SURAT KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK TIGA SAUDARA
NOMOR : /SK-KTS/VI/2023
TENTANG
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI
KLINIK TIGA SAUDARA
MEMUTUSKAN
Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
I. Pendahuluan
Infeksi yang didapat di Klinik yang saat ini disebut sebagai Healthcare Associated
Infections (HAIs), merupakan masalah di seluruh dunia baik di negara yang sudah maju maupun
yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. HAIs sangat merugikan KLINIK maupun pasien
itu sendiri. HAIs mengakibatkan lama hari rawat meningkat, meningkatkan angka kesakitan
bahkan kematian sehingga biaya bertambah, produktifitas pasien menurun, menurunkan mutu
dan citra KLINIK, dimana pada masa mendatang akan muncul tuntutan hukum bagi KLINIK
maupun pelayanan kesehatan lainnya. Namun sangat disayangkan banyak pihak manajemen
KLINIK tidak menyadari hal ini, sehingga program pencegahan dan pengendalian infeksi belum
mendapatkan prioritas penting.
Sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan pengendalian infeksi di
Fasyankes, KLINIK TIGA SAUDARA menyadari bahwa pencegahan dan pengendalian infeksi
adalah hal yang sangat penting karena itu adalah bagian dari keselamatan pasien yang
merupakan inti dari pelayanan yang di berikan kepada pasien sehingga ditetapkan Penanggung
jawab Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Klinik
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memasyarakatkan dan membudayakan pencegahan dan pengendalian infeksi HAIs kepada
seluruh karyawan di Klinik Tiga Saudara
2. Tujuan Khusus
a. Agar semua pegawai dapat memahami dan menjalankan program PPI didalam melayani pasien
b. Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI) HAI’s
c. Tersedianya fasilitas untuk mendukung petugas menjalankan program PPI ini
c. Manajemen limbah
1. Limbah infeksius : limbah terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh , sekresi dan ekskresi
2. Limbah non infeksius: limbah yang tidak terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh , sekresi
dan ekskresi
3. Limbah tajam (sharpbin box) : limbah yang mempunyai permukaan tajam yang dapat melukai
4. Limbah cair : Semua limbah cair dapat dibuang di wastafel ataupun spoelhook dan kemudian akan
masuk dan diolah di IPAL (Instalasi pengelolaan limbah)
5. Limbah B3 : Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya yang akan di simpan dlaam tempat sampah
bertanda khusus yang berada di spoelhook
d. Pengendalian Lingkungan
1. Udara
2. Permukaan lingkungan
3. Air
e. Dekontaminasi Peralatan Kesehatan
g. Penatalaksaan Linen
1. Pisahkan linen infeksius (linen yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh)
2. Linen non infeksius (linen kotor bekas pakai tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh)
h. Kesehatan Karyawan
Bekerjasama dengan HRD dan evaluasi petugas kesehatan yang berisiko.
1. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
2. Pemberian immunisasi
3. Pengadaan Alat Pelindung Diri
4. Pencegahan Kecelakaan Kerja Karyawan
5. Penatalaksanaan Kecelakaan Luka tusuk jarum
i. Penyuntikan yang aman
1. Lakukan tindakan aseptic dan antiseptik
2. Gunakan jarum suntik sekali pakai
3. Segera buang jarum suntik setelah digunakan
4. Sebaiknya gunakan obat/cairan sekali pakai, jika tidak memungkinkan pertahankan kesterilannya
j. Etika Batuk
1. Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin pakai tisu
2. Buang ketempat sampah bila telah terkena sekrets aluran napas dan Lakukan cuci tangan dengan
sabun /antiseptic dan air mengalir, alcohol handrub setelah kontak dengan sekret
k. Proses Lumbal Punksi
1. Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi ,anaestesi spinal /epidural/pasang
kateter vena sentral
2. Cegah droplet flora orofaring ,dapat menimbulkan meningitis bakterial
2. Kegiatan Surveilans Infeksi KLINIK / HAIs
a. Infeksi Luka Operasi
b. Infeksi Saluran Kemih
c. Infeksi Saluran Pernafasan (HAP)
d. Plebitis
e. Dekubitus
Kegiatan surveilans infeksi Klinik merupakan pengumpulan data secara sistemik yang
dilaksanakan terus-menerus untuk mendefinisikan infeksi KLINIK, dianalisa, dan
diinterpretasikan dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Hasil
surveilans ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk menentukan adanya potensi kejadian
luar biasa (outbreak), dilakukan analisa dan sosialisasi hasil rekomendasi pimpinan sehingga
dapat dilakukan penanganan segera. Target surveilans adalah ruangan dengan risiko infeksi,
tingginya penggunaan tindakan, dan banyaknya pasien dengan sumber daya terbatas.
6. Icra
a. Icra bangunan dilakukan setiap kali ada renovasi yang dilakukan diKLINIK
b. Icra HAIs dilakukan setiap akhir tahun untuk menilai hasil dari surveilance yang telah dilakukan
di IPD (In Patient Departement).
VI. Sasaran
b. Tercapainya 90% kepatuhan cuci tangan, pembuangan limbah dan audit bundels pemasangan IV
Line dan catheter urine yang dilaksanakan setiap bulan, audit penggunaan APD, dan audit
lingkungan yang dilaksanakan setiap bulan, ditemukan permasalahan dan solusi pemecahannya,
untuk selanjutnya ditindak lanjuti oleh Pimpinan
c. Terselenggaranya 100 % pelatihan anggota komite PPI dan petugas kesehatan tentang tehnik
pencegahan dan pengendalian infeksi di KLINIK
d. Tercapainya 100% Orientasi dan in house training Program bagi karyawan, medis dan non
medis yang pelaksanaannya menyesuaikan program kerja Bagian Diklat.
e. Terselenggaranya 100% pertemuan berkala setiap 4 bulan sekali, anggota Komite PPIRS,
Komite Mutu, dan bagian terkait membahas temuan hasil surveilans dan audit pencegahan dan
pengendalian infeksi
f. Tercapainya 100% kesehatan karyawan dan vaksinasi hepatitis B di bagi seluruh karyawan RS
Kartini Medis maupun non medis
g. Tercapainya 100% pencatatan dan pelaporan bulanan, triwulan dan tahunan angka kejadian
infeksi di Klinik Tiga Saudara.
2016
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi
a Kebersihan tangan
b Penggunaan Alat Pelindung Diri
c Manajemen limbah
d Pengendalian Lingkungan
e Dekontaminasi Peralatan Kesehatan
f Penempatan pasien
g Penatalaksanaan linen
h Kesehatan karyawan
i Penyuntikan yang aman
j Etika batuk
2 Kegiatan Survailans
a IADP pada pemasangan Kateter Vena
Central
b ISK pada pemasangan kateter urine
c HAP pada pasien tirah baring lama
1. Pencatatan
➢ Pencatatn adalah pengisisian formulir survailans yang dilakukan sebagai pencatatan pasien
baru,harian,bulanan dan pencatatan pemakaian alat- alat kesehatan.
➢ Pengukuran,pengawasan,pengamatan kegiatan dan kondisi yang berkaitan dengan program.
2. Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
a) Laporan pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan didokumentasikan dalam bentuk laporan
yang disusun pada Minggu ke 3 s.d. 4 setiap bulannya, dilanjutkan dengan evaluasi dan tindak
lanjut, serta saran dan rekomendasi kepada pimpinan. Program kegiatan yang belum terlaksana
dimasukkan ke dalam program kerja selanjutnya.
b) Setiap kegiatan program dimulai dari perencanaan, pelaksaaan dan monitoring evaluasi, yang
semua itu dilaporkan kepada PJ Mutu serta kepala klinik dan di informasikan kepada seluruh
ruangan yang berkepentingan disertai dengan rekomendasi untuk perbaikan KLINIK secara
keseluruhan.