Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN RUANG ISOLASI

RUMAH SAKIT METRO MEDIKA

2022
RUMAH SAKIT METRO MEDIKA
Jl. Jend Sudirman No. 18A Rembiga Selaparang Mataram – NTB
Telp. (0370)7847171 / 081977847171
e-mail : info@rsmetromedika.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT METRO MEDIKA


Nomor : 013/SK-PPI/DIR/RSMM/IV/2022

TENTANG

PANDUAN PEMBERSIHAN LINGKUNGAN


RUMAH SAKIT METRO MEDIKA

DIREKTUR RUMAH SAKIT METRO MEDIKA

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Metro Medika maka diperlukan ketetapan tentang Pemberlakuan
Panduan Kebersihan Lingkungan di rumah sakit .
2. Bahwa dalam rangka pemenuhan Akreditasi Rumah Sakit,
dimana rumah sakit diharapkan dapat memenuhi kegiatan
standar pelayanan pengendalian infeksi di rumah sakit.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan.
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 270/MENKES/2007
tentang Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasyankes Lainnya.
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 382/Menkes/2007
tentang Pedoman PPI di RS dan Fasyankes Lainnya.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Memberlakukan Panduan Kebersihan lingkungan sebagaimana


dalam lampiran keputusan ini.
2. Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya keputusan ini
dibebankan pada anggaran Rumah Sakit Metro Medika.

3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila


di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mataram
Pada tanggal : 21 April 2022
Direktur RS Metro Medika

dr. Bayu Setyo Notokusumo


NIK : 940126.2807.1.180
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................. : i
Keputusan Pemberlakuan Panduan ................................................................... : ii
Daftar Isi ............................................................................................................ : iv
Bab I Definisi
A. Pendahuluan ...................................................................................... : 1
B. Tujuan ............................................................................................... : 1
C. Dasar Hukum .................................................................................... : 1
D. Pengertian ......................................................................................... : 2
Bab II Ruang Lingkup ....................................................................................... : 3
Bab III Kebijakan .............................................................................................. : 4
Bab IV Tata Laksana ......................................................................................... : 5
Bab V Dokumentasi .......................................................................................... : 9

1
BAB I
DEFINISI
A. PENDAHULUAN
Penatalaksanaan pasien isolasi dapat dijalankan sebagai upaya mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit harus selalu berorientasi pada keselamatan
pasien dan petugas di rumah sakit secara optimal, terkoordinasi dan terarah perlu
ditetapkan kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan bagi pengelolaanya yang di
sahkan oleh direktur dengan berpedoman pada Etik Rumah Sakit.
Untuk mendapatkan hasil dan berdaya guna secara maksimal dalam pelayanan
medis bagi rumah sakit Metro Medika. Proses tersebut merupakan awal dari pada
rangkaian pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan manajemen rumah sakit
kini yang sedang membangun menuju rumah sakit yang lebih maju.
Kebijakan tentang kewaspadaan isolasi pasien TB agar dapat dipergunakan
sebagai pedoman kerja yang tepat dalam memberikan pelayanan medis pada
seluruh pasien.
B. TUJUAN
Bertujuan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung yang
menerima pelayanan kesehatan serta masyarakat dalam lingkungannya dengan cara
memutus siklus penularan penyakit infeksi melalui kewaspadaan standar dan
berdasarkan transmisi. Bagi pasien yang memerlukan isolasi, maka akan diterapkan
kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan
berdasarkan transmisi.
C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

2. Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman


manajerial rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang


Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis

4. Kebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah
sakit.

2
5. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI 2011.

D. PENGERTIAN
1. Kewaspadaan berdasarkan transmisi adalah tambahan kewaspadaan standart
diterapkan pada pasien dengan gejala / dicurigai terinfeksi atau kolonisasi
kuman pathogen.
2. Kewaspadaan Penularan melalui udara (Airborne Precaution)
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi kuman pathogen yang penularannya melalui udara (Misalnya: TBC,
Campak, Mumps, Chicken Pox/cacar air)
3. Kewaspadaan penularan melalui percikan (Droplet Precaution)
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi kuman pathogen yang melalui droplet saat pasien batuk, bersin atau
berbicara (Misalnya :Mumps, Rubella, Pertussis, Influenza)
4. Kewaspadaan penularan melalui sentuhan (Contact Precaution)
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi yang resiko penularannya meningkat melalui kontak
5. Alat Pelindung Diri (APD) adalah Suatu peralatan yang dipakai oleh petugas
kesehatan untuk melindungi dirinya dari bahan-bahan yang dapat infeksius
seperti darah, cairan tubuh, secret pasien.
6. Immuno compromissed:

3
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Penularan melaui udara (airborne precaution)

2. Penularan melalui percikan (Droplet precaution)

3. Penularan melalui sentuhan (Contact precaution)

4. Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh dan kondisi tertentu yang tercantum
dalam lampiran.
4
BAB III
KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Rumah Sakit Metro Medika Nomor : 003/SK-PPI/DIR/RSMM/I/2022


tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Metro Medika.
BAB IV 5
TATA LAKSANA

1. AIRBORNE PRECAUTIONS
Diterapkan kepada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman pathogen dengan
penularan melalui udara. Partikel lebih kecil dari droplet (<5mm) dan tinggal di udara
dalam jangka waktu lama, sehingga udara terkontaminasi, menular melalui udara
terkontaminasi yang dihirup
Contoh kondisi :

 TBC Paru

PENATALAKSANAAN
KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI UDARA

Sarung tangan Tidak diperlukan


Apron/gown Tidak diperlukan
Masker N 95 (P2 Particulate respiratory) digunakan
untuk kasus TBC dan SARS
Untuk kasus lain biasa digunakan masker bedah. Masker
dipakai oleh petugas yang sama, dan dibuang setelah
Masker
kontak.
Catatan : masker diganti setelah dipakai terus
menerus selama 4 jam atau jika masker basah atau
kotor
Membatasi furniture dan peralatan terpapar pasien
Peralatan yang digunakan ulang dilakukan desinfeksi
Penanganan peralatan
dan sterilisasi sesuai prosedur sebelum digunakan
untuk pasien lain

Pasien menggunakan masker bedah


Hubungi ruangan yang akan menerima pasien. Petugas
Transportasi pasien tidak perlu menggunakan masker jika pasien sudah
menggunakan masker
Pasien dengan adanya luka/lesi di kulit diberi tutup
6

Minimalkan kontak dan mengibaskan linen


pasien. Linen yang terkontaminasi dimasukkan
kedalam kantong plastic berwarna kuning dan
Linen
ditangani sesegera mungkin. Dekontaminasi
sesuai prosedur. Gunakan APD saat menangani
linen yang terkontaminasi

Limbah Tangani limbah sesuai prosedur


Cuci tangan sesuai prosedur dan five moment
Lain-lain
dan setelah melepas APD

2. DROPLET PRECAUTIONS

Diterapkan saat melakukan tindakan yang kontak dengan membrane mukosa


atau konjungtiva pasien yang diduga menular.Partikel lebih besar dari 5mm,
dan memercik dalam radius 1 meter.
Contoh Kondisi :
a. Bronchiolitis
b. Meningo-coccalInfectius
c. Viral infections termasuk influenza, Mumps Rubella

PENATALAKSANAAN

KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI UDARA


Sarung tangan Sesuai kewaspadaan standar
Apron/gown Sesuai kewaspadaan standar

Masker bedah
Petugas harus menggunakan masker saat merawat
Masker
pasien dengan batuk produktif, terutama bila
melakukan penanganan dengan jarak ± 1meter

Goggles/face shield Lindungi wajah bila ada resiko percikan

Peralatan yang digunakan ulang dilakukan desinfeksi


Penangananperalatan dan sterilisasi sesuai prosedur sebelum digunakan
untuk pasien lain
7

Pasien menggunakan masker bedah


Hubungi ruangan yang akan menerima pasien Petugas
Transportasi pasien
tidak perlu menggunakan masker jika pasien sudah
menggunakan masker
Minimalkan kontak dan mengibaskan linen pasien
Linen yang terkontaminasi dimasukkan kedalam
kantong plastik berwarna kuning dan ditangani

Linen sesegera mungkin


Dekontaminasi sesuai prosedur

Gunakan APD saat menangani linen yang


terkontaminasi
Limbah Sesuai kewaspadaan standar
Cuci tangan sesuai prosedur &five moment, dan
Lain-lain
setelah melepas APD

3. CONTACT PRECAUTIONS
Diterapkan untuk menurunkan resiko penularan mikroorganisme pathogen melalui
kontak langsung maupun tidak langsung diantaranya :

a. Kontak kulit dan kulit

b. Kontaminasi dari peralatan pasien

c. Lingkungan pasien

Contoh kondisi :
a. Kolinisasi atau infeksi MRSA, EsβL (Extended spectrum Betalactamase
producing organisme) VRE (VancomycinResistenStaphilococus)

b. Penyakit saluran pencernaan : Rotavirus, hepatitis A, Clostridiumdifficle

c. Respiratory : SARS,Bronchiolitis

d. Infeksi kulit : Herpes Zoster, Scabies,HSV


8
PENATALAKSANAAN

KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI KONTAK / SENTUHAN


Saat kontak dengan pasien, peralatan pasien dan lingkungan
Sarung tangan
pasien
Saat petugas kesehatan kontak dengan pasien, peralatan pasien dan
Apron/gown
lingkungan pasien
Masker Digunakan jika ada resiko percikan cairan tubuh pasien
Goggles/face shield Digunakan jika ada resiko percikan cairan tubuh pasien

Membatasi furniture dan peralatan terpapar pasien. Peralatan yang


Penanganan peralatan digunakan ulang dilakukan desinfeksi dan sterilisasi sesuai
prosedur sebelum digunakan untuk pasien lain

Hubungi ruangan yang dituju.


Transportasi pasien
Pastikan luka dikulit tertutup dan exudat ditangani dengan baik.

Minimalkan kontak dan mengibaskan linen pasien Linen yang


terkontaminasi dimasukkan kedalam kantong plastic berwarna
Linen kuning dan ditangani sesegera mungkin
Dekontaminasi sesuai prosedur
Gunakan APD saatmenangani linen yang terkontaminasi
Limbah Tangani sesuai prosedur

Lakukan cuci tangan sesuai five moment, setelah melepas


Lain-lain
sarung tangan dan apron
9

4. Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh (Immuno compromissed)


Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh dimasukkan kedalam ruang isolasi untuk
mencegah resiko paparan mikroorganisme pathogen dari pasien lain.
Contoh kondisi :Autoimune disorder
Beberapa pasien dengan kondisi tertentu dimasukkan kedalam ruang isolasi dengan
mempertimbangkan kenyamanan pasien maupun pasien lain disekitarnya.
5. Penatalaksanaan perawatan pasien isolasi dengan penyakit menular harus terinformasi
jelas dengan member tandak husus pada pintu kamar pasien sesuai cara penularannya.
6. Semua petugas kesehatan yang terkait harus memahami dan menerapkan metode
kewaspadaan selama menjalankan prosedur pada pasien & lingkungannya:
Kewaspadaan standar (Standard Precautions)

Kewaspadaan berdasarkan transmisi (air borne, droplet dan kontak)

7. Semua peralatan baik medis maupun non medis yang telah digunakan di ruang isolasi
harus menjalani proses dekontaminasi-disinfeksi atau sterilisasi yang telah
direkomendasikan sebelum digunakan kembali.
8. Melakukan pembersihan ruangan secara rutin/harian sesuai dengan SPO yang telah
ditetapkan untuk ruang isolasi. Pembersihan menyeluruh dilakukan saat pasien pindah
atau pulang
9. Peralatan makan yang digunakan di ruang isolasi tidak ada perlakuan khusus missalnya
dengan pemakaian fasilitas sekali pakai. Pencucian cukup dengan menggunakan
disinfektan khusus untuk alat makan atau secara mekanik (mesin cuci piring) dengan
suhu ±80°C.
10. Semua alat kebersihan yang dipakai (pel, lap dll) untuk ruang isolasi harus
didekontaminasi segera sesuai SPO yang direkomendasikan setiap selesai digunakan
dan tidak digunakan untuk area yang non infeksius.
11. Pengunjung ruang isolasi harus mendapatkan edukasi & penjelasan oleh petugas
kesehatan tentang kewaspadaan standar selama berkunjung.
12. Bila pasien ruang isolasi dengan kasus menular harus menjalankan pemeriksaan atau
tindakan diluar kamar perawatan informasikan secara jelas kepada instalasi lain yang
dituju tentang kondisi pasien.
13. Penanganan jenasah dari kamar isolasi harus ditangani sesuai dengan SPO dan
hindarkan pencemaran terhadap lingkungan.
10
14. Prosedur cuci tangan merupakan metode penting untuk mencegah penyebaran
infeksi ,pastikan fasilitas tersedia setiap saat, aman dan nyaman saat digunakan.
15. Penggunaan ruang perawatan biasa menjadi ruang isolasi karena situasi tidak normal
(ruang isolasi penuh dan kohorting tidak dapat dilakukan ) harus di informasikan kepada
dokter yang merawat demi keamanan pasien, petugas dan pengunjung.
16. Perawatan pasien yang memerlukan kamar isolasi tidak dapat dilakukan bila ruang
isolasi penuh, kohorting tidak dapat dilakukan dan ruang perawatan biasa yang ada tidak
dapat digunakan sebagai ruang isolasi. Dalam situasi tersebut pasien harus dirujuk
kerumah sakit lain.
17. Bila pasien dari ruang isolasi meninggal perawatan jenazah dilakukan dengan
memperhatikan prinsip kewaspadaan standar
18. Pasien dari ruang isolasi meninggal ataupun dirujuk menggunakan ambulance, maka
ambulance wajib dilakukan desinfeksi sesuai prosedur

11
BAB V
DOKUMENTASI

Dilakukan audit kepatuhan penerapan kewaspadaan berdasarkan transmisi, hasilnya


dilaporkan ke unit dan direksi .

Ditetapkan di : Mataram
Pada tanggal : 21 April 2022
Direktur RS Metro Medika

dr. Bayu Setyo Notokusumo


NIK : 940126.2807.1.180

Anda mungkin juga menyukai