Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENILAIAN PENGLIHATAN BINOKULER


TENTANG HETEROPHORIA JULING TERSEMBUNYI

DOSEN PENGAMPU
Febri Corna,A.Md.,RO.,S.Pd

DISUSUN OLEH :
1. MHD AGUNG PRAMATA P
2. MUHAMMAD FIRDAUS
3. NATASYA IRVI SYAVIRA
4. NURIA HAZWITA
5. NURUL PUTRI AZMI
6. OLIVYA CHAIRISZA

AKADEMI REFRAKSI OPTISI PADANG


2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Heterophoria ini tepat

pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas pada penilaian penglihatan binokuler. Selain itu, makalah ini juga bertujuan

untuk menambah wawasan tentang penilaian penglihatan binokuler bagi para pembaca

dan juga bagi penulis.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan

makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Padang , 24 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar belakang...................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................3

A. Pengertian Heterophoria................................................................................................................3

B. Penyebab Heterophoria.................................................................................................................4

C. Gejala heterophoria.......................................................................................................................5

D. Klasifikasi Heterophoria...............................................................................................................6

E. Pengujian Heterophoria..............................................................................................................10

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................................................12

B. Saran.........................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pernah melihat seseorang yang posisi bola matanya tidak normal saat diajak
berbicara atau melakuan sesuatu gerakan yang tidak disadari oleh pemilik mata
tersebut. Gerakan bola mata itu disebut dengan mata juling. Apa penyebabnya, dan
apakah bisa disembuhkan?
Mata juling merupakan salah satu bentuk kelainan mata yang dalam bahasa
kedokteran disebut dengan Strabismus atau squint. Kelainan mata ini biasanya
merupakan salah satu penyakit yang diwariskan (turunan), tapi sampai saat ini
penyebab pastinya belum dapat diketahui.
Kelainan mata ini adalah suatu keadaan dimana mata mengalami
penyimpangan yang tidak normal dari letak satu mata terhadap mata yang lainnya,
sehingga garis penglihatan menjadi tidak sejajar dan pada waktu yang bersamaan
kedua mata tersebut tidak tertuju pada benda yang sama.
Mata juling bisa terjadi karena faktor bawaan (congenital) sejak bayi lahir
atau selama 6 bulan sampai usia 2,5 tahun pertama. Tidak semua orang yang
menderita mata juling langsung terlihat, ada yang tersembunyi (phoria) dan baru akan
terlihat saat orang tersebut lelah atau sakit. Tapi ada juga yang memang sudah terlihat
(tropia) meskipun orang tersebut dalam keadaan baik-baik saja, seperti dikutip dari
Healthcare, Selasa (13/10/2009).
Untuk penderita tropia, ada empat macam penyimpangan mata yaitu,
esotropia (mata menyimpang ke dalam), exotropia (mata menyimpang ke luar),
hyperropia (mata menyimpang ke atas) dan hypotropia ( mata menyimpang ke
bawah).
Saat ini masih menjadi kontroversi mengenai mata malas (ambliopia) sebagai
penyebab atau merupakan efek samping dari mata juling. Orang yang mengalami

1
mata juling dan mata malas dikarakteristikkan oleh hilangnya penglihatan sentral dari
satu mata yang biasanya mengarah ke estropia.
Namun biasanya mata juling disebabkan oleh tarikan yang tidak sama pada
satu atau beberapa otot yang berfungsi mengerakkan mata (strabismus non-paralitik)
yang biasanya disebabkan oleh adanya kelainan pada otak. Tapi ada juga yang terjadi
akibat tidak berfungsinya satu atau beberapa otot penggerak mata (strabismus
paralitik) yang biasanya disebabkan oleh adanya kerusakan saraf.
Perawatan atau pengobatan yang biasa dilakukan untuk penderita mata juling
biasanya tergantung dari tipe mata juling tersebut. Untuk yang mengalami mata juling
dan mata malas sekaligus biasanya dimulai dengan terapi dan penggunaan kacamata.
Atau dengan melakukan tindakan operasi untuk memperbaiki mata atau pembedahan
untuk memperbaiki otot penggerak mata.
Sebaiknya jangan menganggap remeh kelainan mata ini, karena jika tidak
diobati bisa menyebabkan kelainan mata yang permanen. Selain itu nantinya
membutuhkan waktu pengobatan yang jauh lebih lama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu heterophoria ?
2. Apa saja klasifikasi heterophoria ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian heterophoria
2. Mengetahui klasifikasi heterophoria

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Heterophoria
Heterophoria merupakan deviasi mata yang dapat teratasi dengan penglihatan
secara binokuler. Hampir semua orang memiliki derajat heterophoria walaupun hanya
sedikit. Tetapi seringkali keadaan tersebut dianggap normal sehingga tidak berusaha
untuk diatasinya. Bahkan pada orang emmetropia juga dapat memiliki derajat
heterophoria jika otot dari salah satu matanya lebih panjang daripada otot mata yang
lain atau salah satu syaraf matanya ada yang lumpuh.
Beberapa pengertian tentang heterophoria, antara lain :
1. Heterophoria merupakan kelainan deviasi laten, mata mempunyai kecenderungan
untuk berdeviasi kesalah satu arah yang dapat diatasi oleh usaha otot untuk
mempertahankan binokuler tunggal.
2. Heterophoria adalah deviasi relatif yang dihasilkan gangguan fusi sensorik dan
mekanisme motor fusi sebagai penentu penglihatan binokuler lurus pada mata
(manual refraktion).
3. Heterophoria adalah keadaan kedudukan bolamata yang normal namun akan
timbul penyimpangan (deviasi) jika reflek fusi diganggu. Deviasi hilang jika
ffaktor dissosiasi ditiadakan akibat terjadinya pengaruh reflek fusi.
4. Heterophoria adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang tersembunyi.
Deviasi ini berbeda dengan heterophoria yang merupakan penyimpangan sumbu
penglihatan yang tampak.
5. Heterophoria adalah deviasi mata yang teratasi dengan penglihatan binokuler.

Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa heterophoria adalah


suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang tersembunyi, karena adanya reflek fusi

3
untuk mendapatkan penglihatan binokuler yang tunggal. Jika salah satu mata yang
ditutup maka mata yang ditutup itu akan mengalami deviasi.
Pada penglihatan secara binokuler yang normal bayangan benda akan jatuh
bersamaan dimasing-masing fovea dan meridian vertikal kedua retina tegak lurus. Jika
suatu waktu mata tidak sejajar dengan mata yang lain dapat terjadi karena adanya
sumbu penyimpangan dari penjajaran okuler yang sempurna. Dalam keadaan tersebut
disebut dengan "strabismus".

B. Penyebab Heterophoria
Berbicara tentang alasan munculnya heterophory, kita ada dalam pikiran pengaruh
faktor risiko tertentu, yang dipertimbangkan:
a. Fitur individu dari lokasi anatomis organ penglihatan (misalnya, diameter soket
mata atau total volume tengkorak adalah penting).
b. Kelemahan serat otot individu bertanggung jawab atas fungsi motorik bola mata.
Seringkali hal ini dipicu oleh gangguan refraktif seperti hyperopia atau rabun
jauh.
c. Gangguan endokrin - khususnya fungsi tiroid yang abnormal.
d. Lemahnya imunitas dan kelelahan saraf akibat seringnya infeksi, yang tak pelak
lagi mempengaruhi kerja organ penglihatan.
e. Sering stres, stres psiko-emosional.
f. Berbagai kelumpuhan otot.
g. Cedera, proses tumor, terlokalisasi di dalam organ penglihatan dan mampu
merusak otot mata.

Pada masa dewasa, di tempat pertama, pertimbangkan faktor risiko seperti


berbagai penyakit dan kerusakan mekanis pada organ penglihatan. Pada anak-anak,
heterophory paling sering disebabkan oleh kelemahan otot-otot okular sementara,
atau setelah patologi infeksi menular.

Kejang akomodasi dan heterophoria juga dapat saling terkait, karena dengan jarak
pandang yang salah, fungsi otot okular terganggu, yang berdampak negatif pada sifat
organ penglihatan untuk melihat benda dengan jelas pada jarak yang berbeda.

4
Berbicara secara berbeda, kejang akomodasi adalah pengurangan kejang otot-otot
okular, yang mengarah pada persepsi objek yang tidak jelas yang dekat dan jauh.

 Patogenesis

Keadaan seperti itu, seperti heterophoria, dijelaskan oleh kekuatan otot yang
berbeda yang bertanggung jawab atas pergerakan mata.

Dalam kondisi normal, karena fungsi fusi sistem visual, malfungsi pada
keseimbangan otot tak terlihat. Jika Anda membagi organ penglihatan - misalnya,
untuk menutupi satu mata, atau menempatkan poliplasma prismatik di atas atau
bawah, maka pelemahan sebagian dari serat otot akan terdeteksi. Dan sumbu fiksasi
satu mata masuk ke dalam (dengan esoforia), ke luar (di jalan keluar), ke atas (dengan
hyperphoria) atau ke bawah (dengan hypophoria). Dalam beberapa kasus, titik puncak
meridian kornea vertikal dapat ditarik ke dalam (pada saat kejadian), atau ke sisi luar
(selama gempa).

C. Gejala heterophoria
Heterophoria minor dapat terjadi tanpa gejala yang jelas bagi pasien. Para ahli
mengasosiasikan ini dengan adanya kemampuan fusional, bertanggung jawab atas citra
visual tiga dimensi yang diperoleh dengan menggabungkan gambar individual dari mata
kiri dan kanan. Namun, jika fungsi organ visual terganggu secara signifikan (heterophoria
kuat), maka dengan ketegangan otot dan saraf di mata, gejala ketidaknyamanan dapat
diamati:
a. kelelahan mata meningkat, kelelahan meningkat;
b. Rasa sakit di kepala berhubungan dengan ketegangan penglihatan;
c. bifurkasi gambar visual;
d. mual dengan ketegangan visual;
e. Sensasi menyakitkan saat kelopak mata tertutup.

Tanda-tanda heterophoria pertama - ini adalah alasan untuk pergi ke dokter dan
melakukan studi diagnostik tambahan, karena diagnosis pastigofor yang tepat hanya bisa
dilakukan oleh dokter setelah meringkas diagnosis.

5
 Heterophoria pada anak-anak
Banyak bayi bisa mengamati heterofori relatif. Namun, dalam kasus ini adalah
tidak tepat untuk membicarakan patologi: faktanya adalah bahwa otot-otot
okulomotor bayi masih terbelakang, dan kontrol atas gerakan bola mata sulit
dilakukan. Saat anak berkembang, serat otot menguat, menjadi elastis, dan nadanya
nampak.
Pada sebagian besar anak-anak, pelanggaran seperti heterophoria, berlalu, sekitar 4
bulan setelah kelahiran. Sebagai aturan, tidak ada perawatan yang dilakukan. Jika
masalah heterophoria tetap ada, dan seiring bertambahnya usia, belum ada koreksi,
dokter mata anak mungkin memutuskan untuk melakukan intervensi operasi.

D. Klasifikasi Heterophoria
Dengan Uji Cover Test. Menurut David Picwell bahwa dalam mengklasifikasikan
heterophoria berdasarkan pada hasil uji klinik dengan menggunakan metode uji tutup
(cover test). Caranya yaitu pasien disuruh untuk melihat sebuah obyek, kemudian satu
matanya ditutup, lalu pemeriksa tiba-tiba membuka menutup dengan agak cepat.
Yang perlu diamati adalah ada tidaknya duksi atau gerakan satu mata yang timbul
saat tutup tiba-tiba dibuka. Jika tidak ada duksi (gerakan) berarti orthophoria (normal),
tetapi jika ada gerakan yang timbul berarti penderita heterophoria.
Heterophoria terdiri dari :
a. Essophoria (mata berbakat juling kedalam)
Essophoria atau strabismus konvergen laten adalah suatu penyimpangan sumbu
penglihatan kearah nasal (kecenderungan mata untuk berdeviasi kearah nasal) yang
tersembunyi oleh karena masih adanya reflek fusi, atau masih dapat dikoreksi dengan
penglihatan binokuler tunggal.
Essophoria yang mempunyai sudut penyimpangan lebih besar pada waktu melihat
jauh daripada waktu melihat dekat disebabkan oleh suatu insufisiensi divergen
(kelemahan divergen), sedangkan yang mempunyai sudut penyimpangan lebih kecil

6
pada waktu melihat dekat disebabkan oleh suatu akomodasi (kelebihan konvergen),
biasanya diakibatkan oleh suatu akomodasi yang berlebihan pada hypermetropia yang
tidak terkoreksi.
Penyebab essophoria :
1) Muscular
a) over action/penggunaan berlebihan dari muskulus rektus internus.
b) kelemahan dari muskulus rektus eksternus.
c) salah insersi.
2) Akomodatif
Hypermetropia dengan atau tanpa astigmatismus. Maka pada hypermetropia dan
didapat banyak akomodasi baik untuk jauh maupun dekat, supaya dapat melihat
dengan jelas juga terdapat konvergensi yang berlebihan yang dapat menyebabkan
essophoria.
3) Kelainan persyarafan.

b. Exophoria (mata berbakat juling keluar)


Exophoria atau strabismus divergen laten adalah suatu penyimpangan sumbu
penglihatan kearah temporal yang tersembunyi. Dimana pada exophoria akan terjadi
deviasi keluar pada mata yang ditutup atau dicegah terjadinya reflek fusi.
Exophoria merupakan kelainan yang paling sering dijumpai pada keadaan
kelainan keseimbangan kekuatan otot luar bolamata oleh karena kedudukan bolamata.
Pada waktu istirahat pada umumnya ada keadaan sedikit menggulir kearah luar.
Exophoria kecil tanpa keluhan sering terdapat pada anak-anak. Exophoria besar
sering akan memberikan keluhan astenopia. Jika sudut penyimpangan pada waktu
melihat jauh lebih besar daripada waktu melihat dekat, maka hal ini biasanya
disebabkan oleh suatu akses divergen (kelebihan divergensi), sedangkan jika sudut
penyimpangan pada waktu melihat dekat lebih besar dibanding pada waktu melihat
jauh, maka hal ini disebabkan oleh insufiensi konvergen (kelemahan konvergen). Hal
ini biasanya disebabkan oleh kelemahan akomodasi.
Penyebab exophoria :
1) Muscular

7
a) kelebihan kekuatan dari otot muskulus rectus eksternus
b) kelemahan dari otot muskulus rectus internus.
c) salah insersi

2) Akomodatif
hubungannya dengan myopia karena pada penderita myopia kurang melakukan
akomodasi akibat otot-otot untuk berkonvergensi menjadi lebih lemah dibanding
yang seharusnya, sehingga dapat menimbulkan exophoria.
Suatu perbaikan yang mendadak pada penderita hypermetropia dan presbiopia
yang mendapat koreksi kacamata dapat menimbulkan exophoria karena hilangnya
ketegangan akomodasi yang tiba-tiba. Jika presbiopia diberikan koreksi yang
berlebihan dapat juga menimbulkan exophoria karena penderita kurang
berakomodasi.
3) Kelainan persyarafan yang mengakibatkan parese atau paralise otot bolamata.

c. Hyperphoria (mata berbakat juling keatas)


Hyperphoria atau strabismus sursum vergen laten adalah suatu tendensi
penyimpangan sumbu penglihatan kearah atas yang tersembunyi. Dimana pada
hyperphoria akan terjadi bioskop didalam mobil. Sakit kepala ini juga disebut
"panoramic headache", juga terasa sakit kepala pada waktu membaca, karena pada
waktu membaca mata harus melihat kebawah sedangkan mata berdeviasi keatas
sehingga musculus rectus inferior harus bekerja keras, mula-mula untuk menjadikan
mata horisontal, kemudian untuk menggerakkan mata kebawah.
Hyperphoria sering didapat pada usia 30 tahun, penyebabnya berhubungan
dengan kelemahan atau over action dari otot mata. Pada anak-anak yang mempunyai
daya fusi yang kuat, kelainan-kelainan ini dapat diatasi.
Penyebab hyperphoria :

1) Berhubungan dengan kelebihan atau over action dari otot rectus superior dan
obliqus inferior, dan kesalahan inseris dari otot.

8
2) Kelemahan pada otot (under action) dari otot rectus inferior dan obliqus superior,
lebih umum didapatkan pada orang dewasa, akibat bekerja dekat terus-menerus,
perubahan-perubahan dalam struktur otot, akibat usia.
3) Gangguan neorik/saraf otot.

d. Hypophoria (mata berbakat juling kebawah)


Hypophoria atau strabismus deorsum vergen laten adalah suatu tendensi
penyimpangan sumbu penglihatan kearah bawah yang tersembunyi. Mata akan
berdeviasi kebawah jika mata ditutup.
Penyebab hypophoria :
1) Berhubungan dengan kelebihan atau over action dari otot rectus superior dan
obliqus inferior, dan kesalahan insersi dari otot.
2) Kelemahan pada otot (under action) dari otot rectus inferior dan obliqus superior,
lebih umum didapatkan pada orang dewasa, akibat bekerja dekat terus-menerus,
perubahan-perubahan dalam struktur otot, akibat usia.
3) Gangguan neoritik/saraf otot.

e. Cyclophoria (mata yang berdeviasi torsi pada mata yang ditutup)


Cyclophoria atau strabismus torsial laten adalah suatu tendensi penyimpangan
sumbu penglihatan berotasi yang tersembunyi. Kasus pada cyclophoria jarang
ditemui, hubungannya dengan astigmat yang miring karena rangsangan retina yang
tidak sesuai di kedua mata. 
Juga ada hubungannya dengan kedua otot. Hal ini dapat dilihat juga pada penglihatan
dekat, terutama pada lapang penglihatan bawah seperti membaca.
Menurut arah rotasi, cyclophoria terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1) Incyclophoria
adalah mata yang mempunyai kecenderungan berputar kearah nasal. Jika pada
kornea menunjukkan pada arah jam 12 maka berputar kearah nasal.
Penyebab incyclophoria :

9
Kelemahan musculus obliqus inferior, yang seharusnya mengadakan ekstorsi
mengakibatkan intorsi yang menyebabkan cyclophoria (-) atau incyclophoria.
2) Exyclophoria
adalah mata yang mempunyai kecenderungan berputar kearah temporal. Jika pada
kornea menunjukkan pada arah jam 12, maka berputar kearah temporal. Penyebab
exyclophoria:
Kelemahan musculus obliqus superior, yang seharusnya mengadakan intorsi
mengakibatkan ekstorsi, sehingga menyebabkan cyclophoria (+) atau
exyclophoria.

E. Pengujian Heterophoria

Terdapat pengujian pemeriksaan untuk menegakkan dgnosis keseimbangan otot


penggerak mata yaitu :

1. Uji Tutup Mata

Pengujian ini sering dipergunaka untuk mengetahui adanya tropia atau phoria. Uji
pemeriksaan ii dilakukan untuk pemeriksn jauh dan dekat dan dilakukan dengan
menyuruh mata berfiksasi pada satu objek. Bila telah terjadi fsasi pada kedua mata,
maka mata kiri ditutup dengan lempeng penutup. Di dalam keadaan ini mngkin akan
terjadi :

a. Mata akan bergerak, berarti mata tersebut mempunyakejungan yang manifes.


Bila mata bergerak ke nasal berarti mata juling ke luar atau esophoria. Bila
mata kanan bererak ke temporal berarti mata kanan julng ke dalau atau
esophoria.
b. Matakanan bergoyang yang berarti matatersebut mungkin ambliopia atau tidak
dapat berfiksasi
c. Mata kanan tidak bergerak sama sekali yang berarti mata kanan berkedudukan
normal lurus atau telah berfiksasi.

2. Uji Tutup Berganti

10
Bila satu mata ditutup dan kemudian mata yang lainnya, maka bila kedua mata
berfiksasi normal maka kedua mata tidak bergerak. Bila terjadi pergerakan pada mata
yang baru dibuka berarti terdapat heterophoria.

3. Uji Tutup Buka Mata

Uji ini sama dengan uji tutup berganti dimana yang dilihat adalah mata yang
ditutup. Mata yang ditutup dan diganggu fusinya sehingga mata yang berbakat
menjadi juling akan menggulir. Bila mata tersebut ditutup dan dibuka akan terlihat
pergerakan mata tersebut pada keadaan ini berarti mata ini mengalami heterophoria
atau berubah kedudukan bila mata ditutup. Jika mata yang ditutup kemudian dibuka
dan terjadi pergeseran kearah nasal maka mata mengalami eksophoria, jika terdapat
pergeseran kearah temporal maka mata mengalami esophoria, jika mata mengalami
pergeseran kearah atas maka mata mengalami hypophoria, dan jika mata mengalami
pergeseran ke arah bawah maka mata mengalami hyperphoria.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Heterophoria merupakan deviasi mata yang dapat teratasi dengan penglihatan


secara binokuler. Hampir semua orang memiliki derajat heterophoria walaupun hanya
sedikit. Tetapi seringkali keadaan tersebut dianggap normal sehingga tidak berusaha
untuk diatasinya. Bahkan pada orang emmetropia juga dapat memiliki derajat
heterophoria jika otot dari salah satu matanya lebih panjang daripada otot mata yang
lain atau salah satu syaraf matanya ada yang lumpuh.
Pada masa dewasa, di tempat pertama, pertimbangkan faktor risiko seperti
berbagai penyakit dan kerusakan mekanis pada organ penglihatan. Pada anak-anak,
heterophory paling sering disebabkan oleh kelemahan otot-otot okular sementara,
atau setelah patologi infeksi menular. Kejang akomodasi dan heterophoria juga dapat
saling terkait, karena dengan jarak pandang yang salah, fungsi otot okular terganggu,
yang berdampak negatif pada sifat organ penglihatan untuk melihat benda dengan
jelas pada jarak yang berbeda.

B. Saran

Koreksi heterophoria dilakukan dengan mengatur lensa decentered khusus, dan


juga menggunakan senam mata, yang mengembalikan fusi normal (synoptophor atau
prisma dapat digunakan).

Jika otot mata motor memiliki ketidakseimbangan daya yang jelas, dan pasien
sendiri mengeluhkan sejumlah gejala heterophoria yang diekspresikan, maka

12
disarankan agar dia memakai kacamata dengan lensa prismatik khusus. Dasar prisma
diaplikasikan pada sisi yang berlawanan dengan arah perpindahan mata.

Jika metode di atas tidak berhasil, maka heterophore diperlakukan dengan rute
operasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.iliveok.com/health/heterophoria-pada-anak-anak-dan-orang-
dewasa_128975i15936.html

Rizki,Bayu,2011.Kelainan Pada Mata pada Ortophoria dan Heterophoria.

13

Anda mungkin juga menyukai