Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAWEDANAN
Jalan A. Yani No. 372 Kec. Kawedanan 63382
Telp. (0351) 439120
E-mail : kawedanan.pusk@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KAWEDANAN


NOMOR TAHUN 2022
TENTANG
PELAYANAN SELAMA PANDEMI COVID 19

KEPALA UPTD PUSKESMAS KAWEDANAN

Menimbang : a.bahwa dalam masa pandemi covid-19 rumah sakit merupakan


tempat kerja yang memiliki risiko terhadap kesehatan bagi
tenaga kesehatan, maka perlu disusun panduan penggunaan
alat pelindung diri dalam menangani Covid-19.

b. bahwa tugas Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


adalah membantu Kepala Puskesmas untuk menjaga dan
meningkatkan mutu pelayanan medis Puskesmas melalui
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;

C. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam a dan b, perlu ditetapkan Kebijakan Pelayanan
selama Pandemi Covid 19 di di Puskesmas kawedanan

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009


tentang Pelayanan Publik;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang PPI;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2019 tentang Keselamatan Pasien;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2019 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktek Mandiri, Dokter dan Tempat Praktek
Mandiri Dokter Gigi;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur Nomor 440/1346/102.4/2022 tentang Pedoman
Penilaian Kinerja Puskesmas di Jawa Timur;
13. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Magetan Nomor 44 Tahun 2022 tentang Penilaian Kinerja
Puskesmas di Kabupaten Magetan Tahun 2022;
14. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Republik
Indonesia Negara Nomor 3273)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KAWEDANAN


NOMOR TAHUN 2022 TENTANG PELAYANAN SELAMA
PANDEMI COVID-19
KESATU : Kebijakan Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Puskesmas Kawedanan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini;
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Kawedanan
pada tanggal Januari 2020

KEPALA UPTD PUSKESMAS KAWEDANAN


KABUPATEN MAGETAN

Dr. RENNY KURNIAWATY


(198212132009012007)

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
KAWEDANAN
NOMOR TAHUN 2022
TENTANG
PELAYANAN SELAMA PANDEMI COVID-19

PELAYANAN SELAMA PANDEMI COVID-19

A. LATAR BELAKANG
Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Severe Acute Rspiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-CoV2). Penyakit ini ditularkan melalui manusia ke manusia dimana
sebagian besar orang akan terinfeksin (COVID-19) akan mengalami penyakit
pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan
khusus. Penularan Covid -19 melalui kontak erat dan droplet, kecuali jika ada
tindakan yang memicu terjadinya aerosol (seperti bronkoskopi, nebulisasi dan
lain-lain) dimana dapat memicu terjadinya risiko penularan melalui airborne.
Individu yang paling beresiko terinfeksi adalah yang mengalami kontak erat
atau petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19. Petugas kesehatan
dapat melindungi diri ketika merawata pasien dengan mematuhi praktik
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) yang mencakup pengendalian
administratif, lingkungan dan engineering serta penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) yang tepat, yakni dalam pemilihan jenis, cara pemakaian, carav
pelepasan dan cara pembuangan dan pencucian APD. Dalam merawat pasien
COVID-19, tenaga kesehatan sangat rentan tertular maka APD yang
digunakan adalah APD standar yang berbasis asesmen risiko dengan tetapo
menggunakan prinsip kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi.

B. KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

1. Kewaspadaan Transmisi Kontak


a. Penempatan pasien
Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, bila tidak mungkin kohorting,
bila keduanya tidak mungkin maka pertimbangkan pertmbangan
epidemologi mikrobanya dan populasi pasien pasien. Tempatkan
dengan jarak » 1 meter (3 kaki) antar kursi tunggu. Jaga agar tidak ada
kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain.
b. Transport Pasien
Batasi gerak, tranport pasien hanya dilakukan kalau perlu saja. Bila
diperlukan pasien keluar ruangan perlu kewaspadaan agar risiko
minimal transmisi ke pasien lain atau lingkungan
c. Penggunaan APD Petugas
1. Petugas memakai sarung tangan bersih non steril, lateks saat
masuk ke ruang tindakan, ganti sarung tangan setelah kontak
dengan bahan infeksius (feses, cairan drain), lepaskan
sarung tangan sebelum keluar dari ruang tindat‹an dan cuci
tangan.
2. Petugas memakai gaun bersih, tidak steril saat masuk ruang
tindakan untuk melindungi baju dari kontak dengan pasien,
permukaan lingkungan, barang di ruang tindakan, cairan
diare pasien, ileostomi, kolostomi, luka terbuka. Lepaskan
gaun sebelum keluar ruangan. Jaga agar tidak ada
kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain.
d. Pengelolaan perawatan pasien
Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien atau
pasien dengan infeksi mikroba yang sama. Bersihkan dan desinfeksi
sebelum dipakai untuk pasien lain.

2. Kewaspadaan Transmisi Droplet

a) Penempatan Pasien
Tempatkan pasien di ruang terpisah, bila tidak mungkin kohorting. Bila
keduanya tidak mungkin, buat pemisah dengan jarak > 1 meter antar
kursi tunggu dan jarak dengan pengunjung. Pertahankan pintu terbuka,
tidak perlu penanganan khusus terhadap udara dan ventilasi.

b) Transport pasien

Batasi gerak dan transportasi untuk batasi droplet dari pasien dengan
mengenakan masker pada pasien dan menerapkan hygiene respirasi dan
etika batuk.

c) Penggunaan APD petugas

Masker dipakai apabila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien,


saat kontak erat. Masker seyogyanya melindungi hidung dan mulut,
dipakai saat memasuki ruang rawat pasien dengan infeksi saluran napas.

d) Pengelolaan peralatan perawatan pasien

Tidak perlu penanganan udara secara khusus karena mikroba tidak


bergerak jarak jauh.

3. Kewaspadaan Transmisi Udara (Airborne)

a. Penempatan Pasien
Tempatkan pasien di ruang terpisah yang mempunyai ; tekanan negatif,
pertukaran udara 6-12x/jam sebelum udara mengalir ke ruang atau
tempat lain di Puskesmas. Usahakan pintu ruang pasien tertutup. Bila
ruang terpisah tidak memungkinkan, tempatkan pasien dengan pasien
lain yang mengidap mikroba yang sama, jangan dicampur dengan
infeksi lain (kohorting) dengan jarak >1 meter. Konsultasikan dengan
Tim PPI Puskesmas sebelum menempatkan pasien bila tidak ada ruang
isolasi dan kohorting tidak memungkinkan.
b. Transport Pasien
Batasi gerakan dan transport pasien hanya kalau diperlukan saja. Bila perlu
untuk pemeriksaan pasien dapat diberi masker bedah untuk cegah
menyebarnya droplet nuclei.
c. Penggunaan APD Petugas
Kenakan masker respirator (N95/ kategori N pada efisiensi 95%) saat
masuk ruang pasien atau suspek TB paru. Orang yang rentan seharusnya
tidak boleh masuk ruang pasien yang diketahui atau suspek campak, cacar
air kecuali petugas yang telah imun. Bila terpaksa harus masuk maka harus
menggunakan masker respirator untuk pencegahan. Orang yang pernah
sakit campak atau cacar air tidak perlu memakai masker. Bila melakukan
tindakan dengan kemungkinan timbut aerosol maka APD yang digunakan
adalah masker bedah, gaun, goggle, dan sarung tangan.
d. Pengelolaan peralatan perawatan pasien
Pengelolaan perawatan pasien sesuai pedoman TB CDC “Guidence for
Preventing of Tuberculosis in Healthcare Facilities”
C.. KEBIJAKAN PENGGUNAAN APD BERDASARKAN TEMPAT LAYANAN
KESEHATAN, PROFESI DAN AKTIVITAS PETUGAS

LOKASI TARGET JENIS JENIS APD YANG


PETUGAS/PASIEN AKTIVITAS DIGUNAKAN
Fasilitas Kesehatan
Rawat Inap, IGD, dan Laboratorium
Ruang Petugas Kesehatan Merawat  Masker
perawatan langsung pasien bedah
pasien dan Covid-19  Gown
IGD  Apron
 Sarung
tangan
 Googles
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Tindakan yang  Masker N95
menghasilkan  Gown
aerosol  Apron
 Sarung
tangan
 Googles
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Area lain Cleaning Service Masuk ke ruang  Masker
yang rawat pasien bedah
digunakan Covid-19  Gown
untuk transit  Apron
pasien  Sarung
tangan
 Googles
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Semua staff, Tempat dan Masker bedah
termasuk petugas kegiatan yang
kesehatan tidak terjadi
kontak langsung
dengan pasien
Covid-19
Triase Petugas kesehatan Skrining awal  Masker
tanpa kontak bedah
langsung  Jaga jarak
dengan
pasien
(mnimal 1 m)

Pasien dengan Semua Jenis  Masker


gejala infeksi sauran Kegiatan bedah
nafas  Jaga jarak
dengan
pasien
(mnimal 1 m)

Pasien tanpa gejala Semua Jenis Masker bedah


infeksi saluran nafas Kegiatan
Laboratorium Petugas Lab Sampel saluran  Masker N95
nafas  Gown
 Apron
 Sarung
tangan
 Googles
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
Sepatu Pelindung
Administrasi Seluruh staff Pendaftaran,  Masker
Kasir, Rekam bedah
Medis
 Jaga jarak
dengan
pasien
(mnimal 1 m)
Rawat Jalan
Ruang Klinik Petugas Kesehatan Pemeriksaan  Masker
fisik pasien bedah
dengan gejala  Gown
infeksi saluran  Sarung
nafas tangan
 Googles/
Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Petugas Kesehatan Pemeriksaan  Masker N95
fisik atau  Gown
tindakan yang  Apron
beresiko  Sarung
menghasilkan tangan
aerosol  Googles
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Petugas Kesehatan Pemeriksaan  Masker
fisik atau bedah
tindakan yang  Gown
tidak beresiko  Sarung
menghasilkan tangan
aerosol  Googles
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Pasien tanpa gejala Semua jenis  Masker
infeksi saluran kegiatan bedah
napas  Jaga jarak
dengan
pasien
(mnimal 1 m)
Cleaning Service Setelah ruangan  Masker
digunakan bedah
pasien dengan  Gown
infeksi saluran  Sarung
pernapasan tangan
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Ruang Pasien dengan Segala jenis  Masker
Tunggu gejala infeksi kegiatan bedah
saluran nafas  Jaga jarak
dengan
pasien
(mnimal 1 m)
Pasien tanpa  Masker
Segala jenis
gejala infeksi bedah
kegiatan
saluran  Jaga jarak
nafas dengan
pasien
(mnimal 1 m)
Administrasi Seluiruh staff Loket, Masker bedah
Pendaftaran,
Rekam Medis,
Informasi
Triase Petugas kesehatan Skrining awal  Masker
tanpa
bedah
kontak dengan
pasien  Jaga jarak
dengan
pasien
(mnimal 1 m)
Pasien Segala jenis  Masker
dengan gejala kegiatan
bedah
infeksi saluran
 Jaga jarak
nafas
dengan
pasien
(mnimal 1 m)
Pasien tanpa Segala jenis  Masker
gejala infeksi kegiatan
bedah
saluran nafas
 Jaga jarak
dengan
pasien
(mnimal 1 m)
Membersihkan  Masker
Cleaning service ruang isolasi bedah
 Gown
 Apron
 Sarung
tangan
 Googles
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Ambulans Petugas Keehatan Transport pasien  Masker
suspect Covid- bedah
19 ke RS  Gown
Rujukan  Apron
 Sarung
tangan
 Googles
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Sopir Hanya bertuas  Masker
sebagai supir bedah
 Jaga jarak
dengan
pasien
(mnimal 1 m)
Membantu  Masker
mengangkat bedah
pasien dengan  Gown
suspect Covid -  Sarung
19 tangan
 Face Shield
 Pelindung
Kepala
 Sepatu
Pelindung
Cleaning Service Membersihkan  Masker
setelah atau bedah
diantara  Gown
kegiatan  Sarung
pemindahan tangan
pasien suspect  Face Shield
COVID-19 ke RS  Pelindung
rujukan Kepala
 Sepatu
Pelindung

Keterangan :

a. Setelah digunakan, APD harus dibuang di tempat sampah


infeksius (plastik warna kuning) untuk dimusnahkan di
incenerator.
b. APD yang akan dipakai ulang dimasukan ke tempat
infeksius dan dilakukan pencucian sesuai ketentuan.
c. APD yang digunakan juga melihat resiko paparan, jadi
table di atas tidak mutlak untuk harus seperti diatas
d. Petugas yang melakukan pemeriksaan menggunakan thermo
scum (pengukuran suhu tanpa menyentuh pasien), thermal
imaging cameras, dan obeservasi atau wawancara terbatas,
harus tetap menjaga jarak minimal 1 m
KEPALA UPTD PUSKESMAS KAWEDANAN

KABUPATEN MAGETAN

dr. Renny Kurniawaty

KEPALA UPTD PUSKESMAS KAWEDANAN


KABUPATEN MAGETAN

RENNY KURNIAWATY

Anda mungkin juga menyukai