Anda di halaman 1dari 34

Layanan Manasik Haji bagi Jamaah Haji

Lanjut Usia (Lansia)

Marwiyah Amin
Kasi PHU Kemenag Kab. Lampung Sealatan

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan


2023
Pendahuluan
QS. Al-Hajj Ayat 5

Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka


sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut
kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur)
kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai
usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu
yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian
apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan
menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
→Lanjut Usia: usia 60+
→Klasifikasi: 1) Lanjut Usia Potensial (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif);
2) Lanjut Usia tidak Potensial
→Pelaksanaan kesejahteraan lanjut usia atau Lansia mencakup pelayanan
keagamaan dan mental spiritual, kesehatan, kemudahan dalam penggunaan fasilitas
umum, serta kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana umum

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya


Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia

Peraturan Presiden RI Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional


Kelanjutusiaan (ada 5 strategi)
Tentang Lansia Menurut WHO (2013)
Penuaan penduduk (ageing population) merupakan tren global pada abad
21

Peningkatan jumlah dan proporsi Lansia (60+ tahun)

Klasifikasi umur: 1) pra-Lansia, umur 45-59 tahun; 2) Lansia, umur 60-


74 tahun; 3) Lansia tua (old), umur 75-90 tahun; 4) Lansia sangat tua
(very old), umur 90+

Karakteristik berbeda, kebutuhan dan masalah yang bervariasi

Penuaan  proses seumur hidup


Tentang Lansia Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami penuaan
penduduk

Ini berarti usia harapan hidup makin panjang yaitu 69,7 tahun untuk laki-
laki dan 73,5 tahun untuk perempuan (BPS, 2021)

Akibatnya persentase dan jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke


atas makin meningkat

Klasifikasi Lansia menurut BPS (2020): 1) Lansia Muda (60-69 tahun)


64,29%; 2) Lansia Madya (70-79 tahun) 27,23%; 3) Lansia Tua (80+
tahun) 8,49 %
Ringkasan Profil Lansia Indonesia (BPS, 2020)
Jumlah Lansia mencapai 26,82 juta pada tahun 2020

Lansia perempuan lebih banyak dari Lansia laki-laki


(52,29 % : 47,71 %) → Feminisasi Lansia → aspek gender

Jumlah yang tinggal di perkotaan lebih banyak dari yang tinggal di


perdesaan (52,95 % : 47,05 %) → Persebaran Lansia tidak merata

Lansia laki laki umumnya masih berstatus menikah, Lansia perempuan umumnya menjanda

Banyak Lansia tinggal sendiri, terutama Lansia perempuan

Rata-rata bersekolah sampai kelas 5 SD/sederajat

Lansia yang mengalami sakit, mencapai seperempat Lansia yang ada (24,35%)
Tentang Lansia Dan Disabilitas
WHO (2017): hampir setengah jumlah Lansia (60 tahun ke atas) di
seluruh dunia mengalami kondisi disabilitas

→Sebanyak 12% penduduk dunia adalah Lansia

→46% dari Lansia itu dipastikan mengalami kondisi disabilitas

→perlu layanan yang terakses, yang ramah Lansia


Tentang Lansia Dan Disabilitas Di Indonesia
BPS (2020): terdapat 42,93% Lansia penyandang disabilitas

Kondisi disabilitas yang dialami Lansia seperti berkurangnya fungsi


pendengaran, penglihatan, gangguan mobilitas, gangguan
keseimbangan, inkontinensia urin dan BAB, menurunnya fungsi
kognisi, infeksi, isolasi, malnutrisi, insomnia, penurunan imunitas,
iritasi usus besar, dampak dari konsumsi obat yang banyak, gangguan
finansial, impotensi

→Lagi, perlu layanan yang terakses, yang ramah Lansia


Tentang Layanan Lansia Dan Disabilitas

Petugas diharapkan mampu memberikan pelayanan maksimal kepada


Lansia dan disabilitas → Pelayanan Haji Ramah Lansia

→ Memahami berbagai kebutuhan Lansia dan disabilitas


→ Memahami cara penanganan jamaah haji Lansia dan
disabilitas
→ Mampu melakukan pendampingan ibadah bagi jamaah haji
Lansia
Pelayanan Haji Ramah Lansia

Mengacu pada:

Age Friendly Cities (WHO, 2007)


Age Friendly Cities (WHO, 2007)
Dimensi
Definisi
1. Perumahan
2. Partisipasi Sosial
Sebuah kota yang ramah-
3. Penghormatan, dan Inklusi
usia:
Sosial
4. Partisipasi Sipil dan
Sebuah kota/kawasan
Pekerjaan
yang mengakomodir
5. Komunikasi dan Informasi
semua fasilitas dan
6. Dukungan Masyarakat dan
layanan untuk dapat
Pelayanan Kesehatan
diakses dan melibatkan
7. Ruang Terbuka dan
berbagai kebutuhan dan
Bangunan
kapasitas lanjut usia
8. Transportasi
Lagi, Pelayanan Haji Ramah Lansia
Mengacu pada konsep Age Friendly Cities

Mengakomodir semua fasilitas dan layanan untuk dapat diakses jama’ah haji Lansia
serta memenuhi berbagai kebutuhan dan kapasitas jamaah haji Lansia

Mengacu pada 8 dimensi kota ramah Lansia yang dikembangkan oleh WHO
(2007) yaitu: 1. Partisipasi sosial , 2. Penghormatan dan inklusi sosial, 3.
Partisipasi sipil dan pekerjaan, 4. Perumahan, 5. Dukungan masyarakat dan
pelayanan kesehatan, 6. Komunikasi dan informasi, 7. Ruang terbuka dan
bangunan, 8.Transportasi

→ Tips: bisa dimulai dari yang sangat sederhana


Pendekatan

Pendekatan siklus hidup (life cycle approach)

Pendekatan hak (right basic approach)


sebagai dasar pemenuhan dan perlindungan
hak lanjut usia
Kesiagaan Petugas Dalam Memberikan Layanan
Lansia dan Disabilitas
Mengenali karakteristik Lansia
→ Caranya antara lain: petugas bisa menggunakan klasifikasi Lansia:
Lansia umur 60-74 tahun; Lansia tua (old); Lansia sangat tua (very
old) → ada karakteristiknya masing-masing

Mengidentifikasi masalah yang dihadapi lanjut usia


→ Caranya antara lain: petugas bisa berkoordinasi dengan
pendamping/kepala rombongan calon haji untuk mengetahui
masalahnya

Siaga membantu lanjut usia dengan memberikan


layanan yang baik serta menghargai dan memahami
kebutuhan Lansia
Lagi, Kesiagaan Petugas
Siaga mengaitkan lanjut usia dengan sumber-sumber pelayanan
yang tersedia, mendampingi pelayanan kesehatan dan pelayanan
lainnya yang diperlukan

Berkomunikasi efektif dengan Lansia

Menjaga etiket dan etika

Memiliki Empati

Siaga membantu dalam keadaan darurat sesuai dengan


kewenangannya
Masalah-masalah Pada Lansia Dan
Upaya Penanganannya

Terdapat Kemunduran struktur dan fungsi


organ tubuh

Yang terlihat: rambut menipis, beruban, kulit keriput, penglihatan berkurang,


pendengaran berkurang, gigi mulai banyak yg ompong

Yang tidak mudah terlihat: penurunan fungsi otak, jantung, paru-paru, empedu,
hati, pankreas, limpa, usus, alat repoduksi, termasuk kelenjar, sel, otot, pembuluh
darah/nadi

Akibatnya : penampilan, kekuatan, kemampuan, dan kesehatan menurun


• Tips: identifikasi Lansia resiko tinggi yaitu Lansia berusia 70+ atau Lansia dengan masalah kesehatan; petugas bisa
koordinasi/konsultasi dengan dokter spesialis geriatri
Masalah Jatuh: Lansia Rentan Jatuh
• Petugas siaga membantu dan menyiapkan alat bantu
• Petugas supaya mengingatkan bahwa Lansia beribadah sesuai
kemampuannya: jika bisa berdiri ya berdiri, tdk bisa berdiri ya duduk, tdk bisa
duduk ya berbaring
→ identifkasi Lansia yg tdk membutuhkan alat bantu dan yg membutuhkan alat
bantu → koordinasi dg pendamping/ketua rombongan
Cara menggunakan alat bantu kursi roda
Jatuh bisa karena
kehilangan
keseimbangan
Masalah Psikososial
Petugas diharapkan dapat mengenali kondisi psikologis Lansia yang ditemui di
lapangan saat bertugas.

Terjadi perubahan pada:


- Reaksi emosi : mudah sedih, mudah cemas, mudah kesal,
khawatir, mudah kecewa, mudah tersinggung
- Hubungan sosial : terbatas, mudah konflik, menarik diri, pasif

Masalah psikologis yang paling umum: kesepian (BPS, 2020); masalah psikologis
lainnya: stress, gangguan cemas, masalah tidur

Tips: petugas bisa mengajak Lansia untuk mengobrol atau melakukan aktivitas fisik
sesuai kemampuan Lansia seperti melakukan senam ringan, melakukan kegiatan
spiritual spt mengajak mengaji, sholat sunnah dll, mengajak berpikir positif
Permasalahan Lainnya Yang Dihadapi Lansia

Sarana dan prasarana yang belum ramah Lansia


→Solusi: mempermudah akses dan penyediaan fasilitas

Masalah penyediaan/pengaturan tempat

Perempuan Lansia hidup lebih lama tetapi sakit-sakitan → solusi:


dokter spesialis geriatri

Permasalahan komunikasi
Cont.
Kesulitan fungsional Lansia umumnya:
Kehilangan atau berkurangnya penglihatan
Kehilangan atau berkurangnya pendengaran
Kesulitan mobilitas dan naik tangga
Tidak mampu mengurus diri sendiri
Petugas:
- Membantu mengurangi kesulitan fungsional dengan bantuan alat
atau pendampingan
- Meningkatkan upaya pelayanan yang baik dan menghargai
kebutuhan Lansia
TURUN TANGGA HARUS LEBIH HATI-HATI
Memberi Dukungan Sosial
Meningkatkan kepedulian keluarga dan masyarakat → kerjasama dengan
biro perjalanan haji dan umroh

Meningkatkan kepedulian keluarga atau masyarakat untuk pendampingan


kepada Lansia

Memperhatikan aspek gender serta aspek budaya, untuk potensi support


lansia.
Sarana dan Prasarana
Menyediakan sarana dan prasarana yang ramah Lansia
- Asrama/hotel nyaman dan bersih serta bangunannya ramah Lansia
seperti ada lift, eskalator, jalan landai, pintu dan gang lebar, tangga
sesuai dengan pegangan, lantai anti slip
- Area tempat duduk dengan kursi yang nyaman
- Aksesibilitas sesuai dengan kebutuhan Lansia
- Tanda cukup jelas, tulisan jangan terlalu kecil hurufnya
- Toilet dengan akses untuk disabilitas
- Antrian khusus Lansia
- Transportasi khusus untuk Lansia
.
Berkomunikasi Efektif
Petugas siaga untuk berkomunikasi efektif dengan Lansia
Caranya:
• Perhatikan bahasa tubuh dan sikap Anda. Sebagai contoh, ekspresi wajah yang
tegang dapat menyebabkan stress pada Lansia ketika berkomunikasi
• Agar dapat meraih perhatian Lansia, terapkan kontak mata dengan mereka
• Usahakan untuk berinteraksi pada level pandangan mereka agar ekspresi Anda
tampak jelas bagi mereka
• Pertanyaan diberikan satu per satu, pertanyaan dengan jawaban “iya” atau
“tidak” lebih disukai. Tanda-tanda serta pancingan secara visual dapat
membantu meningkatkan pemahaman mereka
• Jangan berdebat atau meningkatkan volume suara Anda. Berdebat atau
berteriak meningkatkan level frustrasi dan meresahkan mereka
• Dengarkan menggunakan telinga, mata dan hati Anda.
LAGI, TIPS berKOMUNIKASI EFEKTIF dengan Lansia

• Mulai komunikasi dengan mengecek fungsi pendengaran atau sensori/


kemampuan fungsional Lansia
• Sebisa mungkin gunakan kalimat pendek dengan tempo pelan
• Dapatkan perhatian Lansia sebelum berbicara dan pandanglah Lansia
sehingga Lansia dapat melihat mulut kita
• Atur lingkungan sehingga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik,
kurangi gangguan visual, pastikan pencahayaan cukup
• Ingat, cara berkomunikasi dengan Lansia berbeda dengan berkomunikasi
pada orang yang bukan Lansia

.
Cont.
• Gunakan isyarat visual untuk membantu menyampaikan pesan Anda
• Ringkaslah hal-hal yang penting dari pembicaraan
• Berikan waktu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan Anda dan ulangi
pertanyaan sampai ia mengerti
• Biarkan Lansia membuat kesalahan, jangan menegurnya secara langsung, tahan
keinginan untuk menyelesaikan kalimat, bila sulit menemukan kata yang tepat,
semangati untuk mencari padanan katanya
• Jadilah pendengar yang baik
• Beri satu instruksi dalam satu waktu
• Menurutsertakan keluarga. Biasanya orang terdekat paling akrab dengan pola
komunikasi Lansia dan dapat membantu proses komunikasi
Contoh Kasus
Pendengaran Nek Upi menurun drastis selama setahun ini. Suatu hari Ina, orang
yang ditugasi mengurus Nek Upi, mengingatkannya supaya bersiap untuk kontrol
ke dokter. Nek Upi kurang mendengar, jadi ia santai saja. Ina mengingatkan lagi,
kali ini dengan nada yang cukup keras. Nek Upi terkejut, ia tidak menyangka
bahwa Ina berani membentaknya. Menurut Ina, ia tidak membentak tapi
mengingatkan Nek Upi dengan suara yang lebih keras agar nenek lebih dengar
Empati

Petugas diharapkan “Pintar merasa”

→ Anggap seperti orang tua sendiri

→ Kita akan menuju ke sana

Semoga kita menjadi Lansia Seroja


Unsur Budaya
• Salah satu unsur budaya adalah Bahasa. Biasanya sebagai bahasa sehari-hari
digunakan Bahasa Indonesia. Namun, tidak jarang Lansia dan keluarganya
menggunakan bahasa daerah asalnya misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda,
bahasa Batak, bahasa Bali, bahasa Madura, bahasa Padang, dan bahasa-bahasa
daerah lainnya
• Jika kita tidak dapat memahami dan tidak menggunakan bahasa yang digunakan
oleh Lansia di keluarganya maka carilah solusi yang terbaik seperti meminta
bantuan orang lain/keluarganya yang mengerti bahasa tsb
• Nilai hormat pada orangtua
• Masih banyak contoh lainnya yang terkait unsur budaya
• Tips: berusahalah memahami latarbelakang budaya Lansia
Bunga melati, harum mewangi
Tumbuh subur di Taman Asri
Demikian presentasi ini
Bila kurang jelas, mari diklarifikasi

Lansia Oke, Memble No Way


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai