ABSTRAK
Ekowisata Bowele merupakan salah satu kawasan pantai yang berpotensi bagus untuk
dikembangkan. Ekowisata Bowele menyimpan potensi yang tidak dimiliki oleh pantai-pantai
lain di Kabupaten Malang seperti surfing, snorkeling, diving, dan wisata bahari lainnya. Namun
dalam pengembangannya masih ditemukan kendala terkait tumpang tindih kewenangan antar
lembaga pengelola. Lembaga tersebut adalah Perhutani KPH Malang, LMDH Purwo Wono
Asri, Pokmaswas Purwodadi, Ladesta Bowele, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Malang. Pada penelitian ini, tujuan peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana
hubungan antar lembaga dalam pengelolaan Ekowisata Bowele di Desa Purwodadi Kecamatan
Tirtoyudo Kabupaten Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti dalam hal ini menggunakan Teori Rational
Choice Institutionalism (Peter A. Hall dan Rosemary C.R. Taylor) yang berisi empat indikator,
yaitu (1) Keterlibatan Aktor dalam Lembaga (2) Tindakan Aktor dalam Pencapaian Preferensi
(3) Interaksi Antar Lembaga dan Kepentingan Aktor, dan (4) Instrumen atau Aturan Lembaga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antar lembaga pengelola Ekowisata Bowele
dalam praktiknya masih tumpang tindih. Pengelolaan masih didominasi Perhutani KPH
Malang sebagai penerima bagi hasil terbanyak namun tidak melakukan peningkatan Ekowisata
Bowele. Pengembangan justru dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Malang dengan memberikan fasilitas pendukung melalui Ladesta. Pada sisi aturan terkait
perjanjian kerjasama pengelolaan, terdapat beberapa ketentuan pasal yang dianggap kurang
sesuai dan lebih menguntungkan Perhutani.
Kata Kunci :Hubungan Antar Lembaga, Kelembagaan, Tata Kelola, Ekowisata Bowele.
ABSTRACT
Bowele Ecotourism is the one of the coastal areas which have a good potention to develop. It
is have some potention that is not owned by other beaches in Malang Regency such as surfing,
snorkerling, diving, and many more. But, in its development still found some obstacles which
is related to overlapping authority. The institution is Perhutani KPH Malang, LMDH Purwo
Wono Asri, Pokmaswas Purwodadi, Ladesta Bowele, and Department of Tourism and Culture
Malang Regency. The purpose of this research is for knowing how the relation of the institution
in the development of Bowele Ecotourism in Purwodadi Village Tirtoyudo Subdistrict Malang
Regency. This research use descriptive qualitative method with case study approach. This
research also use Rational Choice Institutionalism Theory (Peter A. Hall and Rosemary C.R.
Taylor) which have four indicators, (1) Involvement of Actors within the Institutional, (2)
Actors’s Acts in the Achievement of Preference, (3) Interaction Between Institutions and the
1
Diakses melalui laman juta-wisatawan-kunjungin-kabupaten-malang-pada-
https://malang.merdeka.com/pariwisata/sekitar-7- 2017-lalu-180115f.html Pada Tanggal 1 Februari
2018 Pukul 16.40 WIB.
2
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2010
tentang Perusahaan Umum (Perum) Perum
Kehutanan Negara, Pasal 3.
3 4
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, David Marsh dan Gerry Stoker, Teori dan Metode
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, Hlm. 99. dalam Ilmu Politik, Nusa Media, Bandung, 2012,
Hlm. 116.
5 7
Ibid, Hlm. 121. B. Guy Peters, Institutionalism Theory In Political
6
Ibid, Hlm. 115. Science The ‘New Institutionalism’, PINTER,
London and New York : PINTER, 1999, Hlm. 43.
8
Ibid, Hlm. 44.
9 12
Ibid, Hlm. 8. Robert. K. Yin, Studi Kasus, Desain dan Metode,
10
Ibid, Hlm. 14 PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2015, Hlm.112.
11
Peter A. Hall dan Rosemary C.R Taylor, Op.Cit,
Hlm. 13