Anda di halaman 1dari 66

PERANCANGAN AQUATIC AND WATER PARK DI KOMPLEK

WISATA DANAU TELUK GELAM OKI

LAPORAN TUGAS AKHIR


TA PERIODE 59

Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars)


Pada
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik UM Palembang

Oleh :
ZAINUDIN
NRP.142018007

PEMBIMBING :
RIDUAN , S.T,M.T
NIDN :

FAKULTAS TEKNIK
UM PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas segala
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat bisa diberi kesehatan dan kemudahan dalam
mengerjakan skripsi tugas akhir ini.
Adapun tujuan penulis skripsi tugas akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti sidang tugas akhit ini berjudul “Perancangan Aquatic And Water Park di Komplek
Wisata Danau Teluk Gelam OKI” dengan mengadopsi pendekatan dari tema “Arsitektur
Modern” yang dirancang dalam konsep perencanaan dan perancangan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan serta kelancaran
dalam mengerjakan laporan Tugas Akhir ini.
2. Kepada kedua Orang Tua saya yang selalu memberikan dukungan dan bantuan baik
moral, materi dan doa yang penuh keikhlasan sehingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan dengan penuh berkah.

3. RIDUAN S.T, M.T. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran,
bimbingan dan semangat untuk menulis sebaik mungkin, sehingga skripsi ini bisa
menjadi lebih baik lagi.

4. Seluruh jajaran Dosen dan Staff Prodi Arsitektur yang membantu berjalannya proses
pembuatan Tugas Akhir ini.

5. Teman dan kerabat dekat yang telah memberikan dukungan kepada saya.
6. Kemudian terakhir kepada diri sendiri, terima kasih telah berjuang dan bertahan sejauh
ini.

Dapat disadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu dengan kerendahan
hati penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi
ini.

I
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan
referensi demi pengembangan ke arah yang lebih baik. Kebenaran datangnya dari Allah dan
kesalahan datangnya dari manusia. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan
Ridho-Nya kepada kita semua.

Wassalamual’aikum Wa rahmatullah Wa Barakatuhu.

Palembang, 29 Agustus 2022


Penulis,

ZAINUDIN
NRP.142018006

II
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ogan Komering Ilir (disingkat OKI) adalah kabupaten di Sumatra Selatan yang memiliki
luas 19.023,47 km² dan berpenduduk sekitar 731.721 jiwa. Pada tahun 2020, kabupaten ini
memiliki 18 Kecamatan yang terdiri atas 314 desa beserta 13 kelurahan.

Letak Geografis Kecamatan Teluk Gelam

Kecamatan Teluk Gelam merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten
Ogan Komering Ilir, yang terdiri dari 14 desa dengan luas wilayah 169,29 km2.  Secara     
administrasi berbatasan dengan

 Sebelah  Utara  berbatasan  dengan Kabupaten Ogan Ilir


 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten  Ogan  Komering  Ulu Timur
 Sebelah  Barat  berbatasan  dengan Kecamatan Tanjung Lubuk
 Sebelah  Timur  berbatasan  dengan Kecamatan Lempuing Jaya dan Pedamaran

1
Kecamatan Teluk Gelam terdiri dari 14 desa yakni :

1. Desa Benawa
2. Desa Bumi Harapan
3. Desa Cinta Marga
4. Desa Kuripan
5. Desa Muara Telang
6. Desa Mulyaguna
7. Desa Panca Tunggal Benawa
8. Desa Penyandingan
9. Desa Serapek
10. Desa Seriguna
11. Desa Sinar Harapan Mulya
12. Desa Sugih Waras
13. Desa Talang Pangeran
14. Desa Ulak Ketapang

Luas wilayah Teluk Gelam 168,29 kilometer persegi.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Teluk Gelam

2
Sumber:https://okikab.bps.go.id/publication/2020/09/28/2f4e38e223ce778e34b40978/
kecamatan-teluk-gelam-dalam-angka-2020.html

Dari table di atas jumlah penduduk di Kecamatan Teluk Gelam berjumlah 22.977 jiwa dengan
rincian laki-laki sebanyak 11.764 jiwa dan perempuan sebanyak 11.213 jiwa dan 7.480 KK
(Kartu Keluarga), data ini berdasarkan data Kecamatan Dalam Angka 2018 oleh BPS Ogan
Komering Ilir.

Wisata Danau Teluk Gelam

Danau Teluk Gelam terbilang cukup unik karena danau ini berada di pinggir jalan lintas
timur Sumatera, yaitu kira-kira 92 km sebelah tenggara Kota Palembang. Lokasi danau ini
adalah di desa Mulyaguna, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera
Selatan. Luas danau Teluk Gelam sekitar 250 hektar. Keunikan danau ini adalah pada masa
kemarau, airnya tidak pernah kering. Airnya jernih dan terdapat berbagai jenis ikan.

Danau Teluk Gelam memiliki pesona alam yang memukau. Di danau ini, pengunjung dapat
melakukan olahraga dayung, bermain jet ski, mandi, berenang, memancing, atau berkeliing
memutari danau. Ombak kecil yang ada di danau ini timbul dari hembusan angin. Danau ini
diberi nama Danau Teluk Gelam karena terdapat ribuan pohon Gelam yang berada di daratan
tengah danau. Pohon ini ditumbuhi daun-daun mungil yang berwarna hijau muda.

3
Danau Teluk Gelam pernah menjadi tempat penyelenggaraan PON 16 untuk cabang
olahraga dayung dan ski air. Lalu pernah pula menjadi tempat pelaksanaan Jambore Nasional
tahun 2011. Selain fasilitas olahraga yang disediakan, ada pula penginapan berupa rumah
panggung khusus bagi pengunjung yang ingin menginap.
Keberadaan danaunya membuat Teluk Gelam menjadi venue bagi olahraga air PON ke-16.
Selain itu, sebuah resort di sana juga menjadi tempat menginap para atlet PON. Namun, ketika
saya berkunjung ke sana pada 3 Oktober 2022, Danau Teluk Gela mini dalam kondisi
terbengkalai. Saya tidak mengira Danau Teluk Gelam berada dalam kondisi tersebut.
Terbengkalainya Danau Teluk Gelam langsung bisa dirasakan ketika memasuki gerbang masuk.
Gerbangnya yang terbuka lebar tanpa dijaga oleh keamanan membuat saya ragu untuk memasuki
objek wisata Danau Teluk Gelam.
Setelah masuk agak ke dalam, terlihat sebuah resort yang kosong dan kotor serta tidak
berpenghuni. Sebuah pancuran lengkap dengan kolamnya juga tidak terawat terbukti dari air di
kolamnya yang kotor, penuh sampah, dan berwarna hijau. Saya kemudian memarkirkan motor di
tepi Danau Teluk Gelam dan berhasil menemui warga sekitar yang bernama pak Imam Suaji.
Menurut pak Imam, Danau Teluk Gelam terbengkalai sejak beberapa tahun lalu karena ditinggal
oleh pengelolanya sekaligus pihak ketiga yakni PT Eljhon. Padahal sebelumnya, ketika dikelola
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ogan Komering Ilir kondisinya masih terawat. "Sekarang
pengelolaannya kembali lagi ke dinas pariwisata tapi sampai sekarang belum ada penanganan
yang jelas," kata pak Imam.
Dari survey yang saya lakukan di wisata danau teluk gelam ini saya berencana untuk
mengembalikan atau menghidupkan kembali wisata yang berada di teluk gelam ini dengan
mebuat ramai kembali wisatawan yang berkunjung di wisata danau teluk gelam ini dengan
perancangan bangunan aquatic sport dan water park di wisata danau teluk gelam.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang fasilitas baru yang dapat mewadahi sesuatu kegiatan baik,
nyaman dan indah di lihat agar dapat bisa menarik wisatawan untuk berkunjung.
2. Bagaimana merancang fasilitas olahraga air yang berstandar internasional.
3. Bagaimana merancang fasilitas sarana rekreasi yaitu water park yang baik dan nyaman

4
bagi pengunjung terutama anak-anak.

Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dan yang ingin di capai dalam perancangan Perancangan Aquatic dan Water
Park di Komplek Wisata Danau Teluk Gelam OKI adalah sebagai berikut :

Menghidupkan kembali wisata danau teluk gelam yang telah lama terbengkalai dengan
menambahkan fasilitas baru dengan perancangan gedung aquatic dan water park di kawasan
danau teluk gelam sehingga bisa mengembalikan wisatawan dari dalam maupun luar kota untuk
berekreasi.

Batasan Perancangan
Batasan dalam perancangan sangat dibutuhkan untuk mempersempit ruang lingkup
perancangan. Dengan adanya batasan-batasan ini diharapkan agar perancangan ini menghasilkan
output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut merupakan beberapa batasan dalam
perancangan Aquatic stadium dan water park di komplek wisata danau teluk gelam OKI, yaitu:

1. Pengguna
Objek yang akan dirancang merupakan penggabungan aquatic sport dan sarana rekreasi
yaitu water park, adapun klasifikasinya yaitu :
a. Aquatic Stadium
Aquatic Stadium berarti wadah untuk melakukan kegiatan even olahraga dan aktivitas
olahraga yang berhubungan dengan olahraga air. Olahraga air yang akan di maksudkan
dalam bangunan ini tidak semua olahraga air tetapi beberapa saja seperti renang,
loncat indah, renang indah, polo air.
b. Water Park
Water Park (atau Waterpark), adalah satu bentuk wahana rekreasi berbasis air dengan
memanfaatkan pola aplikasi Engineered Water Pleasure. Secara leksikal, waterpark
dapat dimaknai sebagai “sebuah taman rekreasi air atau sebuah taman hiburan yang
memiliki area bermain air, seperti seluncuran air (water slide), bantalan air (splash
pad), spraygrounds (area main air sembur), kolam arus / sungai malas (Lazy River),
atau mandi rekreasi lainnya, berenang, dan lingkungan barefooting.

5
2. Fungsi
Objek yang akan dirancang merupakan aquatic sport dan sarana rekreasi yaitu water park.
Fasilitas yang disediakan antara lain, yaitu :
a. Aquatic Stadium
Memberikan fungsi sebagai tempat hunian dengan memberikan beberapa fasilitas
bersama yang dapat digunakan oleh seluruh penghuni apartement dan fasilitas khusus
yang diberikan pada setiap unit dalam apartement tersebut.
b. Water Park
Memberikan fungsi sebagai tempat sarana penunjang, dan sarana rekreasi di wisata
danau teluk gelam.

Metoda Perancangan
Metode perancangan yang digunakan pada Hotel Resort ini yaitu :
1. Metode pengumpulan data
2. Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung kepada ahli yang bersangkutan untuk memperoleh
informasi dan data yang terkait.
3. Observasi
Melakukan survey langsung ke lapangan untuk memahami kondisi eksisting yang
ada.
4. Studi Literatur
Melakukan studi banding dengan bangunan yang sejenis dan mencari referensi dari
buku.

Sistematika Pembahasan
Penelitian ini dibagi menjadi 5 BAB, dengan sistematika penulisan sebagai berikut :Berisi, 1.
latar belakang, 2. Perumusan Masalah Perancangan, 3. Tujuan Perancangan, 4. Batasan
Perancangan, 5. Metoda Perancangan, 6. Sistematika Penulisan, 7. Alur Perancangan.

1. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan:


a. Latar Belakang

6
b. Perumusan Masalah Perancangan
c. Tujuan Perancangan
d. Batasan Perancangan
e. Metoda Perancangan
f. Sistematika Penulisan
g. Alur Perancangan

2. BAB II TINJAUAN PROYEK


Pada bab ini terdiri dari:
a. Definisi, terminology, deskripsi, karakteristik, regulasi dan atau kaidah
terkait judul proyek,
b. Definisi, terminology, deskripsi, karakteristik, regulasi dan atau kaidah
terkait Tema Perancangan,
c. Penjelasan terkait pemilihan lokasi (argumentasi dan atau regulasi), pontesi
lokasi dan restriksi lokasi,
d. Landasan teori yang relevan terkait Judul dan Tema Proyek Perencanaan,
e. Referensi dan atau studi banding proyek sejenis dan atau tema sejenis.

3. BAB III PROGRAM RUANG, TAPAK DAN FAÇADE


Pada bab ini menjelaskan tentang:
a. Program ruang (kebutuhan, besaran, persyaratan, hubungan ruang,
penzoningan, sirkulasi dan modul) baik secara teori ataupun referensi/ rujukan,
b. Program tapak (penzoningan, akses, sirkulasi dalam tapak) baik secara teori
ataupun referensi/rujukan,
c. Pemilihan system struktur (modul/trafee, system struktur, dan bahan) baik
secara teori ataupun referensi/rujukan,
d. Perogram Façade (elemen estetika dan tematik proyek) baik secara teori
ataupun berdasaran referensi/ rujukan.

4. BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Pada bab ini menerangkan :

7
a. Konsep terkait bangunan (venustas, fermitas dan utilitas)
b. Konsep terkait lingkungan binaan

5. BAB V DESAIN
Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari hasil perancangan berupa:
a. Gambar Site Plan skala menyesuaikan
b. Gambar Block Plan skala menyesuaikan
c. Denah skala maksimum 1:200
d. Tampak skala maksimum 1:200
e. Potongan skala maksimum 1:200
f. Gambar 3Dimensi (ekterior dan interior)

Alur Perancangan
Alur perancangan ini secara singkat dijelaskan pada gambar berikut ini.

LATAR BELAKANG
INP
Meningkatnya jumlah wisatawan di Kabupaten OKI setiap UT
tahunnya.
Membuat objek wisata baru di kabupaten OKI.
Meningkatkan perekonomian warga sekitar dengan datangnya
wisatawan

Perumusan Masalah Perumusan Masalah

Menentukan Metoda

DATA PRIMER
Studi lokasi PROCESS
Studi proyek sejenis
Pengumpulan
Data
DATA SEKUNDER
Standar aquatic sport
Standar water park
Peraturan pemerintah, kasau dll.
8

Analisa Data
Konsep

HASIL DESAIN
Perancangan Aquatic And Water Park di Komplek Wisata
Danau Teluk Gelam OKI

OUTPUT

Gambar 1.1 Alur Perancangan

BAB II
TINJAUAN PROYEK

Landasan Teori

Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut, diperlukan pemahaman tentang definisi dari
perancangan Aquatic Stadium dan Water Park. Sehingga teori-teori dan regulasi yang
dicantumkan dalam laporan ini adalah yang berkorelasi dan relevan dengan perancangan Aquatic
stadium dan Water Park di komplek wisata danau Teluk Gelam OKI.

Definisi Perancangan

Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI), perancangan adalah mengatur atau menata
sesuatu sesuai dengan keinginan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional,
perancangan merupakan proses, cara, dan perbuatan merancang.

Definisi Aquatic
a. Aquatic : Merupakan segala macam bentuk aktivitas air yang dapat dilakukan di sungai,
danua, laut, pantai, maupun kolam renang (Ishak, 2016).

b. Sport : Merupakan sebuah aktivitas untuk memelihara kesehatan jasmani dan dan rohani.
Tinjauan Umum Aquatic
Pengertian Aquatic Centre adalah tempat publik atau tempat komunitas yang setidaknya

9
menyediakan satu kolam renang indoor dan tiga tipe fasilitas yang berbeda seperti gym,
sauna/spa, kafe. (Duverge, Rajagopalan, & Fuller, 2017)

Duverge, Rajagopalan & Fuller melakukan penelitian terhadap 110 Aquatic Centre untuk
mengidentifikasi fasilitas apa saja yang terdapat pada Aquatic Centre. Macam-macam fasilitas
yang ada pada Aquatic Centre adalah kolam renang rekreasi indoor, kolam renang lap, kolam
hydrotherapy, kolam renang keluarga balita, gimnasum, pusat kebugaran, sauna, spa, stadion,
fasilitas penitipan anak dan kafe. Kantor dan area resepsionis dihilangkan dari fasilitas karena
diasumsikan semua Aquatic Centre berisi setidaknya sebuah kantor kecil dan area resepsionis.
(Duverge, Rajagopalan, & Fuller, 2017)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Aquatic Centre adalah tempat publik yang
memiliki fasilitas untuk olahraga air indoor dan setidaknya memiliki tiga fasilitas lain.

Fasilitas Utama Aquatic Centre

Berdasarkan pengertian dari Aquatic Centre yang telah disimpulkan, terdapat fasilitas utama
yaitu kolam renang indoor untuk mewadahi aktifitas olahraga renang. Dalam buku panduan
bangunan kolam renang Swimming Pools Updated Guidance for 2013 menyebutkan beberapa
pengguna pada bangunan kolam renang dan beberapa aktifitasnya baik yg utama maupun yang
tambahan. Berikut adalah pengguna yang umumnya ada pada sebuah bangunan kolam renang.
 Komunitas lokal  Orang disabilitas
 Sekolahan  Orang tua
 Klub renang  Penjaga dengan bayi dan
anak kecil

Tipe aktifitas utama yang biasa terlihat adalah:


 Renang rekreasi  Pelatihan
 Belajar berenang  Renang kompetisi
 Berenang untuk kebugaran
misalnya balap renang dan aerobik
air

Tipe aktifitas tambahannya yang biasa terlihat adalah:


 Loncat Indah  Polo air

10
 Renang indah  Latihan kano
 Praktek penyelamatan jiwa  Pelatihan sub-aqua
 Hoki bawah air  Aktivitas santai
 Pesta pribadi

Aktifitas-aktifitas diatas dapat diakomodasi kolam renang 25m berstandar dengan kedalaman
dari 0,9 – 1,8m. Kecuali untuk aktifitas loncat indah, karena membutuhkan kedalaman lebih dari
1,8m.
Setelah mengkaji aktifitas nya, ada beberapa jenis kolam renang menurut Gerlad Perrin
(Perrin, 2008). Kolam renang tersebut adalah:
A. Kolam Renang Kompetisi
Kolam renang kompetisi adalah kolam renang yang dapat digunakan untuk
menyelenggarakan perlombaan-perlombaan nasional. Jika dihubungkan dengan
pengertian olahraga menurut Anderson, kolam ini termasuk dalam model olahraga
kompetitif. Kolam renang kompetisi memiliki beberapa tipe yaitu berdasarkan
panjangnya adalah kolam renang 50m dan kolam renang 25m. Contohnya adalah seperti
berikut:

Gambar 2. Kolam renang tipe A

(Sumber: FINA)

B. Kolam Renang Loncat Indah

11
Kolam renag loncat indah adalah kolam renang yang digunakan untuk kegiatan
latihan atau perlombaan pada tingkat nasional atau tingkat daerah (Daerah Tingkat II).

12
Gambar 2. Kolam renang loncat indah

(Sumber: FINA)

C. Kolam Renang Pemanasan

Kolam renang pemanasan adalah kolam renang yang digunakan untuk


mengadakan pemanasan atau latihan sebelum perlombaan pada tingkat nasional, atau
untuk mengadakan perlombaan pada tingkat daerah (Daerah Tingkat II). Kolam

13
pemanasan ini termasuk dalam model olahraga kompetitif dan untuk kesehatan. Tipe,
ukuran panjang, lebar, dan kedalaman seperti berikut:

Gambar 2. Kolam renang tipe B


(Sumber: SNI)

D. Kolam Renang Pemula

Kolam renang pemula adalah kolam renang yang digunakan untuk kegiatan
renang bagi pemula atau kolam renang untuk anak anak. Sebaiknya dipisahkan dengan
kolam utama demi keamanan karena kedalaman airnya. Disediakan pula handrail di
sekeliling kolam untuk membantu belajar berenang. Kolam ini merupakan model
olahraga hiburan menurut pengertian olahraga yang disebutkan Anderson. Tipe, ukuran
panjang, lebar dan kedalaman seperti berikut:

Gambar 2. Kolam renang tipe B untuk pemula


(Sumber: SNI)

14
Kolam anak merupakan kolam yang dikhususkan untuk anak-anak atau balita.
Kedalaman kolam renang anak-anak sangat dangkal dan apabila balita bermain di kolam
ini dengan aman. Kolam menyesuaikan dengan anak dan orangtua. Tidak ada dimensi
atau bentuk yang pasti dari kolam ini.

bar 2. 10 Kolam renang tipe C untuk anak-anak


(Sumber: SNI)
E. Kolam Renang Hidroterapi (Hydrotherapy pools)

Gambar 2. 11 Denah Kolam Hidroterapi Sumber: (Perrin, 2008)

15
Gambar 2. 12 Potongan Kolam Hidroterapi Sumber: (Perrin, 2008)

Kolam renang ini biasanya terlihat di Eropa, terutama di Jerman dan Austria,
untuk orang tua atau orang yang membutuhkan terapi. Bertambahnya jumlah klinik
cidera olahraga di Inggris menyebabkan diperluasnya jenis kolam mini.

F. Kolam Renang Rekreasi (Leisure)

Gambar 2. 13 Contoh Kolam Renang Rekreasi


Sumber: (Perrin, 2008)
Kolam renang Leisure atau kolam renang rekreasi biasanya digunakan untuk
kegiatan rekreasi. Kolam ini tidak memiliki standar ukuran dan bentuk tertentu.
Kedalaman kolam renang Leisure pada umumnya kurang dari 1,5 meter. Sering
dikombinasikan dengan fitur-fitur berikut:

 Mesin pembuat gelombang


 Water Cannon
 Underwater massage jet
 Seluncuran
 Laguna dan tempat istirahat
 Suara dan pencahayaan dalam air

Tipologi Kolam Renang


Kolam renang harus diklasifikasikan berdasarkan tipologi dan ketentuan-

16
ketentuan seperti tertuang pada tabel 1.

Tabel 1 Tipologi Kolam Renang

No Uraian Tipe A Tipe B Tipe C

1 Kolam Utama 10 Lintasan 8 Lintasan 8 Lintasan


2 Kolam Loncat Standar Standar Standar
Indah
3 Kolam 50 m 8 Lintasan 25 m 8 Lintasan Menyesuaikan
Pemanasan
4 Kolam Latihan Seperti Tipe B Seperti Tipe C Menyesuaikan

5 Fasilitas Atlet Standar Nasional Standar Nasional Standar Nasional


dan ofisial Kolam Renang Kolam Renang Kolam Renang
6 Fasilitas Standar Nasional Standar Nasional Menyesuaikan
Pengelolaan Kolam Renang Kolam Renang
Pertandingan
7 Kapasitas 2000-3000 1000–2000 orang Menyesuaikan
Penonton orang

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

Kolam Renang yang tidak sesuai dengan tipe A, B, dan C untuk kegiatan
pemasalan dan rekreasi dapat dikategorikan sebagai kolam renang non kompetisi.
Kolam Renang yang memiliki kapasitas penonton di luar ketentuan tipe A, B
dan C, dikategorikan sebagai kolam renang tipe Khusus.

Tingkat Kompetisi
Tipe kolam renang untuk kegiatan single event/kejuaraan direkomendasikan
sesuai dengan yang tercantum pada tabel 2.

17
Tabel 2.
Kejuaraan Akuatik (Single Event) & Kelompok Umur

No Event/Kejuaraan Tipe

1 Kejuaraan Dunia A
2 Kejuaraan Asia A
3 Kejuaraan Asia Tenggara A
4 Kejuaraan Nasional B
5 Kejuaraan Provinsi B
6 Kejuaraan Kabupaten/Kota C
7 Kejuaraan Antar Klub B

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

Peruntukan dari masing-masing tipe kolam renang untuk penyelenggaaraan multi


event/pekan olahraga direkomendasikan sesuai dengan yang tercantum pada
tabel 3.

Tabel 3.Pekan Olahraga (Multi Event)

No Tingkat Kejuaraan (Event) Tipe

1 Internasional Olympic Games A


Asian Games A
Sea Games A
POM ASEAN A
Youth Asian A
Youth Asean A
2 Nasional PON A
POMNAS B
POPNA B
S O2SN B

18
3 Daerah PORWIL B
PORPRV B
POMDA C
POPDA C

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

Kriteria Rancangan Aquatic

Sebuah bangunan Aquatic tentu memiliki kriteria-kriteria untuk memunculkan karakter pada
bangunannya. Berikut beberapa kriteria Aquatic Centre: (England, 2013)

A. Penampilan luar

Aquatic Centre umumnya merupakan bangunan dengan volume besar.

1. Massa, skala dan volume akan menjadi pertimbangan perencanaan dalam kaitan
dengan lokasi dan konteks lingkungan.

2. Aktifitas Loncat indah menggunakan papan loncat yang tinggi, secara substansial
akan meningkatkan tinggi keseluruhan bangunan dan skalanya.

3. Seluncuran dapat digunakan sebagai fitur arsitektur internal dan/atau eksternal. Dapat
memberikan identitas individu ke gedung.

4. Pemilihan pendekatan struktural dan material yang tepat untuk bentang lebar yang
mencakup ruang kolam renang dan fungsi lainnya.

5. Pertimbangan penggunaan kaca cukup penting untuk menghindari pantulan pada


ruang kolam renang.

6. Menyediakan keseimbangan pencahayaan alami yang optimal untuk menghindari


suasana gelap di ruang kolam renang

7. Jendela yang memungkinkan pandangan ke dalam dan ke luar dari ruang kolam
renang perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kebutuhan privasi

8. Transparansi jendela dapat memberikan efek dramatis baik secara internal maupun

19
eksternal.

Pengaturan ruang dengan konsep terbuka dengan material transparan meningkatkan


kenyamanan terutama pada area kolam, area rekreasi, dan area fitness. Selain itu pemisah ruang
yang efektif harus diperhatikan mengingat kolam/area basah saat suhu tinggi akan menyebabkan
lembab dan membawa zat kimia pada udara. Area lobby yang besar akan memungkinkan staf
untuk menyediakan tempat pengunjung mencari informasi tentang layanan yang tersedia.
(England, 2013).

B. Entrance Area
Area entrance harus menyediakan ruang yang cukup untuk sirkulasi pengunjung, tempat
melihat pemberitahuan atau menunggu teman. Pada jam sibuk area entrance juga perlu dikelola
untuk menyediakan tempat antri. Area entrance harus meliputi:
1. Rute sirkulasi ke dalam dan ke luar yang jelas dan mudah diakses
2. Draught lobby, untuk mengurangi kehilangan panas, dilengkapi dengan permukaan
yang tidak mudah kotor dan pintu otomatis yang dirancang untuk memudahkan akses
bagi pengguna
3. Meja resepsionis yang mudah terlihat dan dapat diidentifikasi secara instan
4. Penanda atau signage yang jelas dan sirkulasi langsung dari pintu masuk utama ke
ruang ganti melalui meja resepsionis
5. Informasi penting ditunjukan dengan signage yg jelas. Sebagai contoh ruang ganti ‘pria
dan wanita’ serta lokasi fasilitas toilet yang dapat diakses.

C. Refreshment Area
Refreshment Area sering terletak dekat dengan pintu masuk dengan view kolam renang.
Biasanya ditujukan untuk mereka yang menggunakan kolam renang atau aktifitas lainnya, tetapi
bisa juga terletak didekat resepsionis pada sirkulasi utama untuk menarik perhatian pengunjung
saat memasuki dan meninggalkan bangunan.
Refreshment area dapat dipisahkan dengan aquatic hall dengan kaca. Hal ini akan
menghindari teralihkannya perhatian perenang saat pelatihan renang dan juga dapat menghindari
bau dan kelembaban. Selain itu juga akan mencegah minuman dan makanan masuk ke aquatic

20
hall.

D. Struktural
Ketinggian atap pada area kolam dan area sekitarnya akan berdampak pada skala ruang,
membuat ruang terasa lebih luas dan lebih nyaman. Ada beberapa opsi atap struktural yang dapat
dipertimbangkan:
 Atap sederhana
 Atap lengkung dengan titik tinggi yang berpusat di atas kolam
 Atap Miring
 Atap gigi gergaji
 Atap datar

Setiap opsi memiliki kelebihan dan kekurangan terkait dengan situs spesifik, volume internal,
dan persyaratan lingkungan:

1. Ketinggian internal aquatic hall dapat bervariasi, menyesuaikan ukuran kolam dan
tujuan penggunaan

2. Ketika langit-langit atau atapnya datar, dengan kolam berukuran 25 x 8,5 m (4-jalur)
maka ketinggian minimumnya adalah 3,5 m

3. Sedangkan untuk langit-langit atau atap yang diprofilkan, ketinggian minimum untuk
kolam berukuran sama sekitar 4,5 sampai 6,0 m pada titik tertinggi dan 3,5 m pada
titik terendah.

E. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami dapat memberikan suasana tersendiri ke dalam interior ruang kolam
renang, tetapi harus dikontrol secara hati-hati dengan mempertimbangkan orientasi bangunan.
Bukaan yang tidak diposisikan dengan baik akan menyebabkan silau dan sinar matahari yang
berlebih. Selain itu juga akan menyebabkan pantulan pada permukaan air. Refleksi dan silau
dapat memiliki implikasi serius pada tempat duduk penonton.

Sinar matahari bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas pada Aquatic Centre,

21
baik itu pengaruh terhadap aktivitas manusia, kualitas air dan kualitas ruangan.

 Pengaruh Terhadap Aktifitas Manusia

Untuk mendapatkan manfaat vitamin D, ada waktu terbaik untuk terpapar sinar
matahari. Di Indonesia, waktu yang baik untuk terpapar sinar matahari adalah sebelum
pukul 11 siang. Sedangkan untuk waktu terbaiknya adalah pada pukul 9 pagi. Pasalnya,
di Indonesia, intensitas sinar UVB tertinggi terjadi pada pukul 11 hingga pukul 1 siang.
(Adrian, 2018).

 Pengaruh Terhadap Kualitas Air

Pada air kolam renang terdapat klorin sebagai disinfektan untuk mengurangi bakteri
pada kolam, namun klorin pada kadar tertentu juga dapat mengakibatkan gangguan
berbagai organ tubuh. Idealnya kolam renang dibuat terbuka supaya cahaya matahari
mudah masuk ke dalam air sehingga klorin dapat menguap. (Widiatmy, 2010).

F. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan dan skema warna akan berdampak pada suasana ruang
secara umum, dan dapat mempengaruhi penampilan air.
Level pencahayaan buatan:
a. 300 lux untuk aktifitas umum
b. 500 lux untuk kompetisi
c. 600 lux pada start dan finissh
d. 1500 lux untuk olympics, di seluruh bagian kolam

G. Konfigurasi
Ada prinsip umum perencanaan yang berlaku:
a. Akses ke ruang kolam harus berada di ujung kolam yang dangkal.
b. Akses ke kolam dari ruang ganti harus melalui area toilet kemudian area shower
untuk membasahi diri sebelum masuk ke kolam renang
c. Akses juga diperlukan di sekeliling kolam, ukurannya minimum menyesuaikan
jenis kolam seperti pada tabel:

22
Main Pool Start End Turn End Sides
20 m Community/ Learner 2m 2m 1,5 m
pool
25 m Community 3m 2m 2m
25 m Competition 4m 3m 2-3 m
50 m International 7m 5m 4-6 m
Learner pool Access side 2m Other side 1,5 – 2m
Diving pool Board end Opposite end Sides
Generally 4–6m 2–4m 3–4m
International 6–7m 3–5m 4–6m

Tabel 2. 1 Tabel Ukuran akses di sekeliling kolam


Sumber: (England, 2013)

d. Setiap dinding maupun kolom harus memiliki sudut yang membulat

e. Sebaiknya tidak ada perbedaan ketinggian lantai antara area entrance dengan
aquatic hall.

f. Jika disediakan ruang kontrol dan pengawas yang bersifat tetap, ruang harus
mamiliki pandangan keseluruh aquatic hall

g. Ruang kesehatan harus dapat diakses langsung dari kolam dan akses keluar
langsung menuju kendaraan emergensi

h. Peralatan kolam renang dan penyimpanan alat kebersihan harus dapat diakses
langsung dari kolam renang.

H. Bangku Penonton
Setiap kolam renang memiliki standar kapasitas minimum penonton yang bisa diwadahi
pada bangunan tersebut. Dibawah ini adalah standar kapasitas minimum setiap jenis kolam:

23
Pool size Spectator seating Competitor seating
50 m – 10 lanes 500 / 600 300
50 m – 8 lanes 350 / 400 300
50 m – 6 lanes 200 200
25 m – 8 lanes 250 min 250
25 m – 6 lanes 150 min 180

Tabel 2. 2 Kapasitas minimum dari setiap jenis kolam


Sumber: (England, 2013)

Pemilihan Lokasi
Lokasi harus sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau
berbasis pada rencana pembangunan kota yang berkelanjutan (sustainable city).
Area di sekitar lokasi bangunan kolam renang harus tersedia sistem infrastruktur
kota yang memadai, antara lain transportasi, listrik, air bersih, saluran kota dan
telekomunikasi.

Luas Lahan Tersedia


Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 30%, sehingga masih terdapat
lahan yang tersedia untuk arena kegiatan olahraga di ruang terbuka (outdoor), area
evakuasi kondisi darurat, taman, penghijauan, pedestrian, jalan dan fasilitas parkir.

Topografi
Lahan yang tersedia harus merupakan sebidang tanah yang rata sesuai dengan
kebutuhan untuk pembangunan kolam renang tipe tertentu yang direncanakan.
Kondisi umum tanah tidak boleh memiliki kemiringan yang ekstrem,
geomorphology yang aman, daya dukung tanah yang baik, tidak labil, bukan rawa
dan tidak rawan longsor.

Klimatologi
Dalam pemilihan lokasi untuk pembangunan kolam renang agar dihindari
lokasi yang mempunyai kondisi iklim yang ekstrem dan memiliki tingkat kerawanan

24
yang tinggi, seperti :
a) daerah petir;
b) daerah curah hujan tinggi; dan
c) daerah berangin kencang.

Kelestarian Lingkungan

Pembangunan kolam renang tidak boleh berdampak pada kerusakan atau


penurunan kualitas lingkungan.
Lingkungan kolam renang harus dapat menjadi area penghijauan dan berfungsi
sebagai paru-paru kota serta mampu memberikan kontribusi positif pada suatu
kawasan atau kota.

Zonasi dan Sirkulasi

 Zoning Plan

Dalam merencanakan tapak (site plan) kolam renang harus dilakukan


pengaturan yang baik antara zona publik dan zona privat/service, sehingga
memberikan kemudahan, kejelasan dan ketertiban serta keamanan pada saat
berlangsungnya kegiatan perlombaan/pertandingan atau kegiatan lainnya,
baik di dalam gedung maupun di luar atau di sekitar kolam renang.

 Sirkulasi

Sistem sirkulasi harus saling mendukung antara sirkulasi di dalam


bangunan dengan sirkulasi di luar bangunan, hubungan antara pengunjung
dengan sarana transportasi yang mudah diakses oleh publik maupun pribadi.
Sistem sirkulasi harus mengutamakan aksesibilitas pejalan kaki dan diffable.

Sistem sirkulasi harus memperhatikan lebar dan tinggi ruangan agar


dalam keadaan darurat mudah dicapai oleh kendaraan pemadam kebakaran,
kendaraan untuk evakuasi, dan kendaraan pelayanan kedaruratan lainnya.
Sistem sirkulasi harus dilengkapi dengan sistem-tanda (signage system)

25
seperti penunjuk jalan, rambu-rambu, papan-papan informasi, dan petunjuk
kedaruratan (fire/emergency escape).
Elemen pengarah sirkulasi dapat dibuat berupa elemen perkerasan maupun
tanaman guna mendukung sistem sirkulasi yang jelas, efisien, dan terpadu
dengan unsur-unsur estetika yang ramah lingkungan.
Penataan jalan tidak dapat terpisahkan dari penataan jalur pedestrian,
penghijauan, dan ruang terbuka untuk umum.
Sistem sirkulasi pengunjung pada gedung olahraga meliputi:

a) Sirkulasi penonton merupakan akses bagi penonton yang berjalan kaki


dari transportasi umum.
b) Sirkulasi atlet akuatik harus terpisah dari penonton.

c) Sirkulasi pelatih dan ofisial harus terpisah dari penonton.

d) Sirkulasi media (wartawan) harus terpisah dari akses atlet akuatik,


pelatih, ofisial dan penonton.
e) Sirkulasi pengelola kolam renang harus terpisah dari akses penonton,
media, atlet, wasit dan ofisial.
f) Sirkulasi Pengelola bangunan kolam renang harus memiliki
fleksibilitas terhadap seluruh fasilitas yang ada pada suatu gedung
olahraga dan disesuaikan dengan kegiatan yang berlangsung.

Zonasi dan Sirkulasi pada kolam renang yang direkomendasikan seperti tercantum
pada bagan 1.

Bagan 1 Zonasi dan Sirkulasi pada kolam renang

26
Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

Standar Ukuran Arena Kolam Renang


A. Kolam Utama
Ukuran arena kolam renang berdasarkan tipe tercantum pada tabel 4.

Tabel 4 Ukuran Kolam Renang

Uraian Tipe A Tipe B Tipe C

Ukuran Arena 50 m x 26 m 50 m x 21 m 50 m x 21m


Ukuran bila 50,06 m x 26 m 50,06 m x 21 m 50,06 m x 21 m
menggunakan
papan Sentuh
Kedalaman 3m 1,35 m – 3 m Minimal 1,35 m
Lintasan 10 8 8
Bulk-Head Rekomendasi - -
Marka Lintasan Standar Standar Standar
(Lane Marks)

27
Tali Batas Standar Standar Standar
Lintasan (Lane
Rope)
Landasan Start Standar Standar Standar
Start Block

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

B. Polo Air
Ukuran kolam polo air berdasarkan tipe tercantum pada tabel 5

Tabel 5 Ukuran Kolam Polo Air

Uraian Tipe A Tipe B Tipe C


Pria 30 m x 20 m 30 m x 20 m 30 m x 20 m
Wanita 25 m x 20 m 25 m x 20 m 25 m x 20 m
Kedalaman 3m 3m min 2 m
3 m x 0,9 m 3 m x 0,9 m 3 m x 0,9 m
Gawang
7,5 cm x 7,5 cm 7,5 cm x 7,5 cm 7,5 cm x 7,5 cm
Lane Rope
0,5 m 0,5 m 0,5 m
Jarak bebas

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

C. Renang Indah (synchronized swimming)

Ukuran kolam renang indah berdasarkan tipe tercantum pada tabel 6

Tabel 6 Ukuran Kolam Renang Indah

Uraian Tipe A Tipe B Tipe C

28
Ukuran 30 m x 20 m 30 m x 20 m 25 m x 12 m
Kedalaman 3m 3m 2 –3m

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

D. Finswimming

Ukuran kolam untuk finswimming berdasarkan tipe tercantum pada tabel 7.

Tabel 7 Ukuran Kolam Finswimming

Uraian Tipe A Tipe B Tipe C


Ukuran Arena 50 m x 26 m 50 m x 21 m 50 m x 21 m
Lintasan 10 8 8
Kedalaman 3m min 2,5 m min 2,5 m
Peralatan Sama dengan peralatan kolam utama

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

E. Hoki Dalam Air (Under Water Hockey)

Ukuran kolam untuk hoki dalam air berdasarkan tipe tercantum pada tabel 8.

Tabel 8 Ukuran Kolam Hoki Dalam Air

Uraian Tipe A Tipe B Tipe C


Ukuran Arena 25 m x 20 m 25 m x 20 m -
Kedalaman 3m 3m -
Gawang/Gutter 3,18 m x 0,18 m 3,18 m x 0,18 m -

29
Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

F. Kolam Loncat Indah


Ukuran kolam untuk loncat indah berdasarkan tipe tercantum pada tabel 9.

Tabel 9 Ukuran Kolam Loncat Indah

Uraian Tipe A Tipe B Tipe C


Ukuran Arena 25 m x 26 m 25 m x 21 m 25 m x 21 m
Kedalaman 5m 5m 5m

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

G. Kolam Pemanasan
Ukuran kolam pemanasan berdasarkan tipe kolam renang tercantum pada tabel
11
Tabel 11. Ukuran Kolam Pemanasan

Uraian Tipe A Tipe B Tipe C


Ukuran 50 m x 21 m 50 m x 21 m 25 m x 21 m
Kedalaman 2m min 1,35 m min 1,35 m
Lintasan 8 8 8
Marka Lintasan Standar Standar Standar
Kolam Utama Kolam Utama Kolam Utama
Lane Rope Standar Standar Standar
Kolam Utama Kolam Utama Kolam Utama
Landasan Start Standar Standar Standar
Kolam Utama Kolam Utama Kolam Utama

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

30
Kualitas Air

Persyaratan Kualitas Air

Kualitas air harus mengacu pada FINA dan CMAS regulation yang
menetapkan parameter pokok yang harus dipenuhi.
 Kualitas kejernihan air

a) Air kolam harus chrystal clear dimana marka dasar kolam bisa terlihat
jelas dari tepi kolam dan jarak pandang dalam air adalah 25 m
horisontal dan 3 m vertikal;
b) kejernihan air kolam harus berada pada skala kejernihan sebesar 0.2–
0.5 NTU (Nephelometric Turbidity Unit), kecuali pada beban puncak
diijinkan sampai dengan 1 NTU (Permenkes Nomor 416);
c) jumlah padatan terlarut (total dissolved solid) harus lebih kecil dari
1500 ppm.
 Kenyamanan dan kesehatan
Untuk memenuhi persyaratan kenyamanan dan kesehatan parameter yang harus
dipenuhi adalah:
a) suhu/temperatur air berkisar antara 25° - 28° C, khusus untuk polo
air 25° – 27° C, untuk renang indah 26° – 28° C.
b) PH air antara 7.2 – 7.6;

c) total alkalinitas 80 – 120 mg/L;

d) tingkat total kesadahan (calcium-magnesium total hardness) harus


dikisaran 200-300 ppm;
e) kadar klorin seperti tercantum pada tabel 12.

Tabel 12 Ukuran Kadar Klorin

Kolam Renang
Klorin
Beratap Terbuka

31
Klorin Bebas Minimum
(kondisi sudah distabilisasi dengan 2 mg/l 3 mg/l
asam cyanuric)
Total Klorin Maksimum 10 mg/l 10 mg/l
30% dari Nilai 30% dari Nilai
Klorin Kombinasi Maksimum
Klorin Bebas Klorin Bebas

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

Fasilitas Atlet dan Ofisial


A. Akses
 Akses Pemain/Atlet dan Ofisial
Akses pemain, atlet dan ofisial harus dapat dicapai oleh kendaraan jenis bus
sampai ke dalam bangunan kolam renang dan langsung menuju ruang atau zona
privat yang aman dan terlindung dari kerumunan umum dan pers/media.
 Akses ke kolam renang
Akses dari lobby ofisial area ke kolam pemanasan dan ke kolam tanding harus
disediakan dengan permukaan lantai yang tidak licin.
 Akses ke Tribun
Akses dari lobby ofisial area ke tribun harus disediakan untuk ofisial dan atlet
yang tidak bertanding.

B. Hall Masuk
Bangunan kolam renang harus dilengkapi dengan ruang sirkulasi menuju
keruangan-ruangan didalam area ofisial (OA).

C. Ruang Serbaguna
Bangunan kolam renang harus dilengkapi dengan ruang kegiatan serbaguna
antara lain untuk, latihan darat, peregangan, fitness, latihan beban, pengarahan
atau area tempat pelatih memberikan arahan kepada atlet.

D. Ruang Ganti

32
Ruang ganti pria terdiri dari area basah dan area kering.
Area kering terdiri dari:
a) 20 unit ruang ganti pakaian (cubical);
b) 30 unit lemari (locker);
c) 8 unit kursi panjang (bench) 2 m.

Area basah terdiri dari:


a) 8 buah kloset;
b) 8 buah peturasan/urinal;
c) 6 buah bak cuci tangan;
d) 8 buah shower.

Ruang ganti wanita terdiri dari area basah dan area kering.
Area kering terdiri dari:
a) 15 unit ruang ganti pakaian (cubical);
b) 20 unit lemari (locker);
c) 8 unit kursi panjang (bench) 2 m.

Area basah terdiri dari:


a) 8 buah kloset;
b) 6 buah bak cuci tangan;
c) 8 buah shower.

E. Fasilitas Diffable
Bangunan kolam renang harus dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi untuk
diffable di ruang ganti pria dan ruang ganti wanita.

F. Ruang Relaksasi
Bangunan kolam renang harus dilengkapi dengan ruang relaksasi atlet sebelum
dan sesudah perlombaan.

G. Ruang Tunggu Atlet (Call Room)


Bangunan kolam renang harus dilengkapi dengan ruang tunggu atlet yang terdiri
dari :

33
a) call room II minimum untuk kapasitas 40 orang yang terdiri atas 32 orang
atlet (8 kursi x 4 baris) dan 8 orang petugas;
b) call room I minimum untuk kapasitas 12 orang yang terdiri 8 orang atlet (8
kursi x 1 baris) dan 4 orang petugas.
c) Ruang tunggu harus memiliki akses ke hall masuk, ruang ganti basah,
ruang ganti kering, dan arena. (lihat gambar 2)

Gambar 2. Diagram Area Basah dan Kering

Sumber: Permenpora No. 0636 (2014)

Ruang Pengelola Pertandingan


A. Ruang Wasit, minimum terdiri dari :
a) ruang ganti;
b) toilet;
c) shower;
d) lounge; dan
e) ruang rapat.

34
B. Ruang Jury of Appeal, minimum terdiri dari :
a) lounge; dan
b) ruang rapat.

C. Ruang Technical Delegate berupa lounge yang harus dilengkapi toilet.

D. Ruang Competition Manager, harus berupa ruang kerja untuk minimum 1


orang.

E. Ruang Medis
Harus berdekatan dengan ruang ganti pemain dan wasit, memiliki akses
langsung ke Ambulance dan pelataran kolam.

Cukup untuk 5 - 8 orang pertugas, dilengkapi dengan:

a) toilet;
b) shower air panas/ dingin;
c) ranjang pasien minimum 2 buah; dan
d) perangkat pertolongan kegawatdaruratan.

F. Ruang Doping Control


Untuk Kolam Renang tipe A dan B harus tersedia ruang test doping yang
dilengkapi dengan:

a) 1 buah wastafel;

b) buah WC yang luas lantainya masing-masing dapat menampung 2


orang;
c) ruang tunggu untuk kapasitas 20 orang; dan
d) ruang pemeriksaan sampel serta ruang simpan.
Ruang tes doping untuk Kolam Renang tipe C diperbolehkan menggunakan
ruang sementara dengan memenuhi syarat ruang tes doping pada kolam
renang tipe A dan B.

G. Ruang Kendali (Control Room)

35
Bangunan kolam renang harus dilengkapi ruang kendali dengan ketentuan:
a) strategis sehingga dari ruangan tersebut dapat melihat situasi seluruh
kolam pertandingan dan papan nilai (scoring board);
b) memiliki gudang untuk menyimpan data-data dan peralatan yang peka;
c) berfungsi sebagai pusat distribusi hasil pertandingan, review penggunaan
dokumentasi video apabila terjadi pelanggaran, pelaporan hasil resmi serta
mencatat rekor baru, dan menyimpan hasil.

H. Fasilitas toilet dan ruang ganti


Bangunan kolam renang harus dilengkapi dengan fasilitas toilet minimum 1 unit
dan ruang ganti untuk pengelola pertandingan.

Fasilitas Penonton

A. Fasilitas untuk VIP


Bangunan kolam renang harus dilengkapi dengan fasilitas untuk
undangan/penonton VIP minimum terdiri dari:
a) lobby;
b) ruang tunggu (lounge);
c) toilet dan pantry;
d) tribun; dan
e) fasilitas ibadah.

B. Fasilitas untuk Umum


Bangunan kolam renang harus dilengkapi dengan fasilitas untuk penonton
umum, minimum terdiri dari:
a) entrance hall /lobby;
b) selasar/ruang tunggu (concourse);
c) toilet;
d) tribun;
e) fasilitas ibadah; dan

36
f) kantin.

C. Toilet
Toilet penonton pada bangunan kolam renang tipe A, B, dan C harus
mengikuti perbandingan pria dan wanita 2:1 yang penempatannya dipisahkan,
minimum dilengkapi dengan:
a) 1 (satu) WC untuk 200 penonton pria dan 1 (satu) WC untuk 100
penonton wanita;
b) bak cuci tangan yang dilengkapi cermin minimum 1 (satu) untuk 200
penonton pria dan 1 (satu) untuk 100 penonton wanita; dan
c) jumlah peturasan/urinoir yang dibutuhkan minimum 1 (satu) untuk 100
penonton pria.
Jumlah toilet diffable pada bangunan kolam renang tipe A dan B harus
disesuaikan dengan lokasi, tempat menonton, dan peraturan. Sedangkan
tipe C minimum 1 (satu) unit dan dilengkapi dengan :
a) 1 (satu) buah WC;
b) 1 (satu) buah bak cuci tangan; dan
c) pegangan untuk melakukan perpindahan dari kursi roda ke WC yang
diletakkan di depan dan di samping WC setinggi 80 cm.

D. Ruang VIP
Kolam Renang tipe A dan B harus disediakan ruang VIP yang digunakan
sebagai tempat menerima tamu khusus dan ruang serbaguna.

Kolam Renang tipe C, diperbolehkan tanpa ruang VIP.

E. Tribun
Tribun harus dilengkapi dengan pagar pemisah dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) pemisahan antara tribun dan arena harus memakai pagar transparan
dengan tinggi 90 cm;
b) tribun yang berupa balkon harus memakai pagar dengan tinggi bagian

37
masif minimum 0,40 m dan tinggi keseluruhan 1,20 m; dan
c) jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun minimum
1,20 m.
Tribun khusus untuk diffable harus memenuhi ketentuan berikut:
a) Tempat duduk diffable diletakkan di bagian paling depan atau paling
belakang dari tribun penonton;
b) lebar tribun untuk kursi roda minimum 1,40 m, ditambah selasar
minimum lebar 0,90 m.
c) harus disediakan ramp untuk akses kursi roda bagi diffable yang sesuai
dengan ketentuan/peraturan tentang aksesibiltas untuk diffable.
d) pada tribun permanen, ukuran arena harus memperhatikan adanya
blank spot area akibat beda ketinggian tribun dengan lantai arena.
Denah garis pandangan penonton pada di tribun ke arena, dimensi landasan
dan undak-undakan tribun hubungannya dengan arah pandang, dan lokasi
tempat duduk penonton diffable pada tribun ditunjukkan dalam gambar 16, 17,
dan 18.
Penggunaan tribun sementara (temporary grand stand) harus mengikuti
persyaratan yang berlaku.

F. Tempat Duduk
Seluruh tempat duduk di tribun harus berbentuk individual seat dan bernomor.
Ukuran dan tata letak tempat duduk pada tribun harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
1. Ukuran tempat duduk penonton
Ukuran tempat duduk penonton pada kolam renang tipe A, B, dan C harus sesuai
dengan ketentuan:

a) untuk VIP, dibutuhkan lebar 0,50 m - 0,60 m, dengan ukuran lebar lantai
0,90 m – 1 m; dan
b) untuk umum, dibutuhkan lebar 0,50 m, dengan lebar lantai 0,80 m - 0,90
m.
Denah ukuran tempat duduk penonton di tribun ditunjukkan dalam gambar 16,

38
17, dan 18.
2. Tata letak tempat duduk pada balkon
Tata letak tempat duduk pada balkon harus sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) tata letak tempat duduk VIP, diantara 2 (dua) gang maksimum 14 (empat
belas) kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimum 7 (tujuh) kursi;
b) tata letak tempat duduk biasa, diantara 2 (dua) gang, maksimum 16 (enam
belas) kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimum 8 (delapan)
kursi;
c) setiap 8 - 10 (delapan – sepuluh) baris tempat duduk terdapat koridor;
d) lokasi penempatan gang harus dihindarkan terbentuknya perempatan;
e) kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam
1 (satu) kelompok.
Tempat duduk untuk kolam renang tipe A dan B terutama untuk VIP harus
menggunakan kursi yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Definisi Water Park

Water Park (atau Waterpark), merupakan salah satu bentuk wahana rekreasi berbasis air
dengan menggunakan pola aplikasi Engineered Water Pleasure. Secara leksikal waterpark dapat
diartikan sebagai “taman rekreasi air atau taman hiburan yang memiliki tempat bermain air,
seperti perosotan air, splash pad, sprayground, pemalas / sungai. (Lazy River), atau rekreasi
mandi, berenang, dan lingkungan bertelanjang kaki lainnya. Saat ini bahkan dilengkapi dengan
beberapa jenis lingkungan selancar atau bodyboarding buatan seperti Wave Pool atau Flowrider.

Sedangkan menurut MacMillan Dictionary: “taman dengan perosotan air, kolam renang
dan wahana dengan air mengalir”. Dengan terjemahan gratis yaitu taman dengan seluncuran air,
kolam renang dan wahana dengan air mengalir).

39
Sumber: https://bralingpool.id/pengertian-waterpark-waterboom/

Sejak pertama kali dibangun dan diperkenalkan oleh “Mr Waterpark”: George Millay –
Pendiri Sea World (1970) dan Wet ‘n Wild Waterpark (1977) di Orlando, AS – Water Park saat
ini telah menjadi salah satu wahana rekreasi favorit dunia , tak terkecuali di Indonesia. Dalam
sepuluh tahun terakhir, trend water park di Indonesia (biasa disebut “waterboom”) mengalami
booming di berbagai daerah. Setiap tahun setidaknya dibangun 30 waterpark (dalam berbagai
klasifikasi). Sehingga saat ini hampir setiap kota kabupaten di Indonesia memiliki waterpark
yang representatif. Ini tidak termasuk waterpark dalam skala yang lebih kecil dan mengabaikan
kepadatan waterpark yang tinggi di wilayah Jabodetabek. Sehingga saat ini waterpark sudah
menjadi obyek rekreasi yang memiliki tingkat persaingan usaha yang tinggi dan ketat. Jumlah
waterpark dengan konsep konvensional cukup banyak, meski di pasaran masih tersedia.

Konsep standar (standar) waterpark, sebagai wahana rekreasi keluarga, harus


menyediakan beberapa pilihan wahana untuk segala usia. Misalnya Tot’s Pool untuk balita,
Kid’s Pool untuk anak, Family Pool untuk keluarga dan beberapa perosotan ekstrim untuk
remaja dan dewasa. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah standar keselamatan (safety) yang
berlaku seperti itu persyaratan dari Asosiasi Internasional Taman Hiburan dan Atraksi (IAAPA).

Lalu apa perbedaan kosakata: Water Park, Waterpark dan Waterboom (atau Water Boom).
Berikut penjelasan sederhana yang diperoleh dari analisis gramatikal, yaitu:

Waterpark & Waterboom

 Water park: taman air; seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, memiliki arti universal
dan dapat diterjemahkan dengan alat penerjemah (karena terpisah: 2 kata).

40
Waterpark: sama dengan kata Water Park, tetapi lebih berfungsi sebagai pelengkap nama
unit atau badan usaha (perusahaan) yang terkait atau memang mengoperasikan arena
wisata air (water park); contoh: Sunshine Bay Waterpark tidak ditulis sebagai Sunshine
Bay Water Park (mungkin merupakan upaya efisiensi ruang), dan ada kemungkinan
beberapa instrumen terjemahan belum dapat menerjemahkan / menerjemahkan kosa kata
gabungan (word: water & word: park ). Namun kesimpulannya, baik Water Park maupun
Waterpark tetap memiliki arti yang sama, hanya untuk keperluan penggunaannya saja.

 Water Boom: penjelasannya bisa dipadukan dengan Waterboom yang (umumnya)


digunakan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia sebelum era trend pengadaan
pariwisata untuk jenis “water playground” ini. Kata Boom disini menyebutkan salah satu
alat musik yang digunakan dalam bermain air di wahana waterpark, yang tidak lain
adalah Buoy (Boom). Karena di dalam kendaraan yang menyediakan waterpark, ban
pelampung merupakan instrumen yang ‘wajib dimiliki’. Sehingga penggunaan kata water
boom kurang tepat jika ditujukan untuk kendaraan permainan air – pada kenyataannya
tidak hanya ban pelampung saja yang digunakan untuk menikmati atraksi / permainan air
yang ada, akan tetapi berbagai macam jenisnya seperti: sliding pad , tanpa instrumen
(tubuh). atraksi), dan sebagainya.

Oleh karena itu seiring dengan perkembangan pemahaman, sosialisasi penggunaan kata
yang tepat telah diadakan oleh masyarakat internasional, penggunaan kata “waterboom” mulai
ditinggalkan. Sementara itu, ada juga salah satu penyedia water park terbesar di Indonesia yang
‘hampir’ menggunakan kata waterboom (mungkin pada awalnya penentuan nama mereknya),
namun tampaknya penyelenggara paten negara tidak memperbolehkannya, karena kata
waterboom (atau water boom) adalah kata umum.

Menurut International Association of Amusement Parks and Attractions, hal-hal utama yang
perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan perancangan waterpark yakni:

1. Konsep/Tema yang akan diangkat dalam waterpark itu sendiri. Tahap awal ini sangat
penting dalam mendesain sebuah project water park, karena merupakan “jiwa” atau
“soul” sebuah wahana (yang juga menjadi kunci sukses bisnis waterpark) dan ini juga
yang membedakan sensasi wahana ditempat yang satu dengan tempat yang lain.

41
2. Survey Lokasi untuk mendapatkan data-data pendukung guna memperoleh konsep
yang tepat bagi sebuah waterpark

3. Perencanaan Project yang meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Area Development Drawing: gambar kontur, masterplan, topografi map


b. Waterpark Structure: perencanaan desain pekerjaan civil (civil work).
c. Waterpark Theme Finished: finishing pekerjaan tema-tema.
d. Waterpark Attraction: perencanaan Wahana/Permainan yang dibuat.
e. Water Flow Mechanical: (pompa-pompa).
f. Waterpark Electrical: Perencanaan Desain Elektrikal.
g. Waterpark Utility: Perencanaan pendukung lainnya.
Klasifikasi Sarana Rekreasi Air

Berdasarkan jenisnya, sarana rekreasi air terbagi menjadi dua jenis, yaitu

a. Sarana rekreasi air indoor merupakan sarana rekreasi air yang berada di dalam ruangan
sehingga memungkinkan untuk terus beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca.

b. Sarana rekreasi air outdoor merupakan kolam renang yang terletak di luar ruangan.
Lokasi sebaiknya pada tempat yang cukup mendapat sinar matahari, bukan merupakan
daerah aliran angin dari daerah industri, bebas dari asap dan kebisingan.

Berdasarkan luas lahannya, sarana rekreasi air terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Small Size dengan luas lahan kurang dari 2 Ha.


b. Medium Size dengan luas lahan 2-5 Ha.
c. Big Size dengan luas lahan lebih dari 5 Ha.
Komponen Sarana Rekreasi Air
Sarana rekreasi air memiliki berbagai komponen penting yang mencipatakan sebuah tempat
wisata, yaitu:
1. Kolam Renang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Direktur Jendral PPM dan PLP
tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum tahun 1992, kolam

42
renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang,
berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya, menggunakan air bersih yang telah
diolah. Persyaratan kolam renang sesuai dengan Peraturan MenKes RI dan Keputusan
Direktur Jend PPM dan PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian
umum tahun 1992 menyangkut beberapa hal:

a. Umum

Lingkungan kolam renang dan pemandian umum harus selalu dalam keadaan
bersih dan dapat mencegah kemungkinan kejadian penularan penyakit serta tidak
memungkinkan bersarang dan berkembang biaknya vector penular penyakit.
Bangunan kolam renang dan pemandian umum serta peralatan yang dipergunakan
harus memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat mencegah terjadinya
kecelakaan.

b. Tata Bangunan

Setiap bangunan di lingkungan kolam renang dan pemandian umum harusditata


dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya, serta memenuhi persyaratan
kesehatan antara lain tidak mengakibatkan pencemaran terhadap air kolam renang
dan pemandian umum.

2. Wahana Permainan

a. Kolam Air yang Mengalir (Streaming Pool)

Streaming Pool merupakan kolam air yang mengalir, dan biasanya mengikuti jalur yang
telah direncanakan.ban pelampung untuk menikmati streaming pool ini.

b. Kolam Anak (Kids Pool) Kids pool adalah kolam renang khusus untuk anak-anak yang
memiliki kedalaman tidak lebih dari 50 cm. Kids pool merupakan kolam yang wajib ada
pada waterpark. Dalam kolam anak ini memiliki wahana sendiri seperti water splash dan
seluncuran untuk anak-anak.

c. Seluncur Air (Water Slide) Ada 2 jenis water slide, yakni Non-Inflated water slide dan
Inflated water slide (dengan pompa udara).

3. Taman/Landscape

43
Sarana rekreasi air haruslah memiliki area hijau, yakni dengan menyediakan taman
terbuka, yang fungsinya untuk peneduh, penghijauan dan sebagai resapan. Taman yang
akan disediakan bisa disesuaikan dengan tema yang diinginkan, misalnya taman tropis,
taman bunga dan sebagainya. Dalam kamus bahasa Indonesia taman adalah kebun yg
ditanami dengan bungabunga dan sebagainya (tempat bersenang-senang).

Fasilitas Sarana Rekreasi Air

Fasilitas dalam sarana rekreasi air dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas dan
penggunanya. Fasilitas inilah yang menentukan apakah sarana rekreasi air tersebut dapat
dikategorikan sebagai tempat wisata atau tidak. Fasilitas yang sesuai standar dapat dilihat pada
Tabel 2. dibawah.

Tabel 2.1 Fasilitas Sarana Rekreasi Air

Pengguna Aktivitas Ruang

Parkir Kendaraan Tempat Parkir


Pengunjung
Rekreasi Air Area Rekreasi
Mandi Toilet
Bilas dan ganti R. Bilas dan Ganti
Makan/minum Restoran
Informasi R. Informasi
Istirahat Jaquzzi/Mushola
Parkir Kendaraan Tempat Parkir
Pengelola Kerja R. Staff
Rapat R. Rapat
Menerima Tamu R. Tamu
Makan/minum Restoran/Pantry
Istirahat Pantry
Mengelola Arsip R. Arsip
Parkir Kendaraan Tempat Parkir
PetugasKebersihan,
Bersih-bersih Seluruh Kawasan

44
Teknisi, dan Keamanan Menajaga Keamanan Seluruh Kawasan/Pos
Maintenance Alat-alat R ME/R. Filter Pompa

Sumber: https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjl6YeY2Mb6AhVAC7cAHRz1AnUQFnoE
CCgQAQ&url=http%3A%2F%2Feprints.itenas.ac.id%2F922%2F5%2F05%2520Bab
%25202%2520212016022.pdf&usg=AOvVaw1QVxZurswjcXaGm4FCaebw

Fasilitas yang harus tersedia:


a. Pertamanan: dengan lahan terbuka yang ditumbuhi rumput, tanaman hias, atau tanaman
bunga dan pohon-pohon tropis (pohon kelapa, pohon pisang, dan lain-lain), dilengkapi
jalan taman dan tempat duduk.
b. Area bermain anak-anak: aman dan nyaman, disediakan fasilitas bermain yang
mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan.
c. Fasilitas rekreasi dan hiburan: sekurang-kurangnya 3 jenis sarana rekreasi yang
mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan.
d. Fasilitas pelayanan umum: kantor pengelola, tempat penerangan/informasi, lavatory
dan ruang bilas/ganti yang cukup, tempat sampah, P3K cukup dan pos keamanan.
e. Instalasi teknik: tersedia sumber listrik dengan daya yang cukup, memenuhi peraturan
yang cukup, tersedia sumber air bersih, tiap bangunan dilengkapi dengan alat pemadam
kebakaran, mempunyai sistem tata suara yang baik dan dapat digunakan untuk
pengumuman.
f. Fasilitas pelengkap seperti pelayanan makan dan minum: restoran atau cafe, tempat
penjualan cinderamata, barang keperluan lainnya, tempat ibadah, dan pramuwisata.

Tinjaun Tema
Sejarah Arsitektur Modern

Ada perjalanan panjang dari sejarah arsitektur modern ini. Melansir dari Archi Soup,
arsitektur modern adalah pergerakan perubahan yang diawali pada akhir abad ke-19. Selama
periode tersebut terjadi revolusi teknologi, material bangunan, dan mesin. Akibatnya ada
pergeseran dari konstruksi bangunan tradisional menjadi bangunan yang fungsional dengan
teknologi baru.

45
Kemunculan ini diawali dari Gedung pencakar langit yang berada di Amerika Serikat.
Menjadi bentuk respon cepat terhadap biaya konstruksi tinggi dan kurangnya lahan di kota-kota
Amerika yang sedang berkembang pesat. Serta adanya penggunaan teknologi rangka baja tahan
api dan elevator keselamatan. Pertama kali adalah Gedung Asuransi yang dibangun di Chicago
dengan rangka baja besi karya William Le Baron Jenney tahun 1883.

Kemudian mulailah muncul Gedung lainnya di awal tahun 1900an yang membawa
arsitektur lama dengan dekorasi dan gaya Neo-gothic, Neo-renaissance dan Beaux Arts. Selama
masa itu juga masih terjadi perang dan muncul arsitektur modern. Ada dua kemungkinan
kebangkitan arsitektur modern di periode tersebut, yaitu kekurangan bahan bangunan baja
sehingga digantikan dengan bahan baru (aluminium) dan kedua kehancuran wilayah akibat
perang dan perlunya pembangunan kembali.

Ciri Khas Arsitektur Modern

Ada pun yang membuat arsitektur modern menjadi berbeda dari arsitektur lainnya. Iinilah
beberapa ciri khas arsitektur modern yang perlu Anda ketahui.

a. Sedikit Ornamen dan Dekorasi


Berbeda dari bangunan tradisional yang menggunakan banyak ornamen, motif dan
dekorasi, justru arsitektur modern menggunakan sedikit ornamen saja. Arsitektur ini
menganggap bahwa ornamen bukan bagian yang penting dalam desain modernis.

b. Penerapan Garis Vertikal dan Horizontal, Serta Model Bangunan Kotak


Desain arsitektur bergaya modern memiliki ciri khas, yaitu banyaknya penggunaan garis
vertikal dan horizontal, serta model bangunan yang didominasi bentuk kotak.

c. Sistem Modern dan Penggunaan Material


Sudah lebih berkembang, ciri khas lainnya dari arsitektur modern adalah penggunaan
sistem modern dari teknologi seperti smart home dan material yang diciptakan dengan
teknologi konstruksi modern.

46
d. Penggunaan Cahaya Natural dan Jendela Kaca
Memaksimalkan fungsi menjadi bagian penting dari arsitektur ini. Dengan
menggunakan cahaya natural (matahari) dan jendela kaca yang besar akan menyatukan
rumah dengan alam secara langsung. Orang yang berada didalam bangunan atau rumah
bisa tetap mendapatkan sinar matahari alami meskipun berada di dalam.

e. Memiliki Ruang Terbuka


Dalam rancangan arsitektur modern selalu ada ruang terbuka dalam bangunan tersebut.
Tujuannya agar rumah tetap bisa merasakan suasana yang nyaman, tenang, dan alami.
Selain itu juga ruang terbuka dapat memberikan sirkulasi udara yang baik di dalam.

f. Desain Asimetris
Ada yang berbeda dari model bangunan modernis. Tidak memiliki model aturan
tertentu, justru bangunan ini memiliki bentuk asimetris yang menjadi ciri khas dar
arsitektur modern. Dikarenakan yang terpenting bukan desain bangunannya namun
fungsi dari bangunan itu sendiri.

g. Koneksi dengan Alam


Selain dibuat fungsional, arsitektur modern dibuat agar bangunan bisa terkoneksi dengan
alam. Maksudnya adalah bangunan dibuat agar ramah lingkungan, asri, dan sehat. Salah
satu penerapannya adalah taman di dalam rumah.

h. Penggunaan Material Modern dan Tradisional


Meskipun arsitektur modern sudah menggunakan teknologi konstruksi yang canggih
namun dalam prosesnya masih menggunakan material tradisional. Karena kualitas
material tradisional lebih baik dibandingkan modern dari segi ketahanan dan
kualitasnya. Untuk mendapatkan efisiensi digabunglah kedua penggunaan material jenis
tersebut.

i. Memaksimalkan Fungsi Ruangan


Fungsional sangat menjadi pertimbangan utama saat membangun arsitektur ini. Tidak
heran jika semua ruangan memiliki fungsi-fungsinya sendiri.

Prinsip-Prinsip Arsitektur Modern

47
Setiap desain pasti memiliki prinsip-prinsip yang digunakan sebagai pedomannya. Begitu
juga dalam arsitektur modern ini. Berikut adalah dua prinsip utama dan umum arsitektur modern.

a. Bentuk Mengikuti Fungsi Bangunan (Fungsional)


Prinsip utama arsitektur modern adalah fungsional. Artinya bangunan dibuat dengan
tujuan utamanya, yaitu memaksimalkan fungsi dari keseluruhan area. Prinsip ini dibuat
melalui perencanaan fungsi dari masing-masing area yang akan dibuat. Setelah itu barulah
bentuk bangunan mengikuti fungsi yang sudah direncanakan tersebut. Teori ini pertama
kali diciptakan oleh arsitektur Amerika Louis Sullivan.

b. Material Tradisional dan Ekspos


Material bangunan harus ditempatkan ditempat yang sesuai tanpa harus memikirkan
karakter dan tampilan dari material tersebut. Benar-benar mengekspos material apa
adanya. Contohnya semen yang tidak dicat, kayu yang tidak dipoles agar terlihat alami
dan natural. Teori ini diungkapkan oleh Bauhaus dan menjadikan hal tersebut menjadi
prinsip utamanya.

Desain Rumah Arsitektur Modern

1. Rumah Modern dengan Material Alami


Arsitektur modern tidak selalu memiliki tampilan futuristik yang bergaya teknologi dan
material termutakhir. Jika melihat dari asal usulnya memang modernis merupakan
pengembangan dari arsitektur tradisional yang natural dengan material alam. Desain
tersebut memberikan warna yang natural dengan bentuk sederhana. Begitu alami dan tak
lekang oleh waktu. Anda tetap bisa menggabungkan tradisional dengan modern di era
saat ini.

2. Rumah Modern Simpel dan Minimalis


Bukan hanya teknologi, namun arsitektur modern memang mengarah ke gaya minimalis
dan sederhana. Desain gambar rumah modern menyatu dengan area sekitar. Bangunan
kotak dengan garis lurus halus dan jendela besar menjadi ciri khasnya. Tidak hanya itu

48
saja, semua ruangan pada desain ini benar-benar fungsional.

3. Rumah Arsitektur Modern Asimetris


Saat ini mulai banyak sekali model arsitektur asimetris. Tidak terpaku terhadap bentuk
dan sedikit dekorasi. Memang desain ini dibangun sesimpel mungkin. Ada balkon
terbuka di lantai atas dengan ruangan tertutup. Di lantai bawah ada ruangan besar tanpa
sekat namun telah ditentukan fungsi masing-masing area. Dekorasi yang dipakai hanya
jendela-jendela besar dan trails.

4. Desain Rumah dengan Balok dan Beton Ekspos


Desain arsitektur modern bergaya Hallmark yang mengekspos material beton baja
memberikan tampilan modern pada rumah yang bertekstur. Bangunan dibuat dengan
gaya industrial. Material digunakan kontras dengan tampilan cat putih bersih sehingga
terlihat halus dan ramping. Seperti bangunan modernis lainnya, ada jendela-jendela besar
dengan balkon sebagai area terbuka. Rumah dengan desain ini memberikan sirkulasi
udara dan pencahayaan yang baik di dalam rumah.

5. Gaya Arsitektur Modern Fokus Cahaya Alami


Arsitektur modern banyak digunakan bukan hanya karena fungsional, namun juga
memiliki efisiensi dan kontribusi terhadap kelestarian alam. Salah satu bentuknya adalah
penghematan listrik. Desain dirancang dengan adanya ruang terbuka di dalam rumah.
Misalnya balkon, taman di dalam, dan teras rumah hijau. Selain itu juga penggunaan
jendela berukuran besar agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah.

Tinjaun Umum Bangunan Terkait


Modul Struktur

Modul struktur merupakan metode dasar untuk menentukan suatu dimensi ruang atau
komponen suatu ruang dalam bentuk kelipatan maupun dalam bentuk himpunan irisan yang di
antara kelipatan besar ruang terkecil dan ukuran bahan yang lazim (Sutisna dan Purnama, 1983).

Untuk penggunaan modul struktur biasanya banyak yang menggunakan dengan berukuran 8 x 6
m, agar mempermudah untuk membentuk suatu ruangan dan desain bangunan. Modul itu sendiri
memiliki dua macam, seperti :

49
 Modul Vertikal

Yaitu jarak antar lantai satu dengan lantai lain secara vertikal.
 Modul Horizontal

Faktor yang mempengaruhi modul horizontal yaitu :

a. Tata letak furniture.

b. Aktivitas efektif dari ruang-ruang kamar, pengelolah, pelayanan dan penunjang.


c. Jalur sirkulasi.

d. Dimensi bahan bangunan dengan standar yang ada di pasaran.

Teori Struktur

Sistem struktur bangunan dapat membentuk suatu bangunan sehingga dapat


mempengaruhi bentuk fisik bangunan tersebut. Adapun syarat dari pokok struktur, yaitu:
a. Keseimbangan, agar masa bangunan tidak bergerak.
b. Kestabilan, agar bangunan tidak goyang akibat luar dan punya daya tahan terhadap
gangguan alam, seperti gempa bumi, angin dan kebakaran.
c. Kekuatan, berhubungan dengan kesatuan seluruh struktur yang menerima beban.
d. Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya yang didasarkan atas tuntutan besaran ruang,
fleksibelitas terhadap penyusunan ruang kamar, pola sirkulasi, sistem utilitas dan lain-
lain.
e. Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan.

Sistem Struktur

Sistem struktur sendiri memiliki 2 jenis, yaitu :

a) Struktur Bawah

Struktur bawah ini terdiri dari struktur bangunan seperti pondasi. Bentuk tanah atau jenis
tanah pada tapak sangat menentukan jenis pondasi ini. Struktur bawah yang dipilih
untuk lokasi tapak yaitu pondasi bore pile. Pondasi ini digunakan untuk memindahkan

50
beban berat bangunan ke tanah atau lapisan batuan yang lebih keras. Bore Pile
dilaksanakan dengan metode pengeboran kontinyu dengan getaran yang rendah, dapat
digunakan utuk pondasi dan pengamanan bangunan serta untuk stabilitas lereng.

Gambar 2.10 Pondasi Bore Pile


(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

b) Upper Structure (Struktur Atas)


Struktur atas merupakan struktur bangunan yang terdapat di atas permukaan tanah,
contohnya kolom, balok, plat lantai, dinding geser dan tangga. Struktur atas yang akan
digunakan pada bangunan ini yaitu struktur space prame, kolom dan balok bertulang
karena struktur ini baik untuk digunakan pada bangunan sedang dan tidak terlalu tinggi
karena kekauannya yang terbentuk dari permukaan grid kolom dengan balok dan space
prame. Dan sistem konstruksi yang digunakan yaitu sistem konstruksi beton dan baja
karena sistem ini mempunyai keuntungan seperti bahan yang mudah didapat dan mudah
dalam pelaksanaannya, memiliki kesan yang kokoh dan memungkinkan untuk berbagai
macam varian finishing dalam mencapai penampilan karakter yang natural.

51
Sistem Utilitas
 Sistem Air Bersih
Air bersih merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kegiatan sehari-hari sehingga air
bersih harus terpenuhi dengan baik.Sumber air yang didapat pada bangunan hotel ini berasal dari
PDAM. Dengan sistem pendistribusian air bersih yang digunakan ialah sistem down feed. Air
bersih yang berasal dari PDAM masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung pada ground
reservoir, lalu dialirkan menggunakan pompa dan ditampung di water tank yang letaknya di atap
bangunan. Untuk penyaluran kebawah, sistem ini tidak bergantung pada listrik dan
menghasilkan kekuatan air tiap lantai yang relatif sama.

Gambar 2.11 Sistem Down Feed Sambungan Langsung


(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

Gambar 2.12 Sistem Down Feed Tangki Atap


(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

52
 Sistem Jaringan Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor pada hotel ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1) Sistem Pembuangan Air Kotor (Black Water). Air kotor atau black water merupakan air
buangan yang berasal dari kloset, urinoir, bidet dan alat buangan lainnya yang diteruskan
menuju shaft air kotor padat dan kemudian disalurkan lagi ke STP (Sewage Treatment
Plant) dengan bahan kimia yang bersifat mengencerkan limbah. Selanjutnya limbah
dianggap layak dibuang di roil kawasan.

2) Sistem Pembuangan Air bekas (Grey Water). Air bekas atau grey water merupakan air
bekas yang berasal dari wastafel, air bekas cuci piring atau peralatan masak. Air bekas
ini dapat dibuang setelah diolah kembali untuk dimanfaatkan kembali. Terdapat upaya
penghematan air jika melakukan pengelolahan kembali. Cara pengelolahannya yaitu
limbah ini dialirkan ke bak tanam, adapun tanaman yang dapat menyerap zat kimia
diantaranya yaitu : jeringau, lily air, pontederia dan melati air. Kemudian tanaman akan
menyerap nitrogen dan fosfor, sehingga air yang tersisa adalah air limbah yang
relatif aman untuk disalurkan ke selokan lingkungan.

Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang digunakan pada hotel ini ada 2 macam sistem, yaitu sistem
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

1. Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.
Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat
membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alamai pada suatu ruangan
diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 dari
pada luas lantai. Ruangan yang dapat memaksimalkan pencahayaan alami yaitu lobby,
ruang pengelolah, ruang servis, ruang penunjang dari unit bangunan.

53
Gambar 2.13 Sistem Pencahayaan Alami
(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

2. Pencahayaan Buatan
Sistem pencahayaan buatan adalah mekanisme cahaya yang dihasilkan oleh sumber
cahaya selain cahaya alami (matahari), namun cahaya tersebut berasal dari hasil karya
manusia berupa lampu yang berfungsi menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar
matahari tidak ada. Pencahayaan buatan ini dapat digunakan pada ruangan yang tidak
mendapatkan pencahayaan alami seperti gudang, toilet, mushollah dan beberapa ruang
lainnya. Untuk mengatasi penghematan energi, akan digunakan sistem sensor gerak dan
sensor cahaya yang mampu mengontrol lampu. Contohnya seperti ruangan yang kosong
dan tidak ada gerakan maka lampu akan otomatis mati, apabila ada sensor gerak maka
lampu akan otomatis menyala.

Gambar 2.14 Sistem Pencahayaan Buatan


(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

54
Sistem Penghawaan
Penghawaan meruapakan proses pertukaran udara didalam bangunan untuk merekayasa
pergerakan udara dan temperatur udara secara alami melalui bantuan elemen-elemen bangunan
yang terbuka ataupun pengkondisian udara dengan alat Mekanis. Untuk mencapai lenyamanan.
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau
bangunan lainnya, khususnya di daerah yang beriklim tropis dengan udara yang panas dan
tingkat kelembapan yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar, baik
udara segar dari alam maupun udara buatan. Sistem penghawaan terdiri dari 2 macam, yaitu :

A. Penghawaan Alami
Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara didalam
bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka. Sirkulasi
udara yang baik didalam bangunan dapat memberikan kenyamanan. Aliran udara
dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga dapat
memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan. Penghawaan alami yang akan
digunakan pada bangunan hotel ini yaitu sistem silang atau cross ventilation.

Gambar 2.15 Sistem Penghawaan Alami


(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

B. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan dibagi menjadi 2 jenis yaitu AC (Air Conditioner) dan
Exhaust Fan dimana penerapannya disesuaikan dengan ruangannya.

55
 AC atau Air Conditioner (Split)
AC atau air conditioner adalah mesin yang dibuat untuk menstabilkan suhu
dan kelembapan udara disuatu ruangan. Alat ini digunakan untuk
mendinginkan atau memanaskan suatu ruangan, tergantung kebutuhan.
Namun, AC sering disebut sebagai pendingin udara karena lebih banyak
digunakan untuk menyejukkan suatu ruangan.

 Exhaust Fan
Exhaust Fan berfungsi untuk menghisap udara didalam ruangan untuk
dibuang ke luar dan pada saat bersamaan menarik udara segar dari luar dan
dialirkan ke dalam ruangan. Exhaust fan ini biasanya digunakan pada toilet,
pantry, dapur, ruang-ruang servis untuk mekanikal elektrikal dan juga pada
ruangan genset atau generator.

Gambar 2.16 Sistem Penghawaan Buatan


(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

Sistem Pembuangan Sampah

Karyawan kebersihan melakukan pemilihan sampah antara sampah basah dan sampah
kering untuk mempermudah pengolahan sampah. Selanjutnya karyawan kebersihan mengambil
sampai dari tiap lantai dan dimasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu
sampah-sampah tersebut doalihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya
dibuang ke TPA.

56
Gambar 2.17 Sistem Pembuangan Sampah
(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

Sistem Proteksi Kebakaran

Proteksi kebakaran adalaha peralatan sistem perlindungan atau pengamanan bangunan


gedung dari kebakaran yang dipasang pada bangunan gedung sehingga aquatic dan water park ini
sangat memerlukan jaringan perlindungan seperti smoke detector, head springkler, indoor hydrant
box dan apar.

1) Pencegahan Kebakaran

Pencegahan kebakaran untuk mengetahui adapnya api sedini mungkin berupa alat
pendeteksi seperti smoke detector dan gas detector. Pendeteksi tersebut berhubungan
dengan sistem yang secara otomatis bekerja bila detector bereaksi. Sistem otomatis tersebut
akan menyalakan sistem alarm dan pemadam otomatis berupa springkler.

2) Penyediaan Alat Pemadam kebakaran

Penyediaan alat pemadam kebakaran harus tersedia pada bangunan aquatic dan water park
yang berfungsi untuk mengatasi apabila suatu saat bencana tersebut terjadi atau tindakan
pertama untuk mencegah kebakaran agar tidak membesar. Alat yang digunakan di hotel
ini berupa :
a. Tabung pemadam (apar)

Ditempatkan setiap 20-25 meter dengan jarak jangkauan seluas 200250 m².
Biasanya ditempatkan pada daerah umum atau ruangan yang kecil seperti dapur
dan ruang panel yang tidak terjangkau oleh springkler.
b. Hydrant merupakan alat untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran dengan air.

57
Hydrant dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
 Hydrant box (kotak hydrant) biasanya ditempatkan pada tiap jarak 35 meter
karena panjang selang dalam kotak hydrant adalah 30 meter, ditambah 5 meter
jarak semprotan air dan pada umumnya kotak hydrant diletakkan di area yang
mudah dijangkau.
 Hydrant pillar, merupakan hydrant yang biasanya diletakkan di halaman yang
mudah dicapai oleh mobil kebakaran dan tiap hydrant memiliki jarak 35 meter
menurut SNI.

c. Springkler, ditempatkan di setiap unit hunian kamar dan koridor. Memiliki


kemampuan jangkauan dengan luas area 10-20 m² dengan ketinggian 3 meter.
Jarak antara dua head springkler adalah 4 meter di dalam ruangan dan 6 meter
untuk di koridor. Alat ini akan bekerja jika mendeteksi suhu udara ruangan sebesar
60-70⁰C, maka penutup kaca pada head springkler akan pecah dan menyemburkan
air.

d. Fire Alarm System

Fire alarm system pada bangunan aquatic dan water park mutlak harus tersedia
untuk memberikan peringatan kepada pengunjung maupun personal sehingga dapat
mencegah kebakaran yang lebih luas. Instalasi fire alarm system dihitung
berdasarkan luas ruangan dengan interval antar smoke detector berjarak 5 meter.

Gambar 2.18 Sistem Pemadam Kebakaran


(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

58
Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir adalah suatu sistem untuk menangkal atau mencegah bangunan dari
sengatan petir. Sistem penangkal petir yang digunakan pada aquatic dan water park ini yaitu sistem
faraday. Sistem ini berupa tiang tinggi 30 cm, kemudian dihubungkan dengan kawat menuju tanah.
Sistem ini memiliki kelebihan yaitu jika terjadi sambaran petir maka medan listrik di dalam ruangan
akan tetap netral sehingga kerusakan alat listrik di dalam hotel dapat diminimalisirkan.

Gambar 2.19 Sistem Penangkal Petir


(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

Sistem Keamanan

Sistem keamanan pada Aquatic dan water park ini yaitu berupa CCTV pada beberapa
titik yang telah ditentukan. Hal ini untuk memudahkan dalam pemantauan secara menyeluruh
tanpa kehadiran petugas keamanan yang berkeliling. CCTV yang akan terhubung dengan sistem
BMS (Building Management System) dan BAS (Building Automatic System).

Gambar 2. Sistem Keamanan

59
(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

Sistem Jaringan Listrik


Distribusi listrik pada aquatic dan water park ini berasal dari PLN yangdisalurkan ke gardu
utama. Setelah melalui transformator aliran tersebut di distribusikan ke ruangan genset lalu
dialirkan ke setiap lantai. Sedangkan untuk keadaan darurat disediakan generator set yang
dilengkapi dengan automatic switch system yang secara otomatis atau dalam waktu kurang dari 5
detik akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus. Generator set
mempunyai kekuatan 70% dari keadaan normal. Hal yang harus diperhatikan bahwa generator set
membutuhkan ruangan sendiri. Dan pada bangunan aquatic dan water park terdapat energy
saving switch yang berupa saklar, digunakan untuk mengontrol aliran listrik dengan mendeteksi
frekuensi dan juga identitas kartu. Sehingga, pada saat pengelola pergi dan meninggalkan bangunan
dengan membawa kartu akses, aliran listrik mati keseluruhan pada ruangan tersebut.

Sistem Transportasi

Menurut Laksito (2002), sirkulasi dalam bangunan terbagi atas dua jenis, yaitu :

a. Sirkulasi Horizontal

Di dalam bangunan berlantai satu maupun banyak, sirkulasi horizontal ini berbentuk selasar
atau koridor. Lebar dan sempitnya ditentukan peraturan standar selasar setiap bangunan.
Berdasarkan buku “Panduan Perancangan Bangunan Komersil”,
b. Sirkulasi Vertikal

 Tangga Umum

Lebar tangga minimal 120 cm (untuk 2 orang) dan minimal 185 cm (untuk 3 orang). Jarak
tangga minimal 1 m sebelum bertemu ruang lain tinggi tangga minimal 120 cm dengan
maksimal 16 tanjakan dan minimal 2 tanjakan. Sedangkan untuk tangga dan dinding
minimal 4 cm.
 Tangga darurat

Tangga darurat digunakan pada saat keadaan darurat seperti kebakaran dan lift tidak berfungsi

60
ataupun untuk evakuasi ketika terjadi bencana alam seperti gempa bumi. Menurut buku
“Sistem Bangunan Tinggi”, sebuah tangga darurat memiliki persyaratan khusus, antara lain :
- Dinding bangunan harus tahan api.

- Uptrade (10-17,8 cm) dan ontrade (27,9 cm).

- Jarak dari tangga ke pintu minimal 40 cm.

- Koridor 120 cm.

- Sudut kemiringan 35⁰.

Tinjauan Lokasi

Letak Geografis Kecamatan Teluk Gelam

(Sumber : google image, diakes 8 April 2022)

Kecamatan Teluk Gelam merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten
Ogan Komering Ilir, yang terdiri dari 14 desa dengan luas wilayah 169,29 km2.  Secara     
administrasi berbatasan dengan

 Sebelah  Utara  berbatasan  dengan Kabupaten Ogan Ilir


 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten  Ogan  Komering  Ulu Timur
 Sebelah  Barat  berbatasan  dengan Kecamatan Tanjung Lubuk
 Sebelah  Timur  berbatasan  dengan Kecamatan Lempuing Jaya dan Pedamaran

Kecamatan Teluk Gelam terdiri dari 14 desa yakni :

61
1. Desa Benawa
2. Desa Bumi Harapan
3. Desa Cinta Marga
4. Desa Kuripan
5. Desa Muara Telang
6. Desa Mulyaguna
7. Desa Panca Tunggal Benawa
8. Desa Penyandingan
9. Desa Serapek
10. Desa Seriguna
11. Desa Sinar Harapan Mulya
12. Desa Sugih Waras
13. Desa Talang Pangeran
14. Desa Ulak Ketapang

Luas wilayah Teluk Gelam 169,29 kilometer persegi.

Wisata Danau Teluk Gelam

Danau Teluk Gelam terbilang cukup unik karena danau ini berada di pinggir jalan lintas
timur Sumatera, yaitu kira-kira 92 km sebelah tenggara Kota Palembang. Lokasi danau ini adalah
di desa Mulyaguna, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Luas danau Teluk Gelam sekitar 250 hektar.

Penentuan Lokasi

Lokasi perancangan Aquatic dan Water Park terletak di kecamata Teluk Gelam, yakni di
desa mulyaguna , kec. Teluk gelam, kab.OKI, Sumatera Selatan. Lokasi terpilih merupakan
kawasan wisata danau teluk gelam untuk meramaikan kembali wisatawan.

62
Gambar 2. 29 Lokasi Perancangan
(sumber: google earth, diakses 08 April 2022)

Adapun data dari lokasi perancangan, antara lain sebagai berikut :

 Luas Site : 2 Ha
 Batas Utara : lahan kosong
 Batas Selatan : Gedung Diklat Pemkab OKI dan lahan kosong
 Batas Barat : Lahan kosong dan JL. Lintas Sumatera
 Batas Timur : Hotel Resort Danau Teluk Gelam
 Peruntukan : Permukiman, Perdagangan dan Perkantoran
 GSJ/GSB : 10/20/10
 KDB Maks : 60%

Keunggulan Site :

1. Berada Di Wisata Danau Teluk Gelam


2. Dekat Dengan Destinasi Lain

3. Aksebilitas Mudah
4. Bebas Banjir

63

Anda mungkin juga menyukai