Anda di halaman 1dari 22

BAYU HERMAWAN

1432110136

Pengaruh Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/ Kota Yogyakarta


(Tahun 2018-2022)

BAB I
Pendahluan

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan output per kapita dalam jangka panjang
yang menyebabkan peningkatan barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian
masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi ini dapat
diukur dengan indikator seperti Produk Domestik Bruto (PDB), pendapatan per kapita, tingkat
kemiskinan, dan indikator lain yang mencerminkan perkembangan ekonomi suatu daerah atau
negara (Saputra Z. S., 2022). Salah satu sektor tersebut adalah pariwisata yang saat ini telah
berkembang dan menjadi salah satu industri terbesar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia,
ini dapat dilihat dari meningkatnya perkembangan jumlah kunjungan wisatawana nusantara
maupun manca negara.

Pariwisata didefinisikan sebagai sektor yang memiliki potensi untuk mendorong


pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pariwisata dianggap sebagai salah satu pilar yang harus
didukung oleh pemerintah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Pariwisata di Indonesia
memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara dengan keunikan
budaya dan tempat wisata yang indah. Pemerintah telah berkomitmen untuk mendorong dan
mempromosikan beberapa tempat wisata super prioritas di Indonesia, serta mengeluarkan
kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata, seperti membuka pintu internasional
baru dan memperbaiki infrastruktur pariwisata. (Rahmayani, 2022)

Provinsi Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi
pariwisata yang cukup besar. Keindahan alam, kekayaan budaya, dan beragam atraksi wisata
menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pariwisata di Provinsi
Yogyakarta memiliki peran penting dalam pengembangan ekonomi daerah, karena dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
pendapatan, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan sektor-sektor terkait.
Pariwisata di Provinsi Yogyakarta yang telah berkembang pesat, masih perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk memahami secara mendalam pengaruh pariwisata terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi ini. Salah satu permasalahan yang perlu diteliti adalah dampak
pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Yogyakarta. Dalam beberapa tahun
terakhir, pariwisata di Provinsi Yogyakarta telah mengalami perkembangan pesat dengan
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Selain itu, permasalahan lain yang perlu
diperhatikan adalah dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor pariwisata di Provinsi
Yogyakarta. Pembatasan perjalanan dan penurunan kunjungan wisatawan telah berdampak
negatif pada sektor pariwisata dan perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting
untuk memberikan pengaruh pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Yogyakarta untuk saat ini.

Tabel1. 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di D.I Yogyakarta

Tahun 2018 2019 2020 2021 2022


Mancanegara/Foreign 600 102 1 008 599 259 270 6 063 130 415
Nusantara/Domestic 25 915 686 27 688 758 9 668 427 7 848 107 19 851 236
Sumber : Yogyakarta dalam angka Tahun 2018-2023,BPS

Perkembangan kunjungan para wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan


nusantara yang berkunjung di DIY. Pada tahun 2018-2019 wisatawan mancanegara dan
nusantara mengalami kenaikan sebesar 408 497 untuk wisatawan mancanegara sedangkan
wisatawan mengalami peningkatan sebesar 1 773 072. Pada tahun 2020-2021 baik dari
wisatawan mancanegara maupun nusantara mengalami penurunan yang signifikan dari 1 008
599 pada tahun 2019 menjadi 6 063 pada tahun 2021 untuk wisatawan mancanegara untuk
nusantara juga mengalami penurunan dari 27 688 758 menjadi 7 848 107 pada tahun 2022.
Penurunan ini terjadi karena adanya pandemi COVID-19. Pada tahun 2022 mengalami
peningkatan singnifikan dari 6 063 pada tahun 2021 menjadi 130 415 untuk wisatawan
mancanegara sedangkan wisatawawan nusantara mengalami kenaikan sebesar 12 003 129 pada
tahun 2022 kenaikan ini juga sebagai bentuk pemulihan ekonomi dari era pandemi COVID-19.

Peningkatan wisatawan pada tahun 2022 juga bisa menjadi masukan bagi pihak-pihak yang
terlibat dalam pariwisata DIY, untuk selalu memperhatikan perkembangan, pengelolaan,
peningkatan fasilitas yang mendukung kemajuan pariwisata khususnya. Agar jumlah
witasawan yang cenderung mengalami kenaikan ini dapat direspon baik oleh pemerintah
Kabupaten/Kota di DIY. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang banyak memiliki
pengaruh pada sektor lain misalnya sektor sosial dan ekonomi.

Sebagai bentuk respon terhadap kebutuhan para wisatawan atau untuk melengkapi
pariwisata di Kabupaten/Kota Yogyakarta, baik pemerintah maupun swasta ikut berpartisipasi
dalam hal ini untuk memenuhi kebutuhan sekaligus perkembangan pariwisata. Dalam hal ini
salah satunya restoran dan rumah makan yang berada di Kabupaten/Kota Yogyakarta dalam
penelitian ini mengunakan jumlah wisatawan nusantara karena ketersediaan data setiap
tahunya dan juga kelengkapan disetiap daerah dan jumlah wisatawan nusantara yang
jumlahnya jauh lebih banyak.

Tabel1. 2 Jumlah Rumah Makan dan Restoran di D.I Yogyakarta

Tahun 2018 2019 2020 2021 2022


Jumlah Rumah Makan/Restoran 2 009 1674 1674 1830 1912

Sumber : Yogyakarta dalam angka Tahun 2018-2023,BPS

Jumlah rumah makan/restoran di D.I Yogyakarta pada tahun 2019 mengalami penurunan
sebesar 335. Pada tahun berikutnya tahun 2019-2020 tidak mengalami penurunan dan kenaikan
dengan jumlah 1674. Sedangkan pada tahun 2020-2022 terus mengalami kenaikan yang
signifikan sebesar 1912 pada tahun 2022. Dari tahun 2020 hingga 2022 menunjukan bahwa
jumlah rumah makan/restoran di D.I Yogyakarta mengalami peningkatan/tren positif. Karena
jumlah restoran dan rumah makan merupakan salah satu sektor pariwisata yang memberi
dampak pada sektor ekonomi, selain itu jumlah obyek wisata juga merupakan bagian dari
sektor pariwisata jumlah obyek pariwisata tentunya menjadi daya tarik wisatawan di
Provinsi/Kabupaten di D.I Yogyakarta, Oleh karena itu peneliti tertarik dengan jumlah restoran
dan rumah makan ini sebagai salah satu faktor indepen dalam penelitian.

Tabel1. 3 Jumlah Obyek Wisata di D.I Yogyakarta

Tahun 2018 2019 2020 2021 2022


Jumlah Obyek wisata 186 223 193 191 191
Sumber : Yogyakarta dalam angka Tahun 2018-2023,BPS

Jumlah obyek wisata di D.I Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun 2018 ke 2019
sebesar 37. Sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 193. Pada Tahun 2021
ke 2022 relative stabil. Pemerintah seharusnya memperhatikan jumlah obyek wisata di D.I
Yogyakarta yang semakin menurun karena peningkatan jumlah obyek wisata adalah daya tarik
tersendiri bagi wisatawan berkunjung ke Kabupaten/Kota Yogyakarta sehingga menjadikan
banyak pilihan saat berkunjung. Penurunan objek wisata ini juga diharapkan menjadi masukan
pemerintah agar mendorong kemajuan pariwisata dengan membuka kawasan obyek wisata
serta meningkatkan jumlah kamar hotel yang menjadi tempat menginap wisatawan sekaligus
dapat merawat atau mengelola aset daerah (candi, museum, pantai, dll) dengan lebih baik.

Tabel1. 4 Jumlah Kamar Hotel Bintang dan Hotel Berbintang di D.I Yogyakarta

Tahun 2018 2019 2020 2021 2022


Kamar Hotel Bintang 14 413 16 251 16 964 16 293 16 358
Kamar Hotel Non Bintang 18 320 19 397 22 176 18 093 18 162

Sumber : Yogyakarta dalam angka Tahun 2018-2023,BPS

Jumlah kamar hotel berbintang dan non bintang pada tahun 2019 mengalami peningkatan
sebesar 1 838 untuk kamar hotel bintang sedangkan untuk sebesar 1 077 kamar. Pada tahun
2021 mengalami penurunan dari 16 964 menjadi 16 293 untuk kamar hotel bintang, lalu
untuk kamar hotel non bintang dari 22 176 menjadi 18 093 kamar. Pada tahun 2022 daari
jumlah kedua kamar mengalami kenaikakan untuk kamar berbintang sebesar 16 358
sedangkan untuk kamar non bintang menjadi 18 162 kamar.

Menurut (Boediono, 1982) pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai proses kenaikan


output per kapita dalam jangka panjang, yang menekan pada tiga aspek, yaitu: proses, output
per kapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi sebagai suatu “proses” mengandung
makna bahwa pertumbuhan ekonomi bukan merupakan suatu gambaran ekonomi pada saat
tertentu, melainkan dilihat dari aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana
suatu perekonomian berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Dalam hubungannya
dengan “output per kapita”, pertumbuhan ekonomi dilihat dari sisi output totalnya (PDB) dan
sisi jumlah penduduknya. Dengan demikian untuk menganalisis suatu pertumbuhan ekonomi,
teori yang digunakan harus mampu menjelaskan PDB total dan jumlah penduduk. Aspek
“jangka panjang” dalam suatu pertumbuhan ekonomi, juga perlu dilihat untuk menjelaskan
apakah ada kenaikan output per kapita dalam jangka waktu atau tidak. Jika terjadi kenaikan,
maka terjadi pertumbuhan ekonomi, begitu pula sebaliknya.

Jadi dari dua teori diatas hubungan antara ekonomi kepariwisataan dengan ekonomi
masyarakat bila suatu daerah dibangun tempat-tempat wisata maka secara tidak langsung
penduduk sekitar akan mengalami dampak pertumbuhan ekonomi, karena tempat tempat
wisata tersebut akan menarik lapangan pekerjaan dan membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar tempat wisata tersebut.

Tabel1. 5 Produk Domestik Regional Bruto D.I Yogyakarta

Tahun 2018 2019 2020 2021 2022


PDRB 129.818.357,90 141.047.688,00 138.117.838,20 149.408.404,00 165.690.209,90

Sumber : Yogyakarta dalam angka Tahun 2018-2023,BPS

Produk Domestik Regional Bruto D.I Yogyakarta pada tahun 2019 mengalami kenaikan
sebesar 11.2993301. Pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 138.117.838,20.
Sedangkan pada tahun 2021 dan tahun 2022 terus mengalami kenaikan menjadi
165.690.209,90. Dengan peningkatan PDRB dari tahun ketahun serta berhubungan dengan
penigkatan pertumbuhan ekonomi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan pemaparan latar belakang secara singkat pengambaran sedikit mengenai masing-
masing variabel meliputi jumlah wisatawan dalam hal ini peneliti fokus pada jumlah wisatawan
domestik saja, jumlah restoran dan rumah makan, jumlah obyek wisata, dan variabel terakhir
jumlah hotel disini peneliti menggunakan jumlah hotel nonbintang. Adapun hal-hal tersebut
yang Termasuk penulis memilih variabel tersebut ingin melihat pengaruh masing-masing
variabel permasalahan dibawah yang mendasari penulis melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten/Kota
Yogyakarta”. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Bagaimana pengaruh jumlah wisatawan domestik terhadap PDRB di kabupaten/kota
Yogyakarta ?
2) Bagaimana Pengaruh jumlah obyek wisata terhadap terhadap PDRB di
kabupaten/kota Yogyakarta ?
3) Bagaimana pengaruh jumlah rumah makan dan restoran terhadap PDRB di
kabupaten/kota Yogyakarta ?
4) Bagaimana pengaruh jumlah kamar hotel non bintang terhadap PDRB di
kabupaten/kota Yogyakarta ?
5) Bagaiamana jumlah wisatawan domestik, jumlah obyek wisata, jumlah rumah makan
dan restoran, dan jumlah kamar hotel non bintang terhadap PDRB di kabupaten/kota
Yogyakarta ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dituliskan tujuan penelitian ini diantaranya:
1. Untuk menganalisis pengaruh jumlah wisatawan domestik terhadap PDRB di
kabupaten/kota Yogyakarta
2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah obyek wisata terhadap PDRB di
kabupaten/kota Yogyakarta
3. Untuk menganalisis pengaruh jumlah rumah makan dan restoran terhadap PDRB
di kabupaten/kota Yogyakarta
4. Untuk menganalisis pengaruh jumlah kamar hotel non bintang terhadap PDRB di
kabupaten/kota Yogyakarta
5. Untuk menganalisis pengaruh jumlah wisatawan domestik, jumlah obyek wisata,
jumlah rumah makan dan restoran, dan jumlah kamar hotel non bintang terhadap
PDRB di kabupaten/kota Yogyakarta

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai salah satu bentuk dari tugas untuk
menyelesaikan studi S1, serta sebagai bentuk sarana untuk menerapkan ilmu yang
diperoleh dalam perkulihaan, dan menambah pengetahuan dari penelitian yang
dilakukan.
2. Bagi pemerintah, sebagai masukan pemerintah untuk mengembangkan serta
meningkatkan kualitas pelayanan serta dukungan untuk meningkatkan potensi
pariwisata khususnya di Provinsi DIY
3. Bagi masyarakat, sebagai tambahan penegtahuan pada masyarakat umum untuk
sama-sama membantu serta merawat potensi kekayaan daerah terutama untuk
kemajuan pariwisata. Serta sebagai sarana untuk kepuedulian menjaga dan
melestariakn kekayaan daerah.
4. Bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya, diharapkan bisa sebagai refrensi
yang berhubungan dengan penelitian pariwisata yang berpengaruh terhadap sektor
ekonomi, maupun penelitian yang serupa.
1.5 Keaslian Penelitian
keaslian penulisan ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai
karakteristik ataupun adanya keterkaitan yang relatif sama dalam hal tema atau topik kajian,
meskipun berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah variabel penelitian ataupun metode
analisis yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh jumlah
witasawan domestik, jumlah obyek wisata, jumlah rumah makan dan restoran, dan jumlah
kamar hotel non bintang terhadap PDRB di kabupaten/kota Yogyakarta. Perbedaan dengan
sebelumnya. Penelitian secara umum terdahulu yaitu terletak pada jumlah variabel maupun
variabel yang digunakan. Penelitian ini tidak memasukkan variabel pendapatan pariwisata,
infastruktur, dan tenaga kerja. Perbedaan dengan penelitian terdahulu yang lain adalah
cakup wilayah yang diteliti dalam penelitian. Penelitian ini mengunakan data menggunakan
data sekunder diperoleh dari website Badan Pusat Stastitik (BPS), Yogyakarta dalam angka
publikasi tahun 2018-2022. Keaslian penelitian ini diperlihatkan dalam tabel 1.6

Tabel1. 6 Keaslian Penelitian

Judul Variabel Metode Alat analisis Hasil Penelitian


Jurnal & Penelitian
Penulis
The Impact of Dependen Kuantitatif Analisis regresi -Menunjukkan bahwa pendapatan
Tourism on -Pertumbuhan data panel. Model pariwisata, kunjungan wisatawan,
Economic Ekonomi fixed effect infrastruktur, dan tenaga kerja
Growth: Independen digunakan untuk berpengaruh positif signifikan
Evidence from -Pendapatan memperkirakan terhadap pertumbuhan ekonomi
Aceh Province, Pariwisata dampak di Provinsi Aceh, Indonesia.
Indonesia -Kunjungan pendapatan -Koefisien regresi menunjukkan
Zeary Saputra, Wisatawan pariwisata, bahwa peningkatan pendapatan
Sartiyah -Infrastruktur kunjungan pariwisata sebesar 1 dolar
Sartiyah, dan -Tenaga Kerja wisatawan, menyebabkan peningkatan
Chenny infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi sebesar
Seftarita tenaga kerja 5,2%.
(2022) terhadap -Pembangunan infrastruktur
pertumbuhan mempunyai dampak yang
ekonomi di signifikan, peningkatan sebesar
Provinsi Aceh, 1% akan menyebabkan
Indonesia peningkatan pertumbuhan
ekonomi sebesar 7,8%.
- peningkatan tenaga kerja
sebesar 1 orang dikaitkan dengan
peningkatan pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,8%.

Tourism-led Dependen Kuantitatif Kausalitas Menunjukkan bahwa


economic -Produk Granger untuk pariwisata(independen)
growth across Domestik Burto mengetahui merangsang aktivitas
the business Independen hubungan perekonomian(dependen) dalam
cycle -jumlah pariwisata dengan periode pemulihan dan 'normal,
Portella-Carbó, kunjungan pertumbuhan tetapi tidak dalam krisis dan
F, Pérez- wisatawan ekonomi booming. Fase siklus bisnis
Montiel, J, penting untuk strategi
Ozcelebi, O pertumbuhan yang dipimpin
(2023) pariwisata.

Tourism Dependen Kuantitatif Fixed Effect menunjukkan bahwa


Development -Pertumbuhan Model (FEM) pembentukan modal tetap bruto,
and Economic Ekonomi sebagai model tenaga kerja, dan rata-rata lama
Growth: An Pariwisata ekonometrik tamu domestik berpengaruh
Empirical Independen untuk menguji signifikan dan positif terhadap
Investigation -Mobilitas hubungan antara pertumbuhan ekonomi di
for Pariwisata perkembangan Indonesia. Namun rata-rata lama
Indonesia pariwisata dan menginap tamu asing pada hotel
Dwi pertumbuhan klasifikasi tersebut tidak
Rahmayani, ekonomi di memberikan pengaruh yang
Shanty Indonesia signifikan terhadap pertumbuhan
Oktavilia, Deky ekonomi
Aji Suseno,
Elvira Latifa
Isnaini, dan
Anton
Supriyadi
(2022)

Tourism and Dependen Kuantitatif Kausalitas - Pariwisata ditemukan


economic -Produk Granger untuk berkontribusi signifikan terhadap
growth: A Domestik Bruto mengetahui pertumbuhan ekonomi di
global study Per Kapita hubungan sebagian besar wilayah, dan
on Granger Independen pariwisata dengan sebaliknya.
causality and
wavelet -Penerimaan pertumbuhan - Mengembangkan perdagangan
coherence Pariwisata ekonomi di sebagian besar wilayah
Wijesekara C, Internasional - Teknik diidentifikasi sebagai influencer
Tittagalla C, -Pembentukan koherensi wavelet utama, dengan hubungan dua
Jayathilaka A, Modal Bruto digunakan untuk arah antara keterbukaan
Ilukpotha U, -Keterbukaan menganalisis perdagangan dan pertumbuhan
Jayathilaka R, Perdagangan korelasi dan ekonomi.
Jayasinghe P ketergantungan - Pembentukan modal bruto
(2022) waktu antar menunjukkan hubungan satu arah
variabel. dengan pertumbuhan ekonomi di
Digunakan untuk semua wilayah kecuali wilayah
menguji Amerika.
hubungan Produk - Inisiatif untuk meningkatkan
Domestik Bruto permintaan di bidang pariwisata
Per Kapita disorot sebagai hal penting untuk
(PGDP) dengan memajukan pariwisata dan
Penerimaan meningkatkan perekonomian
Pariwisata -Wilayah Eropa mencatat
Internasional penerimaan wisatawan tertinggi
- Tes akar unit dibandingkan dengan daerah lain.
digunakan untuk Pandemi COVID-19
menentukan menyebabkan penurunan tajam
apakah variabel dalam pendapatan wisatawan
stasioner atau secara global, karena
tidak stasioner. meningkatnya pembatasan
Uji unit-root tipe perjalanan dan penutupan
Fisher diterapkan perbatasan
untuk menguji - menunjukkan hubungan jangka
stasioneritas panjang antara pariwisata
variabel (TOUR) dan pertumbuhan
- Uji CUSUM ekonomi (PGDP), menunjukkan
digunakan untuk setidaknya kausalitas Granger
menilai kestabilan satu arah.
parameter dalam Hasil uji stabilitas mendukung
model regresi. kecocokan model dengan data
Hal ini digunakan dan stabilitas variabel untuk
untuk semua wilayah.
menganalisis
dinamika antara
PGDP dan TOUR

The Influence Dependen Kuantitatif Regresi Linier -Menunjukkan bahwa jumlah


of Halal Berganda sebagai kunjungan wisatawan
Tourism on -Pertumbuhan alat analisis untuk mancanegara berdampak positif
Indonesia's Ekonomi menguji pengaruh namun tidak signifikan terhadap
Economic Independen Pariwisata Halal pertumbuhan ekonomi di
Growth - Jumlah terhadap Indonesia
Tutik kunjungan pertumbuhan -Variabel jumlah tamu asing yang
Sukmalasari wisatawan asing ekonomi di menginap dihotel berbintang juga
Putri, -Jumlah tamu Indonesia memiliki efek positif namun
Muhammad asing yang tidak signifikan terhadap
Wakhid menginap di pertumbuhan ekonomi
(2023) hotel berbintang -variabel jumlah tamu domestik
-Jumlah tamu yang menginap di hotel
domestik yang berbintang menunjukan pengaruh
menginap di positif dan signifikan terhadap
hotel berbintang pertumbuhan ekonomi di
Indonesia

Tourism's long- Dependen Kuantitatif Autoregressive -Hasil penelitian menunjukkan


and short-term -Pertumbuhan Distributed Lag bahwa pariwisata tidak
influence on Ekonomi (ARDL) terhadap mempunyai pengaruh
global cities’ Independen kointegrasi. kontemporer yang signifikan
economic - Jumlah Metode ini terhadap pertumbuhan ekonomi
growth: The Kedatangan memungkinkan di Hong Kong dalam jangka
case of wisatawan dilakukannya pendek. Namun, secara statistik
Hong Kong -Pembentukan pengujian terdapat dampak tertinggal (lag
Andy C. L. Tai Modal tetap hubungan jangka effect) sebesar seperempat dari
David W. H. bruto panjang antar pembangunan pariwisata
WongID, Harry -Angka variabel dan terhadap pertumbuhan ekonomi.
F. LeeID, W. keternagakerjan dinamika Hal ini menunjukkan bahwa
QiangID -Jumlah lulusan penyesuaian kebijakan yang bertujuan untuk
(2022) menengah jangka pendek mempromosikan pariwisata di
-Kapitalisasi menuju Hong Kong mungkin mempunyai
pasar GEM keseimbangan. dampak sementara terhadap
pertumbuhan ekonomi
The Role of Dependen Kuantitatif Statistik dasar, -Menunjukkan bahwa
Tourism in -Pertumbuhan koefisien korelasi, pertumbuhan ekonomi
Economic ekonomi uji akar satuan, mempunyai hubungan jangka
Growth: Independen uji kointegrasi panjang dengan penerimaan
Empirical - Penerimaan Johansen, uji pariwisata, pengeluaran
Evidence pariwista regresi pariwisata, dan jumlah kunjungan
from Saudi -Pengeluaran kointegrasi, dan wisatawan, serta jumlah
Arabia pariwisata uji kausalitas kunjungan wisatawan
Sana Naseem -Kunjungan Granger untuk mempunyai hubungan yang kuat
(2021) witasawan menguji dengan pertumbuhan ekonomi
hubungan dibandingkan parameter lainnya.
pariwisata dengan
pertumbuhan
ekonomi.
The relationship Dependen Kuantitatif Autoregressive - Hasil penelitian menunjukkan
between -Pertumbuhan Distributed Lag) bahwa terdapat hubungan jangka
tourism ekonomi terhadap panjang yang positif dan
and economic Independen kointegrasi untuk signifikan antara pariwisata,
growth among - pariwista menganalisis pembangunan keuangan, dan
BRICS -Pembangunan hubungan antara pertumbuhan ekonomi di negara-
countries: keuangan pariwisata, negara BRICS. Peningkatan
a panel pembangunan penerimaan pariwisata per kapita
cointegration keuangan, dan dan kedalaman keuangan akan
analysis pertumbuhan mendorong pertumbuhan
Haroon Rasool, ekonomi di ekonomi yang lebih tinggi dalam
Shariq negara-negara jangka panjang. Perkiraan
Mohammed, BRICS koefisien elastisitas menunjukkan
and Mohd menggunakan uji bahwa kenaikan 1% pada
Tariq. kausalitas panel penerimaan pariwisata
(2021) Dumitrescu dan internasional per kapita akan
Hurlin Granger menghasilkan peningkatan
untuk menguji pendapatan riil domestik sebesar
arah kausalitas hampir 0,31%. Temuan ini
antar variabel. mendukung hipotesis
pertumbuhan yang didorong oleh
pariwisata dan menyoroti
pentingnya pariwisata sebagai
pendorong pertumbuhan ekonomi
di negara-negara BRICS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis menggali informasi dariteori-teori, konsep-
konsep dan pendapat-pendapat yang relevan dengan topik Usulan skripsi ini sebagai landasan
yang kuat bagi pemecahan masalah yang akan terjadi diteliti. Landasan teori ini juga
mempertegas berbagai variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian dan menentukan
ataupun mengajukan hipotesis penelitian ini.

2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses perubahan kondisi perekonomian yang terjadi
di suatu negara secara berkesinambungan untuk menuju keadaan yang dinilai lebih baik
selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai sebuah
perkemabngan dari suatu kegiatan dalam perekonomian yang dapat menyebabkan produksi
barang dan jasa dalam masyarakat bertambah kuotanya seiring dengan kesejahteraan
masyarakat yang meningkat. Jika pertumbuhan ekonomi suatu negara meningkat maka dapat
menjadi indikasi terjadinya keberhasilan pembangunan ekonomi disuatu negara. (Sukirno,
2000)

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi : jumlah penduduk, jumlah stock barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan
alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.

a. Teori Adam Smith


Adam Smith (1723-1790) yang terkenal dengan teorinya yaitu teori yang mnenyelidiki
faktor-faktor yang menentukan nilai atau harga suatu barang. Tetapi di dalam bukunya
yang secara singkat dikenal dengan istilah Wealth of Nations, bisa dilihat bahwa tema
pokoknya mengenai bagian perekonomian (kapitalis) tumbuh. Dalam buku tersebut
Smith, mungkin orang pertama yang mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang secara sistematis. Oleh karena itu, teori Adam Smith sering
diagap sebagai awal pengkajian asalah pertumbuhan secara sistematis.
Menurut Adam Smith (Lincolin, 1999), ada aspek utama dari pertumbuhan ekonomi
yaitu :
1. Pertumbuhan output (PDB) total.
2. Pertumbuhan penduduk
b. David Ricardo
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar
sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja
melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah
tersebut hanya dapat digunakan membiayai tara hidup minimum sehingga
perekonomian akan mengalami kemandekan. Teori David Ricardo ini digunakan
dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political and Taxation.
Ciri-ciri perekonomian menurut Rcardo ada lima :
1. Jumlah tanah terbatas
2. Tenaga kerja (penduduk) mningkat atau menurun tergantung pada tingkat upah
diatas atau dibwah tingkat upah minimum.
3. Akumulasi modal terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik
modal berada di atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik
mereka melalu investasi.
4. Kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu.
5. Sektor pertanian yang dominan.

2.2.2 Produk Domestik Regional Bruto


2.2.3 Pengertian Pariwisata

Pengertian Pariwisata menurut E. Guyer-Freuler, Juga dinukil oleh Pendit di dalam bukunya
pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala zaman sekarang yang didasarkan atas
kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang disadari dan menumbuh
terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan pada khususnya
disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat sebagai
hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyemurnaan alat-alat
transportasi. (Pendit, 2003)

Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dalam tujuan mendapatkan kenikmatan,


mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olah raga atau
istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain, bukanlah merupakan kegiatan yang baru
saja dilakukan oleh manusia masa kini. Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan
dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan mapun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Seseorang dapat melakukan perjalanan
dengan berbagai cara karena alasan yang berbeda-beda pula. Suatu perjalanan dianggap
sebagai perjalanan wisata bila tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu: harus memenuhi sifat
sementara, harus bersifat sukarela (sukarela) dalam arti tidak terjadi pemaksaan, tidak bekerja
yang bersifat menghasilkan upah atau biaya. (Sutrisno, 2013)

Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselanggarakan dari
suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bisnis) atau mencari nafkah
di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang bermacam-macam. (Yoeti,
1983)

Bila dilihat dari sisi Undang-Undang Republik Indonesia No.9 Tahun 1990, tentang
kepariwisataan dalam pasal 1 menyatakan :

1. wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan hal tersebut dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata;
2. wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata;
3. pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut;
4. kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata;
5. usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata
atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana
pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut;
6. objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata;
7. kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu dibangun atau disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pariwisata;
8. menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan

Jadi dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang di maksud
dengan pariwisata adalah suatu kegiatan atau perjalanan manusia yang sifat untuk sementara
waktu yang dilakukan atas kemauannya sendiri, dengan tujuan bukan untuk berusaha, bekerja
atau menghasilkan uang, akan tetapi untuk melihat atau menikmati suatu obyek yang tidak
didapatnya dari asal tempat tinggalnya.

2.2.4 Jumlah Wisatawan

Menurut UU No. 10 Tahun 2009 pasal 1 yaitu wisatawan adalah orang yang melakukan
wisata. Jumlah wisatawan adalah jumlah wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara yang berkunjung di suatu daerah. Usaha mendukung peningkatan jumlah wisatawan
yang berkunjung diperlukan pembangunan kepariwisataan yang mengarahkan pada
peningkatan peran pariwisata dalam kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja
serta berusaha memberikan kesempatan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat serta penerimaan daerah. (Wihoho, 2006)

2.2.5 Jumlah Wisatawan domestik

Wisatawan Domestik adalah wisatawan dalam negri, yaitu seseorang warga negara suatu
negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa
melewati perbatasan negaranya. Jadi di sini tidak ada sama sekali unsur tunggalnya, baik
kebagsaannya, uang yang dibelanjakan atau dokumen perjalanan yang dipunyainnya. (Yoeti,
1983)

Wisatawan Nusantara adalah seseorang Warga Negara Indonesia suatu Negara yang
melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati Indonesia.
Wisatawan ini disebut juga wisatawan dalam negri (Karyono, 1997)

2.2.6 Jumlah Rumah Makan dan Restoran

Cetring Industry adalah suatu industri yang bergerak dalam usaha pelayanan makanan dan
minuman yang diperuntukan baik untuk umum maupun bagi lembagalembaga yang
memesannya secara khusus untuk keperluan yang bermacam-macam. Yang termasuk dalam
industri ini adalah Bar dan Restoran, Kedai Kopi, Kafetaria, Warung Rumah Makan dan
perusahaan sejenis lainnya. Jadi aktifitas kegiatannya meliputi segala macam usaha yang
sangat luas dan beragam ragamnya.

Di samping itu disebut sebagai “industri katering” usaha ini juga dikenal dengan istilah
“Industri makanan yang jauh dari rumah”. Hal ini disebabkan karena makanan dan minuman
yang disediakan bagi mereka yang jauh dari tempat tinggalnya dimana ia biasanya tinggal,
seperti perjalanan wisata, yang disedikan restoran maupun hotel, dll. (Yoeti, 1983)
Menyediakan makanan dan minuman serta usaha sejenisnya, namun demikian meskipun
dikelopokan ke dalam usaha pelayanan makanan dan minuman (foods and baverage),
kegiatannya sesungguhnya. Restoran dan rumah makan merupakan sebuah tempat usaha yang
ruang lingkup kegiatannya menyediakan hidangan dan minuman untuk umum. (Novitri, 2014)

2.2.7 Jumlah Obyek Wisata

Obyek wisata meliputi berbagai macam tempat wisata seperti wisata alam, taman rekreasi
bukan hanya itu saja, melainkan seni budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan
yang sedang berkunjung. Jumlah obyek wisata yang terus bertambah disetiap tahunnya
menambah banyak pilihan bagi wisatawan guna mengenal dan menikmati pesona dan keunikan
dalam lingkup budaya dan geografis. Banyaknya obyek wisata yang memiliki daya tarik
tertentu akan potensi yang mampu menjadi tujuan para wisatawan yang dimanfaatkan untuk
menikmati masa liburan dan menjadi sarana peluang usaha bagi masyarakat sekitar. (Sutrisno,
2013)

2.2.8 Jumlah Kamar Hotel

Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya.
Dengan dipungut biaya biaya, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma
pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan, dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah
kamar lebih dari 10 (sepuluh). Hotel dikelola secara komersial dengan menyediakan fasilitas
penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut : 1) Jasa penginapan, 2)
pelayanan makanan dan minuman, 3) pelayanan barang bawaan, 4) pencucian pakaian, 5)
Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada didalamnya. (Sutrisno, 2013)

Hotel Melati/ Hotel NonBintang adalah usaha penyediaan jasa layanan penginapan bagi
umum yang dikelola secara komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bagian
bangunan yang telah memenuhi ketentuan sebagai hotel melati yang ditetapkan dalam surat
keputusan instansi yang membinanya (BPS, 2023)

2.3.2 Hubungan Jumlah Rumah Makan dan Restoran dengan PDRB

(Novitri, 2014) Peningkatan jumlah penduduk sekaligus peningkatan jumlah wisatawan


memberikan pengauh pada peningkatan akan kebutuan jumlah konsumsi pangan. Peningkatan
ini merupakan peluang bagi para pengusaha untuk membuka bisnis retoran dan rumah makan.
Meningkatnya jumlah bisnis retoran dan rumah makan menyebabkan persaingan bisnis yang
semakin ketat dengan ciri meningkatnya permintaan sekaligus munculnya para pesaing baru.
Setiap restoran akan menawarkan kepada konsumennya berbeda-beda mulai rasa (teste)
makanan yang unik, tempat yang nyaman, keunikan tempat

2.3.3 Hubungan Jumlah Obyek Wisata dengan PDRB

(Sutrisno, 2013) Jumlah obyek wisata merupakan salah satu tujuan seorang wisatawan untuk
berkunjung ke Kabupaten/Kota, dan pengaruh jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek
wisata dapat berpengaruh terhadap penerimaan daerah. Dalam teori bahwa jumlah obyek
wisata memberikan tanda positif, peningkatan jumlah obyek wisata berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan misalnya retribusi dan pajak

2.3.4 Jumlah Kamar Hotel Nonbintang dengan PDRB

(Arianti, 2014) meningkatnya permintaan akhir pada suatu sektor akan memberikan dampak
terhadap penambahan output atau produksi suatu barang dan jasa. Dampak tersebut juga
dipengaruhi oleh peningkatan wisatawan berpengaruh pada permintaan kebutuhan akan tempat
hunian dalam hal ini adalah hotel di Kabupaten/Kota. Jika Peningkatan pelayanan fasilitas baik
berdampak pada meningkatnya lama tinggal dan berdampak pada pendapatan meningkat
termasuk pada sector ekonomi

2.2 Penelitian Terdahulu


Untuk mendukung penelitian yang dilakukan pada pengaruh pariwisata terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten/Kota Yogyakarta. Maka ada beberapa penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Adanya penelitian terdahulu ini bertujuan untuk
membandingkan dan memperkuat atas hasil analisis yang dilakukan

(Zeary Saputra, 2022) Melakukan penelitian dengan judul “The Impact of Tourism on
economic Growth: Evidence from Aceh Province, Indonesia” Alat analisis yang digunakan di
antaranya, Analisis regresi data panel. Model fixed effect digunakan untuk memperkirakan
dampak pendapatan pariwisata, kunjungan wisatawan, infrastruktur, dan tenaga kerja terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh, Indonesia. Hasil Penelitianya Menunjukkan bahwa
pendapatan pariwisata, kunjungan wisatawan, infrastruktur, dan tenaga kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh, Indonesia. Koefisien
regresi menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan pariwisata sebesar 1 dolar menyebabkan
peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Pembangunan infrastruktur mempunyai
dampak yang signifikan, peningkatan sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi sebesar 7,8%. Peningkatan tenaga kerja sebesar 1 orang dikaitkan
dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%.

(Portella-Carbó, 2023) Melakukan Penelitian dengan judul” Tourism-led economic growth


across the business cycle” Alat analisis yang digunakan diantaranya, Kausalitas Granger untuk
mengetahui hubungan pariwisata dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara di Eropa
selama berbagai siklus bisnis. Hasil penelitianya Menunjukkan bahwa pariwisata(independen)
merangsang aktivitas perekonomian(dependen) dalam periode pemulihan dan 'normal, tetapi
tidak dalam krisis dan booming. Fase siklus bisnis penting untuk strategi pertumbuhan yang
dipimpin pariwisata.

(Dwi Rahmayani, 2022) Melakukan Penelitian dengan judul” Tourism Development and
Economic Growth: An Empirical Investigation for Indonesia” Alat analisis yang digunakan
diantaranya, Fixed Effect Model (FEM) sebagai model ekonometrik untuk menguji hubungan
antara perkembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pembentukan modal tetap bruto, tenaga kerja, dan rata-rata lama tamu
domestik berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Namun rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel klasifikasi tersebut tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

(Wijesekara C, 2022) Melakukan Penelitian dengan judul” Tourism and economic growth:
A global studyon Granger causality and wavelet coherence” Alat analisis yang digunakan
diantaranya, Kausalitas Granger untuk mengetahui hubungan pariwisata dengan pertumbuhan
ekonomi Teknik koherensi wavelet digunakan untuk menganalisis korelasi dan ketergantungan
waktu antar variabel. Digunakan untuk menguji hubungan Produk Domestik Bruto Per Kapita
(PGDP) dengan Penerimaan Pariwisata Internasional. Tes akar unit digunakan untuk
menentukan apakah variabel stasioner atau tidak stasioner. Uji unit-root tipe Fisher diterapkan
untuk menguji stasioneritas variabel. Uji CUSUM digunakan untuk menilai kestabilan
parameter dalam model regresi. Hal ini digunakan untuk menganalisis dinamika antara PGDP
dan TOUR. Hasil penelitianya Pariwisata ditemukan berkontribusi signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di sebagian besar wilayah, dan sebaliknya. Mengembangkan
perdagangan di sebagian besar wilayah diidentifikasi sebagai influencer utama, dengan
hubungan dua arah antara keterbukaan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan
modal bruto menunjukkan hubungan satu arah dengan pertumbuhan ekonomi di semua wilayah
kecuali wilayah Amerika. Inisiatif untuk meningkatkan permintaan di bidang pariwisata disorot
sebagai hal penting untuk memajukan pariwisata dan meningkatkan perekonomian Wilayah
Eropa mencatat penerimaan wisatawan tertinggi dibandingkan dengan daerah lain. Pandemi
COVID-19 menyebabkan penurunan tajam dalam pendapatan wisatawan secara global, karena
meningkatnya pembatasan perjalanan dan penutupan perbatasan menunjukkan hubungan
jangka panjang antara pariwisata (TOUR) dan pertumbuhan ekonomi (PGDP), menunjukkan
setidaknya kausalitas Granger satu arah. Hasil uji stabilitas mendukung kecocokan model
dengan data dan stabilitas variabel untuk semua wilayah.

(Tutik Sukmalasari Putri, 2023) Melakukan penelitian dengan judul” The Influence of Halal
Tourism on Indonesia's Economic Growth” Alat alanisis yang digunakan anatara lain, Regresi
Linier Berganda sebagai alat analisis untuk menguji pengaruh Pariwisata Halal terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara berdampak positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia Variabel jumlah tamu asing yang menginap dihotel berbintang juga
memiliki efek positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi variabel jumlah
tamu domestik yang menginap di hotel berbintang menunjukan pengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

(Naseem, 2021) Melakukan penelitian dengan judul” The Role of Tourism in Economic
Growth: Empirical Evidence from Saudi Arabia” Alat analisis yang digunakan anatara lain,
Statistik dasar, koefisien korelasi, uji akar satuan, uji kointegrasi Johansen, uji regresi
kointegrasi, dan uji kausalitas Granger untuk menguji hubungan pariwisata dengan
pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
mempunyai hubungan jangka panjang dengan penerimaan pariwisata, pengeluaran pariwisata,
dan jumlah kunjungan wisatawan, serta jumlah kunjungan wisatawan mempunyai hubungan
yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi dibandingkan parameter lainnya.

(Andy C. L. Tai David W. H. Wong, 2022) Melakukan penelitian dengan judul” Tourism's
long- and short-term influence on global cities’ economic growth: The case of Hong Kong”
Alat analisis yang digunakan antara lain, Autoregressive Distributed Lag (ARDL) terhadap
kointegrasi. Metode ini memungkinkan dilakukannya pengujian hubungan jangka panjang
antar variabel dan dinamika penyesuaian jangka pendek menuju keseimbangan. Hasil
penelitianya menunjukkan bahwa pariwisata tidak mempunyai pengaruh kontemporer yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Hong Kong dalam jangka pendek. Namun, secara
statistik terdapat dampak tertinggal (lag effect) sebesar seperempat dari pembangunan
pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan yang
bertujuan untuk mempromosikan pariwisata di Hong Kong mungkin mempunyai dampak
sementara terhadap pertumbuhan ekonomi.

(Haroon Rasool, 2021) Melakukan penelitian dengan judul” The relationship between
tourism and economic growth among BRICS countries: a panel cointegration analysis” Alat
analisis yang digunakan antara lain, Autoregressive Distributed Lag) terhadap kointegrasi
untuk menganalisis hubungan antara pariwisata, pembangunan keuangan, dan pertumbuhan
ekonomi di negara-negara BRICS. Mereka juga menggunakan uji kausalitas panel
Dumitrescu dan Hurlin Granger untuk menguji arah kausalitas antar variabel. Hasil
penelitianya menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang yang positif dan
signifikan antara pariwisata, pembangunan keuangan, dan pertumbuhan ekonomi di negara-
negara BRICS. Peningkatan penerimaan pariwisata per kapita dan kedalaman keuangan akan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Perkiraan
koefisien elastisitas menunjukkan bahwa kenaikan 1% pada penerimaan pariwisata
internasional per kapita akan menghasilkan peningkatan pendapatan riil domestik sebesar
hampir 0,31%. Temuan ini mendukung hipotesis pertumbuhan yang didorong oleh pariwisata
dan menyoroti pentingnya pariwisata sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di negara-
negara BRICS.
2.3 Kerangka Berpikir
Pada bagian ini akan menjelaskan bagaimana kerangka berpikir yang digunakaan saat
melakukan penelitian. Pada bagan bawah ini peneliti ini menganalisis pengaruh masing-
masing variabel x (witasawan domestik, rumah makan dan restoran, jumlah obyek wisata,
jumlah kamar hotelnonberbintang) terhadap variabel y (PDRB)

2. 1Gambar Kerangka Berpikir

Jumlah Wisatawan Domestik

Jumlah Rumah Makan dan Restoran


PDRB

Jumlah Obyek Wisata

Jumlah Kamar Non Bintang

Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan oleh penulis dari


telaah pustaka, yaitu landasan teori serta dari penelitain terdahulu, serta
jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti oleh penulis. Dalam
penelitian ini akan dirumuskan hipotesis guna memberikan arahan dan
pedoman guna melakukan penelitian. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini :

a. Jumlah wisatawan domestik diduga memiliki hubungan positif dan


berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Kabupaten/Kota
Yogyakarta
b. Jumlah restoran dan rumah makan diduga memiliki hubungan positif
dan berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Kabupaten/Kota
Yogyakarta
c. Jumlah obyek wisata diduga memiliki hubungan positif dan
berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Kabupaten/Kota
Yogyakarta
d. Jumlah kamar hotel nonberbintang diduga memiliki hubungan positif
dan berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Kabupaten/Kota
Yogyakarta
e. Jumlah wisatawan domestik, jumlah restoran dan rumah makan,
jumlah obyek wisata, jumlah kamar hotel nonberbintang diduga
memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap
PDRB di
Kabupaten/Kota Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai