Anda di halaman 1dari 8

Aktivitas Ekonomi Mikro dan Makro

Terhadap Paiwisata Bojonegoro

di Masa Sekarang

Disusun Oleh :

Danang Al Hasri Yuhandana (1911511018)

PROGRAM STUDI SARJANA DESTINASI PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
PENDAHULUAN

Didalam kehidupan secara sadar maupun tidak sadar kita pasti melakukan kegiatan
ekonomi seperti melakukan transaksi jual beli ataupun barter namun apa arti dari sebuah dari
ekonomi itu sendiri ?. Ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti
"keluarga, rumah tangga" dan nomos yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar,
ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga. menurut
Adam Smith, ekonomi adalah ilmu yang konsen pada penciptaan nilai tukar barang dan jasa
yang dapat meningkatkan kekayaan dan kemakmuran suatu negara. Ekonomi sendiri terbagi
menjadi dua yaitu ekonomi mikro dan makro. Ekonomi Mikro adalah suatu bidang dalam ilmu
ekonomi yang menanalisis bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Yang
dibahas dalam aspek – aspek ekonomi mikro adalah bagaimana dan mengapa pelaku ekonomi
membuat keputusan ekonomi?, perilaku dan interaksi prodisen dan konsumen, sifat – sifat dan
karakter produsen dan konsumen. Ekonomi Makro, makro sendiri berarti besar, ekonomi makro
menganalisis keseluruhuan dalam permasalah kegiatan ekonomi dan analisanya bersifat umum.

Ekonomi juga berkaitan dengan pariwisata, seusai dengan perkataan Adam Smith yang
mengaktatkan bahwa “ekonomi adalah ilmu yang konsen pada penciptaan nilai tukar barang dan
jasa yang dapat meningkatkan kekayaan dan kemakmuran suatu negara”. Yang dimana
pariwisata juga sangat berjasa dalam penyumbang devisa negara hingga di targetkan di 2019
mencapai 20 miliar dollar AS, selain itu 2 bidang ekonomi mikro dan makro juga berkaitan
dengan pariwisata. Ekonomi mikro dalam pariwisata yaitu membahas tentang penawaran dan
permintaan. Ekonomi makro sendiri membahas tentang jumlah pengangguran dan peningkatan
penerima pajak atau penghasilan suatu destinasi wisata. Didalam paper kali ini saya ingin
membahas ekonomi makro dan mikro terkait di industri pariwisata di daerah saya yaitu
Bojonegoro

1
PEMBAHASAN

A. Ekonoomi Pariwisata Mikro Daerah Bojonegoro

Dalam bidang pariwisata, ekonomi mikro sendiri dapat diartikan sebagain permintaan dan
penawaran, yang dimana menurut Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor
penting yang menentukan permintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan
antara lain, jumlah penduduk (population size)MMA., MA. , kemampuan finansial masyarakat
(financial means), waktu senggang yang dimiliki (leisure time), sistem transportasi, dan sistem
pemasaran pariwisata yang ada. Sedangkan menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005),
faktor-faktor utama dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan
sebagai berikut:

a) Harga; harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau
timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan
berkurang begitu pula sebaliknya.

b) Pendapatan; apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerah
tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan
membuat sebuah usaha pada Daerah Tujuan Wisata jika dianggap menguntungkan.

c) Sosial Budaya; dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari
apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan
tinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian pengetahuan sebagai
khasanah kekayaan pola pikir budaya wisatawan.

d) Sospol (Sosial Politik); dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah
Tujuan Wisata dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan
dengan kenyataan, maka sospol akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinya
permintaan.

e) Intensitas keluarga; banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan
wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari

2
salah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu
sendiri.

f) Harga barang substitusi; disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga
termasuk dalam aspek permintaan, dimana barangbarang pengganti dimisalkan sebagai
pengganti DTW yang dijadikan cadangan dalam berwisata seperti: Bali sebagai tujuan wisata
utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan kemampuan dalam
memenuhi syarat-syarat Daerah Tujuan Wisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan
mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura.

g) Harga barang komplementer; merupakan sebuah barang yang saling membantu atau
dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana apabila
dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling
melengkapi dengan objek wisata lainnya.

Inti dari permintaan dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata adalah tentang
kondisi di daerah tujuan wisata tersebut, jika kondisinya baik maka wisatawan akan datang,
begitu juga sebaliknya.

Sedangkan dalam penawaran Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat
aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah
Attraction, Accessibility, Amenity, Ancillary. Selanjutnya Smith, 1988 (dalam Pitana, 2005)
mengklasifikasikan berbagai barang dan jasa yang harus disediakan oleh DTW menjadi enam
kelompok besar, yaitu: (1)Transportation, (2)Travel services, (3)Accommodation, (4)Food
services, (5)Activities and attractions (recreation culture/entertainment), dan (6) Retail goods.
Jadi inti dari penawaran adalah tentang sebuah fasilitas yang diberikan daerah tujuan wisata
kepada wisatawan agar wisatawan bisa nyaman.

Bojonegoro bisa dikatakan hampir memiliki semua aspek dari penawaran dan permmintaan,
Bojonegoro berbatasan langsung dengan, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten
Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi, Kabupaten Blora. Bojonegoro sendiri
berfokus pada ekonomi tentang penghasilan minyak bumi, namun di Bojonegoro juga terdapat
pariwisatanya.

3
Dalam penawaran Bojonegoro memiliki beberapa destinasi pariwisata seperti Kayangan Api
di Kecamatan Ngasem, Waduk Pacal di Kecamatan Temayang dan Dander Park yang sangat
terkenal di Bojonegoro dan mempunyai daya tarik tersendiri, namun pada saat pandemi ini
hamper semua destinasi wisata di Bojonegoro ditutup hingga sekarang. Untuk masalah
infrastruktur jalan dan fasilitas transportasi bisa dikatakan sudah cukup dan lengkap, untuk
jalanya sendiri sangat bagus dan jarang ada yang rusak dikarenakan Bojonegoro adalah daerah
perbatasan yang saling menghubungkan antar kota, untuk fasilitas transportasi Bojonegoro
mempunyai stasiun kereta api dan terminal jadi sangat mudah untuk menuju Bojonegoro, untuk
fasilitas penunjang seperti hotel dan restorant, Bojonegoro mempunyai Fave Hotel, Aston Hotel,
Hotel Bojonegoro, Singapore Restorant, Pawon Restorant dan sebagainya yang sangat
menunjang para wisatawan untuk tetap tinggal di Bojonegoro, dan yang pasti kegiatan pariwisata
di Bojonegoro diawasi oleh Mentri Pariwisata Bojonegoro secara langsung dan juga dibantu oleh
organisasi seperti karang taruna dan Genpi (Generasi Pesona Wisata Indonesia Bojonegoro).

Untuk permintaan di Bojonegoro bisa dikatakan bahwa Bojonegoro berfokus pada tambang
minyak yang membuat pendapatan sektor pariwisata semakin kebawah. Bisa dikatakan bahwa
Bojonegoro untuk harga cukup normal dalam kondisi di tengah pandemi seperti ini, harganya
tidak melonjak naik namun juga tidak turun. Untuk pendapatan kota Bojonegoro sendiri naik
dengan gaji UMK Rp 2.016.780. Untuk keadaan sosial politik di Bojonegoro bisa dikatakan
cukup tenang dan damai ditengah pandemi, sosial budanyanya bisa dikatakan bahwa masyarkat
Bojengoro masih banyak yang berasal dari Suku Samin dan tempat yang paling bersejarah di
Bojengoro dikarenakan tempat sebagai pertapaan seorang Empu dari zaman Majapahit bernama
Empu Supa. Sang Empu dikisahkan melakukan pertapaan dan membuat pusaka di lokasi
Kayangan Api dan apinya menjadi api abadi yang menyala hingga sekarang dan biasanya juga
dipakai untuk PON.

B. Ekonoomi Pariwisata Makro Daerah Bojonegoro

Ekonomi Makro terkait pariwisata sendiri membahas tentang seberapa banyak


pendapatan dari keseluruhan destinasi di daerah tersebut, membahas tentang jumlah
pengangguran semakin meningkat atau turun pada saat ada aktivitas ekonomi.

4
Aktivitas ekonomi terkait pariwisata di Bojonegoro bisa dikatakan masih kosong sampai
Agustus 2020, hal ini dikatakan sendiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab
Bojonegoro. Budiyanto mengatakan, pada 2020 hingga Agustus ini, Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dari sektor pariwisata kosong. Hal itu karena adanya pembatasan sosial selama pandemi
Covid-19. “Makanya kami sedang mencoba beradaptasi dengan tatanan baru selama pandemi
Covid-19, untuk menginisiasi sektor pariwisata yang dikelola oleh pemerintah dulu,” ujarnya,
Jumat (14/8). Dari hasil uji coba atau simulasi pembukaan sektor pariwisata yang dikelola oleh
pemerintah itu nantinya akan menjadi bahan evaluasi. Dalam simulasi pembukaan sektor
pariwisata diantaranya ada penambahan tempat cuci tangan, ruang antrean dan pembatasan
jumlah pengunjung. “Karena jika tidak segera kami inisiasi lama kelamaan akan terpuruk. Tahun
ini tidak ada pemasukan PAD dari sektor pariwisata. Sehingga kami segera inisiasi, jika tidak
ada klaster baru dari pariwisata akan dibuka dari sektor swasta juga,” terangnya mengutip
beritajatim. Saat ini tempat wisata di Kabupaten Bojonegoro yang terkenal seperti Kayangan Api
di Kecamatan Ngasem, Waduk Pacal di Kecamatan Temayang dan Dander Park dan kegiatan
kebudayaan yang sifatnya mendatangkan massa juga belum diizinkan. Hal ini menjadi tanda
keterpurukan dari sektor pariwisata di Bojonegoro. Untuk Rinciannya pajak di sektor Hiburan
target pajak Rp1,4 miliar hingga saat ini terealisasi Rp121 juta. Akibatnya penurunan ini terjadi
sejumlah PHK yang meningkatkan jumlah pengangguran Data Dinas Perindustrian dan
Ketenagakerjaan (Disperinaker) mencatat pengangguran di Bojonegoro meningkat 5,56 persen
atau 39.182 orang dibandingkan sebelum masa pandemi sebanyak 26.071 orang atau 3,70 persen.

5
SIMPULAN dan SARAN

A.Kesimpulan

Sesuai dengan penjabaran saya diatas dapat disumpulkan bahwa ditengah pandemi seperti
ini bisa dikatakan bahwa kegiatan ekonomi dari sektor pariwisata di Bojonegoro hampir lumpuh
total sesuai yang dikatakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Bojonegoro
bahwa pendapatan sektor pariwisata masih kosong sampai Agustus 2020. Sejujurnya efek ini
tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian yang ada di Bojengoro secara
keseluruhan, dikarenakan Bojonegoro fokus pada ekonomi tambang minyak bumi, namun tetap
saja hal ini tidak boleh dibiarkan, dikarenakan Bojonegoro memiliki potensi pariwisata yang
sangat besar untuk kedepanya dan diharapkan mampu untuk mengatasi jumlah pengangguran
yang meningkat.

B. Saran

Untuk Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemkab Bojonegoro agar mengatasi hal
ini secara cepat agar pendapatan sektor pariwisata bisa kembali normal, dan menerapkan
protokol kesehatan pada sektor pariwisata agar wisatawan yang datang merasa aman dan
nyaman.

6
Daftar pustaka

Alam S.2007.Ekonomi.Jakarta:Esis

blokBojonegoro.com.2020.Pandemi, Pendapatan Pajak 3 Sektor Ini di Bawah 10 persen.


http://blokbojonegoro.com/2020/08/07/pandemi-pendapatan-pajak-3-sektor-ini-di-bawah-
10-persen/. (Diakses 14 November 2020)

Deliarnov.2005.PERKEMBANGAN PEMIKIRAN EKONOMI (Edisi Revisi).Jakarta:PT


RAJAGRAFINDO PERSADA

Kurniawan,Sigit.2020.Pendapatan dari sektor pariwisata di Bojonegoro hingga Agustus 2020


nihil. https://www.studiobelajar.com/penulisan-daftar-pustaka/. (diakses 14 November
2020)

Kusuma Negara,I Made.2016. MODUL EKONOMI PARIWISATA.Denpasar

PEMKAB BOJONEGORO.2014.Kondisi Geografis Kabupaten Bojonegoro.


http://www.bojonegorokab.go.id/geografi (Diakses 14 November 2020)

PEMKAB BOJONEGORO.2014.Tempat Sejarah dan Budaya.


http://www.bojonegorokab.go.id/menu/index/TempatSejarahdanBudaya (Diakses 14
November 2020)

Putu Elmira.2019. Menpar Targetkan Devisa dari Sektor Pariwisata Capai 20 Miliar Dolar
AS.https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4087332/menpar-targetkan-devisa-dari-sektor-
pariwisata-capai-20-miliar-dolar-as (Diakses 14 November 2020)

Rai Utama,I Gusti Bagus.2007.HEAD LINE BAHAN KULIAH EKONOMI


PARIWISATA.Research Gate.

TribunBojonegoro.com.2019. UMK Bojonegoro 2020 Rp 2 Juta, Peringkat 19 di Jawa Timur,


Pemkab: Sesuai Usulan Kami. https://jatim.tribunnews.com/2019/11/20/umk-bojonegoro-
2020-rp-2-juta-peringkat-19-di-jawa-timur-pemkab-sesuai-usulan-kami (Diakses 14
November 2020)

Anda mungkin juga menyukai