Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FAKTOR PERMINTAAN DALAM INDUSTRI PARIWISATA

OLEH KELOMPOK 4

ANGGOTA KELOMPOK
1. Gabriella Serhalawan (2220030005)
2. Syafiratun M. Yunus(2210030012)
3. Ikhsan saputra (2210030087)
4. Yervenses C Neolaka (2210030102)
5. Angelouis Rudi Abanit (2210030095)
6. Andreas Rivaldi Klau (2210030091)
7. Keith Evan Lak Apu (2210030086)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
melimpah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan materi

“Faktor permintaan dalam industri pariwisata” Kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak dan Ibu selaku dosen pengampuh mata kuliah Manajemen Pariwisata yang telah
memberikan tugas guna menambah wawasan para mahasiswa. Selain itu, kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini ataupun kata-kata yang kurang
berkenan, kami mohon maaf. Untuk perbaikan dan peningkatan tulisan ini, kami sangat
mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Selanjutnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan khususnya pembaca.

Kupang, 18 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................................1
2.1 Sifat Permintaan Pariwisata........................................................................................1
2.2 Perilaku Konsumen dalam Pariwisata.........................................................................4
2.3 Tipe Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata........................5
2.4 Batasan-Batasan Dalam Permintaan Pariwisata.........................................................7
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................9

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obyek wisata yang ada di Indonesia merupakan salah satu dari kekayaan alam yang
patut untuk dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi
keindahannya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik minat
wisatawan untuk mengunjunginya. Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian
telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah Negara, terlebih bagi
Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan
adanya daya tarik wisata cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan
sejarah budaya dan kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan peran kepariwisataan,
sangat terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat dijual dengan
sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha
mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang
berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Dari latar belakang diatas
maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai "Faktor Permintaan dalam Industri
Parawisata,

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana sifat permintaan pariwisata?
 Bagaimana perilaku konsumen dalam pariwisata?
 Apa saja variable-variabel yang mempengaruhi permintaan pariwisata?
 Apa saja batasan-batasan dalam permintaan pariwisata?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui sifat permintaan pariwisata.
 Untuk mengetahui perilaku konsumen dalam pariwisata.
 Untuk mengetahui variable-variabel apa saja yang mempengaruhi permintaan
 Untuk mengetahui batasan-batasan dalam permintaan pariwisata

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sifat Permintaan Pariwisata


Permintaan dalam bisnis pariwisata adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan
mampu dibeli oleh konsumen atau wisatawan pada tingkat harga tertentu dan pada
waktu tertentu dalam bisnis pariwisata
Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka
pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambahan terhadap
barang dan jasa sebagai satu kesatuan produk yang nyata (real goods) ataupun yang
berupa jasa-jasa (service) yang dihasilkan melalui proses produksi. Dimaksud dengan
"product" dalam ilmu ekonomi, adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi.
Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak
lain adalah suatu barang (product) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-
faktor utama dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata dapat
dijelaskan. Sebagai berikut:
1. Harga
Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau
timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisata
pun akan berkurang begitu pula sebaliknya.
2. Pendapatan
Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerah
tujuan wisatasebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon
wisatawan membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata jika dianggap
menguntungkan.
3. Sosial Budaya
Adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apa yang ada
di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata
akan
4. Sosial dan Politik
Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah Tujuan Wisata
dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan
dengan kenyataan, maka sospol akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya
dalam terjadinya permintaan.
5. Intensitas

1
Keluarga banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan
wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan
untuk berlibur dari salah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat
dilihat dari kepentingan wisata itu sendiri.
6. Harga Barang Substitusi
Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam
aspek permintaan, dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai
pengganti DTW yang dijadikan cadangan dalam berwisata seperti: Bali sebagai
tujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat
memberikan kemampuan dalam memenuhi syarat- syarat daerah tujuan wisata
sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah
terdekat seperti Malaysia dan Singapura.
7. Harga Barang Komplementer
Merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang
komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan
dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling
melengkapi dengan objek wisatalainnya.
Menurut Yoeti (2008:123-128) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
permintaan pariwisata antara lain sebagai berikut:
1. General Demand Factors Secara umum permintaan terhadap barang dan jasa industri
pariwisata tergantung pada hal-halsebagai berikut:
a. Purchasing power Kekuatan untuk membeli banyak ditentukan oleh
disposible income yang erat kaitannya dengan tingkat hidup (standard of
living) dan intensitas perjalanan (travel intensity) yang dilakukan.
Semakin besar pendapatan yang bebas digunakan akan semakin besar
kemungkinan perjalanan yang diinginkan.
b. Demographic structure and trends Besarnya jumlah penduduk dan
pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi permintaan terhadapproduk
industri pariwisata. Negara yang memiliki penduduk banyak tetapi
pendapatan perkapitanya kecil akan memiliki kesempatan kecil untuk
melakukan perjalanan wisata Faktor lain adalah struktur usia penduduk.
Penduduk yang masih muda dengan pendapatan rata-rata relatif tinggi
akan lebih besar pengaruhnya dibanding denangan penduduk yang
berusiapensiun.
c. Sosial and cultural factors Industrialisasi tidak hanya menghasilkan
struktur pendapatan masyarakat relatif tinggi, juga meningkatkan
pemerataan pendapatan dalam masyarakat sehingga memungkinkan
memiliki kesempatan melakukan perjalanan wisata untuk menghilangkan

2
kejenuhan bekerja, menghilangkan stres, sehingga melakukan rekreasi
sudah merupakan keharusan.
d. Travel motivations and attitudes Motivasi untuk melakukan perjalanan
wisata sangat erat hubungan dengan kondisi sosial danbudaya
masyarakatnya. Masih eratnya hubungan kekeluargaaan masyarakat dan
sering melakukan saling berkunjung membuat perjalanan akan sering
dilakukan dan tentunya akan meningkatkan permintaan untuk melakukan
perjalanan. wisata.
e. Opportunities to travel and tourism marketing intensity Adanya insentif
untuk melakukan perjalanan wisata akan meningkatkan perjalanan wisata
keseluruh dunia seperti meeting, incentive, convention and exhibition
(MICE), Kesempatan untuk melakukan perjalanan wisata tidak hanya
karena biaya perjalanan ditanggung perusahaan, juga memberi
kesempatan kepada keluarga ikut melakukan perjalanan wisata, anak dan
istri mendampingi suami dalam berpartisipasi dalam suatu konferensi
tertentu.

2. Factors Determining Specific Demand


Faktor-faktor yang akan mempengaruhi permintaan khusus terhadap daerah tujuan
wisata tertentu yang akan dikunjungi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
a. Harga Pada kebanyakan industri jasa harga biasanya menjadi masalah kedua
karena yang terpenting adalah kualitas yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Dalam
kepariwisataan sudah biasa dilakukan price differentiation secara umum sebagai
suatu strategi dalarn pemasaran. Sebagai contoh misalnya sedikitnya dijumpai
15 tarif perjalanan round trip yang disusun oleh International Air Transportation
Association (IATA) berdasarkan musim, rata-rata lamanya tinggal, umur
penumpang, dan pelayanan ditempat tujuan.
b. Daya tarik wisata Keputusan untuk melakukan perjalanan lebih banyak
menyangkut pernilihan daerah tujuan wisata Pemilihan ini ditentukan oleh daya
tarik yang terdapat di daerah yang akan dikunjungi.
c. Kemudahan berkunjung Aksesibilitas ke daerah tujuan wisata yang akan
dikunjungi banyak mempengaruhi pilihan wisatawan, wisatawan menginginkan
tersedianya macam-macam transportasi yang dapatdigunakan dengan harga yang
bervariasi. Karena biaya transportasi akan mempengaruhi biaya perjalanan
secara keseluruhan. Tersedianya prasarana yang memadai akan menjadi pilihan
seperti bandara yang nyaman dan bersih, jalan yang tidak berlubang-lubang
menuju obyek wisata, tersedianya tenaga listrik dan air bersih.

3
d. Informasi dan layanan sebelum kunjungan Wisatawan biasanya memerlukan
pre-travel service didaerah tujuan wisata yang mereka kunjungidan tersedia
tourist information service yang dapat menjelaskan tempat-tempat yang akan
dikunjungi wisatawan, kendaraan yang digunakan, waktu perjalanan dan
keperluan yang dibutuhkan.
e. Citra Wisatawan memiliki kesan dan impian tersendiri tentang daerah tujuan
wisata yang akan dikunjungi. Citra dari daerah tujuan wisata akan
mempengaruhi permintaan wisata daerah tersebut.

2.2 Perilaku Konsumen dalam Pariwisata


Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa
demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah
seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki
formasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya.
Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakandan
harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk suatu
periodekonsumsi. Berikut ini adalah wujud dari konsumen:
1. Personal Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa
untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang harus dicermati
oleh seorang pengusaha, antar lain:
1. Faktor lingkungan yang melingkupi konsumen, baik lingkungan keluarga, pendidikan
dan lingkungan sosial. Lingkungan adalah salah satu elemen yang mempunyai pengaruh
besar bagi perilaku konsumen.Hal ini karena terkait dengan kebiasaan bangsa Indonesia
yang dalam kehidupannya seringkali mengikuti tren kelompok. Ketika ramai tren
pakaian yang ketat, maka semua orang akan berubah yang sama dengan mayoritas.
2. Perlunya pengusaha memperhatikan sumber daya konsumen, seperti waktu luang
yang dimiliki,perhatian terhadap produk yang beredar serta kekuatan daya beli
masyarakat sasaranpasar. Faktor yang juga patut dijadikan pertimbangan adalah sikap
dan gaya hidup dari konsumen yang ingin dituju pengusaha dalam memproduksi barang
dan jasa.

4
3. Situası psychologis yang melingkupi saat peluncuran produk dan jasa kepada
costumer. Disinilah pentingnya pengusaha untuk mampu mengelola informasi yang
komprehensif tentang perilaku konsumen beserta perubahan yang terjadi. Ini penting,
jika costumer karena kondisi psychologisnya, seringkal iberubah sikap dan perilakunya
dalam mengkonsumsi suatu produk dan jasa yang ditawarkan.
4. Faktor lainnya yang juga harus mendapat perhatian pengusaha adalah pandangan
agama atas produk dan jasa yang diluncurkan. Di Indonesia yang terkenal agamis,
penting memperhatikan ini, karena kalau dalam pandangan agama terdapat kandungan
yang dilarang dalam produk sudah pasti akan terjadi penolakan besar-besaran di
masyarakat.
5. Gaya hidup adalah gambaran hidup seseorang yang tercermin pada ekspresi di setiap
aktivitas,hasrat serta keingingan, dan pendapat-pendapat yang tercetus daripadanya.
Gaya hidup atau lifestyle juga berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia, nilai
nilai hubungan sosial, kondisi ekonomi, bahkan juga berdampak pada faktor-faktor
lingkungan. Pada konteks pariwisata, gaya hidup juga berhubungan dengan aktivitas,
hobi, pendapat, yang memainkan peranan penting pada perilaku konsumen. Perilaku
konsumen pariwisata dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipologi sebagai dasar
dari aspek sosiologi pengambilan keputusan oleh pelaku pariwisata untuk memilah
konsumennya agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan
konsumen. Informasi tentang kebutuhan riil wisatawan sangat berhubungan dengan
perilaku konsumen, dan merupakan informasi penting bagi pengelola pariwisata dalam
melakukan pengembangan pariwisata agar sesuai dengan segmentasi wisatawan.
Perilaku konsumen melekat pada tipolog ikonsumen pariwisata, dan juga adalah
gambaran dari gaya hidup wisatawan yang berdampak pada aktivitas wisatawan pada
daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.

2.3 Tipe Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Permintaan

Pariwisata
Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
a. Attraction(daya tarik)
Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti
memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan
budayanya.
b. Accesable(transportasi)
Accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat
dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.

5
c. Amenities (fasilitas)
Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar
wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW.
d. Ancillary (kelembagaan)
e. Adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan
mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan,
(protection of tourism) dan terlindungi.
Menurut Smith, 1988 (dalam Pitana, 2005) mengklasifikasikan berbagai barang dan
jasayang harus disediakan oleh daerah tujuan wisata menjadi enam kelompok besar,
yaitu:
1. Travel preparation, sebelum membeli paket wisata akan terlebih dahulu
memerlukan information, advice, reservations, tickets and vouchers, money
exchanges, travel clothing andequipments.
2. Movement, dalam perjalanan wisatawan memerlukan transportation to and from
destination,sightseeing and tours, safaries, act at the tourist destination.
3. Accommodation and catering, setibanya pada suatu daerah tujuan wisata
wisatawan akan memerlukan hotel and motel rooms, camping sites and
restaurant, bar and cafe.
4. Activities at the destination, didaerah tujuan wisata wisatawan memerlukan
entertaiment, sportssightseeing, snooping, visit to museums.
5. Purchases and personal needs, sebagai kenang-kenang pada suatu daerah tujuan
wisata wisatawan akan membeli bermacam-macam oleh-oleh dalam bentuk
purchases of personalitems, clothing, medical care, souvenirs dan lain-lain.
6. Recording an preserving impressions, untuk keperluan dokumen perjalanan
wisatawan memerlukan purchases of film, camera, photos or studio shooting dan
lain-lain.
Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran pariwisata harus dapat
menjelaskan:
 Apa yang akan ditawarkan
 Apa saja atraksi yang ditawarkan.
 Apa saja jenis transportasi yang dapat digunakan.
 Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata.
 Siapa saja yang bisa dihubungi sebagai perantara pembelian paket wisata yang
akan dibeli

6
2.4 Batasan-Batasan Dalam Permintaan Pariwisata
Hermann V. Schuralard (1910), yang dimaksud kepariwisataan disini adalah sejumlah
kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian yang secara langsung
berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing
keluar masuk kota, daerah atau Negara.
E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai
berikut:"Pariwisata dalam pengertian modern adalah merupakan fenomena dari jaman
sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada
khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas
masyarakat manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri,
perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan".
Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat teknis sebagai berikut
Keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman
orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu
tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat
sementara itu.
Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada prinsipnya kepariwisataan
mencakup semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut berhubungan dengan
rekreasi dan pertamasyaan. Ada beberapa faktor yang penting dalam pemberian batasan
suatu definisi pariwisata yaitu:
-Perjalanan dilakukan sementara waktu
-Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya.
-Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau
rekreasi
-Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang
dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.

7
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kegiatan pengembangan kepariwisataan sangatlah penting di era ini, dikarenakan
kepariwisataan ini mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi daerah
pariwisata tersebut pada khususnya dan Negara pada umumnya. Oleh karena itu sangat
pentinglah didalam penawaran pariwisata harus menggunakan dan menjalankan aspek-
aspek penawaran pariwisata seperti adanya daya tarik dari daerah pariwisata tersebut
yang unik, tersedianya transportasi serta infrastruktur sarana dan prasarana yang
memadai serta adanya satu kelembagaan yang mewadahi daerah-daerah pariwisata
tersebut sehingga pada nantinya mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung dan
kerasan berada didaerah pariwisata tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Hadinoto K. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Penerbit Universitas


Indonesia: Jakarta

Spillane J, 1987, Ekonomi Pariwisata Sejarah Dan Prospeknya. Cetakan kanesius.

Yokjakarta.

Gamal Suwantoro, Dasar- Dasar Pariwisata Yokjakarta: Andi 2004

WEB:

Fakultas Ekonomi Online. (2016). Tersedia: http://fekool.blogspot.co.id/2016/03/permintaan-


pariwisata.html fekool fakultas eko.online.

Rahayu, Sripanca. (2012).Aspek-aspek Ekonomi Pariwisata, [Online].


Tersedia:http://sripancarahayu.blogspot.com/2012/12/aspek-aspek-ekonomi-pariwisata.html

Munavizt, Setzer. (2012).Manfaat Pariwista terhadap Sektor Permintaan, [Online].


Tersedia:http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/04/manfaat-pariwisata-terhadap-
sektor-permintaan html

Wikipedia. (2013). Permintaan Bisnis Pariwisata,[Online].


Tersedi:http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata Bisnis Pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai