Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KOTABUMI II
Jl. Soekarno Hatta No.05 Kode Pos 34519 ' (0724) 24419 e-mail puskesmas.ktb2@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KOTABUMI II


NOMOR : P.42201/ /UKP.01/14-LU/2019

TENTANG

PELAYANAN KLINIS MASA PANDEMI COVID-19


UPTD PUSKESMAS KOTABUMI II

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS KOTABUMI II,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan
mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa Fasilitas Pelayanan Kesehatan menjadi garda
terdepan dalam mengahadapi masalah kesehatan di
masyarakat akibat Covid-19;
d. bahwa pelayanan klinis puskesmas untuk menjangkau
masyarakat di wilayah kerja untuk penanggulangan Covid-
19 maka perlu Disusun kebijakan pelayanan klinis masa
Covid-19 di UPTD Puskesmas Kotabumi II.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 04 tahun 2019
tentang Kebidanan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47
tahun 2016 tentang pelayanan kegawatdaruratan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
tahun 2017, tentang Rencana Aksi Nasional
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
tahun 2017, tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48
tahun 2018 tentang Kegawatdaruratan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52
tahun 2018, tentang keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8
tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
12. Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2020 Tentang Penetapan
Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana
Nasional;
13. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
14. Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.02.01/MENKES/303/2020 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan melalui Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Rangka Pencegahan
Penyebaran Covid-19.
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019
(COVID-19).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS KOTABUMI II.
KESATU : Kebijakan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Kotabumi II
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Kotabumi
Pada tanggal : 09 Juni 2020
Plt. KEPALA UPTD PUSKESMAS
KOTABUMI II,

SOYA MYCELIA

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KOTABUMI II


KABUPATEN LAMPUNG UTARA
NOMOR : P.42201/ /UKP.01/14-LU/2019
TANGGAL : 09 JUNI 2020
PELAYANAN KLINIS MASA PANDEMI COVID-19 UPTD
PUSKESMAS KOTABUMI II

PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN PUSKESMAS


PADA MASA PANDEMI COVID-19

1. Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan secara online atau daring sebagai bentuk pembatasan
pelayanan.

2. Pelayanan di dalam gedung


Pelayanan medik dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
(SPO) pelayanan yang berlaku. Setiap pengunjung yang datang, mengubah
alur pelayanan, menyediakan ruang pemeriksaan khusus ISPA, mengubah
posisi tempat duduk pasien pada saat pelayanan (jarak dengan petugas
diperlebar), menggunakan kotak khusus bagi pasien yang mendapatkan
tindakan yang berpotensi menimbulkan aerosol yang dilakukan disinfeksi
sesuai pedoman setelah pemakaian atau menggunakan sekat pembatas
transparan antara petugas kesehatan dan pasien. Menerapkan triase atau
skrining terhadap setiap pengunjung yang datang (Memasuki pemakaian
masker, cuci tangan, pengecekan suhu tubuh), Mengubah alur pelayanan,
Penyediaan ruang pemeriksaan khusus ISPA, (baik pendaftaran sampai
dengan apotik di ruang terpisah). Mengubah posisi tempat duduk pasien pada
saat pelayanan (jarak dengan petugas di perlebar), Menggunakan sekat
pembatas transparan antara petugas kesehatan dan pasien atau
menggunakan kotak khusus untuk tindakan yang berpotensi menimbulkan
aerosol.

3. Pelayanan rawat jalan


Jadwal pelayanan dimodifikasi berdasarkan sasaran program. Tata laksana
kasus mengacu pada SOP dengan menerapkan proses triase, PPI dengan
physical distancing. Pembatasan pelayanan gigi dan mulut, dimana pelayanan
yang dapat diberikan meliputi pelayanan pada keadaan darurat seperti nyeri
yang tidak tertahan, gusi yang bengkak dan berpotensi mengganggu jalan
nafas, perdarahan yang tidak terkontrol. Surat keterangan sehat dapat
dikeluarkan berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi pasien secara umum
pada saat pemeriksaan dilakukan. Surat keterangan bebas COVID-19 tidak
dapat dikeluarkan mengingat adanya orang yang terinfeksi COVID-19 tapi
tidak bergejalan serta konfirmasi COVID-19 melalui RT-PCR tidak dapat
dilakukan di Puskesmas.

4. Pelayanan persalinan
Persalinan normal tetap dapat dilakukan di puskesmas bagi ibu hamil yang
status bukan ODP, PDP, terkonfirmasi Covid-19 dengan menggunakan APD
sesuai pedoman. Ibu hamil beresiko atau berstatus ODP, PDP, dan
konfirmasi Covid-19 diberikan rujukan secara terencana untuk bersalin di
Fasyankes rujukan.

5. Pelayanan gawat darurat


Pelayanan gawat darurat tetap dapat dilaksanakan sesuai standar pelayanan
yang berlaku dengan memperketat proses triase dan memperhatikan prinsip
PPI. Apabila tidak dapat ditentukan bahwa pasien memiliki potensi COVID-19
maka pasien diperlakukan sebagai kasus COVID-19.

6. Pelayanan di luar gedung


Pelayanan bisa dilakukan dengan cara kunjungan langsung atau melalui
sistem informasi dan telekomunikasi dengan tetap memperhatikan prinsip
PPI, penggunaan APD serta physical distancing. Bila pemantauan kasus
dilakukan dengan cara kunjungan langsung, maka petugas Puskesmas dapat
melakukan pemantauan progress hasil PISPK ataupun pengumpulan data bila
belum dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan pelayanan di luar gedung adalah
petugas Kesehatan Puskesmas, yang dapat juga melibatkan lintas sector
seperti RT/RW, kader dasawisma, atau jejaring Puskesmas atau bersama
satgas kecamatan/desa/kelurahan/RT/RW yang sudah dibentuk dengan
tupoksi yang jelas.

7. Pelayanan farmasi
Pelayanan kefarmasian tetap dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
kefarmasian dengan memperhatikan kewaspadaan standar serta menerpakan
physical distancing. Menjaga jarak aman antar pasien di ruang tunggu,
mengurangi jumlah dan waktu antrian. Apabila diperlukan, pemberian obat
terhadap pasien dengan gejala ISPA dapat dilakukan terpisah dari pasien non
ISPA untuk mencegah terjadinya transmisi. Kegiatan pelayanan diupayakan
memanfaatkan sistem informasi dan telekomunikasi. Pemberian obat
terhadap pasien ISPA dapat dilakukan terpisah dari pasien non ISPA untuk
mencegah terjadi transmisi. Untuk pelayanan farmasi bagi lansia, PTM,
penyakit kronis obat dapat diberikan untuk jangka waktu lebih dari satu
bulan Surat Edaran Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS No. 14
Tahun 2020 tentang Pelayanan Kesehatan bagi Peserta JKN Selama Masa
Pencegahan COVID-19.

8. Pelayanan Laboratorium
Pelayanan laboratorium untuk kasus non COVID-19 tetap dilaksanakan
sesuai standar dengan memperhatikan PPI dan physical distancing .
Pemeriksaan laboratorium terkait COVID-19 (termasuk pengelolaan dan
pengiriman spesimen) mengacu kepada pedoman yang berlaku, dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang telah memperoleh peningkatan kapasitas terkait
pemeriksaan rapid test dan pengambilan swab. Petugas laboratorium
menghitung kebutuhan rapid test container steril, swab Dacron atau flocked
swab dan Virus Transport Medium (VTM) sesuai arahan dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota dengan memperhatikan prevalensi kasus COVID-19
di wilayah kerjanya.

9. Sistem Rujukan
Merujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) sesuai
dengan kasus dan sistem rujukan yang telah ditetapkan oleh dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota sesuai peraturan yang berlaku. Puskesmas
menempatkan pasien yang akan dirujuk pada ruang isolasi tersendiri yang
terpisah. Mendapatkan persetujuan dari pasien dan/atau keluarga.
Melakukan pertolongan pertama atau stabilitas pra rujukan. Untuk
emergency melakukan komunikasi dengan penerimaan rujukan melalui
pemanfaatan aplikasi SISRUTE (https://sisrute.kemkes.go.id/) dan
memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima (tersedia sarana
prasarana serta kompetensi dan tersedia tenaga kesehatan). Rujukan Suspek
PDP melalui Sisrute mengacu pada User manual sebagaimana lampiran buku
Juknis ini. Membuat suart pengantar rujukan dan resume klinis rangkap dua
Transportasi untuk rujukan sesuai dengan kondisi pasien dan ketersediaan
sarana transportasi. Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus
didampingi oleh tenaga Kesehatan yang kompeten dan membawa formulir
monitoring khusus untuk kasus COVID-19 sesuai dengan Pedoman.
Pemantauan rujukan balik. Rujukan dilaksanakan dengan menerapkan PPI,
termasuk desinfeksi ambulans.

Ditetapkan di : Kotabumi
Pada tanggal : 09 Juni 2020
Plt. KEPALA UPTD PUSKESMAS
KOTABUMI II,

SOYA MYCELIA

Anda mungkin juga menyukai