Anda di halaman 1dari 20

COVER

MAKALAH OSEANOGRAFI
“Mengkaji Pantai Karang Jahe Kabupaten Rembang”

Disusun oleh :
Amelia Faradilla Istiqomah
26060121140084
THP B

Dosen pengampu :
Dr.Ir. MAX RUDOLF MUSKANANFOLA, M.Sc.

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan pikiran dan
pendapat sarannya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Rembang, 1 Oktober 2021

(Amelia Faradilla Istiqomah)


ABSTRAK
Pantai Karang Jahe merupakan salah satu destinasi wisata baru yang mulai banyak
dikunjungi wisatawan di Jawa Tengah. Sebagai pantai wisata baru, Pantai Karang Jahe
memerlukan pengembangan-pengembangan dalam upaya menarik wisatawan untuk
berkunjung. Pantai Karang Jahe memiliki karakteristik yang unik untuk dikembangkan
menjadi tempat wisata, karena Pantai Karang Jahe memiliki gelombang dan arus yang relatif
kecil, pasir putih kecoklatan, serta lahan wisata yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji kesesuaian dan daya dukung wisata serta mengkaji potensi daya tarik wisata Pantai
Karang Jahe, Rembang, Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari
2019. Penelitian menggunakan metode survei dan penentuan lokasi dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling, analisis data kesesuaian kawasan menggunakan
Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung Kawasan, dan untuk analisa potensi
pengembangannya menggunakan Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
IKW untuk rekreasi pantai pada stasiun 1, 2 dan 3 tergolong sangat sesuai (S1) dengan nilai
88,88%; 91,94%; 84,72%. Hasil perhitungan Daya Dukung Kawasan yaitu kegiatan rekreasi
pantai dengan luas 1200 m sebesar 240 orang/ hari, kegiatan berenang dengan luas 700 m
dapat menampung 140 orang/ hari, dan kegiatan bermain dengan luas 400 m dapat
menampung 80 orang/ hari. Berdasarkan hasil pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata dan
Daya Dukung Kawasan, Pantai Karang Jahe sangat sesuai untuk kegiatan wisata pantai.
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................................i
ABSTRAK................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iv
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................................................................2
BAB 2.....................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................3
BAB 3.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
3.1 Pasang Surut................................................................................................................................5
3.2 Gelombang..................................................................................................................................6
3.3 Sendimentasi...............................................................................................................................8
3.4 Arus...........................................................................................................................................11
3.5 Sumber daya Perikanan.............................................................................................................12
BAB 4...................................................................................................................................................15
KESIMPULAN.......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan potensi sumber daya
alam, adat istiadat, bahasa danperkembangan intelektual. Kekayaan sumber daya alam
dankeanekaragaman budaya yang berlimpah tentu berpotensi untuk dijadikan objek wisata
yang menarik wisatawan. Hal tersebut menjadi tugas pemerintah untuk membangun dan
mengembangkan objek-objek wisata.

Pengembangan pariwisata merupakan bagian dari pembangunan nasional yang


berkelanjutan (sustainable development), maka pengembangan pariwisata harus dilakukan
dalam kesatuan terpadu dengan sektor-sektor pembangunan lainnya (Andi : 2004).Selain itu,
pengembangan pariwisata secara optimal mampu memacu pertumbuhan ekonomi bagi suatu
daerah, seperti tersedianya lapangan pekerjaan, meningkatnya taraf hidup dan aktifnya
industri-industri lain. Berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah, menjadikan Kabupaten Rembang memiliki kewenangan dalam melakukan
pengembangan objek wisata di daerahnya salah satunya Pantai Karang Jahe.

Pantai Karang Jahe merupakan wisata pantai pasir putih yang memanjang sekitar 1 km
yang terletak di Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Pantai Karang
Jahe memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya di Kabupaten
Rembang antara lain banyaknya serpihan karang yang ditemukan di bibir pantai, Pulau
Karang dengan bentuk menyerupai Jahe, pasir putih yang bersih dan ribuan pohon cemara.
Keunikan tersebut menjadikan Pantai Karang Jahe populer di kalangan wisatawan. Beragam
kegiatan yang dapat dinikmati wisatawan di objek wisata Pantai Karang Jahe antara lain,
motor ATV, kapal karet dan perahu menuju Pulau Karang.

Perkembangan pariwisata tidak lepas dari peran stakeholders untuk berperan aktif dalam
pengembangan objek wisatatermasuk wisata bahari yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat
(Rahim, 2012:1).Pihak Badan Pengelola Pantai Karang Jahe (BP KJB) telah melakukan
upaya dalam mengembangakan objek wisata Pantai Karang Jahe yaitu melakukan pelebaran
jalan menuju objek wisata, perluasan area parkir, pembangunan MCK, penyediaan kios-kios
makanan, dan area permainan. Akan tetapi, masih ditemukannya berbagai permasalahan yang
menjadi hambatan pihak BP KJB dalam menjalankan perannya. Sarana prasarana yang
tersedia di objek wisata belum dimanfaatkan dan dikelola dengan baik seperti area permainan

1
yang terbengkalai, akses jalan menuju objek wisata masih berupa batu dan tanah, dan
kurangnya area parkir saat hari libur.

Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga selaku OPD yang memiliki tugas
untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah salah satunya di bidang pariwisata, telah
melakukan pengembangkan objek wisata Pantai Karang Jahe yaitu pemberian gazebo dan
pembangunan kios. Kios-kios yang telah didirikan Dinbudparpora belum dimanfaatkan oleh
masyarakat desa. Masyarakat desa lebih memilih untuk membangun kios sendiri di area bibir
pantai. Banyaknya kios yang berdiri tanpa aturan tersebut membuat kondisi pantai menjadi
kurang tertata rapi. Oleh karena itu, diperlukannya kemitraan antar stakeholders yang terlibat
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di dalam pengembangan objek wisata
Pantai Karang Jahe.

1.2 Rumusan masalah


Mundurnya garis pantai menjadi salah satu akibat gelombang yang dapat mengancam
pemukiman warga dan infrastruktur jalan yang berada di pesisir pantai sehingga
diperlukan suatu informasi atau pengetahuan mengenai karakteristik gelombang yang
dapat digunakan untuk penanganan mundurnya garis pantai lebih lanjut.

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah memperoleh karakteristik
gelombang berupa tinggi gelombang, periode gelombang, gelombang pecah, proses
refraksi dan transformasi gelombang pada daerah pantai.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permasalahan garis pantai
Secara alami, pantai berfungsi sebagai pertahanan alami (natural coastal defence)
terhadap hempasan gelombang. Akumulasi sedimen di pantai menyerap dan memantulkan
energi yang terutama berasal dari gelombang. Apabila seluruh energi gelombang terserap
maka pantai dalam kondisi seimbang. Sebaliknya, pantai dalam kondisi tidak seimbang
apabila muncul proses eroasi dan akresi pantai yang selanjutnya menyebabkan kerusakan
garis pantai.

Proses perubahan kedudukan garis pantai dimaksudkan disebabkan oleh (i) daya tahan
material penyusun pantai dilampaui oleh kekuatan eksternal yang ditimbulkan oleh pengaruh
hidrodinamika (arus dan gelombang), dan (ii) terganggunya atau tidak adanya kesimbangan
antara pasokan sedimen yang masuk ersama pantai dan kemampuan angkutan sedimen pada
suatu bagian pantai.

2.2 Penyebab alami kerusakan pantai

a. Naiknya permukaan air laut

Kenaikan ini lambat laun akan mengakibatkan mundurnya garis pantai ke daratan,
yang disebabkan dengan penggenangan langsung dan ersama sebagai hasil penyesuaian profil
air laut kepada permukaan air yang lebih tinggi.

b. Gelombang Badai.

Pada saat badai terjadi, arus tegak lurus pantai yang cukup besar yang mengangkut
material ersama tegak lurus pantai. Umumnya proses erosi yang terjadi akibat gelombang
badai ini berlangsung dalam waktu singkat tetapi temporer, karena material yang tererosi
akan tinggal di surf zone dan akan ersama ke pantai ersam gelombang tenang (swell). Namun
apabila di lepas pantai bathimetrinya sangat terjal, atau terdapat palung-palung pantai, maka
sedimen yang terbawa ke laut akan mengisi daerah yang dalam tersebut dan tidak sampai ke
pantai.
3
c. Angkutan oleh Angin.

Kepindahan material lepas dari suatu pantai oleh angin bisa merupakan suatu
penyebab erosi. Di banyak daerah, bukit pasir alami berpindah di belakang daerah pantai
yang aktif. Bukit pasir ini dapat menghasilkan suatu volume sedimen pantai besar

2.3 Penyebab kerusakan oleh manusia

Secara spesifik penyebab kerusakan garis pantai akibat ulah manusia dapat dijelaskan antara
lain:

a.Penambangan karang dan pasir laut.

Penambangan karang dan pasir umumnya dilakukan di daerah dekat pantai


(nearshore) dimana di daerah ini ersama pasir/sedimen dasar pantai masih dipengaruhi oleh
ersama gelombang. Penambangan ini mengakibatkan dampak berupa perubahan kedalaman,
pola arus dan pola gelombang yang mengakibatkan erosi pantai.

b. Interupsi angkutan sejajar pantai.

Terperangkapnya angkutan sedimen sejajar pantai akibat adanya bangunan tegak


lurus garis pantai seperti pemecah gelombang, jeti, reklamasi dan sebagainya.

c. Penurunan Tanah.

Penurunan tanah dapat terjadi akibat perbuatan manusia, misalnya karena


pengambilan air tanah secara tak terkendali, atau penambangan minyak dan bahan mineral.

2.4 Konsep perlindungan dan penanganan daerah pantai

Kegiatan perlindungan dan penanganan pantai bertujuan terutama untuk melindungi dan
mengamankan :

a. masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai dari ancaman gelombang

b. fasilitas umum yang berada di sepanjang pantai diantaranya adalah jalan raya, rumah
ibadah, pasar, kompleks pertokoan dan ersama rekreasi

c. dataran pantai terhadap ancaman erosi dan abrasi


d. perlindungan alami pantai (hutan mangrove, terumbu karang, sand dunes) dari perusakan
akibat kegiatan manusia

BAB 3
4
PEMBAHASAN
3.1 Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya gaya
benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi.
Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap
bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya bulan terhadap bumi lebih besar daripada
pengaruh gaya matahari. Pasang surut merupakan salah satu bentuk dari gelombang dengan
periode gelombang bersama 3 jam hingga 1 hari. Tentu saja karena pasang surut merupakan
salah satu bentuk gelombang, pasang surut memiliki komponen seperti komponen
gelombang, yaitu:komponen pasut bersama dengan komponen gelombang, pasang surut
memiliki tinggi pasang surut yang merupakan jarak bersama antara air tertinggi (puncak
pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah
waktu yang diperlukan dari posisi muka air rerata ke posisi sama berikutnya (Triatmodjo,
2003). Periode pasang surut juga adalah waktu puncak air tinggi ke puncak air tinggi
berikutnya, atau waktu antara lembah air surut ke lembah air surut berikutnya.
Periode pasang surut bisa bervariasi dari satu tempat dengan tempat lainnya,
perbedaan periode pasang surut ini biasa dikenal dengan nama tipe pasang surut. Periode
dimana muka air naik disebut pasang, sedangkan periode dimana muka air laut turun disebut
surut. Variasi muka air laut menimbulkan arus yang disebut arus pasang surut. Arus pasang
surut mengangkut massa air dalam jumlah yang sangat besar. Arus pasang terjadi pada waktu
periode pasang dan arus surut terjadi pada waktu periode air surut. Titik balik (slack) adalah
dimana dimana arus berbalik antara arus pasang dan arus surut. Titik bali ini bisa terjadi pada
saat muka air tertinggi dan muka air terendah. Pada saat tersebut kecepatan arus adalah nol
(Triatmodjo, 2003). Sedangkan kecepatan arus mencapai maksimal saat elevasi air rerata baik
menuju pasang maupun menuju surut. Komponen arus di pantai didominasi oleh arus pasang
surut (Indriyawan).
3.2 Gelombang
5
Proses terjadinya ombak biasanya karena ada angin yang berembus dan mendorong
permukaan air tersebut sehingga terjadilah ersama. Namun selain karena angin, penyebab
terjadinya ombak juga bisa diakibatkan oleh hal lain seperti gempa bumi, atau gaya gravitasi
dari matahari dan bulan.
Lautan tidak pernah bergeming. Dilihat dari manapun akan terlihat adanya gelombang
di permukaan. Gelombang ini terbentuk melalui energi yang bergerak melalui air,
mengakibatkannya bergerak dalam ersama sirkular. Namun air tidak bergerak dalam
gelombang, gelombang menghantarkan energi, bukan air. Gelombang ini menyebar ke
seluruh wilayah lautan.
Gelombang yang berpotensi berbahaya diakibatkan oleh cuaca buruk, misalnya badai,
atau angin yang bertiup dalam kekuatan yang besar. Kekuatan angin dan tekanan dari badai
ini mengakibatkan rentetan gelombang yang besar. Faktor lain yang memengaruhi terjadinya
gelombang berbahaya ini dapat disebabkan oleh gangguan dari bawah permukaan air laut
seperti tanah longsor, gempa bumi atau gunung ersama. Faktor inilah yang umumnya
mengakibatkan terjadinya bencana tsunami.
Ombak yang terdapat pada permukaan laut pada umumnya diakibatkan oleh aliran
energi yang berasal dari angin kemudian diteruskan ke permukaan air laut. Ombak yang besar
bisa bergerak cukup jauh. Sementara itu ukuran dan bentuk dari gelombang ombak
tergantung dari kecepatan dan durasi angin, serta dimana wilayah yang terkena tiupan angin
itu berada. Jenis gelombang yang paling kecil adalah riak air, sementara gelombang air paling
besar muncul dari tengah ersama dimana ada lautan terbentang luas. Tempat-tempat yang
sering dihantam oleh gelombang ombak besar ini menarik perhatian para peselancar.
Gelombang besar tidak hanya terjadi di dekat daratan. Ketika badai, seringkali bisa
terjadi gelombang yang besar setinggi 20-35 meter dan gelombang-gelombang ini sangat sulit
untuk diprediksi. Mereka bagaikan dinding yang terbuat dari air, tidak ada yang tahu apa
yang mengakibatkan gelombang tinggi ini muncul, namun beberapa ilmuwan menilai bahwa
mereka cenderung terbentuk ersam kedua jenis lautan bertautan satu sama lain.
Seperti yang telah disebutkan di atas, angin bukan satu-satunya penyebab terjadinya
gelombang besar. Tsunami adalah gelombang besar yang membentuk ombak tinggi dan
memuat banyak sekali luapan air. Tsunami bagaikan tanah longsor yang berbentuk cairan.
Gelombang Tsunami mampu menghancurkan pemukiman penduduk, terutama yang ada di

6
tepi pantai dengan tinggi gelombang yang kadang melampaui ketinggian 20 meter. Sejak
tahun 1850, tsunami sudah mengakibatkan lebih dari 420.000 kematian, 230.000 orang di
antaranya adalah korban dari gempa bumi raksasa di Aceh, Indonesia pada tahun 2004.
Kemudian, kerusakan yang diakibatkan oleh ersama nuklir Fukushima di Jepang oleh
tsunami tahun 2011 juga tidak kalah menghancurkan. Walau tsunami tidak dapat diprediksi
dengan pasti setiap kali terjadi gempa bumi, namun peringatan tsunami tetap disebar luaskan
dan gelombang apapun yang terdeteksi akan dianggap sebagai peringatan dini agar
masyarakat dapat mengungsi sebelum bencana sungguh terjadi. Hal ini dilakukan karena
kecepatan tsunami bisa mencapai 650 km/jam, kecepatan yang sangat tidak terhindarkan.
Secara teori, angin yang tercipta pada tekanan udara rendah berperan penting dalam
pembentukan gelombang ombak yang kuat. Dalam ersam ini, kecepatan angin lebih besar
sehingga lebih banyak ombak yang tercipta dari embusannya itu. Gesekan yang terbentuk
dari angin-angin ini membantu membentuk gelombang energi yang bergerak ribuan kilometer
jauhnya sampai menabrak sesuatu, yang biasanya adalah wilayah pantai.

Bila angin yang tercipta dalam hawa bertekanan udara rendah ini tetap bertiup di atas
permukaan laut untuk waktu yang cukup lama, gelombang air yang tercipta akan semakin
membesar karena energi akumulasi angin di ombak telah terbentuk. Juga, bila angin ini
memengaruhi area yang luas di lautan, ombak yang terbentuk akan menjadi lebih kuat,
sehingga terciptalah gelombang ombak yang sangat besar.

Gelombang lautan dapat di klasifikasikan dalam banyak macam. Salah satunya adalah
klasifikasi yang memanfaatkan kekuatan yang menciptakan ombak tersebut. Berikut adalah
jenis ombak berdasarkan kekuatan yang menimbulkannya :

1. Kekuatan Meteorologi, seperti tekanan air dan angin, lautan dan gulungan ombak
termasuk ke dalam kategori ini
2. Gempa bumi, hasil dari kekuatan ini berupa tsunami yang memiliki gelombang
bersama.
3. Arus (kekuatan astronomi) pasang/naik/surut, seperti gravitasi antara bumi, bulan, dan
matahari

7
Ombak di lautan juga dikategorikan berdasarkan formasi dan perilakunya. Ini adalah
beberapa jenis tipe gelombang ombak di laut :

1. Ombak pecah. Terbentuk ombak saling berbenturan satu sama lain.


2. Gulungan ombak di wilayah yang dalam, terbuat dari sejumlah ombak dari beragam
ukuran yang saling menyatu. Bentuknya lurus, ersama, berenergi dan jangkauannya
cukup jauh.
3. Ombak yang berbahaya. Pada saat ombak pecah dan menyusur ersama dari tepi
pantai, segulung air berdatangan dari arah laut pada waktu yang sama. Jenis ombak
ini memiliki kekuatan tarikan yang besar dan dapat menyeret benda-benda ke lautan.
4. Ombak internal. Terbentuk dari tumbukan antara dua masa air yang memiliki tekanan
berbeda. Ombak jenis ini menjadi arus kacau ersam mengenai massa daratan.
5. Ombak Kelvin. Terbentuk karena kurangnya angin di Samudera Pasifik. Ombak jenis
ini sifatnya tinggi dan lebar, lebih hangat daripada air di sekitarnya.
6. Ombak Profresif. Ombak yang bergerak dalam kecepatan yang konsisten.
7. Ombak Bias, berkelana di air dangkal kemudian mencapai tepi pantai. Kedangkalan
telah mengurangi kekuatan dari ombak tersebut dan mengakibatkan cekungan. Ombak
ini biasanya terlihat di teluk.

3.3 Sendimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen, termasuk semua aktivitas yang


mempengaruhi dan merubah sedimen menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen merupakan
batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil rombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang diendapkan pada cekungan
sedimentasi yang kemudian mengalami pembatuan (Universitas Gajah Mada). Pengertian
proses sedimentasi meliputi proses transportasi dan pengendapan sedimen, termasuk dalam
hal ini semua sumber energi yang mampu mentranspor dan mengendapkan seperti angin, air,
es, dan gravitasi (Selly, 1976). Ada tiga proses yang mempengaruhi sedimen yaitu proses
fisika, biologi dan kimia. (Friedman dan Sander, 1978).

3.3.1 Proses fisika


Bab ini membahas proses fisika yang berperan dalam mentranspor dan mengendapkan
sedimen, terutama hubungan antara proses dan produk. Dengan dipahami proses ini
diharapkan kita mempunyai dasar yang kuat untuk menjelaskan kondisi-kondisi fisika di

8
mana sedimen itu diendapkan. Salah satu karakteristik sedimen yang digunakan untuk
menerjemahkan lingkungan pengendapan adalah sebaran ukuran butir.
Transportasi dan pengendapan sedimen dipengaruhi oleh hukum-hukum fisika,
terutama sekali peranan fluida dalam ersama sedimen yaitu fluida mentransfer energi untuk
partikelpartikel dan bagaimana metode ersama, ersama dan traksi sedimen. Untuk
memindahkan partikel yang tertahan, fluida harus mentransfer energi dalam jumlah yang
cukup untuk memaksa partikel-partikel tersebut terlepas dan perpindahan partikel ini bisa
dalam bentuk traksi, saltasi, rolling dan sliding.
Fluida dapat menggerakkan partikel secara langsung dengan berbagai cara diantaranya:
1. fluida ”menciptakan kekuatan/energi”.
2. merubah tekanan dalam fluida dan memicu hubungan dengan gelombang.
3. dampak fluida
4. dukungan dari aliran dalam arus turbulen.

Arus mentranspor sedimen secara fisika melalui dua mekanisme berlawanan yang di
dasarkan atas dua jenis muatan yaitu:
1. Muatan tersuspensi, kekuatan arus dari air atau udara menyebarkan partikel-partikel
sedimen halus seperti lanau dan lempung dan ukuran pasir, kemudian memindahkan
dalam aliran
2. Muatan pada lapisan dasar perairan atau muatan yang tidak secara terus menerus
berada dalam bentuk ersama atau larutan, seperti partikel-partikel ers lebih besar dan
berat (boulder, pebbles dan gravel) dirollingkan sepanjang dasar perairan.

3.3.2 Proses Biologi


Aktivitas biologi mempengaruhi proses sedimentasi karena aktivitas ini dapat
memberikan kontribusi pada lingkungan pengendapan dan menjadi bagian dari
partikelpartikel sedimen. Beberapa aktivitas biologi tersebut antara lain:
1. Aktivitas organisme mensekresi cangkang yang mengandung kalsium karbonat. Cangkang
pada organisme berfungsi sebagai pelindung dan pendukung bagian organ tubuh yang lunak.
Pada beberapa organisme ada cangkang bagian luar, umumnya terdiri dari kulit organisme
tersebut, dan cangkang yang sering diendapkan adalah cangkang bagian luar mengandung
kalsium karbonat. Pada laut dangkal, khususnya laut tropis, jumlah spesies dan genus
organisme yang mampu mensekresi cangkang ini banyak sekali seperti koral dan alga.

9
2. Penghancuran cangkang-cangkang tersebut oleh organisme predator dan proses
penghancuran lainnya untuk membentuk berbagai macam skeletal debris, termasuk pasir
kapur dan lumpur kapur. Hampir semua kalsium karbonat yang ditemukan di lautan berasal
dari sekresi organisme yang hidup pada perairan tersebut. Kalsium karbonat berfungsi
sebagai cangkang dan merupakan baju pelindung bagi organisme tersebut. Organ tubuh lunak
yang dilindungi oleh cangkang merupakan makanan yang penting bagi organisme lain. Oleh
sebab itu organisme predator harus menghancurkan cangkang-cangkang tersebut untuk
memperoleh makanan. Dalam skala besar predator ini memainkan peranan penting sebagai
suplai sedimen dari hancuran cangkang-cangkang tersebut.
3. Organisme-organisme perangkap (trap) partikel-partikel sedimen
Faktor biologi lain yang penting dalam proses pengendapan sedimen adalah
perangkapan (trap) dan pengaturan partikel-partikel sedimen yang dibawa oleh berbagai
mikroorganisme. Proses perangkapan ini biasanya terjadi pada perairan dangkal seperti yang
sering dilakukan oleh alga hijau-biru. Alga ini mengeluarkan semacam alas yang
mengandung bahan ersama bergetah yang disebut dengan mucilage (cairan pekat/getah).
Ketika partikel-partikel berbutiran halus seperti kapur lumpur melalui alas ini, partikel
tersebut diperangkap dan proses ini berlangsung terus menerus sehingga terbentuk suatu
lapisan tipis yang menjadi bagian dari suatu endapan (sedimen). Jenis organisme tumbuhan
seperti mangrove juga berperan penting dalam proses sedimentasi. Akar mangrove berfungsi
sebagai penahan untuk menghalangi pergerakan sedimen tersuspensi sehingga terbentuk
lapisan atau tumpukan lumpur.
3. Proses peletisasi
Partikel-partikel kalsium karbonat berukuran pasir yang berbentuk bola dan elips
disebut Pellet. Secara umum Pellet homogen dan tanpa struktur. Pellet dibentuk melalui
organisme pemakan endapan yang memakan lumpur. Mereka mencerna bahan ersama
lumpur dan mengeluarkan kapur lumpur yang tidak tercerna dalam bentuk Fecal Pellet.
Dalam sedimen karbonat modern, Pellet umumnya berbentuk partikel tunggal. Hal ini
disebabkan beberapa organisme dapat mengeluarkan ribuan Pellet.
5. Proses pelubangan
Banyak organisme seperti cacing, moluska, krustasea dan insekta membuat lubang
sedimen untuk mencari makan atau berlindung. Proses pelubangan ini dapat mempercepat
weathering di daratan dan penghancuran struktur sedimen. Banyak sekali organisme yang
melakukan pelubangan dalam spektrum yang cukup luas sehingga pelubangan menjadi proses
biologi yang penting mempengaruhi sedimen yang diendapkan pada berbagai lingkungan

10
baik di darat maupun di lautan. Pelubangan memberikan informasi tentang tingkatan sejarah
pengendapan, ersam pengendapan berjalan lambat, organisme-organisme pelubang mampu
mengaduk sedimen secara homogen sebaliknya ersam proses pengendapan cepat, organisme
tersebut dapat melakukan pengadukan. Oleh sebab itu aktivitas pelubangan ini berguna
sebagai ersama dari proses pengendapam, erosi dan waktu pelubangan. Pengadukan sedimen
yang dilakukan oleh organisme dikenal dengan istilah bioturbasi.
6. Aktivitas mikroorganisme
Salah satu mikroorganisme yang berperan dalam proses sedimentasi adalah bakteri.
Bakteri mempengaruhi proses weathering pada batuan. Organisme lain yang berperan dalam
proses weathering adalah fungi, alga dan lumut (lichen).

3.3.3 Proses Kimia


Proses kimia mempengaruhi proses pengendapan (sedimentasi) di perairan, dan
proses ini dapat membentuk mineral-mineral yang akan menjadi bagian dalam endapan
tersebut seperti gypsum, felspar dan zeolites. Salah satu proses kimia yang dapat membentuk
mineral adalah weathering. Berbagai proses kimia terjadi pada larutan dalam sedimen
khususnya proses yang mempengaruhi pH dan Eh.
Pembentukan sedimen dikontrol oleh pH, perubahan pH perairan mempengaruhi
proses pelarutan dan presipitasi partikel-partikel sedimen. Reaksi kimia dalam sedimen
berhubungan dengan pH khususnya kalsium karbonat yang terjadi sebagai partikel-partikel
batuan dan semen. Selain itu proses perubahan fisika kimia yang terjadi setelah sedimen itu
mengendap menjadi lebih penting karena reaksi kimia terjadi diantara partikel-partikel
tersebut dengan air.

3.4 Arus
Arus terjadi karena adanya proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang
menyebabkan perpindahan horizontal dan ersama massa air. Gerakan tersebut merupakan
resultan dari Beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang mempengaruhinya. Arus
laut (sea current) adalah ersama massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara
ersama (gerak ke atas) maupun secara horizontal (ersama ke samping).
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh faktor internal seperti perbedaan densitas
air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air dan faktor eksternal seperti gaya
ersa matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya ersama,
perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).

11
Arus laut atau sea current adalah ersama massa air laut dari satu tempat ke
tempat lain baik secara ersama maupun secara horizontal sehingga menuju
keseimbangannya, atau ersama air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus
juga merupakan ersama mengalir suatu massaair yang dikarenakan tiupan ersamau
perbedaan densitas atau pergerakan gelombang ersama.Menurut Gross 1972, arus merupakan
ersama horizontal atau ersama dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus
menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang
bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari ersama massa air adalah
vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua jenis gaya yang bekerja yaitu
eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah gradien densitas air laut, gradient
tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990).
Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di
atasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari
kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin
bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada
kedalaman 200 meter (Bernawis,2000)
Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin
yang ada. Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat
perubahannya antara musim barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak
dipengaruhinya. Arus musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara
melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa, dan lautFlores. Adapun pada musim timur
sebaliknya mengalir dari arah selatan.

3.5 Sumber daya Perikanan


Potensi sumberdaya perikanan disuatu perairan selalu dikaitkan dengan produksi,
hasil tangkapan per unit usaha dalam kegiatan perikanan tangkap. Menurut Dirjen Perikanan
Tangkap (2003) perikanan tangkap adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau
pengumpulan hewan atau tanaman air yang hidup di laut atau perairan umum secara bebas.
Pemanfaatan sumberdaya (produksi) ikan terkait dengan kelestarian sumberdaya
perikanan, maka semua kebijakan yang diterapkan mempertimbangkan keberadaan
sumberdaya dalam jangka waktu yang ersama lama. Ketentuan Umum Undang-Undang No.
9 Tahun 1985 tentang perikanan, bahwa pengelolaan sumberdaya perikanan adalah semua
upaya termasuk kebijakan dan nonkebijakan yang bertujuan agar sumberdaya itu dapat
dimanfaatkan secara optimal dan berlangsung secara terus-menerus.

12
Sumberdaya perikanan sebagai usaha milik ersama (common property)
memungkinkan masuknya nelayan baru kewilayah areal penangkapan ikan akan membuat
intensitas penangkapan akan bertambah. Namun demikian, karena jumlah potensi perairan
terbatas pada akhirnya akan menurunkan produksi hasil tangkapan per unit usaha. Untuk
meningkatkan produksi, maka nelayan akan terus berusaha meningkatkan kapasitas
penangkapan dengan menambah jumlah alat tangkap (Clark et al., 1985). Bila ini terjadi
penangkapan ikan secara berlebihan (biological overfishing) terjadi secara ersama dengan
kelebihan investasi (economic overfishing) (Nikijuluw et al, 2000).

Tabel 1. Perkembangan jumlah dan jenis ikan yang terdapat di Danau Pulau Besar/Danau Bawah

Berdasarkan kelimpahan terjadi perubahan yang cukup banyak dimana pada tahun
1985 terdapat 8 jenis ikan dengan kelimpahan tinggi dan pada saat penelitian ini hanya
terdapat 4 jenis ikan dengan kelimpahan tinggi. Ikan yang mempunyai kelimpahan tinggi
pada tahun 1985 seperti ikan tapah, toman, baung pada saat ini sudah sangat jarang
ditemukan. Sebaliknya ikan yang pada tahun 1985 dengan kelimpahan sedang, pada saat
penelitian ini kelimpahannya menjadi tinggi seperti ikan lele, gabus, bujuk dan sepat rawa.
Begitu juga dengan nilai ekonomisnya, walaupun ikan selais, tapah, toman dan baung
mempunyai harga yang relatif tinggi tetapi sangat jarang di dapatkan oleh masyarakat,
sebaliknya jenis ikan lele, gabus, bujuk, dan sepat rawa pada tahun 1985 nilai ekonomisnya
rendah, pada saat penelitian ini merupakan ikan yang dominan tertangkap oleh nelayan
sehingga keempat jenis ikan ini merupakan 80% dari hasil tangkapan nelayan. Artinya 80%

13
pendapatan nelayan di Danau Pulau Besar dan Danau Bawah berasal dari keempat jenis ikan
tersebut dan 20% dari jenis lainnya. Usaha perikanan yang terdapat di Danau Pulau Besar dan
Danau Bawah adalah usaha penangkapan ikan dimana lokasi penangkapan terdapat di danau,
sungai dan kanal. Data tentang usaha perikanan diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan,
sekretaris kelompok nelayan zamrud dan pedagang pengumpul. Secara umum usaha
perikanannya dapat dikelompokkan menjadi perkembangan jumlah nelayan, armada, alat
tangkap dan produksi dari tahun 2001-2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan jumlah nelayan, alat tangkap, armada dan produksi perikanan
di Danau Pulau Besar dan Danau Bawah tahun 2001-2010

Berdasarkan Tabel 2 diketahui jumlah nelayan zamrud berkurang dari tahun 2001-
2010, armada penangkapan relatif tetap, sedangkan alat tangkap mengalami kenaikan, begitu
juga dengan produksi. Menurut keterangan nelayan alat tangkap bubu yang mengalami
peningkatan, sedangkan jaring insang mengalami penurunan. Apabila dilihat secara umum,
pada tahun 2001 setiap nelayan mempunyai alat tangkap rata-rata 22 unit dan pada tahun
2010 menjadi 33 unit. Artinya selama 10 tahun jumlah alat tangkap meningkat 50%,
sedangkan produksi hanya meningkat 7%.

14
BAB 4

KESIMPULAN

Pantai Karang Jahe, Rembang memiliki kesesuaian lahan yang tergolong sangat
sesuai untuk kegiatan rekreasi pantai, berenang, dan bermain dengan Indeks Faktor
yang sangat mendukung yaitu lahan terbuka yang luas, kondisi fisik pantai yang cukup
baik, dan sarana prasarana cukup memadai. Pengembangan daya tarik wisata kawasan
Pantai Karang Jahe terdapat sembilan kriteria pengelolaan kawasan wisata Pantai Karang
Jahe yang sesuai dengan potensi, kekuatan, kelemahan serta ancaman kawasan tersebut.
Pantai karang jahe juga memperoleh karakteristik gelombang berupa tinggi gelombang,
periode gelombang, gelombang pecah, proses refraksi dan transformasi gelombang pada
daerah pantai.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, R. F., Nur, B. A., & Indah, S. (2021). PENILAIAN EKONOMI WISATA PANTAI
KARANGJAHE KABUPATEN REMBANG DENGAN INDIVIDUAL TRAVEL
COST METHOD (ITCM). Jounal of Enviromental Science Sustainable, 2(1), 10-19.

Dany. R. S, Proses terjadinya ombak dan jenis jenis nya. 2018. Ilmu geografi.com

Departemen Kelautan dan Perikanan RI. ,2004 , Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan
Garis Pantai.

Hidayat, N. ,2005, Kajian HidroOseanografi Untuk Deteksi ProsesProses Fisik di Pantai,


Jurnal Smartek, Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Vol 3, Nomor 2, pp 73-85.

Hidayat, N. , 2005, Perlindungan dan Penanganan Daerah Pantai Terhadap Kerusakan Daerah
Pantai (Garis Pantai), Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil I2005, Surabaya, pp.
E-14-E-22.

Khoirunnas anfa'uhum linnas. 2011. Arus Laut. Wahana Keilmuan Geospasial

Nikijuluw, V.P.H., B. Edi, B. Winarso dan C. Nurasa, 2000. Pemberdayaan Perikanan Rakyat
Berdasarkan Analisis Bio-Ekonomi Sumberdaya. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian,
Bogor.

Prasetyo, J. B., Muhammad, F., & Sugianto, D. N. (2018). PENGEMBANGAN WISATA


BAHARI PANTAI KARANG JAHE DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN
LINGKUNGAN BERKELANJUTAN. PROSIDING SNAST, 173-186.

Putri, B. S. M., Ain, C., & Rudiyanti, S. VALUASI EKONOMI DAN PERSEPSI
WISATAWAN TERHADAP POTENSI WISATA PANTAI KARANG JAHE
KABUPATEN REMBANG (Economic Valuation and Tourist Perception in Karang
Jahe Beach Tourism Potential Rembang Regency). Saintek Perikanan: Indonesian
Journal of Fisheries Science and Technology, 15(1), 11-18.

Zakaria, M. Y. (2017). Perancangan Sign System Obyek Wisata Pantai Karang Jahe
Rembang, Jawa Tengah (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).

16

Anda mungkin juga menyukai