ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Penyuntikan
Vaksin Meningitis Meningokokus (Menivax ACYW) ini dapat terselesaikan dengan baik.
PT Bio Farma (Persero) sebagai perusahaan life science yang telah berpengalaman dalam
produksi dan pemasaran vaksin selama lebih dari 120 tahun dengan bangga
mempersembahkan vaksin Menivax ACYW. Vaksin ini merupakan vaksin meningitis
meningokokus polisakarida kuadrivalen (ACYW 135) yang telah memenuhi kualifikasi dan
mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Adapun Menivax ACYW
adalah vaksin yang terbukti imunogenik dan memiliki profil keamanan yang baik
berdasarkan bridging study yang dilakukan dengan subjek orang Indonesia.
Buku petunjuk ini kami susun untuk memudahkan tenaga kesehatan di lapangan dalam
memberikan imunisasi meningitis meningokokus menggunakan Menivax ACYW. Dalam
buku ini turut dijelaskan mengenai pentingnya imunisasi meningitis meningokokus,
keseluruhan teknis penyuntikan vaksin Menivax ACYW, cold chain management yang
direkomendasikan oleh WHO, dan teknis penyampaian kejadian ikutan pasca imunisasi
(KIPI) akibat penyuntikan Menivax ACYW.
Besar harapan kami agar Petunjuk Penyuntikan Vaksin Meningitis Meningokokus (Menivax
ACYW) ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh segenap pihak yang
membutuhkan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tentang Meningitis
Penyakit meningitis adalah penyakit peradangan pada meninges, lapisan tipis yang melapisi
otak dan sumsum tulang. Meningitis dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,
virus, jamur, parasit, dan aspek noninfeksius.
Salah satu penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri yang umum terjadi adalah
meningokokus. Penyakit meningokokus disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis,
terutama N. meningitidis dari grup kapsular A, B, C, W135, X, dan Y.
Bakteri dapat menginfeksi nasofaring lalu menyebar melalui aliran darah menuju ke otak.
Penyakit meningokokus dapat menular melalui droplet atau sekresi saluran pernapasan
(saliva, lendir) dengan cara bersin, batuk, berciuman, atau menggunakan alat makan dan
minum yang sama dengan penderita.
Waktu inkubasi rata-rata dari N. meningitidis adalah 4 hari, berjangka dari 1 – 10 hari.
Gejala umum dari penyakit meningokokus adalah sakit kepala, leher kaku, demam tinggi,
tingkat kesadaran menurun, fotofobia, lemas, mual, muntah.
WHO menetapkan Sub-Saharan Afrika sebagai daerah epidemik meningitis. Area epidemik
di Sub-Saharan Afrika ditandai sebagai meningitis belt, mulai dari Senegal (area paling
barat) ke Ethiopia (area paling timur).
Vaksinasi yang diwajibkan di Indonesia untuk pelaku perjalanan internasional adalah yellow
fever dan meningitis meningokokus.
Sebagai contoh, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mewajibkan seluruh perjalanan yang
memasuki Negara Arab Saudi baik dalam rangka ibadah haji dan umrah serta tujuan lainnya
untuk mendapatkan vaksin meningitis. Pemerintah Arab Saudi juga meminta agar:
a) Turis dari seluruh negara: Turis yang datang dengan tujuan untuk ibadah
haji/umrah/kerja musiman diwajibkan untuk menyerahkan sertifikat vaksinasi
meningitis kuadrivalen ACYW135 yang masih berlaku dalam masa tidak lebih dari 3
1
tahun dan tidak kurang dari 10 hari sebelum kedatangannya di Arab Saudi. Pihak yang
bertanggungjawab di negara masing-masing harus memastikan bahwa orang dewasa
dan anak berumur di atas 2 tahun telah mendapatkan satu dosis vaksin meningitis
kuadrivalen ACYW135.
b) Turis dari negara-negara di Afrika: Turis yang datang dari area meningitis belt Afrika
(Benin, Burkina Faso, Cameroon, Central African Republic, Chad, Cote d’Ivoire, Eritrea,
Ethiopia, Gambia, Guinea, Guinea-Bissau, Mali, Niger, Nigeria, Senegal, dan Sudan).
Sebagai tambahan, kemoprofilaksis akan dilakukan dengan memberikan tablet
Ciprofloxacin (500 mg) di pelabuhan/bandara untuk menurunkan tingkat pembawa.
c) Jemaah haji dalam negeri dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji atau umrah (hajj
mission official) wajib mendapatkan vaksinasi meningitis kuadrivalen ACYW135 apabila:
Semua warga negara dan penduduk Madinah dan Makkah yang belum divaksinasi
selama 3 tahun terakhir.
Semua warga negara dan penduduk yang sedang melaksanakan ibadah haji atau
umrah.
Seluruh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji yang belum divaksinasi selama 3 tahun
terakhir.
Individu yang bekerja di pelabuhan atau bandara, atau individu yang harus
melakukan kontak langsung dengan jemaah haji di Arab Saudi.
2
BAB II
PENGENALAN VAKSIN MENIVAX ACYW
A. Deskripsi
Menivax ACYW (Vaksin Polisakarida Meningokokus Grup A/C/Y/W 135 merupakan
antigen kapsular polisakarida yang dimurnikan dan diekstrak dari kultur Neisseria
meningitidis grup A, grup C, grup Y, dan grup W135 dan dibeku-keringkan setelah
ditambah dengan penstabil yang tepat. Vaksin berwarna putih dan menjadi jernih
setelah dilarutkan.
B. Kemasan
Setiap dus berisi 1 vial (0.5 mL/dosis) serbuk vaksin dan 1 ampul pelarut (air injeksi
steril dan bebas pirogen). Serbuk vaksin berwarna putih dan menjadi jernih setelah
dilarutkan.
Pada kondisi optimal, warna kotak bagian dalam VVM berwarna lebih muda
dibandingkan warna lingkaran luarnya. Warna kotak tersebut akan berubah menjadi
lebih gelap seiring berjalannya waktu atau dengan adanya paparan panas. Vaksin tidak
boleh digunakan apabila warna kotak bagian dalam sama dengan atau lebih gelap dari
warna lingkaran luarnya.
3
D. Indikasi
Vaksin diberikan kepada orang dewasa dan anak-anak berusia di atas 2 tahun dengan
kondisi sebagai berikut:
1. Bepergian dan atau menetap di daerah hiperendemik seperti area sub-Sahara Afrika
(area epidemis Neisseria meningitidis grup A, grup C, grup Y, dan grup W135).
2. Peneliti, personel laboratorium industrial dan klinis yang secara rutin bersentuhan
dengan aerosol dari Neisseria meningitidis serogroup A, C, Y, dan W135.
3. Berdasarkan survei epidemiologis, mereka yang tinggal di daerah yang mungkin
terjadi wabah Neisseria meningitidis grup Y dan grup W135 yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan dan Pusat Pengendalian Penyakit Menular (Center for
Disease Control).
E. Komposisi
Tiap dosis (0.5 mL) mengandung:
Polisakarida Meningokokus dimurnikan A 50 mcg
Polisakarida Meningokokus dimurnikan C 50 mcg
Polisakarida Meningokokus dimurnikan Y 50 mcg
Polisakarida Meningokokus dimurnikan W135 50 mcg
Laktosa 3.5 mcg
F. Dosis
Diberikan 0.5 mL secara subkutan di daerah lateral deltoid lengan atas.
4
G. Cara kerja obat
Merangsang pembentukan antibodi terhadap terhadap penyakit invasif meningokokus
yang disebabkan oleh Neisseria meningitidis grup A, C, Y dan W135.
5
I. Tata Cara Pemberian
1. Menivax diberikan secara subkutan. Hampir sebagian besar vaksin meningitis
polisakarida yang tersedia di pasar internasional menggunakan metode injeksi
subkutan. Toleransi terhadap metode ini lebih baik.
2. Diberikan pada lengan atas (otot deltoid)
3. Tidak dianjurkan untuk diberikan secara intradermal, intramuskular, intravena
karena tidak ada dilakukan uji klinis yang mendukung keamanan dan efikasi vaksin.
4. Imunisasi ulang direkomendasikan pada 2 tahun setelah imunisasi primer.
J. Efek Samping
Biasanya reaksi bersifat ringan, seperti kemerahan kemerahan, bengkak, skleroma, dan
nyeri di tempat suntikan selama 1 sampai 2 hari, yang dapat berkurang secara spontan.
Demam transien mungkin timbul (kurang dari 2%). Pengamatan dilakukan dalam 4
minggu setelah pemberian. Reaksi samping lokal dan sistemik menghilang dalam 72
jam.
K. Kontraindikasi
Vaksin tidak boleh diberikan kepada subyek dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Alergi terhadap komponen vaksin
2. Mereka yang pernah mengalami alergi atau reaksi anafilaksis pada vaksinasi
meningitis sebelumnya
3. Pada wanita hamil dan yang merencanakan kehamilan dalam waktu 3 bulan
setelah imunisasi, karena belum dilakukan uji toksisitas reproduksi pada wanita
hamil dan hewan uji, dan tidak ada bukti pengaruh pada janin
4. Sedang menderita penyakit jantung, penyakit ginjal, TBC aktif, dan infeksi HIV yang
mengancam jiwa.
Keterangan:
Bila ditemukan kasus dengan kontraindikasi di atas agar dikonsultasikan lebih dahulu
kepada dokter spesialis yang menangani kasus tersebut.
6
L. Wanita Hamil
Belum ada data uji klinis yang mendukung pemberian Menivax ACYW pada wanita
hamil. Pemberian Menivax ACYW pada wanita hamil tidak direkomendasikan, kecuali
penilaian tingkat risiko dan benefit telah ditentukan.
N. Penyimpanan
o o
Simpan antara +2 C sampai +8 C. Lindungi terhadap cahaya. Lindungi terhadap cahaya.
Media penyimpanan vaksin menggunakan manajemen rantai dingin (Cold Chain
Management) sesuai dengan ketentuan yang berlaku
7
BAB III
KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)
A. PEMANTAUAN KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah kejadian medik apapun yang tidak
diinginkan yang terjadi setelah imunisasi dan tanpa perlu adanya hubungan kausal
dengan penggunaan vaksin. KIPI dapat berupa tanda, hasil lab abnormal, gejala
ataupun penyakit yang tidak diinginkan dan tidak menguntungkan.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang mungkin dapat terjadi pasca vaksinasi
vaksin meningitis kuadrivalen (Menivax ACYW) seperti imunisasi pada umumnya terdiri
dari:
1. Reaksi lokal dan ringan berupa : nyeri lokal bekas suntikan, kemerahan dan
indurasi.
3. Bila ditemukan reaksi simpang yang tidak biasa, seperti demam tinggi atau
perubahan perilaku akan menimbulkan tanda-tanda reaksi alergi berat berupa:
susah bernafas, suara serak, atau wheezing, timbul bercak-bercak merah dikulit,
pucat, lemas, denyut jantung meningkat, segera dibawa ke Rumah Sakit rujukan.
Kemudian isi formulir pemantauan KIPI (contoh terlampir) dan menghubungi focal
point di provinsi yang selanjutnya focal point akan berkoordinasi dengan Komda PP
KIPI di Provinsi. Selanjutnya hasil investigasi setelah dilakukan kajian akan
disampaikan kepada Komnas PP KIPI.
8
Kurun Waktu Pelaporan Berdasarkan
Jenjang Administrasi yang Menerima Laporan
Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP KIPI 24 jam – 7 hari dari saat penemuan kasus
B. SISTEM PELAPORAN
Pada pelaksanaannya terkadang masih belum dapat ditentukan penyebab diduga kasus
KIPI, karena memang tidak mudah untuk menganalisisnya. Untuk menentukan
penyebab kasus diduga KIPI diperlukan laporan dengan keterangan rinci sebagaimana
diuraikan di bawah ini. Data yang diperoleh dipergunakan untuk menganalisis kasus
dan mengambil kesimpulan.
9
- Berapa lama penggunaan obat
- Indikasi Pengobatan dan dosis
- Nomor batch (dapat dengan menyertakan foto kemasan obat dalam 4 sisi)
- Efek Samping /KTD yang dialami
- Sejak kapan mengalami Efek Samping /KTD
- Terapi yang sudah diberikan untuk mengatasi KTD
10
BAB IV
PENUTUP
11
LAMPIRAN
12
13
B. TINGKAT REAKSI MERUGIKAN PASCA PENYUNTIKAN (%)
* Reaksi lokal (diameter): Ringan < 2.5 cm,Sedang: 2.5 ~ 4.9 cm, Berat > 5 cm
o o o
# Definisi Suhu Tubuh: Ringan: 37.1 ~ 37.5 C, Sedang: 37.6 ~ 38.5 C, Berat > 38.6 C
14
D. FORMULIR KIPI
15
RAHASIA FORMULIR PELAPORAN KIPI
PENGIRIMAN:
Nama :
Keahlian :
Alamat :
Nomor telepon :
Fax. :
E-mail :
PENJELASAN:
Apabila ada tindakan lebih lanjut akan dilakukan investigasi kasus dengan
menggunakan Form KIPI investigasi dengan mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi. BAB IV Pemantauan dan Penanggulangan KIPI halaman 93.
Catatan : Isi formulir pelaporan KIPI dicetak terpisah halaman 1 - 13.
16
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan Permenkes Nomor 23 Tahun 2018
tentang Pelayanan dan Penerbitan Sertifikat Vaksinasi Internasional
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Imunisasi Meningitis
Meningokokus. 2016
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Imunisasi Meningitis
Meningokokus. 2019
17