Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

DINS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I
Jl. Raya Solo-Sragen Km.12 Telepon (0271) 825812
Email : pkm.kebakkramat1@gmail.com.Kode Pos 57762

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I


NOMOR : 449.1/ TAHUN 2022

TENTANG

KKEBIJAKAN PELAYANAN
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
UPT PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I

KEPALA UPT PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang


bermutu di UPT Puskesmas Kebakkramat I, perlu
dilakukan Peningkatan Mutu Pelayanan dari setiap unit
pelayanan yang ada;

b. Bahwa agar pelayanan pencegaan dan pengendalian


infeksi dapat terlaksana dengan baik, seperti dimaksud
tersebut point a, perlu adanya Surat Keputusam Kepala
Puskesmas Kebakkramat I tentanf Kebijakan Pelayanan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di UPT
Puskesmas Kebakkramat I sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan;

c. bahwa untuk melaksanakan hal tersebut pada point a


dan point b tersebut, perlu ditetapkan Keputusan Kepala
UPT Puskesmas Kebakkramat I;

Mengingat : 1 Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang


Kesehatan;
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK
02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama;
3. Peraturan Menteri Kesehatn No 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
4.
Peraturan Menteri Kesehatan No 46 Tahun 2015
Tentang Akreditasi Puskesmas;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 44 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No.27 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
8.
Peraturan Menteri Kesehatn Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS


KEBAKKRAMAT I TENTANG KEBIJAKAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
UPT. PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I
KESATU : Kebijakan Pelayanan Pengendalian dan Pencegahan
Infeksi UPT. Puskesmas Kebakkramat I sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan
pencegahan dan pengendalian infeksi UPT. Puskesmas
Kebakkramat I dilaksanakan oleh Kepala UPT. Puskesmas
Kebakkramat I
KETIGA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan keputusan ini, akan ditinjau dan
diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kebakkramat
pada tanggal :
KEPALA UPT PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I,

RETNO SAWARTUTI
Pembina
NIP.197303142002122003
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS NOMOR 449.1 / TAHUN
2022/..../2017
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI UPT. PUSKESMAS
KEBAKKRAMAT I

1. KEWASPADAAN ISOLASI
Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencehgahan atau pengendalian infeksi
yang harus diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan maksud
menurunkan risiko transmisi penyakit dari pasien ke petugas kesehatan,
pengunjung, masyarakat sekitarna atau sebaliknya.
a. Kewaspadaan standar (Standard Precautions)
Kewaspadaan standar yaitu kewaspadaan yang utama, dirancang untuk
diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien.
1) Kebersihan tangan:
a) Pastikan semua petugas kesehatan sudah memahami lima
momen serta enam langkah kebersihan tangan dan mampu
melaksanakan dengan benar.
b) Kebersihan tangan dilakukan pada lima momen yaitu
 Sebelum menyentuh pasien
 Sebelum melakukan tindakan
 Setelah menyentuh cairan tubuh pasien
 Setelah menyentuh pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan pasie
c) Mematuhi lamgkah-langkah kebersihan tangan secara
berurutan dengan baik dan benar.
d) Tersedia sarana kebersihan tangan dengan air mengalir dan
sabun dalam dispenser tertutup dan atau cairan berbahan
dasar alkohol.
e) Sebelum melakukan kebersihan tangan, jaga kebersihan
tangan individu dengan memastikan kuku tetap pndek, bersih
dan bebas dari pewarnaan kuku dan tidak menggunakan kuku
palsu, hindari pemakaian asesoris tangan (jam tangan,
perhiasan).
f) Jika terdapat luka/lecet maka tutupi dengan pembalut anti air
g) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila jelas terlihat
kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung
protein dan lemak.
h) Sabun cair dianjurkan di dalam botol yang memiliki dispenser,
jika menggunakan sabun batangan makan sabun dipotong kecil
untuk sekali pakai
i) Guanakan bahan yang mengandung alkohol untuk
mendekontaminasi tangan secara rutin, bila tangan tidak jelas
terlihat kotor.
j) Bebaskan area tangan sampai pergelangan tangan jika
menggunakan baju lengan panjang (digulung ke atas).
k) Kertas tisu sekali pakai sebagai pengering tangan, jika tidak
memungkinkan dapat menggunakan handuk sekali pakai lalu
dicuci.
l) Dilakukan audit kepatuhan kebersihan tangan secara berkala.
2) Alat Pelindung Diri (APD)
a) APD harus digunakan sesuai dengan resiko paparan
b) Semua APD yang akan digunakan harus memnuhi standar
keamanan, perlindungan dan keselamatan petugas/pasien
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
c) Hindari kontak antara APD yang terkontaminasi (bekas) dan
permukaan pakaian atau lingkungan kesehatan, buang APD
bekas pakai yang sesuai tempat limbah dan standar yang
ditetapkan
d) Tidak dibenarkan berbagi APD yang sma atara dua
petugas/individu.
e) Lepas APD secara keseluruhan jika tidak digunakan lagi.
f) Lakukan kebersihan tangan setiap kali melepas satu jenis APD,
ketika meninggalkan pasien untuk merawat passien lain atau
akan melakukan prosedur yang lain.
3) Pengendalian Lingkungan
Pengendalian lingkungan adalah upaya menegendalikan lingkungan
melalui perbaikan mutu air, udara/ventilasi, permukaan lingkungan,
desain dan konstruksi bangunan sesuai dengan standar PPI.

4) Pengelolaan Limbah Hasil Pelayanan Kesehatan


Pengelolaan limbah hasil pelayanan Kesehatan disesuaikan pada
jenis limbah, yaitu pengelolaan limbah infeksius, pengelolaan limbah
non infeksius, pengelolaan limbah benda tajam dan pengelolaan
limbah cair

5) Pengelolaan Peralatan Pasien dan Alat Medis lainnya


Pengelolaan peralatan pasien dan alat medis lainnya disesuaikan
dengan jenis perlatan kesehatn berdasarkan penggunaan dan resiko
infeksinya yaitu peralatan kritikal, peralatan semi kritikal dan peralatan
non kritikal. Kemudian dilakukan pemrosesan sesuai dengan tahapan
pengelolaan.

6) Penyuntikan yang Aman


a) Penyuntikan yang mana dilaksanakan dengan prinsip satu spuit,
satu jenis obat dan satu prosedur penyuntikan.
b) Pastikan petugas dalam mempersiapkan penyuntikan
menggunakan Teknik aseptic, untuk menghindari kontaminasi
peralatan penyuntikan.

7) Kebersihan Pernapasan atau Etika Batuk


Kebersihan Pernapasan atau Etika Batuk atau bersin yang baik dan
benar sehingga bakteri tidak mnyebarkan ke udara, tidak
mengkontaminasi barang atau benda sekitarnya agar tidak menular ke
orang lain sesuai dengan prosedur PPI.
8) Penempatan Pasien
a) Kamar terpisah bila dikhawatirkan terjadinya kontaminasi luas
terhadap lingkungan misalnya pada luka lebar dengan cairan
keluar, diare, perdarahan tidak terkontrol.
b) Kamar terpisah dengan pintu tertutup pada kondisi yang
diwaspadai terjadin transmisi melalui udara dan kontak, misalnya:
luka infeksi kuman gram positif, COVID-19 dan lain-lain.
c) Kamar terpisah/kohorting dengan ventilasi dibuang keluar dengan
exhaust pan ke area tidak ada orang lalu Lalang. Misalnya pada
TB.
d) Kamar terpisah dengan udara terkunci bila diwaspadai transmisi
airbone meluas, misalnya pada pasien dengan varicella.
e) Kamar terpisah nila pasien kurang mampu menjaga kebersihan
(anak, gangguan mental).
f) Bila kamar terpisah tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan
kohorting (penggabungan pasien dengan jenis penyakit yang
sama). Bila pasien terinfeksi dicampur dengan non infeksi maka
pasien, petugas dan pengunjung harus menjaga kewaspadaan
transmisi.

9) Perlindungan Kesehatan Petugas


a) Semua oerugas Kesehatan menggunakan APD (sesuai indikasi)
saat memberikan pelayanan yang berisiko terjadi paparan darah,
produk darahm cairan tubuh, bahan imfeksius atau bahan
berbahaya lainnya.
b) Petugas Kesehatan saat melaksanakan tugas, agar
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Segera melakukan kebersihan tangan saat tiba di tempat kerja
 Menggunakan baju kerja yang berbeda dengan baju kerja
yang dipakai dari rumah (dianjurkan baju yang dipakai dari
rumah diganti dengan baju kerja saat tiba di puskesmas dan
ditukar Kembali saat akan pulang kerja), terutama bagi yang
bertugas di unit pelayanan yang berhadpan langsung dengan
pasien atau dengan resiko pajanan tinggi
 Tidak menggunakan asesoris di tangan, kuku tidak Panjang
saat melakukan tindakan medis.
c) Dilakukan pemeriksaan berkala terhadap semua petugas
Kesehatan terutama pada area risiko tinggi.
d) Tersedia kebijakan penatalaksanaan akibat tusukan jarum/benda
tajam bekas pakai pasien / pajanan
b. Kewaspadaan Transmisi
1) Kewaspadaan Transmisi Kontak
a) Pastikan semya petugas mematuhi prosedur kewaspadaan
standar yang telah ditetapkan.
b) Tidak menyentuh atau menghindari memmegang sesuatu secara
langsung tanpa memperhatikan jenis pajanan dan indikasi
penggunaan APD.
c) Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kontak langsung dan
tidak langsung yang semestinya terjadi kotak langsung dan tidak
langsung yang semestinya tidak perlu terjadi, tempatkan psiesn
sesuai kategori penyakit (sistem cohorting)
d) Jika tidak memungkinkan penyediaan ruang isolasi yang cukup
maka dilakukan pengelompokan
e) Batasi orang yang berada di dalam kamar, hindari kontaminasi
penngunaan peralatan, jika memungkinkan satu peralatan satu
pasien serta dilakukan disinfeksi terlebih dahulu sbelum dipakai
pasien lain.
f) Segera lakukan pembersihan setiap menemukan sumber
penularan alat bekas pakai, makanan, minuman, darah, sekresi,
cairan tubuh, kotoran dan lain-lain.
g) Jika terjadi wabah, perhatikan petunjuk, aturan, pedoman atau
ketetapan berkaitan dengan penangglangan wabah yang
dikeluarkan pemerintah atau gugus tugas yang ditetapkan.

2) Kewaspadaan Transmisi Droplet


a) Pastikan semua perugas memayuhi prosedur kewaspadaan
standar yang telah ditetapkan saat akan memberikan pelayanan.
b) Dilakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasoen dan lingkungan sekitar pasien dengan
menggunakan air dan sabun atau cairan handrub berbasis alkohol
c) Menggunakan masker jika ada gangguan saluran pernafasan
d) Pasien dengan penularan melalui droplet ditempatkan dalam
ruangan tersendiri, jika tidak memungkinkan lakukan kohorting
dengan jarak minimal 1 meter atar tempat tidur, pastikan pintu
selalu tertutup setiap saat.
e) Pasien, pengunjung, keluarga harus diajarkan kebersihan tangan
dan kebersihan pernafasan atau etika batuk.
f) Gunakan APD sesuai dengan jenis paparan dan indikasi.

3) Kewaspadaan Transmisi Udara (airborne)


a) Lakukan kebersihan tangan sevelum dab sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan sekitar pasien dengan menggunakan air
dan sabun atau handrub berbahan dasar alkohol.
b) Gunakan APD sesuai indikasi
c) Gunakan ruangan dengan ventilasi tekanan negatif, jika tidak
memungkinkan dapat menggunakan ventilasi tekanan mekanik
atau ventilasi natural dan pintu harus tertutup
d) Lakukan edukasi kepada pendamping/keluarga agar menjaga
kebersihan tangan dan menjalankan kewaspadaan isolasi untuk
mencegah penyebaran infeksi diantara mereka sendiri ataupun
kepada pasien lain
e) Upaya pencegahan infeksi saat pemulangan pasien (edukasi pada
keluarga).
f) Pemersihan dan desinfeksi ruangan yang benar perlu dilakukan
setelah pemulangan pasien.
2. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DENGAN PENERAPAN
BUNDLES HAIS DAN PPI PADA PENGGUNAAN PERALATAN
KESEHATAN LAINNYA DI UPT. PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I
Bundles merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang
menghasilakn perbaikan keluaran prosen pelayanan Kesehatan bila dilakukan
secara kolektif dan konsisten (Permenkes 27, 2017)
Penerapan bundles ini harus didukung oleh kompetensu petugas pelayanan
Kesehatan baik pengetahuan, sikap dan keterampilannya (sadli, 2017).
Penerapan bundles dilaksanakan pada tindakan atau pelayanan yang tersedia
di Puskesmas, sebagai berikut :
 Bundles HAIs : Infeksi Saluran Kemih (ISK), Catheter Urinary Tract
Infection (CAUTI), Peripheral line associated bloodstream infection
(PLABSI), Infeksi Daerah Operasi (IDO) khusunya pada Superficial
Incisional Surgical Site Infection.
 PPI pada penggunaan peralatan Kesehatan lainnya seperti
penggunaan alat bantu pernafasan, terapi inhalasi dan perawatan luka.

3. PENGGUNAAN ANTI MIKROBA YANG BIJAK


a. Penggunaan antibiotic bijak yaitu penggunaan antibiotic dengan spektrum
sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan
lama pemberian yang tepat.
b. Kebijakan penggunaan antimikroba ditandai dengan pembatasan
penggunaan antibiotic dan mengutamakan penggunaan antibiotic lini
pertama.
c. Pembahasan penggunaan antibiotic dapat dilakukan dengan penerapan
panduan penggunaan antibiotic, penerapan penggunaan antibiotic secara
terbatas (restricted) dan penerapan kewenangan dalam penggunaan
antibiotic tertentu (reserved antibiotics).
d. Indikasi ketat penggunaan antibiotik dimulai dengan menegakkan
diagnosis penyakit infeksi, menggunakan informasi klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium seoerti mikrobiologi, serologi dan penunjang
lainnya. Antibiotic tidak diberikan pada penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus atau penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limited) contoh
ISPA atau diare nonspesifik
e. Pemilihan jenis antimikroba harus berdasar pada, sebagai berikut :
 Informasi tentang spektrum kuman penyebab infeksi dan pola
kepekaan kuman terhadap antibiotik.
 Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau perkiraan kuman penyebab
infeksi
 Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik.
 Melakukan de-eskalasi setelah membpertimbangkan hasil
mikrobiologi dan keadaan klinis pasien serta ketersediaan obat.
 Cost effective : obat dipilih atas dasar yang paling cose effective
dan aman

Kepala UPT. Puskesmas Kebakkramat I

RETNO SAWARTUTI
Pembina
NIP.197303142002122003

A. 1) KETUA TIM
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI
B. Kriteria : Seorang dokter
yang mempunyai
pengetahuan dan
C. berminat pada penyakit
infeksi dan epidemiologi
D. a) Tanggung jawab :
E. Secara administratif
dan fungsional
bertanggungjawab
F. seluruhnya terhadap
pelaksanaan program
Pencegahan dan
G. Pengendalian Infeksi.
H. b) Tugas pokok :
I. Mengkoordinasi semua
pelaksanaan kegiatan
program
J. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
Puskesmas
K. c) Uraian tugas:
L. 1. Menyusun,
merencanakan dan
mengevaluasi program
M. kerja PPI
N. 2. Menyusun dan
menetapkan serta
mengevaluasi kebijakan
O. PPI
P. 3. Memimpin,
mengkoordinir dan
mengevaluasi pelaksanaan
Q. PPI
R. 4. Bekerjasama dengan
tim PPI dalam melakukan
investigasi
S. masalah atau KLB HAIs
(Healthcare Assosiated
Infection)
T. 5. Memberi usulan untuk
mengembangkan dan
meningkatkan
U. cara pencegahan dan
pengendalian infeksi
V. 6. Memberikan
konsultasi pada petugas
kesehatan puskesmas
W. dan pelayanan kesehatan
lainnya dalam PP

Anda mungkin juga menyukai