Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Permintaan dalam
Pariwisata tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kata
sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini dapat selesai
dengan baik. Dan oleh karena itu, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran maupun kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang
sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat ini
pertumbuhannya masih sangat lambat. Sektor pariwisata di Indonesia masih bisa untuk
dikembangkan dengan lebih maksimal lagi. Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan
dengan baik akan mampu menarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing untuk
datang dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisatanya. Dari transaksi itulah
masyarakat daerah wisata akan terangkat taraf hidupnya serta negara akan mendapat devisa
dari wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah.
Pariwisata Indonesia apabila mampu dikemas dan dikelola dengan baik akan menjadi
aset Negara Indonesia. Keberagaman objek wisata dari wisata alam, budaya dan kesenian
serta objek wisata buatan dapat dijadikan salah satu penopang perekonomian negara dan juga
dapat banyak menyerap tenaga kerja sehingga sumber daya manusia dan sumber daya alam
dapat dimanfaatkan secara optimal. Hingga saat ini pariwisata di Indonesia belum berjalan
optimal, padahal aspek ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat
terutama pendapatan asli daerah. Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam
mempergunakan kekayaannya sebagai objek untuk mendatangkan devisa melalui pariwisata
alam.
Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka
pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambahan terhadap
barang dan jasa sebagai satu kesatuan produk yang nyata (real goods) ataupun yang berupa
jasa jasa (service) yang dihasilkan melalui proses produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat-Sifat Permintaan Pariwisata
Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pariwisata mempunyai peranan
penting dalam Pembangunan suatu bangsa, khususnya perekonomian
negara karena kegiatan pariwisata merupakan salah satu sumber
pendapatan yang cukup pontensial. Menurut buku tourism industry 2000,
Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi,
maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan
nilai tambahan terhadap barang dan jasa sebagai satu kesatuan produk
yang nyata (real goods) ataupun yang berupa jasa jasa (service) yang
dihasilkan melalui proses produksi. Yang dimaksud dengan product
dalam ilmu ekonomi, adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses
produksi. Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu
proses produksi tidak lain adalah suatu barang (product) yang dapat
digunakan untuk berbagai tujuan guna untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto,
2005), faktorfaktor utama dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata
dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Harga
Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan
imas atau timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga
permintaan wisatapun akan berkurang begitu pula sebaliknya.
2. Pendapatan
Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih
daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan
bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada Daerah Tujuan
Wisata jika dianggap menguntungkan.
3. Sosial Budaya
Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda
dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan
permintaan terhadap wisata akan tinggi hal ini akan membuat sebuah
keingintahuan
dan
penggalian
pengetahuan
sebagai
khasanah
Banyak
atau
sedikitnya
keluarga
juga
berperan
serta
dalam
Gamal
Suwanto
(2004:48)
berpendapat
bahwa
peperangan
atau
bencana
alam
akan
mengakibatkan
keputusan
pembelian.
Konsumen
adalah
seseorang
yang
pengetahuan
yang
sempurna
berkaitan
dengan
keputusan
faktor
lingkungan
yang
melingkupi
konsumen,
baik
seringkali
berubah
sikap
dan
perilakunya
dalam
adalah
pandangan
agama
atas
produkdan
jasa
yang
pelaku
pariwisata
untuk
memilah
konsumennya
agar
dapat
10
oleh
cepatnya
perkembangan
industri
pendukung,
dan
11
Gaya
hidup
juga
berhubungan
dengan
aktivitas,
hobi,
pendapat, dan juga gaya hidup memainkan peranan penting pada perilaku
konsumen.
domestik
dan
12
c. Amenities (fasilitas)
Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan
wisata agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama
di DTW.
d. Ancillary (kelembagaan)
Adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin sering
mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut
wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism)
B.
dan terlindungi.
Menurut Smith, 1988 (dalam Pitana, 2005) mengklasifikasikan
berbagai barang dan jasa yang harus disediakan oleh daerah tujuan
wisata menjadi enam kelompok besar, yaitu:
13
a. Transportation
b. Travel services
14
c. Accommodation
d. Food service
f. Retail goods.
(recreation culture/entertainment)
Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran harus dapat
menjelaskan :
a.
b.
c.
d.
e.
15
a. Harga
Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan
memberikan imbas atau timbal balik pada wisatawan yang akan
bepergian,
sehingga
permintaan
wisatapun
akan
berkurang
16
terasa
dampak
dan
pengaruhnya
dalam
terjadinya
permintaan.
e. Intensitas Keluarga
Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam
permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang
banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah satu keluarga
tersebut
akan
semakin
besar,
hal
ini
dapat
dilihat
dari
dalam
aspek
permintaan,
dimana
barang-barang
17
18
ketetapan
MPRS
No
I-II
tahun
1960,
sebagai
berikut
sejumlah
kegiatan,
terutama
yang
ada
kaitannya
dengan
Guyer
Freuler,
merumuskan
pengertian
pariwisata
dengan
19
perdagangan
serta
penyempurnaan
dari
pada
alat-alat
pengangkutan".
Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat
teknis
sebagai
berikut
Keseluruhan
dari
pada
gejala-gejala
yang
20
3.
21
5. Prestige.
Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas
dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau
social standing.
6. Social interaction.
Untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat, atau dengan masyarakat
lokal yang dikunjungi.
7.
Romance.
Keinginan bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau
untuk memenuhi kebutuhan seksual.
8.
Educational opportunity.
Keinginan melihat suatu yang baru, memperlajari orang lain dan/atau daerah lain atau
mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong dominan dalam
pariwisata.
9. Self-fulfilment.
Keinginan menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada
saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.
10. Wish-fulfilment.
Keinginan
merealisasikan
mimpi-mimpi,
yang
lama
dicita-citakan,
sampai
mengorbankan diri dalam bentuk penghematan, agar bisa melakukan perjalanan. Hal
22
ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai bagian dari keinginan
atau dorongan yang kuat dari dalam diri.
IMPLEMENTASI
Besarnya Permintaan Potensial Pariwisata tergantung pada berbagai unsur, antara lain:
Faktor waktu, utamanya waktu luang (leisure time) yang mereka miliki;
Berikut ini informasi potensi permintaan pariwisata yang berhasil dikumpulkan menunjukkan
bahwa pasar pariwisata Eropa masih menunjukkan potensi yang sangat besar.
23
Keterangan:
Permintaan dalam Pariwisata
24
*Country : neraga
*Number of Population (thousand) : penduduk (ribuan)
*GDP per Capita : pendapatan per kapita
*Number of Trips : jumlah perjalanan
*Number of Trips / 1000 Residents age 15 and older : jumlah perjalanan/1000 Orang usia 15
dan lebih tua
-
Overall : keseluruhan
Short Domestic Trips (1-3 nights) : perjalanan singkat domestik (1-3 malam)
Long Domestic Trips (4+ nights) : perjalanan panjang domestik (4+ malam)
Short Outbond Trips (1-3 nights) : perjalanan pendek keluar (1-3 malam)
Long Outbond Trips (4+ nights) : perjalanan panjang keluar (4+ malam)
25
26
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kegiatan pengembangan kepariwisataan sangatlah penting di era
ini, dikarenakan kepariwisataan ini mampu memberikan kontribusi yang
maksimal bagi daerah pariwisata tersebut pada khususnya dan Negara
pada umumnya. Oleh karena itu sangat pentinglah didalam penawaran
pariwisata harus memperhatikan variabel-variabel yang mempengaruhi
permintaan pariwisata, dan faktor-faktor yang mendorong wisatawan
untukberwisata, serta menggunakan dan menjalankan aspek aspek
penawaran maupun permintaan pariwisata seperti adanya daya tarik dari
daerah pariwisata tersebut yang unik, tersedianya transportasi serta
Permintaan dalam Pariwisata
27
pada
nantinya
mampu
menarik
para
wisatawan
untuk
DAFTAR PUSTAKA
http://www.informasiku.com/2011/04/aspek-penawaran-danpermintan-dalam.html
28