2022
RUMAH SAKIT METRO MEDIKA
Jl. Jend Sudirman No. 18A Rembiga Selaparang Mataram – NTB
Telp. (0370)7847171 / 081977847171
e-mail : info@rsmetromedika.com
TENTANG
Ditetapkan di : Mataram
Pada tanggal : 21 April 2022
Direktur RS Metro Medika
Cover ................................................................................................................. : i
Keputusan Pemberlakuan Panduan ................................................................... : ii
Daftar Isi ............................................................................................................ : iv
Bab I Definisi
A. Pendahuluan ...................................................................................... : 1
B. Tujuan ............................................................................................... : 1
C. Dasar Hukum .................................................................................... : 1
D. Pengertian ......................................................................................... : 2
Bab II Ruang Lingkup ....................................................................................... : 3
Bab III Kebijakan .............................................................................................. : 4
Bab IV Tata Laksana ......................................................................................... : 5
Bab V Dokumentasi .......................................................................................... : 9
1
BAB I
DEFINISI
A. PENDAHULUAN
Penatalaksanaan pasien isolasi dapat dijalankan sebagai upaya mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit harus selalu berorientasi pada keselamatan
pasien dan petugas di rumah sakit secara optimal, terkoordinasi dan terarah perlu
ditetapkan kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan bagi pengelolaanya yang di
sahkan oleh direktur dengan berpedoman pada Etik Rumah Sakit.
Untuk mendapatkan hasil dan berdaya guna secara maksimal dalam pelayanan
medis bagi rumah sakit Metro Medika. Proses tersebut merupakan awal dari pada
rangkaian pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan manajemen rumah sakit
kini yang sedang membangun menuju rumah sakit yang lebih maju.
Kebijakan tentang kewaspadaan isolasi pasien TB agar dapat dipergunakan
sebagai pedoman kerja yang tepat dalam memberikan pelayanan medis pada
seluruh pasien.
B. TUJUAN
Bertujuan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung yang
menerima pelayanan kesehatan serta masyarakat dalam lingkungannya dengan cara
memutus siklus penularan penyakit infeksi melalui kewaspadaan standar dan
berdasarkan transmisi. Bagi pasien yang memerlukan isolasi, maka akan diterapkan
kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan
berdasarkan transmisi.
C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2
5. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI 2011.
D. PENGERTIAN
1. Kewaspadaan berdasarkan transmisi adalah tambahan kewaspadaan standart
diterapkan pada pasien dengan gejala / dicurigai terinfeksi atau kolonisasi
kuman pathogen.
2. Kewaspadaan Penularan melalui udara (Airborne Precaution)
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi kuman pathogen yang penularannya melalui udara (Misalnya: TBC,
Campak, Mumps, Chicken Pox/cacar air)
3. Kewaspadaan penularan melalui percikan (Droplet Precaution)
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi kuman pathogen yang melalui droplet saat pasien batuk, bersin atau
berbicara (Misalnya :Mumps, Rubella, Pertussis, Influenza)
4. Kewaspadaan penularan melalui sentuhan (Contact Precaution)
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi yang resiko penularannya meningkat melalui kontak
5. Alat Pelindung Diri (APD) adalah Suatu peralatan yang dipakai oleh petugas
kesehatan untuk melindungi dirinya dari bahan-bahan yang dapat infeksius
seperti darah, cairan tubuh, secret pasien.
6. Immuno compromissed:
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4. Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh dan kondisi tertentu yang tercantum
dalam lampiran.
4
BAB III
KEBIJAKAN
1. AIRBORNE PRECAUTIONS
Diterapkan kepada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman pathogen dengan
penularan melalui udara. Partikel lebih kecil dari droplet (<5mm) dan tinggal di udara
dalam jangka waktu lama, sehingga udara terkontaminasi, menular melalui udara
terkontaminasi yang dihirup
Contoh kondisi :
TBC Paru
PENATALAKSANAAN
KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI UDARA
2. DROPLET PRECAUTIONS
PENATALAKSANAAN
Masker bedah
Petugas harus menggunakan masker saat merawat
Masker
pasien dengan batuk produktif, terutama bila
melakukan penanganan dengan jarak ± 1meter
3. CONTACT PRECAUTIONS
Diterapkan untuk menurunkan resiko penularan mikroorganisme pathogen melalui
kontak langsung maupun tidak langsung diantaranya :
c. Lingkungan pasien
Contoh kondisi :
a. Kolinisasi atau infeksi MRSA, EsβL (Extended spectrum Betalactamase
producing organisme) VRE (VancomycinResistenStaphilococus)
c. Respiratory : SARS,Bronchiolitis
7. Semua peralatan baik medis maupun non medis yang telah digunakan di ruang isolasi
harus menjalani proses dekontaminasi-disinfeksi atau sterilisasi yang telah
direkomendasikan sebelum digunakan kembali.
8. Melakukan pembersihan ruangan secara rutin/harian sesuai dengan SPO yang telah
ditetapkan untuk ruang isolasi. Pembersihan menyeluruh dilakukan saat pasien pindah
atau pulang
9. Peralatan makan yang digunakan di ruang isolasi tidak ada perlakuan khusus missalnya
dengan pemakaian fasilitas sekali pakai. Pencucian cukup dengan menggunakan
disinfektan khusus untuk alat makan atau secara mekanik (mesin cuci piring) dengan
suhu ±80°C.
10. Semua alat kebersihan yang dipakai (pel, lap dll) untuk ruang isolasi harus
didekontaminasi segera sesuai SPO yang direkomendasikan setiap selesai digunakan
dan tidak digunakan untuk area yang non infeksius.
11. Pengunjung ruang isolasi harus mendapatkan edukasi & penjelasan oleh petugas
kesehatan tentang kewaspadaan standar selama berkunjung.
12. Bila pasien ruang isolasi dengan kasus menular harus menjalankan pemeriksaan atau
tindakan diluar kamar perawatan informasikan secara jelas kepada instalasi lain yang
dituju tentang kondisi pasien.
13. Penanganan jenasah dari kamar isolasi harus ditangani sesuai dengan SPO dan
hindarkan pencemaran terhadap lingkungan.
10
14. Prosedur cuci tangan merupakan metode penting untuk mencegah penyebaran
infeksi ,pastikan fasilitas tersedia setiap saat, aman dan nyaman saat digunakan.
15. Penggunaan ruang perawatan biasa menjadi ruang isolasi karena situasi tidak normal
(ruang isolasi penuh dan kohorting tidak dapat dilakukan ) harus di informasikan kepada
dokter yang merawat demi keamanan pasien, petugas dan pengunjung.
16. Perawatan pasien yang memerlukan kamar isolasi tidak dapat dilakukan bila ruang
isolasi penuh, kohorting tidak dapat dilakukan dan ruang perawatan biasa yang ada tidak
dapat digunakan sebagai ruang isolasi. Dalam situasi tersebut pasien harus dirujuk
kerumah sakit lain.
17. Bila pasien dari ruang isolasi meninggal perawatan jenazah dilakukan dengan
memperhatikan prinsip kewaspadaan standar
18. Pasien dari ruang isolasi meninggal ataupun dirujuk menggunakan ambulance, maka
ambulance wajib dilakukan desinfeksi sesuai prosedur
11
BAB V
DOKUMENTASI
Ditetapkan di : Mataram
Pada tanggal : 21 April 2022
Direktur RS Metro Medika