada dasarnya wisatawan akan memerlukan
tempat tinggal (sesuai kantong mereka) untuk sementara waktu
selama dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya
sarana ini, maka akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan
menikmati objek dan daya tarik wisata dengan waktu yang relatif
lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini mempengaruhi
penilaian wisatawan pilihan jenis akomodasi yang dipilih, seperti
jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah
kamar yang tersedia dan sebagainya.
b. Tempat makan dan minum
Untuk fasilitas makanan dan minuman yang ada pada kawasan
ini masih kurang baik dari segi jenis dan variasi makanan yang
ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman, pelayanan
yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis, dan hal-hal lain
yang dapat menambah selera makan seseorang serta lokasi tempat
makannya. Memang makanan yang sudah ada mulai dari makanan
berat seperti makanan pokok (nasi dan lauk pauk) sampai dengan
makanan ringan (jajanan) tetapi masih dikatakan kurang jika
direncanakan secara berkelanjutan. Selain fasilitasnya yang masih
kurang, pembuangan limbah tersebut juga belum terkelola dengan
baik dan benar sehingga bisa menimbulkan pencemaran
lingkungan jika dibiarkan berlarut-larut.
c. Tempat belanja
Di kawasan belum ada tempat khusus yang menjajakan oleh-
oleh khas daerah sehingga wiasatawan yang datang tidak bisa
membelanjakan uang mereka. Padahal tersedia barang-barang
untuk dijual seperti kerajinan kerang atau makanan olahan khas
kawasan wisata bahari Pulau Lembeh. Secara ekonomi hal ini bisa
merugikan perekonomian daerah, dimana seharusnya uang yang
beredar tidak keluar tetapi tetap berputar di dalam daerah. Hal ini
juga dapat menjadi alternatif bagi para wisatawan dalam
membelanjakan uangnya. Wisatawan bisa berbelanja barang
12
kenangkenangan berupa barang bukan hanya menikmati
pemandangan dan atraksi saja.
d. Fasilitas umum di lokasi objek wisata
Fasilitas umum yang ada di kawasan pesisir Pantai juga
belum semuanya tersedia dan kalaupun ada masih jauh dari kata
layak, seperti tempat parkir, MCK umum, sarana peribadatan,
sarana penggerak di lokasi obyek wisata, sarana informasi dan
papan petunjuk, sarana rekreasi dan taman bermain serta jaringan
listrik dan telekomunikasi.
Keterangan:
Kawasan Penginapan
Kawasan Belanja
Keterangan:
Tempat parkir
MCK umum
Sarana peribadatan
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan kawasan wisata bahari
Pulau Lembeh memiliki banyak potensi tetapi sarana dan prasarana
pendukung aktifitas wisata masih membutuhkan peningkatan kualitas
maupun kuantitasnya. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata
Pesisir yang berkelanjutan harus berpedoman dengan empat elemen
penting yang menjadi acuan dalam teori keberlanjutan yaitu: aspek sosial
dimana dibutuhkan peningkatan kesadaran akan pemeliharaan, diberikan
pengetahuan dan melibatkan penduduk asli dalam pengembangan sarana
dan prasarana untuk menunjang aktifitas pariwisata bahari yang
berkelanjutan, aspek ekonomi pengembangan sarana dan prasarana.
pariwisata untuk mendukung pariwisata bahari maka secara tidak langsung
menarik wisatawan berkunjung, mengajak organisasi lokal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui aktivitas ekonomi, aspek
lingkungan dibutuhkan kesadaran bahwa pemanfaatan sumber daya
14
manusia dan alam secara berlebihan akan mengganggu keseimbangan
lingkungan dan aspek kelembagaan. Diperlukannya pengelolaan dan
pemeliharaan kawasan wisata bahari Pulau Lembeh dengan cara
menggabungkan kerjasama antara pemerintah dan swasta dan dengan
melibatkan masyarakat. Keempat elemen ini harus bersinergi agar tidak
pincang dan menimbulkan masalah di generasi selanjutnya. Hal ini dapat
dirumuskan rekomendasi bagi pemerintah terutama berupa pengembangan
daerah yang berkaitan dengan sarana dan prasarana dan partisipasi
masyarakat dalam proses pelaksanaannya untuk menjaga kelestarian
kawasan wisata bahari Pulau Lembeh.
4.2 Saran
Sehubungan dengan pembahasan di atas, maka saran-saran yang perlu
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan pemerintah daerah agar dalam penyusunan konsep rencana
pengembangan sektor pariwisata hendaknya lebih memperhatikan dan
menganalisis sarana dan prasarana agar menghasilkan suatu konsep
yang efektif dan efisien.
2. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan diharapkan bukan hanya
sekedar wacana tapi benar-benar diaplikasikan, minimal dengan
program penyadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan,
khususnya lingkungan bahari.
3. Guna mewujudkan peningkatan sektor pariwisata di kawasan
pariwisata bahari Pulau Lembeh diharapkan kemauan pemerintah,
masyarakat dan stakeholders lainnya melakukan reformasi sosial,
ekonomi dan teknologi dalam menciptakan iklim usaha dan menjaga
sarana dan pasarana yang telah disediakan.
DAFTAR PUSTAKA
15
Adolof, Ronny. 2013. Wisata Bahari Murah di Pintu Kota Kecil, Pulau Lembeh,
Bitung. https://sitaro.wordpress.com/2013/01/05/wisata-bahari-murah-di-
pintu-kota-kecil-pulau-lembeh-bitung/. Diakses 28 Maret 2016.
16