Anda di halaman 1dari 5

A.

SIFAT-SIFAT PERMINTAAN PARIWISATA


Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata
adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambahan terhadap barang dan jasa
sebagai satu kesatuan produk yang nyata (real goods) ataupun yang berupa jasa – jasa
(service) yang dihasilkan melalui proses produksi. Yang dimaksud dengan “product” dalam
ilmu ekonomi, adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian ini,
ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu barang
(product) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna untuk memenuhi kebutuhan
manusia.

Terdapat pula penjelasan tentang sifat-sifat permintaan pariwisata menurut para ahli:

 Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor penting yangmenentukan
permintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan antaralain, jumlah
penduduk (population size), kemampuan finansial masyarakat (financialmeans), waktu
senggang yang dimiliki (leisure time), sistem transportasi, dan sistempemasaran pariwisata
yang ada.

. Sedangkan, Gamal Suwanto (2004:48) berpendapat bahwa permintaan (demand) terhadap


hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-
ekonomis. Terjadinya kekacauan, peperangan atau bencana alam akanmengakibatkan
permintaaan berkurang. Sebaliknya bilamana musim berlibur dengankondisi normal,
permintaan akan meningkat, sehingga kadang terjadi kekurangan dalamsupply.

B. Perilaku Konsumen Dalam Pariwisata


Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan
memilikiin formasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan
konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang
digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk
suatu periode konsumsi.

Berikut ini adalah wujud dari konsumen:

1. Personal Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa
untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

C. Tipe Variabel- Variabel Yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata


1. Aspek Penawaran Pariwisata
Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikandalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:

 andaya tarik) Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik
wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat
danbudayanya.
 Accesable (transportasi) Accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan
mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.
 Amenities(fasilitas)Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata
agarwisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW.
 Ancillary(kelembagaan) Adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin sering
mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat
merasakan keamanan, (protection of tourism) dan terlindungi.
2. Aspek Permintaan Pariwisata
Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utama dan faktor lain
yangmempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau
timbalbalik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan
berkurangbegitu pula sebaliknya.
b. Pendapatan Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih
daerahtujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon
wisatawanmembuat sebuah usaha pada Daerah Tujuan Wisata jika dianggap
menguntungkan.
c. Sosial Budaya Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari
apayang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap
wisata akantinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian
pengetahuan sebagai khasanahkekayaan pola pikir budaya wisatawan.
d. Sospol (Sosial Politik) Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah
TujuanWisata dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan
dengankenyataan, maka sospol akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam
terjadinyapermintaan.
e. Intensitas Keluarga Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam
permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan
untuk berlibur darisalah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat
dari kepentingan wisata itusendiri.
f. Harga barang substitusi Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga
termasuk dalam aspek permintaan, dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai
pengganti daerah tujuan wisata yang dijadikan cadangan dalam berwisata, seperti: Bali
sebagaitujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat
memberikan kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat daerah tujuan wisata sehingga
secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti
Malaysia dan Singapura.
g. Harga barang komplementer Harga barang komplementer merupakan sebuah barang
yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang
saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini
sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisata lainnya.
D. Batasan-batasan dalam permintaan pariwisata
Hermann V. Schuralard (1910), yang dimaksud kepariwisataan disini adalah sejumlah
kegiatan,terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian yang secara langsung
berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing
keluar masuk kota, daerah atau Negara.

E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai


berikut: “Pariwisata dalam pengertian modern adalah merupakan fenomena dari jaman
sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian
yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya
disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia
sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta
penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan”.

Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat teknis sebagai berikut:
Keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-
orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal
menetap dan tidak memperolehpenghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.

Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada prinsipnya kepariwisataan
mencakup semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut berhubungan dengan
rekreasi danpertamasyaan. Ada beberapa faktor yang penting dalam pemberian batasan suatu
definisi pariwisata,yaitu:

 Perjalanan dilakukan sementara waktu


 Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya
 Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau
rekreasi
 Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang
dikunjunginya dansemata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai