Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR

RIPDA KABUPATEN SUBANG

BAB V
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
KABUPATEN SUBANG

Untuk menyusun Arahan dalam Kebijakan, Strategi dan Program pembangunan pariwisata
di Kabupaten Subang sebagai bagian dari “Penyusunan Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPDA)
Kabupaten Subang” dipergunakan analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Oportunities, Threat),
analisis ini membagi dua faktor yaitu faktor ektsternal dan internal sehingga bisa merumuskan
strategi dari dua faktor tersebut dengan memaksimalkan aspek kekuatan (strenght) dan Peluang
(oportunities) guna meminimalkan aspek kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threat).

5.1 Analisis Lingkungan Internal Kepariwisataan Kabupaten Subang


1. Destinasi Pariwisata
a. Kekuatan
 Sangat kaya dengan potensi alam yang berlimpah, baik di darat maupun di laut
 Kental dengan tema alam, khususnya wisata pegunungan dan hutan
 Memiliki kebudayaan yang masih dilestarikan baik kesenian maupun adat
istiadat.
 Sudah terdapat penetapan kawasan pengembangan yang membagi perwilayahan
berdasarkan kepada tema pengembangan daya tarik wisata (kawasan utara,
tengah, dan selatan)
 Telah ditetapkan rencana pengembangan kepariwisataan daerah dalam rencana
ketataruangan.
 Sudah memiliki akses pintu tol di Subang dan Kalijati
 Sudah terlayani oleh jaringan utilitas (jaringan air bersih, listrik, drainase,
sampah)
 Keberadaan sarana/fasilitas penunjang pariwisata yang relatif sudah memadai di
Kabupaten Subang

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-1


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

b. Kelemahan
 Lingkungan alam yang rentan terhadap dampak berbagai kegiatan pariwisata
 Potensi dan tema wisata yang dikembangkan hanya terpusat di bagian selatan
dengan tema wisata pegunungan. Oleh karena itu perlu dikembangkan tema
wisata lain, misalnya bahri dibagian selatan serta wisata perkotaan di bagian
tengah Kabupaten Subang.
 Prasarana dan sarana/fasilitas pendukung kepariwisataan yang ada belum
memenuhi standar, terutama pusat pelayanan pariwisata skala lokal.
 Aksesibilitas antar wilayah masih bertumpu pada kemudahan aksesibilitas dan
kondisi jalan yang baik, jadi lokasi pengembangan pariwisata hanya terpusat
pada lokasi yang mempunyai akses cukup baik.
 Faktor prasarana trasportasi yang masih relatif minim, ditandai dengan minimnya
frekuensi dan ketersediaan moda trasnportasi umum untuk menuju destinasi
wisata, sehingga banyak wilayah yang perlu dijangkau dengan kendaraan pribadi
dalam waktu yang relatif lama.
 Jaringan utilitas belum merata, baik secara kualitas maupun kuantitas, khususnya
di wilayah utara Kabupaten Subang.
 Terbatasnya pengembangan fasilitas pendukung pariwisata di wilayah-wilayah
bagian utara, misalnya akomodasi, rumah makan/restoran, toko souvenir,
signage, dan TIC.
 Belum adanya penerapan pengelolaan mitigasi bencana, pada sebagian besar
daya tarik wisata dan sarana pendukungnya (hotel), misal dengan disediakannya
adanya jalur dan ruang evakuasi, bangunan tahan gempa, dll.

2. Industri Pariwisata
a. Kekuatan
 Usaha pariwisata (akomodasi dan rumah makan) cukup memadai di kawasan
selatan dan tengah Kabupaten Subang.
 Adanya database, analisis investasi studi-studi lain yang dapat mendukung
pengembangan pariwisata di Kabupaten Subang. (S12)
b. Kelemahan

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-2


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

 Belum diterapkannya standarisasi pengelolaan usaha pariwisata secara umum


(misal hotel bintang dengan pelayanan nonbintang, dll).
 Dokumen atau rencana kebijakan seringkali tidak dipergunakan sebagai bahan
pendukung kebijakan pariwisata
 Belum adanya kebijakan berupa pemberian insentif bagi masyarakat dan swasta
yang mau mengembangkan usaha pariwisata secara berkelanjutan.
 Belum adanya penindakan hukum/pemberian sanksi bagi pengelolaan usaha
pariwisata yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
 Belum disusunnya rencana AMDAL bagi berbagai industri dan usaha pariwisata
untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pengembangan dan
pengoperasiannya.

3. Pasar dan Pemasaran Pariwisata


a. Kekuatan
 Adanya potensi pasar eksisting, baik dari mancanegara dan domestik.
 Upaya promosi digital dan mengandalkan peran wisatawan sebagai prosumer
 Motivasi kuat dari asosiasi industri pariwisata (untuk mengembangkan dan
mengemas event (serentaun, dan lainnya)
 Citra Kabupaten Subang yang kental sebagai wisata rekreasi keluarga (misal sari
ater dan tangkuban perahu)
b. Kelemahan
 Belum adanya studi pasar pariwisata yang lebih mendalam untuk mengetahui
karakteristik wisatawan, pola perjalanan, serta preferensi wisatawan.
 Masih minimnya upaya pemasaran dan promosi daya tarik wisata yang tepat
sasaran
 Belum ada website resmi (official website) tentang kepariwisataan Kabupaten
Subang
 Belum ada database terperinci mengenai daya tarik wisata dan fasilitas
pendukungnya
 Belum mempunyai brand image (slogan, logo) yang terencana dan
terpromosikan dengan baik

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-3


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

4. Kelembagaan
a. Kekuatan
 Keberadaan usia produktif yang berpotensi sebagai SDM pariwisata.
 Karakteristik dan perilaku masyarakat lokal yang agamis (Islam) sehingga
memantapkan citra Kabupaten Subang sebagai Kabupaten yang Agamis dan
Aman
 Pada daya tarik wisata tertentu sudah diterapkan sistem bagi hasil dari retribusi
daya tarik wisata antara pemda dan masyarakat atau pengelola dengan
masyarakat
b. Kelemahan
 Terbatasnya kemampuan SDM yang bergerak di bidang usaha pariwisata,
sehingga memerlukan pelatihan dalam mengasah skill
 Terbatasnya kemampuan dan keahlian penentu kebijakan dalam pengembangan
pariwisata.
 Tingginya ego sektoral sekaligus lemahnya koordinasi antar sektor.
 Terbatasnya jumlah kelembagaan yang bergerak di bidang pariwisata.
 Terbatasnya data dan informasi mengenai aspek pengembangan kepariwisataan
(destinasi, industri, pasar dan pemasaran, kelembagaan), baik bagi destinasi
wisata yang baru berkembang maupun yang sudah berkembang
 Masyarakat setempat yang relatif belum mengenal dan memahami tuntutan
industri pariwisata (pemahaman mengenai Sapta Pesona kurang).
 Belum berkembangnya kemitraan dan skema kerjasama antar stakeholder,
diantaranya pelibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata yang masih
relatif sedikit (hanya pada daya tarik wisata tertentu saja)

5.2 Analisis Lingkungan Eksternal Kepariwisataan Kabupaten Subang


1. Destinasi
a. Peluang
 Penetapan daya tarik wisata yang mempunyai signifikansi tertentu untuk
dijadikan daya tarik wisata unggulan, kawasan strategis pariwisata dan kawasan
andalan pariwisata

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-4


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

 Daya tarik wisata alam dan perkotaan selalu merupakan daya tarik tertinggi yang
dikunjungi wisatawan
 Faktor pendanaan (dari pusat, daerah, donatur) dapat dimanfaatkan bagi
pengembangan pariwisata menurut prioritas pengembangannya
 Berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, dan industri olahan dapat
dimanfaatkan dan dikemas sebagai industri pendukung pariwisata
b. Ancaman
 Ancaman kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap daya tarik wisata (misal
kegiatan penambangan, penebangan hutan, dll)
 Rentan terhadap ancaman bencana alam (gempa bumi, tsunami, banjir,
sedimentasi, longsor, dll)
 Adanya kompetitor/pesaing yang mempunyai produk relatif sama
 Belum digarap secara serius/belum dilihat sebagai komoditas penunjang
pariwisata (misal untuk bahan baku souvenir, daya tarik agrowisata, daya tarik
wisata industri, dll).

2. Industri Pariwisata
a. Peluang
 Terbukanya kesempatan berinvestasi dalam pengembangan usaha pariwisata,
baik bagi pihak asing maupun dalam negeri.
 Kesempatan memperkenalkan konsep responsible tourism dengan skema low
carbon travel
b. Ancaman
 Adanya persaingan yang ketat antar daerah dalam menarik jumlah wisatawan,
seperti Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Bandung
yang memiliki kelebihan sarana dan prasarana pendukung yang baik untuk
kegiatan pariwisata.

3. Pasar dan Pemasaran Pariwisata


a. Peluang
 Adanya tren wisatawan yang memilih wisata budaya sebagai wisata favorit untuk
dikunjungi

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-5


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

 Tren pemanfaatan teknologi informasi dan geosocial networking bagi


pengembangan pariwisata
 Dukungan pemerintah pusat dalam mengembangkan citra Kabupaten Subang
sebagai daerah tujuan wisata rekreasi
b. Ancaman
 Belum siapnya pemerintah daerah dalam memanfaatkan teknologi informasi
 Citra destinasi dipengaruhi oleh berbagai situasi di Kabupaten Subang (bencana
alam, kerusuhan, dll)

4. Kelembagaan
a. Peluang
 Persaingan yang semakin terbuka menghasilkan kesempatan bagi SDM daerah
lain (ataupun SDM internasional) yang lebih kompeten untuk bekerja di sektor
kepariwisataan
 Adanya Program CSR yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan pariwisata
b. Ancaman
 Dikhawatirkan akan mengurangi kesempatan kerja SDM lokal
 Ketidaksinkronan kebijakan berikut implementasi kebijakan pemerintah pusat
dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah

5.3 Analisis SWOT


Dalam pembangunan Kabupaten Subang, secara umum memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan menjadi destinasi wisata yang dijkenal baik nasional maupun internasional. Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, strategi
dan kebijakan yang tersedia. Berdasarkan pada definisi pariwisata yang terdapat dalam Undang-
Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Ruang lingkup pengembangan Kabupaten
Subang meliputi 4 (empat) pilar pembangunan kepariwisataan, hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS. 4 (empat) pilar pembangunan tersebut,
meliputi:
 Destinasi Wisata,
 Industri Pariwisata,
 Pemasaran Pariwisata,

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-6


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

 Kelembagaan kepariwisataan,
Dalam analisis SWOT ini dihasilkan posisi dari keseluruhan Kabupaten Subang berdasarkan
4 (empat) pilar tersebut untuk menentukan strategi pengembangannya dapat terlihat berdasarkan
diagram SWOT yang dihasilkan setelah melakukan proses pembobotan, pemberian rating dan
juga skoring dari masing-masing pilar pariwisata Kabupaten Subang. Berikut gambaran mengenai
posisi dalam analisis SWOT (Gambar 5.1).

Opportunities

(Y)

II I
stability expansion
Weakness (X) Strength

III
retrenchment IV
Combination

Threath

Gambar 5.1 Posisi Kuadran dalam Analisis SWOT

Keterangan:
Kuadran I: merupakan situasi yang menguntungkan, strategi yang diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif/ mendukung strategi agresif
(expansion).
Kuadran II: meskipun menghadapi ancaman, Kabupaten Subang masih memiliki kekuatan dari
segi internal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara diversifikasi
(produk/pasar) atau mendukung strategi rasionalisasi (stability).
Kuadran III: Kabupaten Subang menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain
pihak menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-7


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

meminimalkan masalah internal Kabupaten Subang sehingga dapat merebut pasar


yang lebih baik (turn around) atau mendukung strategi defensif (retrenchment).
Kuadran IV: posisi ini merupakan kondisi yang tidak baik/ tidak menguntungkan karena
Kabupaten Subang menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus
strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang
besar (defensive) atau mendukung strategi diversifikasi (combination).

Matriks SWOT ini merupakan verifikasi dan penegasan kesimpulan (conclution drawing
and verification) untuk menentukan strategi pembangunan Kabupaten Subang berdasarkan
keterangan yang telah didapatkan selama survei, baik itu hasil wawancara, kuesioner, dokumen–
dokumen terkait, foto dan sebagainya. Pendekatan kualitatif matriks SWOT ini sebagaimana
dikembangkan oleh Kearns menampilkan 8 (delapan) kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak
faktor internal (kekuatan dan kelemahan), sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor
eksternal (peluang dan tantangan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
(strategi) yang muncul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Tabel V.1 Matriks SWOT Kearns

Kelemahan
Kekuatan
Faktor-faktor Internal dan (Weakness)
(Strength)
Eksternal (W):
(S):

STRATEGI SO STRATEGI WO
Peluang Dirumuskan strategi yang Dirumuskan strategi yang
(Opportunities) menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
(O): untuk memanfaatkan dan digunakan untuk
peluang meraih peluang
(comparative advantage) (divestment/ investment)
STRATEGI ST STRATEGI WT
Ancaman Dirumuskan strategi yang Dirumuskan strategi yang
(Threats) menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
(T): untuk mengatasi ancaman untuk menghindari
(mobilization) ancaman (Damage Control)

Keterangan :
1. Sel A (S-O): Comparative Advantage
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan
kemungkinan bagi Kabupaten Subang untuk dapat berkembang lebih cepat.

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-8


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

2. Sel B (S-T) : Mobilization


Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Dalam posisi ini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan pengembangan Kabupaten
Subanguntuk memperlunak ancaman dari luar dan bahkan merubah ancaman tersebut
menjadi sebuah peluang.
3. Sel C (W-O): Divestment/ Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan Kabupaten Subang dan peluangnya. Posisi atau
situasi ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat
meyakinkan, namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan/ strategi yang diambil adalah melepas peluang yang ada
untuk dimanfaatkan oleh investor untuk menggarap peluang tersebut.
4. Sel D (W-T) : Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan
antara kelemahan kawasan dengan ancaman. Dan jika keputusan yang diambil salah, maka
akan membawa dampak yang tidak baik bagi Kabupaten Subang. Oleh karena itu, strategi
yang harus diambil adalah damage control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi
lebih parah dari yang diperkirakan.

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-9


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Tabel V.2 Identifikasi Matriks SWOT Pembangunan Kepariwisaan Kabupaten Subang


KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESSES)

 potensi alam berlimpah  Rentan berdampak pada Lingkungan alam

SWOT
 Wisata bertema alam (pegunungan dan  Potensi dan tema wisata terpusat di bagian selatan.
hutan)  Sarana dan Prasarana pendukung belum memenuhi
 Memiliki kebudayaan yang masih standar.
dilestarikan  Aksesibilitas antar wilayah bertumpu pada kondisi jalan.
 penetapan kawasan pengembangan  frekuensi dan ketersediaan transportasi relatif minim,
berdasarkan daya tarik wisata  Kualitas dan Kuantitas Jaringan utilitas belum merata
 Sudah memiliki rencana pengembangan  Terbatasnya pengembangan fasilitas pendukung pariwisata
kepariwisataan daerah. di wilayah utara
 Terdapat akses pintu tol di Subang dan  Belum ada penerapan mitigasi bencana
Kalijati  Tidak ada standarisasi pengelolaan usaha pariwisata
 Sudah terlayani oleh jaringan utilitas  Tidak menggunakan dokumen atau rencana kebijakan
(jaringan air bersih, listrik, drainase, sebagai bahan pendukung kebijakan pariwisata
sampah)  Tidak ada pemberian insentif usaha pariwisata secara
 fasilitas penunjang pariwisata memadai berkelanjutan.
 banyak usaha akomodasi dan rumah  Belum ada penindakan hukum bagi pengelola usaha
makan pariwisata yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
 Database yang berasal dari analisis studi  Belum disusunnya rencana AMDAL industri dan usaha
lainnya. pariwisata.
 Potensi pasar mancanegara dan domestik.  Belum adanya studi pasar pariwisata.
 promosi digital melalui wisatawan sebagai  minim upaya pemasaran dan promosi
prosumer  Belum ada website resmi kepariwisataan
 dukungan dari asosiasi industri pariwisata  Belum ada database daya tarik wisata dan fasilitas
setempat pendukungnya
 Citra Kabupaten Subang sebagai wisata  Belum memilkibrand image
rekreasi keluarga  Terbatasnya kemampuan SDM
 Banyak usiaproduktif sebagai SDM  Terbatasnya kemampuan penentu kebijakan pariwisata.
pariwisata.  Tingginya ego sektoral dan lemahnya koordinasi antar
 citra Kabupaten Subang sebagai sektor.
Kabupaten Agamis  Minim jumlah kelembagaan yang bergerak di bidang
 penerapan sistem bagi hasil antara pariwisata.
pemerintah, masyarakat atau pengelola  Terbatasnya data dan informasi mengenai aspek
pengembangan kepariwisataan
 Wawasan dan pengetahuan Masyarakat setempat tentang
industri pariwisata masih kurang.
 Belum berkembangnya kemitraan dan skema kerjasama
antar stakeholde

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-10


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

 Penetapan daya tarik wisata unggulan, kawasan strategis 1. Strategi SO 3. Strategi WO


pariwisata dan kawasan andalan pariwisata
 Prioritas pengembangan daya tarik wisata alam dan perkotaan  eksplorasi sumber daya pariwisata  Eksplorasi sumber daya pariwisata yang berpotensi sebagai
 pendanaan dimanfaatkan menurut prioritas pengembangannya Kabupaten Subang wisata unggulan
 pemanfaatan komoditas lokal sebagai industri pendukung  pengembangan daya tarik wisata eksisting  Pengembangan aktifitas wisata di kawasan tengah dan
PELUANG (OPPORTUNITIES)

pariwisata  Peningkatan kegiatan wisata sesuai dengan utara Kabupaten Subang


 Kesempatan berinvestasi bagi pihak asing maupun dalam negeri. karakteristiknya  peningkatan kualitas dan kuantitas sarana danprasarana
 konsep responsible tourism dengan skema low carbon travel  Membenahi kawasan wisata pendukung pariwisata
 tren wisatawan memilih wisata budaya sebagai wisata favorit  Memperluas pangsa pasar  mengoptimalkan komoditi lokal sebagai industri pariwisata
 Tren pemanfaatan teknologi informasi dan geosocial networking  Membuat konten promosi sesuai dengan  peningkatan kuantitas dan kualitas moda transportasi
 Dukungan pemerintah pusat dalam mengembangkan citra karakteristik wisatawan dan wisata di menuju daya tarik wisata di Kabupaten Subang
Kabupaten Subang sebagai daerah tujuan wisata rekreasi Kabupaten Subang  memanfaatkan peluang investasi untuk pengembangan
 kesempatan SDM yang berkompeten untuk bekerja di sektor  Menggunakan bahasa inggris dalam usaha pariwisata
kepariwisataan promosi di media masa  memperkuat eksistensi budaya lokal yang memiliki ciri khas
 Program CSRm dapat dimanfaatkan bagi pengembangan  Pemberdayaan masyarakat usia produktif  penetapan standarisasi pengelolaan usaha pariwisata
pariwisata dalam kelembagaan pariwisata  bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk membangun
 Pemantapan dukungan pemerintah citra pariwisata di Kabupaten Subang
terhadap pariwisata di Kabupaten Subang  pelatihan bagi masyarakat untuk menjadi SDM pariwisata
yang kompeten dibidang kepariwisataan
 Mengoptimalkan pemanfaatan program CSR
 kegiatan industri lain yang berdampak negatif terhadap daya 2. Strategi ST 4. Strategi WT
tarik wisata
 bencana alam  Melakukan analisis dampak lingkungan  Kerjasama seluruh stakeholder pariwisata untuk
 kompetitor dengan produk yang relatif sama  Mengimplementasikan upaya mitigasi pembangunan pariwisata Kabupaten Subang
 hasil industri lokal tidak dilihat sebagai komoditas penunjang bencana alam  pengembangan aktifitas wisata di kawasan tengah dan
pariwisata  pengembangan komoditas penunjang utara Kabupaten Subang
 persaingan antar daerah dalam menarik jumlah wisatawan pariwisata khas Kabupaten Subang  peningkatan kualitas dan kuantitas sarana danprasarana
ANCAMAN (THREATS)

 Rendahnya kemampuan menggunakan teknologi informasi  peningkatan kualitas penyediaan pendukung pariwisata,
 Citra destinasi rentan dipengaruhi situasi alam dan sosial akomodasi, sarana makan dan minum,  peningkatan kuantitas dan kualitas moda transportasi
 kekhawatiran masyarakat terhadap kesempatan kerja SDM lokal serta industri rumah tangga menuju daya tarik wisata di Kabupaten Subang
 Ketidaksinkronankebijakan dan implementasi antar tingkat  promosi wisata unggulan melalui media  Melakukan upaya mitigasi bencana alam baik berupa
pemerintahan massa pembangunan fisik dan penyuluhan
 pelatihan sistem pemasaran kepada  Menarik investor berwawasan lingkungan dan inovatif
masyarakat lokal dalam pengambangan destinasi wisata
 kerjasama antar stakeholder dalam usaha  Penyusunan AMDAL bagi industri dan usaha pariwisata
mempromosikan pariwisata  Membuat tourism information center yang menggunakan
 Pelatihan SDM pariwisata berbahasa Inggris
 Pengembangan program pariwisata yang  Merekrut SDM pariwisata yang berkompeten
inovatif bagi pemerintah, swasta, maupun  Membuat website resmi (official website) kepariwisataan
masyarakat Kabupaten Subang
 pembentukan lembaga pendidikan kepariwisataan,

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-11


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Berdasarkan matriks identifikasi SWOT di atas dapat dikembangkan beberapa pilihan


strategi yang diharapkan dapat dilakukan untuk pembangunan kepariwisataan di Kabupaten
Subang pada masa mendatang di antaranya sebagai berikut.
A. Alternatif Strategi 1 (S - O)
Strategi pertama adalah terkait dengan bagaimana memanfaatkan kekuatan yang dimiliki
kepariwisataan di Kabupaten Subanguntuk menggali dan mengembangkan daya tarik wisata di
Kabupaten Subang. Strategi yang bisa dilakukan adalah misalnya Menggali kembali sumber
daya pariwisata yang dimiliki dan mengembangankan daya tarik wisata yang sudah ada
sehingga membuat kondisi dan ketersediaan fasilitas pendukung wisata semakin baik agar
dapat menarik minat investor untuk berinvestasi.
B. Alternatif Strategi 2 (S - T)
Untuk menghadapi ancaman dari keberadaan wisata di wilayah lain bagi perkembangan
kepariwisataan di Kabupaten Subang, maka perlu strategi kedua, yaitu memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki kepariwisataan di Kabupaten Subang dengan karakteristik daya tarik
wisata yang beragam. Strategi yang dapat dilakukan diantaranya yaitu dengan melakukan
analisis lingkungan dan upaya mitigasi bencana dalam upaya mengurangi dampak negatif dari
kegiatan lain sehingga tidak menghilangkan citra wisata di Kabupaten Subang seiring dengan
meningkatkan kualitas penyediaan akomodasi, sarana makan dan minum, serta industri rumah
tangga agar dapat bersaing dengan wisata lainnya yang berada diluar Kabupaten Subang.
Mempromosikan wisata unggulan di Kabupaten Subang melalui media massa baik lokal
maupun nasional, bahkan media internasional agar daya tarik wisata yang dimiliki dikenal dan
diminati oleh wisatawan.
C. Alternatif Strategi 3 (W - O)
Strategi ketiga adalah upaya meminimalkan akibat dari kelemahan untuk mengambil peluang
pertumbuhan kepariwisataan di Kabupaten Subang. Namun karena sebagian besar dari
peluang yang ada masih pada tahap rencana ke depan, maka strategi pembangunan
kepariwisataan perlu menguatkan perencanaan untuk tahun kedepannya yang akandapat
mengimbangi peluang tersebut. Untuk mengembangkan peluang yang ada maka perlu
dilakukan upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana danprasarana pendukung
pariwisata, terutama pelayanan pariwisata skala lokal dengan kerjasama dengan seluruh
stakeholder pariwisata. Untuk kedepannya dapat pula dilakukan kerjasama dengan
pemerintah pusat untuk membangun citra pariwisata di Kabupaten Subang, pelatihan bagi

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-12


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

masyarakat untuk menjadi SDM pariwisata yang kompeten dibidang kepariwisataan, dan
mengoptimalkan pemanfaatan program CSR yang dimiliki oleh Kabupaten Subang.
D. Alternatif Strategi 4 (W - T)
Strategi keempat dilakukan dengan mengatasi kelemahan dalam pembangunan kepariwisataan
di Kabupaten Subang agar ancaman tidak menjadi nyata. Strategi-strategi dalam mengatasi
kelemahan tersebut antara lain mengembangkan aktifitas wisata di kawasan tengah dan utara
Kabupaten Subang sesuai dengan karakteristik wilayah tersebut dengan kerjasama dengan
seluruh stakeholder pariwisata untuk pembangunan pariwisata Kabupaten Subang agar dapat
menarik investor berwawasan lingkungan dan inovatif dalam pengambangan destinasi
wisata.Untuk kedepannya dapat pula dilakukan penyusnan AMDAL bagi berbagai industri dan
usaha pariwisata untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembangunan dan
pengoperasiannya, perekrutan SDM pariwisata yang berkompeten untuk menjalankan sistem
pemasaran pariwisata, membuat website resmi (official website) tentang kepariwisataan
Kabupaten Subang, dan membentuk lembaga pendidikan dalam bidang kepariwisataan, untuk
memenuhi kebutuhan kegiatan pariwisata di Kabupaten Subang.

5.4 Matriks Faktor Strategi Internal-Eksternal Destinasi Pariwisata


Matriks ini merupakan skoring terhadap faktor internal dari aspek destinasi pariwisata,
industri pariwisata, kelembagaan pariwisata, serta pemasaran pariwisata. matriks tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Tabel V.3Matriks Faktor Internal


Matriks Faktor Internal Pariwisata Kabupaten Subang

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating (R) Bobot (B) Skor (RXB)


Kekuatan
Aspek Destinasi Pariwisata
Sangat kaya dengan potensi alam yang berlimpah, baik di
1 3 0,07 0,21
darat maupun di laut
Kental dengan tema alam, khususnya wisata pegunungan
2 3 0,05 0,15
dan hutan

3 Memiliki kebudayaan yang masih dilestarikan baik kesenian 3 0,06 0,18


maupun adat istiadat.
Sudah terdapat penetapan kawasan pengembangan yang
4 membagi perwilayahan berdasarkan kepada tema 3 0,05 0,15
pengembangan daya tarik wisata (kawasan utara, tengah,
dan selatan)

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-13


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Matriks Faktor Internal Pariwisata Kabupaten Subang

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating (R) Bobot (B) Skor (RXB)

5 Telah ditetapkan rencana pengembangan kepariwisataan 3 0,05 0,15


daerah dalam rencana ketataruangan.
6 Sudah memiliki akses pintu tol di Subang dan Kalijati 3 0,07 0,21

7 Sudah terlayani oleh jaringan utilitas (jaringan air bersih, 2 0,06 0,12
listrik, drainase, sampah)

8 Keberadaan sarana/fasilitas penunjang pariwisata yang 2 0,06 0,12


relatif sudah memadai di Kabupaten Subang
Aspek Industri Pariwisata

1 Usaha pariwisata (akomodasi dan rumah makan) cukup 2 0,07 0,14


memadai di kawasan selatan dan tengah Kabupaten Subang.
Adanya database, analisis investasi studi-studi lain yang
2 dapat mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten 2 0,06 0,12
Subang.
Aspek Pasar dan Pemasaran Pariwisata
Adanya potensi pasar eksisting, baik dari mancanegara dan
1 2 0,06 0,12
domestik.

2 Upaya promosi digital dan mengandalkan peran wisatawan 2 0,07 0,14


sebagai prosumer
Motivasi kuat dari asosiasi industri pariwisata (untuk
3 mengembangkan dan mengemas event (serentaun, dan 2 0,05 0,1
lainnya)

4 Citra Kabupaten Subang yang kental sebagai wisata rekreasi 3 0,07 0,21
keluarga (misal sari ater dan tangkuban perahu)
Aspek Kelembagaan 0
Keberadaan usia produktif yang berpotensi sebagai SDM
1 3 0,05 0,15
pariwisata.

2 Karakteristik dan perilaku masyarakat lokal yang agamis 3 0,05 0,15


(Islam) sehingga memantapkan citra Kabupaten Subang
sebagai Kabupaten yang Agamis dan Aman

3 Pada daya tarik wisata tertentu sudah diterapkan sistem bagi 2 0,05 0,1
hasil dari retribusi daya tarik wisata antara pemda dan
masyarakat atau pengelola dengan masyarakat
Total Kekuatan (S) 1 2,52
Kelemahan

Aspek Destinasi Pariwisata

1 Lingkungan alam yang rentan terhadap dampak berbagai -2 0,045 -0,09


kegiatan pariwisata

Potensi dan tema wisata yang dikembangkan hanya terpusat


di bagian selatan dengan tema wisata pegunungan. Oleh
2 -2 0,03 -0,06
karena itu perlu dikembangkan tema wisata lain, misalnya
bahri dibagian selatan serta wisata perkotaan di bagian
tengah Kabupaten Subang.

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-14


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Matriks Faktor Internal Pariwisata Kabupaten Subang

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating (R) Bobot (B) Skor (RXB)


Prasarana dan sarana/fasilitas pendukung kepariwisataan
3 yang ada belum memenuhi standar, terutama pusat -3 0,045 -0,135
pelayanan pariwisata skala lokal.
Aksesibilitas antar wilayah masih bertumpu pada
4 kemudahan aksesibilitas dan kondisi jalan yang baik, jadi -3 0,043 -0,129
lokasi pengembangan pariwisata hanya terpusat pada lokasi
yang mempunyai akses cukup baik.

Faktor prasarana trasportasi yang masih relatif minim,


ditandai dengan minimnya frekuensi dan ketersediaan moda
5 -4 0,05 -0,2
trasnportasi umum untuk menuju destinasi wisata, sehingga
banyak wilayah yang perlu dijangkau dengan kendaraan
pribadi dalam waktu yang relatif lama.

6 Jaringan utilitas belum merata, baik secara kualitas maupun -4 0,05 -0,2
kuantitas, khususnya di wilayah utara Kabupaten Subang.

7 Terbatasnya pengembangan fasilitas pendukung pariwisata -4 0,05 -0,2


di wilayah-wilayah bagian utara, misalnya akomodasi,
rumah makan/restoran, toko souvenir, signage, dan TIC.
Belum adanya penerapan pengelolaan mitigasi bencana,
8 pada sebagian besar daya tarik wisata dan sarana -3 0,05 -0,15
pendukungnya (hotel), misal dengan disediakannya adanya
jalur dan ruang evakuasi, bangunan tahan gempa, dll.
Aspek Industri Pariwisata
Belum diterapkannya standarisasi pengelolaan usaha
1 pariwisata secara umum (misal hotel bintang dengan -3 0,04 -0,12
pelayanan nonbintang, dll).
Dokumen atau rencana kebijakan seringkali tidak
2 dipergunakan sebagai bahan pendukung kebijakan -2 0,05 -0,1
pariwisata
Belum adanya kebijakan berupa pemberian insentif bagi
3 masyarakat dan swasta yang mau mengembangkan usaha -2 0,04 -0,08
pariwisata secara berkelanjutan.
Belum adanya penindakan hukum/pemberian sanksi bagi
4 pengelolaan usaha pariwisata yang berdampak negatif -2 0,04 -0,08
terhadap lingkungan.

5 Belum disusunnya rencana AMDAL bagi berbagai industri -3 0,05 -0,15


dan usaha pariwisata untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan dari pengembangan dan pengoperasiannya.
Aspek Pasar dan Pemasaran Pariwisata

1 Belum adanya studi pasar pariwisata yang lebih mendalam -3 0,04 -0,12
untuk mengetahui karakteristik wisatawan, pola perjalanan,
serta preferensi wisatawan.

2 Masih minimnya upaya pemasaran dan promosi daya tarik -3 0,05 -0,15
wisata yang tepat sasaran

3 Belum ada website resmi (official website) tentang -4 0,05 -0,2


kepariwisataan Kabupaten Subang

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-15


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Matriks Faktor Internal Pariwisata Kabupaten Subang

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating (R) Bobot (B) Skor (RXB)

4 Belum ada database terperinci mengenai daya tarik wisata -4 0,04 -0,16
dan fasilitas pendukungnya
Belum mempunyai brand image (slogan, logo) yang
5 terencana dan terpromosikan dengan baik -4 0,06 -0,24

Aspek Kelembagaan
Terbatasnya kemampuan SDM yang bergerak di bidang
1 usaha pariwisata, sehingga memerlukan pelatihan dalam -3 0,035 -0,105
mengasah skill

2 Terbatasnya kemampuan dan keahlian penentu kebijakan -2 0,027 -0,054


dalam pengembangan pariwisata.
Tingginya ego sektoral sekaligus lemahnya koordinasi antar
3 -2 0,03 -0,06
sektor.
Terbatasnya jumlah kelembagaan yang bergerak di bidang
4 -2 0,04 -0,08
pariwisata.
Terbatasnya data dan informasi mengenai aspek
5 pengembangan kepariwisataan (destinasi, industri, pasar dan -3 0,015 -0,045
pemasaran, kelembagaan), baik bagi destinasi wisata yang
baru berkembang maupun yang sudah berkembang
Masyarakat setempat yang relatif belum mengenal dan
6 memahami tuntutan industri pariwisata (pemahaman -2 0,015 -0,03
mengenai Sapta Pesona kurang).
Belum berkembangnya kemitraan dan skema kerjasama
7 antar stakeholder, diantaranya pelibatan masyarakat dalam -3 0,015 -0,045
pengembangan pariwisata yang masih relatif sedikit (hanya
pada daya tarik wisata tertentu saja)
Total Kelemahan (W) 1 -2,983
S+W = 2,52 + (-2,983) =
Total Faktor Internal (X)
-0,46

Tabel V.4 Matriks Faktor Eksternal


Matriks Faktor Eksternal Pariwisata Kabupaten Subang

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Rating (R) Bobot (B) Skor (RXB)


Peluang

Aspek Destinasi Pariwisata

1 Penetapan daya tarik wisata yang mempunyai signifikansi


tertentu untuk dijadikan daya tarik wisata unggulan, kawasan
strategis pariwisata dan kawasan andalan pariwisata 3 0,09 0,27

2 Daya tarik wisata alam dan perkotaan selalu merupakan daya


tarik tertinggi yang dikunjungi wisatawan 3 0,15 0,45
Faktor pendanaan (dari pusat, daerah, donatur) dapat
3 dimanfaatkan bagi pengembangan pariwisata menurut
prioritas pengembangannya 3 0,1 0,3

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-16


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Matriks Faktor Eksternal Pariwisata Kabupaten Subang

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Rating (R) Bobot (B) Skor (RXB)

4 Berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, dan


industri olahan dapat dimanfaatkan dan dikemas sebagai
industri pendukung pariwisata 4 0,09 0,36
Aspek Industri Pariwisata 0

1 Terbukanya kesempatan berinvestasi dalam pengembangan


usaha pariwisata, baik bagi pihak asing maupun dalam negeri. 2 0,07 0,14

2 Kesempatan memperkenalkan konsep responsible tourism


dengan skema low carbon travel 2 0,08 0,16
Aspek Pasar dan Pemasaran Pariwisata 0

1 Adanya tren wisatawan yang memilih wisata budaya sebagai


wisata favorit untuk dikunjungi 3 0,09 0,27

2 Tren pemanfaatan teknologi informasi dan geosocial


networking bagi pengembangan pariwisata 3 0,1 0,3

3 Dukungan pemerintah pusat dalam mengembangkan citra


Kabupaten Subang sebagai daerah tujuan wisata rekreasi 3 0,09 0,27
Aspek Kelembagaan 0

1 Persaingan yang semakin terbuka menghasilkan kesempatan


bagi SDM daerah lain (ataupun SDM internasional) yang lebih
kompeten untuk bekerja di sektor kepariwisataan 2 0,05 0,1

2 Adanya Program CSR yang dapat dimanfaatkan bagi


pengembangan pariwisata 3 0,09 0,27
Total Peluang (O) 1 2,89
Ancaman

Aspek Destinasi Pariwisata


Ancaman kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap
1 daya tarik wisata (misal kegiatan penambangan, penebangan
hutan, dll) -3 0,1 -0,3

2 Rentan terhadap ancaman bencana alam (gempa bumi,


tsunami, banjir, sedimentasi, longsor, dll) -3 0,15 -0,45
Adanya kompetitor/pesaing yang mempunyai produk relatif
3
sama -3 0,1 -0,3

4 Belum digarap secara serius/belum dilihat sebagai komoditas


penunjang pariwisata (misal untuk bahan baku souvenir, daya
tarik agrowisata, daya tarik wisata industri, dll). -3 0,08 -0,24
Aspek Industri Pariwisata 0

Adanya persaingan yang ketat antar daerah dalam menarik


jumlah wisatawan, seperti Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
1
Bandung Barat, dan Kota Bandung yang memiliki kelebihan
sarana dan prasarana pendukung yang baik untuk kegiatan
pariwisata. -3 0,15 -0,45
Aspek Pasar dan Pemasaran Pariwisata

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-17


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Matriks Faktor Eksternal Pariwisata Kabupaten Subang

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Rating (R) Bobot (B) Skor (RXB)

1 Belum siapnya pemerintah daerah dalam memanfaatkan


teknologi informasi -3 0,18 -0,54

2 Citra destinasi dipengaruhi oleh berbagai situasi di Kabupaten


Subang (bencana alam, kerusuhan, dll) -3 0,1 -0,3
Aspek Kelembagaan
1 Dikhawatirkan akan mengurangi kesempatan kerja SDM lokal -1 0,07 -0,07
Ketidaksinkronan kebijakan berikut implementasi kebijakan
2 pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah daerah -2 0,07 -0,14
Total Ancaman (T) 1 -2,79
S+W = 2,89 + (-2,79) =
Total Faktor Eksternal (Y)
0,1
Sumber : Hasil Analisis (2017)

Keterangan :
 Kriteria Bobot, pemberian nilai dari masing-masing aspek yang ada dalam faktor internal
dan eksternal kawasan dengan jumlah dari masing-masing harus sama dengan 1.
 Kriteria Rating diberikan sesuai dengan tingkat kepentingan masing-masing aspek untuk
masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun faktor eksternal
(peluang dan ancaman), di beri skala -4 sampai dengan +4 dengan semakin tinggi
bilangan negatif artinya sangat lemah atau sangat mengancam, sedangkan semakin tinggi
bilangan positif maka semakin memberikan peluang atau memiliki potensi (kuat).
 Skor didapatkan dari hasil kali bobot dengan nilai

Berdasarkan Matriks internal dan eksternal tersebut, posisi dari faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) dengan cara menjumlahkan nilai total kekuatan dengan nilai total kelemahan.
Total dari nilai kekuatan sebesar 2,52 dan total kelemahan -2,983. Hasil penjumlahan dari total
kekuatan dan total kelemahan adalah -0,46. Dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa
posisi pariwisata di Kabupaten Subang berada pada sumbu x negatif, yang artinya bahwa faktor
kekuatan belum dapat menutupi faktor kelemahan. Sedangkan posisi berdasarkan nilai peluang
dan ancaman (faktor eksternal) masing-masing 2,89 dan -2,79, jika dijumlahkan didapatkan
angka 0,1, yang berarti bahwa posisi pariwisata Kabupaten Subang berada pada Y positif. Faktor
ancaman dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Subang ini dapat diatasi dengan

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-18


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya terutama dalam hal pengembangan
destinasi wisata.

Opportunities

II I

0,1
Weakness -0,46 X Strength

III IV
Threath

Gambar 5.2 Posisi Pariwisata Kabupaten Subang

Berdasarkan hasil perhitungan rating, bobot dan skoring, sesuai dengan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang telah dirumuskan, maka posisi pariwisata Kabupaten
Subang berada pada kuadran II. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata Kabupaten Subang,
berada pada posisi cukup stabil dimana masih terdapat kekuatan dari segi internal yang dapat
menghadapi ancaman, strategi yang harus diterapkan pada kondisi ini adalah strategi yang dapat
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan caradiversifikasi
(produk pasar) atau mendukung strategi rasionalisasi (stability) (Startegi W-O). Perumusan
startegi W-O dapat terlihat pada matriks SWOT dibawah ini, dan strategi yang dirumuskan untuk
meningkatkan kualitas Kepariwisataan Kabupaten Subang adalah:
 Menggali kembali sumber daya pariwisata yang berpotensi sebagai wisata unggulan di
Kabupaten Subang
 mengembangkan aktifitas wisata di kawasan tengah dan utara Kabupaten Subang sesuai
dengan karakteristik wilayah tersebut

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-19


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

 meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana danprasarana pendukung pariwisata, terutama


pelayanan pariwisata skala lokal
 mengoptimalisasi pemanfaatan berbagai komoditi pertanian, perikanan, perkebunan, dan
olahan industri sebagai industri pariwisata
 meningkatkan kuantitas dan kualitas moda transportasi khususnya transportasi menuju daya
tarik wisata di Kabupaten Subang
 memanfaatkan peluang investasi untuk pengembangan usaha pariwisata
 memperkuat eksistensi budaya lokal di Kabupaten Subang sebagai daya tarik wisata budaya
yang memiliki ciri khas
 penetapan standarisasi pengelolaan usaha pariwisata (hotel, rumah makan, dll)
 bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk membangun citra pariwisata di Kabupaten
Subang
 pelatihan bagi masyarakat untuk menjadi SDM pariwisata yang kompeten dibidang
kepariwisataan
 mengoptimalkan pemanfaatan program CSR yang dimiliki oleh Kabupaten Subang.

Isu strategis yang dihasilkan pada tabel dibawah ini merupakan hasil pencermatan dari
lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Isu strategis tersebut diakumulasikan dengan isu
strategis hasil analisis SWOT, sehingga menghasilkan rekapitulasi hasil isu strategis sebagai berikut:

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-20


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Tabel V.5 Matriks Isu Strategis


Potensi Masalah Implikasi terhadap Pembangunan Pariwisata
Kabupaten Subang
Pencermatan Lingkungan Eksternal
 Peningkatan Kepariwisataan Kab Subang dapat bersaing Wisatawan lebih tertarik untuk Pertumbuhan industry pariwisata akan berjalan
dengan destinasi wisata yang berkunjung ke destinasi wisata lambat dan dukungan masyarakat akan semakin
ada di luar Kab Subang untuk diluar Kab. Subang berkurang. Selain itu, berpotensi biaya perawatan
mendatangkan kunjungan daya tarik wisata akan membengkak seiring
wisatawan berkurangnya jumlah kunjungan.

 Pertumbuhan Ekonomi Kab.Subang berpotensi Belum optimalnya Implikasinya adalah kegiatan ekonomi berjalan
menyumbang devisa negara implementasi rencana strategis lambat dan menghambat pertumbuhan pendapatan
dari adanya kegiatan wisata dalam meningkatkan tingkat daerah.
di Kab. Subang ekonomi dari kegiatan
pariwisata di Kab Subang
 Persaingan dan Perkembangan DTW Kab Subang berpotensi Pariwisata di Kab. Subang Kesulitan dalam peningkatan jumlah kunjungan dan
menjadi pesaing dalam hal belum memiliki daya saing yang jumlah wisatawan di kabupaten Subang. Hal ini
meningkatkan kunjungan dan baik dikaren akan wisatawan enggan berkunjung ataupun
investasi dari daerah lainnya waktu kunjungannya menjadi lebih singkat.
di Indonesia maupun Sedangkan disisi lain, banyak potensi yang bisa
mancanegra seperti Thailand diolah agar daya tarik wisata unggulan.
yang karakteristik wiayahnya
sama dengan Indonesia
 Pemanfaatan Teknologi Informasi Teknologi informasi dapat Kab. Subang masih minim Implikasi paling penting yang harus diperhatikan
menjadi salah satu faktor ketersediaan teknologi adalah berkurangnya akse sinformasi dan pemasaran
kunci keberhasilan informasi mengenai pariwisata pariwisata kabupaten subang yang mana akan
pengembangan ekonomi di Kab Subang mempengaruhi cakupan dari upaya-upaya tersebut
termasuk pariwisata. yaitu terbatas pada masyarakat lokal. Sedangkan ada
potensi wisatawan regional, nasional dan
mancanegara yang belum dioptimalkan.
PencermatanLingkungan Internal
 Analisis Destinasi
 Analisis kemampuan produk wisata Kabupaten Subang memiliki Daya tarik wisata tersebut Kesulitan memasarkan produk wisata dikarenakan
potensi produk wisata yang umumnya kurang didukung terbatasnya informasi sehingga wisatawan tidak
“cukup” dengan karakteristik dengan fasilitas wisata yang mengetahui adanyaproduktersebut. Sedangkan disisi
dari alam yang dominan dan memadai, lain, produk local memiliki nilai jual dengan
juga didukung oleh karakteristik yang kuat.

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-21


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Potensi Masalah Implikasi terhadap Pembangunan Pariwisata


Kabupaten Subang
kebudayaan dan tradisi yang
unik dari masyarakat lokalnya
 Permasalahan internal Dalam upaya meningkatkan Kab. Subang masih sangat Pengembangan daya tarik wisata menjadi sangat
nilai daya tarik perlu mengandalkan kepada daya bergantung pada kondisi lingkungan alam di lokasi.
dilakukan pengemasan daya tarik wisata alam dengan Selain itu, kemampuan SDM dalam mengolah lokasi
tarik wisata sehingga mampu keterbatasan diversifikasi juga sangat mempengaruhi pengelolaan daya tarik
memenuhi kebutuhan produk. wisata dimana penyediaan fasilitas dan tingkat
wisatawan yang akan Produk pariwisata yang ada pelayanan menjadi tolak ukurnya. Sedangkan disisi
berdampak kepada secara umum belum lain, diperlukan pengemasan daya tarik wisata agar
peningkatan kunjungan dikembangkan sesuai dengan lebih menarik.
wisatawan karakteristik yang ada,
lemahnya pengelolaan.
rendahnya kualitias pelayanan
wisata kepada wisatawan.
Tidak meratanya pembangunan
fasilitas wisata baik dari jenis,
kualitas dan kuantitas
 Analisis Pemasaran
 Pasar pariwisata Diproyeksikan kunjungan Rendahnya daya beli Potensi pasar yang ada tidak dapat dimanfaatkan
wisatawan akan meningkat wisatawan yang berkunjung ke secara optimal seiring dengan rendahnya
0,026% setiap tahunnya Kabupaten Subang, kemampuan daya tarikwisatamenarikpasar yang
Rendahnya lama tinggal lebih bervariatif. Jumlah pertumbuhan wisatawan
wisatawan, tidak akan berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan.
 Pemasaran pariwisata Berpotensi untuk Situs website pemerintahan Berkurangnya ketertarikan wisatawan untuk
meningkatkan informasi dan yang secara umum belum berkunjung dikarenakan minimnya informasi yang
awarness melalui teknologi mampu menginformasikan serta mereka dapatkan. Melemahkan upaya Peningkatan
informasi berbasis menginterpretasikan informasi kesadaran mengenai kepariwisataan di kabupaten
digital/internet tentang kepariwisataan di Subang.
Kabupaten Subang.
 Target wisatawam Target wisatawan di Belum dapat mencapai target Promosi yang ditawarkan menjadi terbatas pada
Kabupaten Subang ialah Free wisatawan tersebut target dengan kelas tertentu. Kesulitan untuk naik
Individual Travel (FIT), kelas target wisatawan akan berpengaruh pada citra
Group Incentive Tour (GIT), kepariwisataan Kabupaten Subang.
Perusahaan-perusahaan
(corporate),

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-22


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Potensi Masalah Implikasi terhadap Pembangunan Pariwisata


Kabupaten Subang
Serta pasar minat khusus
dengan kegiatan tertentu.
 Positioning pasar Kab Subang menempatkan Wisatawan di luar Kab Subang Positioning kabupaten Subang dalam persaingan
posisi sebagai destinasi wisata hanya mengetahui bahwa Kab kepariwisataan nasional menjadi lemah dimana calon
alam, bangunan bersejarah, Subang hanya memiliki wisatawan kurang teredukasi dengan wisata lainnya.
dan penangkaran buaya destinasi wisata berupa Kunjungan wisatawan hanya terpusat pada satu
pemandian air panas. kawasan.
 Analisis Sosial Budaya Masyarakat mendapatkan Belum meratanya peningkatan Dukungan masyarakat untuk terlibat dalam industry
manfaat dari adanya kegiatan kualitas hidup masyarakat di pariwisata akan berkurang. Masyarakat akan memilih
pariwisata Kab Subang untuk melakukan kegiatan ekonomi tradisional
sebelum ada bukti keberhasilan kegiatan wisata di
daerahnya.
 Analisis Sarana dan Prasarana Perbaikan sarana dan Masih sangat banyak sarana Sarana dan prasarana akan menjadi tolak ukur
prasarana di setiap daya tarik dan prasarana pendukung kenyamanan wisatawan yang mana akan
wisata di Kab Subang dapat pariwisata yang harus dibandingkan dengan destinasi wisata lain.
memberikan kenyamanan diperbaiki dan dibangun untuk Kenyamanan wisatawan akan mempengaruhi
kepada wisatawan yang memenuhi kebutuhan kedatangan kembali di masa depan.
berkunjung wisatawan selama berada di
Kab Subang
 Analisis SDM Dengan sosialisasi sadar Minimnya keterlibatan usia Akan tercipta perbedaan pelayanan yang signifikan di
wisata dan pelatihan kepada produktif dalam setiap lokasi wisata dan usaha pariwisatanya.
SDM pariwisata, akan pengembangan pariwisata Pelayanan yang buruk akan menurunkan citra
meningkatkan kemampuan kepariwisataan.
SDM tersebut di bidang
pengelolaan kepariwisataan
 Analisis Kelembagaan Dengan adanya kompepar Organisasi tersebut belum Implementasi kebijakan akan berjalan tidak tepat
yang keanggotaannya terdiri menjalankan tugas dan waktu sehingga kehilangan momentum untuk
dari perwakilian stakeholders fungsinya secara optimal, serta pembangunan kepariwisataan. Menimbulkan
yang akan menjadi mitra bagi masih minimnya jumlah ketidakpastian dalam menjalankan usaha pariwisata
pemerintah Kabupaten kompepar di Kab Subang baik secara bisnis maupun manfaat.
Subang akan membantu
dalam menetapkan kebijakan
pembangunan dan
pengembangan
kepariwisataan yang didanai
secara kolektif dari seluruh

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-23


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Potensi Masalah Implikasi terhadap Pembangunan Pariwisata


Kabupaten Subang
stakeholders kepariwisataan
 Analisis Industri Pariwisata Produk wisata yang beragam Produk wisata yang ada masih Pilihan produk wisata yang baik untuk dikunjungi di
menjadi potensi industri kurang baik kondisi fasilitasnya kabupaten subang menjadi terbatas diakarenakan
pariwisata dan kurang diperhatikan kondisi fasilitasnya yang minim. Kualitas produk
tidak mampu bersaing dengan daerah lain.

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-24


LAPORAN AKHIR
RIPDA KABUPATEN SUBANG

Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Subang_V-25

Anda mungkin juga menyukai