Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar belakang


Pada industri pariwisata aspek penawaran dan permintaan akan berakibat

positif secara makro yaitu pada aspek pemerataan dan peningkatan pendapatan

nasional. Aspek penawaran dapat dilihat pada mata rantai kegiatan pariwisata,

penyediaan lapangan pekerjaan, penyediaan sarana prasarana, penawaran jasa

keuangan kredit dan lembanga keuangan yang menunjang kegiatan industri

pariwisata. Sedangkan aspek permintaan dalam industri pariwisata yang timbul di

pengaruhi oleh suatu faktor sosial ekonomi, administrasi dan teknis seperti

informasi, teknologi, transportasi dan lainnya (Badrudin,2001). Faktor sosial

ekonomi mempengaruhi permintaan industri pariwisata melalui tingkat pendapatan

masyarakat, karena tingkat pendapatan yang erat kaitanya dengan harga yang

ditawarkan oleh industri pariwisata.

Pariwisata dapat diartikan perjalanan yang dilakukan secara berulangulang

dengan mengunjungi satu tempat ke tempat lain. Orang yang melakukan perjalanan

disebut traveller, sedangkan yang melakukan disebut touris (Musanaf, 1955).

Pariwisata juga merupakan suatu faktor yang menentukan lokasi industri dalam

perkembangan daerah – daerah yang miskin oleh sumber – sumber alam sehingga

perkembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk memajukan ekonomi di

daerah yang kurang berkembang hal tersebut sebagai akibat kurangnya sumber –

sumber alam (Yoeti,1997). Dalam hal ini pariwisata didefinisikan sebagai suatu

1
2

aktivitas ekonomi yang harus dilihat dari dua sisi yakni sisi permintaan (Demand

side) dan sisi penawaran (Supply

Side). Permintaan dalam kepariwisataan (tourist demand) dapat dibagi atas dua,

yaitu potential demand dan actual demand. Yang dimaksud Potential demand

adalah sejumlah orang yang berpotensi untuk melakukan perjalanan wisata (karena

memiliki waktu luang dan tabungan relatif cukup). Sedangkan actual demand adalah

orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata pada suatu daerah tujuan

wisata tertentu. Lebih lanjut Yoeti (1997) mengemukakan bahwa keberhasilan

dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah sangat tergantung kepada

kemampuan perencana dalam mengintegrasikan kedua sisi tersebut secara

berimbang ke dalam sebuah rencana pengembangan pariwisata. Pariwisata dapat

meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya pendapatan Negara serta

masyarakat pada umumnya. Dengan hal ini dapat Memperluas kesempatan

lapangan kerja dan mendorong kegiatan industri penunjang dan industri sampingan

lainnya,

Serta dapat memperkenalkan keindahan alam indonesia terutama di wilayah

Kabupaten Gresik.

Kabupaten Gresik merupakan salah satu wilayah indonesia yang berada di jawa

timur dan memiliki potensi dalam pengembangan pariwisata.

Kabupaten Gresik dikenal sebagai kota industri dan kota wisata Provinsi Jawa

Timur. Kota Gresik sendiri jika dibandingkan dengan kota lain seperti Malang atau

kota lainnya sangat berbeda terutama tempat wisatanya. Seperti halnya Kota
3

Malang yang sejak dulu sudah terkenal dengan kota wisata baik wisata alam

maupun buatan. Dengan hal ini otomatis jumlah pengunjung wisata di kota malang

sangatlah tinggi dibanding dengan wisata di Kabupaten Gresik. Kota Gresik ini

dikenal sebagai kota industri jadi tidak semua orang tau kalau sebenarnya di sana

memiliki cukup banyak tempat wisata sehingga lebih menarik untuk dikunjungi. Dari

berbagai obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Gresik baru 50% saja yang sudah

diberdayakan secara maksimal. Padahal obyek – obyek wisata ini sangat potensial

sekali medatangkan wisatawan.

Karena daya tarik keindahan dan keunikannya. Tetapi secara kualitas juga tidak

kalah menarik dengan daerah lain. Seperti Goa Kelelawar atau wisata bahari di

Kepulauan Bawean. Untuk itu investasi pada obyek – obyek wisata ini secara

ekonomis sangat menguntungkan. Akan tetapi finasialnya yang menjadikan potensi

kebudayaan dan pariwisata kurang dikelola. Apa lagi di tahun 2011 dimana program

yang akan di jalankan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Gresik

sangat sedikit. (Drs. Sugiyanto wawancara: senin

31 agustus 2010) Data jumlah kunjugan tempat wisata di Kota Gresik & Kota

Malang seperti yang ada di bawah ini :

Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Objek Wisata Di Kota Malang Dan Gresik

Tahun Malang Gresik

2015 3.376.722 1.975.276

2016 3.987.074 1.728.171

2017 4.335.975 2.985.118


4

2018 5.170.523 3.568.545

2019 21.679.680 4.617.401

Total 21.679.680 14.874.511

Sumber : Malangkota.Bps.Go.Id Dan Dakuwison.Com/Master/Report/Tahunan

Dari tabel 1.1 menunjukan bahwa jumlah kunjungan pada wisata di kota malang

dari tahun 2015 sebesar 3.376.722 dan setiap tahunnya mengalami kenaikan yang

signifikan, sedangkan jumlah kunjungan wisata di Kota Gresik di tahun 2015 sebesar

1.975.276 tetapi di tahun berikutnya 2016 mengalami penurunan sebesar 1.728.171

, namun pada tahun 2017 – 2019 terjadi kenaikan yang signifikan. Dengan hal ini

jika jumlah total kunjungan wisata di kota gresik sebesar 14.874.511 jika di

bandingkan dengan kota malang jauh lebih besar karena kota Malang dengan

jumlah total sebesar 21.679.680.

Selain itu tabel 1.2 dibawah ini menunjukan data jumlah wisatawan Mancanegara

dan Domestik di Kabupaten Gresik tahun 2015- 2019 sebagai

berikut :

Tabel 1.2
Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Gresik

Wisatawan
Tahun Jumlah
Mancanegara Domestik

2015 3.436 3.185.652 3.189.088

2016 4.874 3.258.126 3.263.000


5

2017 9.736 3.537.997 3.547.733

2018 14.625 3.553.920 3.568.545

2019 46.915 4.570.483 4.617.398

Sumber : Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Gresik 2019 (diolah)

Bedasarkan tabel 1.2 diatas jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan

domestik dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Walaupun wisatawan yang

berkunjung ke Kabupaten Gresik masik didominasi oleh wisatawan domestik.

Sebagian besar wisatawan domestik yang berkunjung ke Kabupaten Gresik

merupakan pengunjung religi yang sangat terkenal di Kabupaten Gresik. Makam

Maulana Malik Ibrahim dan Makam Sunan Giri yang merupakan dua tempat wisata

religi yang sangat terkenal di Kabupaten Gresik dan para wisatawan mengunjungi

tempat tersebut sebagai tempat untuk berpariwisata religi dan juga untuk

mengetahui tempat tersebut merupakan bagian sejarah dari wali songo yang sangat

terkenal di nusantara. Sedangkan dari jumlah diatas, sebagian besar wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Gresik merupakan wisatawan yang

mengunjungi pulau bawean.

Pulau Bawean menjadi tujuan utama wisatawan mancanegara saat mereka

berkunjung ke Kabupaten Gresik. Karena wisatawan akan disuguhkan oleh

pemandangan alam yang sangat indah.

Kondisi ideal atau normatif yang seharusnya terjadi pada jumlah kunjungan

wisatawan menurut konsep pembangunan berkelanjutan yang dimana

pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat uuntuk memenuhi kebutuhan dan asprasi manusia (Saum,1990).


6

Kondisi normatif di Gresik ini banyak mencerminkan keterlibatan masyarakat dalam

pengembangan pariwisata sekaligus menjalin interaksi positif antara pembangunan

obejek wisata pengembangan kehidupan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi

dengan hal ini agar terciptanya arus timbal balik pengembangan pariwisata yang

ada di Kabupaten Gresik yang bisa diharapkan dapat memberikan dampak positif

bagi kehidupan ekonomi masyarakat.

Di Gresik terdapat lebih dari 20 objek wisata yang terbagi dalam katagori wisata

alam, wisata buatan dan wisata budaya.seperti wisata terbaru yang ada di gresik

selatan yaitu wisata lontar sewu. Menurut Kepala Desa Hendrosari Asna Hadi

Saputra menyatakan bahwa wisata lontar Sewu yang merupakan salah satu tempat

wisata alam buatan di Kabupaten Gresik yang dapat dikembangkan. Lontar Sewu

merupakan pohon siwalan yang tumbuh subur, dan di tata sedemikian rupa

sehingga enak dipandang dan menjadi wisata desa yang mengandalkan tumbuhan

dan buah siwalannya. Ada 2.600 pohon yang tumbuh di sini. Lontar Sewu ini terletak

Desa Hendrosari Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Penelitian di lontar Sewu

Gresik ini menarik karena adanya suatu potensi tanaman lontar seluas kurang lebih

80 hektar yang ternyata dapat menginspirasi sumber penghidupan bagi penduduk

setempat dan hasil dari tanaman lotar yang utama di unggulkan adalah minumannya

yang berasl dari deresan bunga lontar (Achmad Daeng GR). Berikut tabel 1.3

jumlah pengunjung pada tempat wisata di Gresik pada tahun 2019 dibawah ini :

Tabel 1.3
Jumlah Pengunjung Pada Obyek Wisata Di Kabupaten Gresik

Wisata 2019
Pantai delegan 195.896
7

Pulau noko 5.105


Bukit surowiti 10.150
Pantai terusan 6.483
Danau kastoba 10.068
Pulau gili 21.240
pantai labuhan 16.543
Pantai selayar 4.036
Air panas sungai rujing 472
Air terjun laccar 3.033

Mangrove hijau daun 79.974

Makam maula malik ibrahim 1.503.921

Makam sunan giri 2.096.813


Makam nyi ageng pinatih 74.313

Makam sunan prapen 30.411

Giri kedaton 34.651


Kampung kemasan 11.870
Air terjun kuduk kuduk 2.256
Danau kastoba 10.068
Penangkaran rusa 10.432
Wisata selo giri tirto 36.871
Lontar Sewu 4.617.401
Sumber : Http://Dakuwison.Com/Master/Report/Tahunan

Pengunjung wisata Lontar Sewu pada tahun 2019 mencapai 4.617.401 orang

jika dibandingkan dengan wisata lain yang sama – sama baru di Gresik seperti

wisata Selo Giri Tirto yang pengunjungnya hanya mencapai 36.871 orang hal ini

bersumber dari dakuwison . Menurut Asna Hadi Saputra (Kepala


8

Desa Hendrosari) mengemukakan Desa Hendrosari dulu dikenal sebagai desa

“memabukkan”, karena lokasi itu menjadi salah satu tempat produksi minuman

tradisional tuak, yang dibuat dari buah siwalan difermentasi. Wisata lontar sewu

dikelolah oleh masyarakat sekitar yang dibiayai dana hibah dari Kementrian desa

sebesar Rp. 1,3 milliyar yang merupakan kerja sama antara desa Hendrosari

dengan Kementrian desa PDTT. Kerjasama itu melalui program

Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembanga Ekonomi Lokal (PIID-PEL) 2019.

Program tersebut dilaksanan Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa

(PEUD) yang merupakan program pengembangan produk unggulan desa.

Dengan hal ini dilakukan melalui kemitraan antara KUEMD yang termasuk Koperasi

Lembaga Ekonomi Desa dan pelaku bisnis profesional melalui konsep kemitraan

yang dikenal dengan konsep kerjasama pemerintah, swasta, dan masyarakat (Asna

Hadi Saputra). Selain itu dalam setiap objek wisata umumnya memiliki fasilitas -

fasilitas yang dijalankan atau dikelola oleh pihak objek wisata tersebut. Fasilitas

yang dijalankan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh

wisatawan selama melakukan kegiatan wisata di objek wisata tersebut. Pada Tabel

1.4 berikut ini menunjukkan beberapa fasilitas yang ada di objek wisata Lontar Sewu

Gresik sebagai berikut :

Tabel 1.4
Fasilitas Pada Di Objek Wisata Lontar Sewu Gresik

Fasilitas Jumlah

Wisata air 1
Taman bermain anak Taman 1
1
Rumah unik 1
9

Spot selfi 20
Panen air legen 20
Pedagang Kaki Lima (PKL) 28
Parkir 1
Wahana outbond 1
Jembatan titian 1
Kereta’an 2
Perahu bebel 41
Play ground 20
Jajanan kulineran
Sumber: Https://Disparbud.Gresikkab.Go.Id/2020/11/25/EduwisataLontarsewu/

Wisata di Kabupaten Gresik bisa di bilang sangat unik dengan keindahannya

alamnya karena dapat menarik kunjungan wisatawan yang ingin menikmati akhir

pekan. terutama untuk berwisata ke Lontar Sewu yang ada di Desa Hendrosari

Kecamatan Menganti. Pengunjung dapat menikmati tempat wisata dengan udara

yang sejuk dekat persawahan warga desa Hendrosari. Dengan hal ini bisa di ikuti

oleh desa-desa lain yang memiliki potensi alam yang sama dan memanfaatkannya

dengan tetap mempertahankan kearifan lokal. Pungunjung sendiri tidak

memandang usia baik itu anak kecil maupun orang dewasa. Biaya masuk Lontar

Sewu bisa dikatakan sangat lah murah hanya sebesa Rp 3000 per orang. selain itu

jarak atau akses jalan menuju kesana sangatlah mudah bisa ambil dari arah Gresik

kota menuju ke selatan melewati jalur pantura, Setelah itu dapat mengikuti pentujuk

arah selanjutnya. Kemudian ada juga biaya perjalanan yang dimana biaya tersebut

di keluarkan berapa banyak seperti biaya kendaaran pembelian bensin, biaya

makan,dan lain lain. Hal ini dapat dikatakan terdapat adanya suatu faktor yang

mempengaruhi wisata Lontar Sewu tersebut. Dalam hal ini, menurut Kepala Desa

Hendrosari Asna Hadi Saputra kondisi Wisata Lontar Sewu cukup menarik karena

tempat wisata ini dibilang sangat baru dan fasilitas juga masih belum seberapa tetapi
10

jumlah pengunjung yang datang tak sedikitnya sekitar 3.000 orang setiap akhir

pekan, dan sekitar 300 pengunjung saat hari biasa ( sumber :

http://nusadaily.com/travel/lontar-sewu-desa-

wisatapenyejukkegersangankabupaten-gresik.html ) , dengan hal ini peneliti tertarik

untuk meneliti tempat wisata tersebut, dengan adanya sebuah faktor atau pengaruh

dari Biaya Perjalanan, Fasilitas, dan Kenyamanan, dari segi biaya perjalanan

dengan mengetahui nilai ekonomi yang dikeluarkan saat berkunjung ke tempat

wisata dengan hal ini maka biaya perjalanan akan semakin murah dan minat untuk

mengunjungi wisata tersebut akan semakin tinggi. selanjutnya pengaruh dari

fasilitas jika tidak memadai maka keinginan wisatawan untuk mengunjungi tempat

wisata tersebut akan diurungkan maka fasilitas sangat penting untuk dibangun

dengan tujuan menimbulkan rasa betah dan nyaman dan dapat santai menikmati

dan berpartisipasi dalam kegiatan yang tersedia di objek wisata tersebut dan berniat

untuk kembali lagi kesana di lain waktu Yoeti (2003:56). dengan hal ini Jika fasilitas

semakin baik maka pengunjung juga akan semakin tinggi minat untuk datang ke

tempat wisata tersebut. Sedangkan kenyamanan yang merupakan suatu keadaan

yang dimana telah terpenuhi dari kebutuhan dasar seseorang, yang bisa meliputi

kebutuhan akan ketentraman suatu kepuasan seseorang yang dapat memunculkan

adanya pengaruh variable Biaya Perjalanan, Fasilitas, dan Kenyamanan pada

jumlah kunjungan wisatawan dari luar daerah untuk datang ke tempat wisata Lontar

Sewu ini. Selain itu faktor lain seperti belum optimalnya pelaksanaan pembangunan

dan pengembangan sektor pariwisata masih menghadapi kendala dan

permasalahan seperti Belum optimalnya pengembangan obyek wisata baik sarana

maupun prasarana dan tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Seperti

yang terdapat di dalam peneletian terdahulu yang menunjukan bahwa terdapat lima
11

variabel bebas yang terbukti sesuai hipotesis dari enam variabel bebas yang

digunakan yaitu variabel biaya perjalanan (travel cost) yang terbukti berpengaruh

negatif terhadap jumlah kunjungan individu ke Kebun Raya Bogor, variabel

pendapatan (income) yang terbukti berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan

individu ke Kebun Raya Bogor variabel tingkat pendidikan (education) yang terbukti

berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan individu ke Kebun Raya Bogor,

variabel dummy kualitas yang terbukti berpengaruh positif terhadap jumlah

kunjungan individu ke Kebun Raya Bogor, dan variabel dummy substitusi tempat

wisata sejenis yang terbukti berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan

individu ke Kebun Raya

Bogor (Haban

Yuzardi).

Dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk membuat judul penelitian tentang

“Pengaruh Biaya Perjalanan, Fasilitas, Dan Kenyamanan Terhadap

Jumlah Kunjungan Pada Tempat Wisata Lontar Sewu Kecamatan

Menganti Gresik”.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh biaya perjalanan, Fasilitas, dan Kenyamanan terhadap

jumlah kunjungan pada tempat wisata Lontar Sewu desa

Hendrosari kecamatan Menganti kabupaten gresik?


1.3 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apa saja pengaruh biaya perjalanan, Fasilitas, dan

Kenyamanan terhadap jumlah kunjungan pada tempat wisata Lontar Sewu desa

Hendrosari kecamatan Menganti kabupaten gresik?


12

1.4 Manfaat
a. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan terutama di bidang ilmu ekonomi pembangunan.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu sebagai bahan rekomendasi

kebijakan pemerintah dan masyarakat mengenai suatu pengaruh dari

jumlah kunjungan pada tempat wisata Lontar Sewu di Kabupatan Gresik.

Anda mungkin juga menyukai