Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MAHASISWA

SEMESTER VII
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BLOK MANAJEMEN KESEHATAN
MODUL 2. MANAJEMEN PRAKTEK
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

1. Florencia Honggo Nugroho (2017.07.1.0008)


2. Catherine Ivanna Edward (2017.07.1.0011)
3. Ni Putu Eka Dania Putri (2017.07.1.0016)
4. Anjang Riyani Santoso (2017.07.1.0022)
5. Satria Samodra Putra (2017.07.1.0023)
6. Sarsa Parilla Gunawan Kwong (2017.07.1.0034)
7. Emilia Dewi Artanty (2017.07.1.0053)
8. Nick Geraldy Tie Restia (2017.07.1.0060)
9. Brigit Pavita Soerjanto (2017.07.1.0067)
10. Vera Maslakhatul Hidayah (2017.07.1.0084)
11. Nabilah YuniarInaswati (2017.07.1.0095)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2020
MODUL 2
MANAJEMEN PRAKTEK

A. TOPIK MODUL 2
Manajemen Praktek Pribadi

B. PENDAHULUAN
Pada era masa modern seperti ini para dokter gigi bersaing dimana dokter gigi yang

berkualitas yang mempu bertahan sedangkan dokter gigi yang memiliki pengetahuan

kurang akan tersingkir. Begitu halnya dengan masa pandemik sekarang dimana dokter gigi

harus dengan hati hati memperlakukan pasien dengan baik. Begitu halnya untuk praktek

pribadi yang sangat rentan terjadi penularan virus ini. Praktek pribadi sendiri memiliki resiko

tinggi untuk penularan virus, dikarenakan banyaknya pasien yang datang dan peralatan

yang dipakai oleh dokter gigi sangatlah terbatas berbeda dengan penanganan pada saat di

rumah sakit

Inilah salah satu yang perlu diperhatikan dokter gigi, yaitu bagaimana cara agar kita

tetap terjaga kesehatannya dan nyaman pada saat melakukan atau dilakukannya suatu

perawatan. Hal ini yang menjadi pilihan pasien dimana dokter gigi yang pantas atau bias

dipercaya untuk melakukan perawatan di masa pandemic ini. Dengan hal itu dokter gigi

sebaiknya memakai atau menggunakan APD lengkap serta memberikan tata cara ataupun

cara menggunakan APD terhadap pasien sebelum dilakukan perawatan. Dan tidak lupa

juga menyampaikan bagaimanakah cara yang tepat untuk melakukan perlindungan diri

dengan contoh kecil yaitu mencuci tangan sebelum melakukan apa saja, serta memakai

masker. Dan dokter gigi juga diharapkan untuk menyampaikan apa pun informasi yang
berkaitan dengan perawatan pasien begitu pula sebaliknya, pasien perlu menyampaikan

keluhan apa yang dirasakan.

C. PEMICU I
Judul Pemicu: Pandemi Menyerang ...
Jabaran Pemicu
Sucipto merupakan dokter gigi yang sudah 5 tahun melaksanakan praktik perorangan

dokter gigi. Dalam melaksanakan praktik perorangan Sucipto mengacu pada Undang-undang

Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004, Permenkes No. 09 Tahun 2014, dan Permenkes No.

512 Tahun 2007.

Sucipto selalu berpegang teguh terhadap aturan-aturan yang ada untuk

melaksanakan profesionalisme dalam memberikan pelayanan kesehatan paripurna. Selain itu

Sucipto sadar bahwa profesi yang dijalaninya memiliki resiko tinggi terhadap penularan suatu

penyakit, sehingga Sucipto memberlakukan standart sterilisasi yang tinggi terhadap pelayanan

kesehatan yang diberikan guna keselamatan dan kenyaman pasien dan dirinya.

Maret 2020, COVID-19 masuk dan menjadi bencana nasional di Indonesia. Ikatan-

ikatan Profesi Kesehatan mulai memberikan acuan-acuan mengenai protokol kesehatan, tidak

terkecuali Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Melalui Surat Edaran PB PDGI Nomor: 2776/PB

PDGI/III-3/2020 tentang PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI

VIRUS COVID-19, dan Buku Panduan PB PDGI tahun 2020 tentang Manajemen Praktik

Dokter Gigi di Era New Normal, PB PDGI memberikan acuan mengenai tata laksana praktik

kedokteran gigi selama masa pandemi.

Sucipto yang selalu taat akan aturan-aturan yang berlaku, segera membenahi

praktiknya. Sucipto mengubah sistem sirkulasi udara praktiknya, melengkapi sistem High
Volume Evacuator (HVE), menambah ruang Doning Doffing, serta merubah alat pelindung diri

(APD) yang digunakan selama ini menjadi APD level 3.

A. TERMINOLOGI PEMICU 1

1. Profesionalisme Suatu sikap yang harus dikembangkan para


pekerja saat berada dilingkungan dunia kerja

2. Praktik perorangan Praktik swasta yang dilakukan oleh dokter


umum atau spesialis

3. Palayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,


Paripurna preventif, kuratif, dan rehabilitatif
4. Protokol Kesehatan Ketentuan yang perlu diikuti oleh segala pihak
agar dapat beraktivitas dengan aman dan
untuk mencegah terjadinya penyebaran virus
5. Sterilisasi Suatu prosedur untuk membebaskan alat-alat
kesehatan dari mikroorganisme menggunakan
suatu bahan tertentu (misal : alkohol)
6. Ruang Donning Dofing Ruang pemakaian APD (DONING) dan ruang
melepas APD (DOFING)
7. Pandemi Situasi ketika populasi seluruh dunia ada
kemungkinan akan terkena infeksi ini dan
berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit.
8. Sistem sirkulasi udara Proses pergantian udara di ruangan dengan
memasukkan udara dari luar ruangan dan
membuang udara yang ada didalam ruangan
9. High Volume Evacuator Evacuator bervolume tinggi yang merupakan
alat hisap yang menarik banyak udara selama
periode waktu tertenti
10. APD Level 3 Alat pelindung diri tingkat ketiga bagi tenaga
kesehatan yang bekerja kontak langsung
dengan pasien yang dicurigai atau sudah
konfirmasi covid-19 dan melakukan tindakan
bedah yang menimbulkan aerosol, maka APD
dipakai harus lebih lengkap yaitu penutup
kepala, pengaman muka, pengaman mata
atau google, masker N95, cover all, sarung
tangan bedan dan sepatu boots anti air

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Melaksanankan praktik perorangan mengacu pada UU RI No. 29 Tahun 2004,
Permenkes No. 09 Tahun 2014, dan Pemenkes No.512 Tahun 2007.
2. Profesionalisme dalam memberikan pelayanan kesehatan paripurna
3. Profesi resiko tinggi terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan
sehingga standar sterilisasi meningkat
4. PDGI memberikan acuan mengenai tata laksana praktik kedokteran gigi selama
masa pandemi
5. Mengubah sistem sirkulasi udara praktiknya, melengkapi sistem High Volume
Evacuator (HVE), menambah ruang Doning Doffung, serta merubah alat
pelindung diri (APD) yang digunakan selama ini menjadi APD level 3

C. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa dalam melaksanakan praktik perorangan perlu mengacu pada UU RI
No. 29 Tahun 2004, Permenkes No. 09 Tahun 2014, dan Pemenkes No.512
Tahun 2007 ?
2. Mengapa harus berpegangan teguh pada peraturan untuk melaksanakan
profesionalisme dalam memberikan pelayanan kesehatan paripurna?
3. Mengapa harus melakukan peningkatan standar sterilisasi terhadap pelayanan
kesehatan ?
4. Mengapa PDGI memberikan acuan mengenai tata laksana praktik kedokteran gigi
selama masa pandemic?
5. Mengapa dokter gigi mengubah sistem sirkulasi udara praktiknya, melengkapi
sistem High Volume Evacuator (HVE), menambah ruang Doning Doffing, serta
merubah alat pelindung diri (APD) yang digunakan selama ini menjadi APD level
3.

D. HIPOTESIS MASALAH
1. Karena pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang praktik kedokteran maupun
praktik perorangan diatur dalam peraturan peraturan tersebut.
2. Untuk memberikan pelayanan kesehatan pada pasien secara maksimal dan
menghindari penularan melalui pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif
3. Standart sterilisasi yang tinggu harus diberlakukan agar tidak terjadi proses infeksi
silang atau penyebaran suatu penyakit
4. PB PDGI memberikan acuan mengenai tata laksana praktik kedokteran gigi
selama masa pandemic bertujuan untuk melindungi keselamatan para dokter gigi
dalam memberikan pelayanan kesehatan, serta memberikan rasa aman bagi
pasien yang menerima pelayanan kesehatan.
5. Untuk menghindari dokter gigi terpapar COVID-19 dan menghindari terjadinya
infeksi silang

PEMICU 2
Jabaran Pemicu :
Selama pandemik COVID-19 Sucipto hanya menerima pasien dengan keluhan
kegawatdaruratan kedokteran gigi dan kasus-kasus tindakan kedokteran gigi
sederhana (non aerosol atau aerosol minimum) sesuai dengan anjuran dari PB PDGI.
Sucipto menangani pasien-pasien dengan proses screening yang ketat, dan selalu
menggunakan kelengkapan safety.
Suatu ketika Sucipto menangani pasien yang datang dengan keluhan sakit yang
tidak tertahankan pada gigi geraham atas kanannya. Setelah dilakukan tindakan untuk
mengurangi rasa sakitnya, pasien menyelesaikan administrasi. Pasien merasa kaget
karena didalam kuitansi pembayaran ada item untuk pembayaran alat pelindung diri.
Pasien merasa tidak pernah mendapatkan informasi mengenai penggantian/
pembayaran alat pelindung diri tersebut, sehingga pasien merasa hak-haknya sebagai
pasien telah dilanggar.

E. TERMINOLOGI PEMICU 2

1. Kegawatdaruratan Kasus-kasus kegawat daruratan yang terjadi


kedokteran gigi sebelum, saat, dan sesudah perawatan/suatu
kejadian mendadak, tidak terduga serta tidak
diharapkan, yang memerlukan penanganan
segera
2. Aerosol Partikel cair atau padat yang ada di udara
3. Screening Tindakan awal pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan petugas kesehatan terhadap pasien
yang datang
4. Hak pasien Poin-poin berdasarkan peraturan/pedoman
yang berhak diketahui pasien sebelum
menerima perawatan

F. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Menerima pasien dengan keluhan kegawat daruratan dengan kasus sederhana
2. Menangani pasien-pasien dengan proses screening yang ketat, dan selalu
menggunakan kelengkapan safety
3. Pasien merasa tidak pernah mendapatkan informasi mengenai
penggantian/pembayaran alat pelindung diri tersebut, sehingga pasien merasa
hak-haknya sebagai pasien telah dilanggar

G. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa dokter gigi menerima pasien dengan keluhan kegawat daruratan kasus
sederhana?
2. Apa tujuan hanya menangani pasien-pasien dengan proses screening yang ketat
dan selalu menggunakan kelengkapan safety?
3. Mengapa pasien merasa hak-haknya sebagai pasien telah dilanggar?

H. HIPOTESIS MASALAH
1. Karena hanya sebatas itu yang dianjurkan oleh PBPDGI untuk mengurangi resiko
tertular penyakit pada saat pemberian perawatan
2. Untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19 antara dokter dan pasien dan
menghindari terjadinya infeksi silang
3. Pasien merasa hak-haknya sebagai pasien telah dilanggar karena pasien tidak
mendapatkan informasi yang jelas terkait item pembayaran yang dilakukan.

I. PETA KONSEP
J. LEARNING ISSUE

1. Fasilitas Kesehatan
a. Definisi
b. Macam fasilitas kesehatan
c. Sebutkan aturan-aturan yang menjelaskan mengenai fasilitas kesehatan
2. Hak dan Kewajiban Pasien
a. Definisi hak pasien
b. Definisi kewajiban pasien
c. Sebutkan aturan yang mengatur hak pasien ( UU RI No. 44 tahun 2009, pasal
32)
d. Sebutkan aturan yang mengatur kewajiban pasien ( UU RI No. 44 tahun 2009,
pasal 31, dan Permenkes No. 4 Tahun 2018, pasal 26)
3. Pelayanan Kesehatan
a. Definisi
b. Jenis
c. Peraturan yang mengatur tentang pelayanan kesehatan
4. Apa yang dimaksud dengan pandemi ?
5. Sebutkan dan jelaskan sarana yang perlu disediakan berdasarkan Buku Panduan
PB PDGI tahun 2020 tentang Manajemen Praktik Dokter Gigi di Era New Normal
6. Alat Perlindungan Diri
a. Definisi
b. Klasifikasi

K. PEMBAHASAN
1. Fasilitas Kesehatan
a. Definisi
Sarana atau prasarana atau perlengkapan yang diwujudkan dalam bentuk
pelayanan yang disenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
atau swasta bagi masyarakat dengan tujuan untuk menjaga atau
meningkatkan kesehatan melalui tindakan prevenrif, kuratif maupun
rehabilitatif.
b. Macam fasilitas kesehatan
- Praktek Perorangan
: Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kerja perorangan
- Pusat Kesehatan Masyarakat
- Klinik :…………………………………………………………………………………
Fasilitas public kecil yang didirikan untuk memberikan perawatan pada
pasien luar
- Rumah Sakit
Suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara paripurna/menyeluruh yang menyediakan pelayanan
rawat inap rawat jalan serta
- Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional
c. Sebutkan aturan-aturan yang menjelaskan mengenai fasilitas kesehatan
UU No 52 tahun 2018, pasal 1
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut Fasyankes adalah
suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
selanjutnya disebut K3 di Fasyankes adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi sumber daya manusia fasilitas pelayanan kesehatan, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar sehat, selamat, dan bebas dari gangguan
kesehatan dan pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan, lingkungan,
dan aktivitas kerja.
3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut SMK3 di Fasyankes adalah
bagian dari sistem manajemen Fasilitas Pelayanan Kesehatan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
aktivitas proses kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan guna terciptanya
lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman.
4. Sumber Daya Manusia Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya
disebut SDM Fasyankes adalah semua tenaga yang bekerja di Fasyankes
baik tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
UU No 52 tahun 2018, pasal 2
Pengaturan K3 di Fasyankes bertujuan untuk terselenggaranya Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Fasyankes secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
UU No 52 tahun 2018, pasal 3
1. Setiap Fasyankes wajib menyelenggarakan K3 di Fasyankes.
2. Jenis Fasyankes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk
rumah sakit.
3 Penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
UU No 52 tahun 2018, pasal 4
1. Penyelenggaraan K3 di Fasyankes meliputi: a. membentuk dan/atau
mengembangkan SMK3 di Fasyankes; dan b. menerapkan standar K3 di
Fasyankes.
2. Penyelenggaraan K3 di Fasyankes sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan karakteristik dan faktor risiko pada masing-masing
Fasyankes.

2. Hak dan Kewajiban Pasien


a. Definisi hak pasien
Suatu kewenangan atau tuntutan yang dimiliki seorang pasien untuk mendapatkan
atau memutuskan untuk kebutuhan pribadinya. Seperti hak untuk mendapatkan
informasi kesehatannya.
b. Definisi kewajiban pasien
Sesuatu yang harus dilakukan oleh pasien dan tidak boleh apabila tidak
dilaksanakan. Seperti memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita oleh pasien kepada dokter yang merawat memenuhi
hal hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuatnya
c. Sebutkan aturan yang mengatur hak pasien ( UU RI No. 44 tahun 2009, pasal
32 :
Setiap pasien mempunyai hak:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di Rumah Sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
l. Didampingi keluarganya pada saat sakit
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di Rumah Sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya
q. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana
r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

d. Sebutkan aturan yang mengatur kewajiban pasien ( UU RI No. 44 tahun 2009, pasal
31, dan Permenkes No. 4 Tahun 2018, pasal 26)
UU RI No. 44 tahun 2009 pasal 31
a. Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang
diterimanya.
b. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan
Menteri.
UU PEMENKES No. 4 tahun 2018, pasal 26
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
b. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab
c. Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan penyakit
atau masalah kesehatannya
h. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

3. Pelayanan Kesehatan
a. Definisi
Upaya kesehatan yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama sama dalam
suatu organisasi yang digunakan untuk memelihara meningkatkan kesehatan dan
mencegah serta menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, maupun masyarakat
b. Jenis
- Pelayanan keodokteran
Cara pengorganisasian dapat bersifat praktek mandiri atau secara bersama
sama dengan satu organisasi, tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit
dan memulihkan kesehatan serta sasaran utamanya perorangan atau keluarga
- Pelayanan masyarakat
Cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama sama dalam satu
organisasi tujuan utamanya untuk memelihara, meningkatakan kesehatan,
mencegah penyakit. Sasarannya perorangan dan masyarakat.
c. Peraturan yang mengatur tentang pelayanan kesehatan
UU RI No. 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit (pasal 1)
Bab 1, Ketentuan Umum
Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif dan kuratif, dan rehabilitatif.

4. Apa yang dimaksud dengan pandemi ?


Wabah atau penyakit tertentu yang berasal satu sumber tunggal dalam satu kelompok
populasi atau masyarakat wilayah yang melebihi tingkat kebiasaan yang diperkirakan
yang menyebar luas melintasi negara benua atau populasi yang besar dan
kemungkinan bisa sampai seluruh dunia

5. Sebutkan dan jelaskan sarana yang perlu disediakan berdasarkan Buku Panduan PB
PDGI tahun 2020 tentang Manajemen Praktik Dokter Gigi di Era New Normal
a. Exhaust fan/ exhauster, yang berfungsi mengeluarkan udara kotor dari dalam
ruangan keluar ruangan.
b. Penggunaan sistem pembersihan udara portabel dalam ruangan yang dilengkapi
dengan filter HEPA dan sinar UV.
c. Penggunaan high volume evacuator (HVE), HVE adalah mesin evacuator volume
tinggi dengan kemampuan hisap besar selama periode waktu tertentu
dandipasang pada sistem evakuasi yang dapat menghilangkan volume udara
lebih besar dari 100 kaki kubik per menit (cfm).
d. Suction dental unit yang mempunyai saluran pembuangan menyatu dengan
pembuangan dental unit.
e. Penggunaan unit-unit HEPA filter portabel, dimana unit ini akan mengurangi
jumlah partikel (termasuk droplet) di dalam ruangan dan akan mengurangi jumlah
waktu pertukaran udara, daripada hanya mengandalkan kapasitas aliran udara di
dalam gedung (sistem HVAC).
f. Penggunaan iradiasi ultraviolet (UV) pada ruang praktik sebagai tambahan untuk
pembersihan udara yang lebih tinggi.
g. Ruang pemakaian APD (Donning) dan ruang melepas APD (Doffing)
h. Pembagian zonasi tempat praktek dokter gigi, yaitu pembagian zonasi kuning
yaitu ruang receptionist/front office, ruang tunggu pasien, dan ruang staf. Zona
merah adalah ruang yang dipergunakan untuk praktik (menghasilkan aerosol), dan
dekontaminasi (doffing-melepas APD).

6. Alat Perlindungan Diri


a. Definisi
Alat yang mempunyai kemampuan melindungi seseorang dalam pekerjaan yang
fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja, terutama
pencegahan terhadap gangguan kesehatan terhadap timbulnya penyakit
b. Klasifikasi
Level 1

1. Masker Surgikal
2. Handshcoen
3. Baju Kerja
4. Alas kaki

Level 2
1. Penutup Kepala
2. Goggles
3. Masker N95
4. Handshcoen
5. Apron/Gown
6. Alas Kaki

Level 3
1. Goggles
2. Masker N95
3. Handshcoen
4. Cover All Sumpsuits
5. Boots

Kesimpulan :
Sucipto merupakan dokter gigi yang sudah 5 tahun melaksanakan praktik perorangan dokter gigi.

Dalam

melaksanakan praktik perorangan Sucipto mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia No. 29

Tahun 2004, Permenkes No. 09 Tahun 2014, dan Permenkes No. 512 Tahun 2007.

Sucipto selalu berpegang teguh terhadap aturan-aturan yang ada untuk melaksanakan

profesionalisme dalam memberikan pelayanan kesehatan paripurna. Selain itu Sucipto sadar bahwa

profesi yang dijalaninya memiliki resiko tinggi terhadap penularan suatu penyakit, sehingga Sucipto

memberlakukan standart sterilisasi yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan guna
keselamatan dan kenyaman pasien dan dirinya. Suatu ketika Sucipto menangani pasien yang dating

dengan keluhan sakit yang tidak tertahankan pada gigi geraham atas kanannya. Setelah dilakukan

tindakan untuk mengurangi rasa sakitnya, pasien menyelesaikan administrasi. Pasien merasa kaget

karena didalam kuitansi pembayaran ada item untuk pembayaran alat pelindung diri. Pasien merasa

tidak pernah mendapatkan informasi mengenai penggantian/ pembayaran alat pelindung diri tersebut,

sehingga pasien merasa hak-haknya sebagai pasien telah dilanggar.

DAFTAR PUSTAKA :

Manuaba, I. A. P. (2016). Prosedur Penggunaan Alat Perlindungan Diri dan Biosafety Level 1 dan

2. Jurnal E-ISSN, 2503-3638.

Handayani, E. E., Wibowo, T. A., & Suryani, D. (2010). Hubungan Antara Penggunaan Alat

Pelindung Diri, Umur Dan Masa Kerja Dengan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bagian Rustic Di Pt

Borneo Melintang Buana Eksport Yogyakarta. Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Ahmad Daulan, 4(3), 24926.

Humairoh, R., & Ningrum, V. (2019). PERBEDAAN JENIS MIKROORGANISME PADA BAJU

PELINDUNG DOKTER GIGI PADA TINDAKAN SKELING DAN ORAL SCREENING DI RUMAH

SAKIT GIGI DAN MULUT BAITURRAHMAH. B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas

Baiturrahmah, 6(1), 56-61.

Anda mungkin juga menyukai