Anda di halaman 1dari 32

MANASIK KESEHATAN HAJI DI INDONESIA DAN ARAB SAUDI

Materi Inti 2

Pusat Kesehatan Haji

Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

1
1. Konsep Manasik Kesehatan Haji
2. Manasik Kesehatan Haji Sebelum Keberangkatan
TOPIK
3. Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji
4. Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji

2
1. Konsep Manasik Kesehatan Haji
2. Manasik Kesehatan Haji Sebelum Keberangkatan
TOPIK
3. Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji
4. Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji

3
Mengapa Manasik Kesehatan Haji?
> 30% Jemaah haji berusia lanjut
Sebagian besar riwayat penyakit jemaah haji merupakan
faktor risiko penyakit jantung, pneumonia, dan stroke

> 70% Jemaah haji memiliki riwayat penyakit

4
Mengapa Manasik Kesehatan Haji?
Faktor Eksternal

▪ Cuaca panas (Suhu >400C, Kelembaban <50%)


▪ Mass gatherings
▪ Aktivitas fisik ibadah haji
▪ Lingkungan sosial dan budaya yang berbeda

5
Definisi dan Tujuan • Manasik kesehatan haji adalah proses
Manasik Kesehatan Haji
pemberian informasi kepada jemaah
haji yang bersifat promotif dan
preventif tentang pembinaan,
pelayanan dan pelindungan
kesehatan sebelum keberangkatan,
selama ibadah haji, dan setelah
ibadah haji

• Bertujuan untuk meningkatkan


pengetahuan dan pemahaman
jemaah haji agar mampu memelihara
kesehatan dan mencegah risiko
kesehatan secara mandiri sehingga
jemaah dapat menjalankan ibadah
haji sesuai syariat

6
Tahapan Penyelenggaraan Kesehatan Haji

Sebelum Embarkasi Saat Ibadah Haji Debarkasi


Keberangkatan
(1 tahun sebelum berangkat) • Pemeriksaan • Pemeriksaan • Pelayanan medis
kesehatan kesehatan dan rujukan
• Pemeriksaan • Penetapan status • Promosi kesehatan • Upaya
kesehatan laik/tidak laik • Upaya pencegahan dan
Masa Tunggu • terbang penanggulangan
Penetapan status pencegahan dan
risiko tinggi dan • Pelayanan medis penanggulangan penyakit menular
istitaah kesehatan dan rujukan penyakit menular
• Pembinaan • Upaya dan tidak menular
kesehatan pencegahan dan • Pelayanan medis,
• Vaksinasi penanggulangan rujukan dan
penyakit menular evakuasi

7
1. Konsep Manasik Kesehatan Haji
2. Manasik Kesehatan Haji Sebelum Keberangkatan
TOPIK
3. Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji
4. Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji

8
Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan, meliputi:

• Anamnesa
• Sasaran: Seluruh jemaah haji yang telah
ditetapkan dalam daftar jemaah berhak • Pemeriksaan fisik
melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) • Pemeriksaan penunjang
• Dilaksanakan oleh Tim penyelenggara (Laboratorium, EKG, dan Ro)
kesehatan haji di kabupaten/kota • Pemeriksaan dan rekomendasi dokter
• Penetapan status risiko tinggi dan status spesialis
istitaah kesehatan haji • Diagnosa
• Sebagai dasar dalam melakukan pembinaan • Penetapan Istitaah Kesehatan
kesehatan
• Rekomendasi

9
Penetapan Istitaah Kesehatan Haji Kegiatan pembinaan
kesehatan jemaah haji:
• Penyuluhan kesehatan
• Peningkatan kebugaran
1. Memenuhi syarat istitaah kesehatan haji
jasmani
2. Memenuhi syarat istitaah kesehatan haji dengan pendampingan • Konseling kesehatan
3. Tidak memenuhi syarat istitaah kesehatan haji sementara
Pembinaan kesehatan
4. Tidak memenuhi syarat istitaah kesehatan haji
jemaah haji dapat
dilaksanakan melalui:
• Pemanfaatan Posbindu
Tindak lanjut setelah penetapan istitaah kesehatan PTM
• Pengukuran kebugaran
• Jemaah haji dengan kategori istitaah kesehatan nomor 1 s.d. 3 memperoleh
dan latihan fisik teratur
pembinaan kesehatan haji dan vaksinasi.
• Bagi jemaah haji yang tidak memenuhi syarat istitaah kesehatan haji (nomor 4) • Kunjungan rumah
dikoordinasikan kepada Kementerian Agama untuk tindak lanjut sesuai ketentuan. • Penyebarluasan informasi

10
Vaksinasi jemaah haji Vaksinasi yang dianjurkan
Vaksinasi yang diwajibkan
1. Vaksin pneumonia terutama bagi
kelompok risiko (berusia lanjut dan
memiliki riwayat diabetes, hipertensi dan
1. Vaksin Meningitis Meningokokkus diberikan paling lambat 14 gangguan saluran napas)
hari sebelum masuk embarkasi. Vaksin Meningitis berlaku
2. Vaksin influenza
selama 2 tahun.

2. Vaksin COVID-19 diberikan dengan jarak minimal 1 bulan Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH)

sebelum atau setelah pemberian vaksin meningitis atau


vaksin lainnya.

Setiap pemberian vaksin (wajib dan anjuran) dicatat di KKJH dan


diinput ke Siskohatkes oleh tim penyelenggara kesehatan haji
kabupaten/kota.

11
Embarkasi
Identifikasi risiko di embarkasi Selama Perjalanan di Pesawat
Identifikasi risiko selama di pesawat
Analisis situasi:
1. Perjalanan jauh dari kabupaten/kota ke embarkasi
1. Timbulnya keluhan akibat penerbangan
2. Masa tinggal di embarkasi < 24 jam
2. Terjadinya eksaserbasi akut penyakit kronis

Risiko kesehatan di embarkasi: Dampak: jemaah haji dapat terhalang


• Kelelahan, kurang istirahat menjalankan ibadah saat tiba di Arab Saudi
• Eksaserbasi akut penyakit kronis
Cegah risiko:
Dampak: jemaah haji dapat tertunda keberangkatannya bila sakit
dan dinyatakan tidak laik terbang • Istirahat cukup selama perjalanan

• Minum air putih yang cukup


Cegah risiko:
• Lakukan peregangan setiap 3 jam
• Istirahat cukup selama perjalanan dan selama di embarkasi
• Ingatkan jemaah risti untuk minum obat
• Ingatkan jemaah risti untuk minum obat
• Pemantauan ketat 50 jemaah haji paling risti
• Pemantauan ketat 50 jemaah haji paling risti

12
1. Konsep Manasik Kesehatan Haji
2. Manasik Kesehatan Haji Sebelum Keberangkatan
TOPIK
3. Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji
4. Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji

13
Aktivitas ibadah di Madinah
Analisis situasi:
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 50% (Panas menyengat)
2. Jemaah salat 5 waktu di Masjid Nabawi dan mengikuti ziarah
3. Jarak hotel jemaah ke Masjid Nabawi antara 300 s.d. 500 meter, dengan jalan kaki

Risiko kesehatan:
• Kelelahan
• Eksaserbasi akut penyakit kronis
• Telapak kaki melepuh karena kehilangan alas kaki di masjid
• Dehidrasi

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah bahkan umrah saat kloter
berpindah ke Makkah atau tertinggal kloter kembali ke tanah air

Cegah risiko:
• Istirahat cukup dan tidak memaksakan diri melakukan aktivitas yang berlebihan
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
• Memakai alat pelindung diri saat aktivitas diluar ruangan
• Selalu memakai alas kaki, simpan dalam tas dan bawa masuk ke dalam masjid
• Ingatkan jemaah risti untuk minum obat
• Pemantauan ketat 50 jemaah haji paling risti 14
Aktivitas ibadah di Makkah
Analisis situasi:
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60% (Panas menyengat)
2. Jemaah salat 5 waktu di Masjidil Haram, umrah sunnah, dan ziarah
3. Jarak hotel ke Masjidil Haram > 2 km, ditempuh dengan bus
Risiko kesehatan:
• Kelelahan
• Eksaserbasi akut penyakit kronis
• Trauma
• Dehidrasi

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah bahkan terhalang mengikuti Wukuf
di Arafah

Cegah risiko:
• Istirahat cukup dan tidak memaksakan diri melakukan aktivitas yang berlebihan
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
• Memakai alat pelindung diri saat aktivitas diluar ruangan
• Selalu memakai alas kaki, simpan dalam tas dan bawa masuk ke dalam masjid
• Ingatkan jemaah risti untuk minum obat
• Pengawasan ketat pada 50 jemaah haji paling risti 15
Umrah
Identifikasi risiko saat Umrah

Analisis situasi:
Cegah risiko:
1. Tawaf:
• Istirahat cukup sebelum Umrah
a. Berdesak-desakan
• Hindari umrah di waktu terik (10.00 – 16.00)
b. Kepadatan massa
• Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
c. Jarak tempuh + 1,6 s.d. 2 kilomenter
• Memakai alat pelindung diri saat umrah, seperti masker
2. Sa’i:
dan semprotan wajah
1. Dilakukan setelah Tawaf
• Istirahat sejenak setelah Tawaf sebelum melanjutkan Sai
2. Jarak tempuh + 3 kilometer
• Memastikan jemaah haji risti minum obat tepat waktu
Risiko kesehatan saat Umrah: • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
• Kelelahan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum Umrah untuk
• Eksaserbasi akut penyakit kronis memastikan faktor risiko terkendali
• Transmisi penyakit menular
• Trauma fisik
• Terlepas dari rombongan (hilang)

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah


bahkan terhalang mengikuti Wukuf di Arafah
16
Shalat Jumat di Masjidil Haram
Identifikasi risiko

Analisis situasi: Cegah risiko:


1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60% • Makan sebelum ke Masjidil Haram
2. Kepadatan massa • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
3. Jemaah ke masjid lebih awal (pukul 09.00 WAS) • Memakai alat pelindung diri seperti payung, masker,
4. Antri lama di Terminal bus Syib Amir saat akan kembali kacamata hitam, dan semprotan wajah
ke hotel • Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
Risiko kesehatan: • Istirahat sejenak setelah salat Jumat dan tidak langsung
• Kelelahan keluar masjid untuk menghindari desak-desakan di pintu
• Eksaserbasi akut penyakit kronis masjid
• Trauma fisik • Membawa kurma atau makanan ringan
• Transmisi penyakit menular • Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
• Terlepas dari rombongan (hilang) • Bagi 50 jemaah haji paling risti sangat disarankan untuk
• Terlambat makan siang dan minum obat salat Jumat di musalla hotel
• Heat exhausted hingga heat stroke

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah


bahkan terhalang mengikuti Wukuf di Arafah
17
Wukuf di Arafah
Identifikasi risiko

Analisis situasi: Cegah risiko:


1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60% • Istirahat yang cukup di hotel 5 hari menjelang Arafah
2. Dilaksanakan di Padang Arafah yang terbuka • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
3. Lingkungan berangin dan debu • Memakai alat pelindung diri seperti payung, masker, dan
4. Antri lama di toilet semprotan wajah terutama saat antri di toilet
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
Risiko kesehatan saat Wukuf:
• Istirahat yang cukup di Arafah dan kurangi aktivitas diluar
• Kelelahan
tenda
• Eksaserbasi akut penyakit kronis
• Membawa kurma atau makanan ringan
• Heat exhausted hingga sengatan panas
• Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
• Dehidrasi
• Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah melakukan pemeriksaan kesehatan selama di Arafah untuk
bahkan terhalang melanjutkan rukun dan wajib haji memastikan faktor risiko terkendali
berikutnya

18
Bermalam di Muzdalifah
Identifikasi risiko

Analisis situasi:
1. Suhu > 30C, Kelembaban < 60% Cegah risiko:
2. Dilaksanakan di lapangan terbuka • Istirahat yang cukup di Arafah sebelum ke Muzdalifah
3. Lingkungan berangin dan debu • Makan malam di Arafah sebelum ke Muzdalifah
4. Antri lama di toilet • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu terutama
saat ke toilet
• Memakai alat pelindung diri seperti masker dan semprotan
Risiko kesehatan: wajah
• Kelelahan • Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
• Eksaserbasi akut penyakit kronis • Istirahat yang cukup di Muzdalifah
• Terpisah dari rombongan (hilang) terutama saat ke toilet • Membawa kurma atau makanan ringan
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah • Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
bahkan terhalang mengikuti rukun dan wajib haji selanjutnya. • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti

19
Melontar Jumrah Aqabah
Identifikasi risiko
Cegah risiko:
Analisis situasi: • Istirahat yang cukup di Mina sebelum melontar
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60% • Menaati jadwal melontar yang ditetapkan dan mengikuti
2. Dilaksanakan setelah bermalam di Muzdalifah arahan petugas
3. Lingkungan berangin dan debu • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
4. Jarak tempuh yang jauh (min. 6 kilometer pergi-pulang) • Memakai alat pelindung diri seperti payung, masker, dan
semprotan wajah
Risiko kesehatan: • Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
• Kelelahan • Membawa kurma atau makanan ringan
• Eksaserbasi akut penyakit kronis • Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
• Heat exhausted hingga sengatan panas (Heat Stroke) • Bagi 50 jemaah haji paling risti dan lansia sangat
• Dehidrasi disarankan untuk dibadalkan melontar jumrah Aqabah
• Tersesat • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
melakukan pemeriksaan kesehatan pasca Muzdalifah
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah untuk memastikan faktor risiko terkendali
bahkan terhalang mengikuti rukun dan wajib haji selanjutnya.

20
Bermalam di Mina dan Melontar
Jamrah pada Hari Tasyrik
Identifikasi risiko Cegah risiko:
• Istirahat yang cukup
Analisis situasi:
• Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60%
• Memakai alat pelindung diri seperti payung, masker, dan
2. Dilaksanakan di Mina di dalam tenda
semprotan wajah terutama saat aktivitas di luar tenda
3. Lingkungan berangin dan debu
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
4. Antri lama di toilet
• Istirahat yang cukup di tenda Mina dan kurangi aktivitas
5. Jarak tempuh yang jauh (min. 6 kilometer pergi-pulang)
diluar tenda
Risiko kesehatan saat Wukuf: • Menaati jadwal dan rute yang ditetapkan untuk melontar
• Kelelahan • Bagi 50 jemaah haji paling risti dan lansia sangat
• Eksaserbasi akut penyakit kronis disarankan untuk dibadalkan melontar jumrah Aqabah
• Heat exhausted hingga sengatan panas • Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
• Dehidrasi • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah melakukan pemeriksaan kesehatan selama di Mina untuk

bahkan terhalang mengikuti rukun dan wajib haji selanjutnya memastikan faktor risiko terkendali

21
Tawaf Ifadah dan Sai Haji
Identifikasi risiko

Analisis situasi:
1. Tawaf Ifadah:
a. Berdesak-desakan
b. Kepadatan massa Cegah risiko:
c. Jarak tempuh + 1,6 s.d. 2 kilomenter • Istirahat cukup sebelum Tawaf Ifadah dan Sai Haji
2. Sai Haji: • Hindari waktu terik (10.00 – 16.00)
a. Dilakukan setelah Tawaf • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
b. Jarak tempuh + 3 kilometer • Memakai alat pelindung diri saat umrah
c. Kepadatan massa • Istirahat sejenak setelah Tawaf sebelum melanjutkan Sai
Risiko kesehatan: • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
• Kelelahan terutama pasca Mina melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum ibadah
• Eksaserbasi akut penyakit kronis untuk memastikan faktor risiko terkendali
• Transmisi penyakit menular
• Trauma fisik
• Terlepas dari rombongan (hilang)

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah


bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama kloter 22
Tahallul
Identifikasi risiko

Analisis situasi:
1. Jemaah mencukur rambut pendek atau gundul
2. Memakai pisau cukur bekas pakai

Risiko kesehatan: Cegah risiko:


• Transmisi penyakit menular • Memakai pisau cukur yang baru
• Hindari memakai pisau cukur bekas orang lain
Dampak: jemaah haji dapat tertular penyakit melalui luka
pisau cukur

23
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti
Jemaah Lanjut Usia

Risiko kesehatan: Cegah risiko:


• Rentan jatuh • Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah

• • Dampingi lansia bekerjasama dengan pendamping, ketua


Pergerakan lambat (osteoporosis dan osteoartritis)
• Tidak bisa menahan kencing (inkontinensia urine) regu dan jemaah mandiri
• • Memakai alat pelindung diri saat ibadah
Trauma fisik (dislokasi, fraktur)
• • Istirahat sejenak disela-sela ibadah tawaf dan sai
Terlepas dari rombongan (hilang)
• Bagi penderita inkontinensia urine, memakai popok saat
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian ibadah dan selama perjalanan
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama • Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
kloter makan kurma di sela-sela ibadah
• Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum ibadah
untuk memastikan faktor risiko terkendali

24
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti
Penderita Hipertensi

Risiko kesehatan: Cegah risiko:


• Krisis hipertensi • Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah

• • Melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum dan


Stroke
• Serangan jantung setelah ibadah/aktivitas diluar gedung untuk memastikan
faktor risiko terkendali
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian • Dampingi lansia dengan hipertensi bekerjasama dengan
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama ketua regu dan jemaah mandiri
kloter • Memakai alat pelindung diri saat ibadah
• Istirahat sejenak disela-sela ibadah, seperti istirahat di
tengah putaran tawaf atau sai
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
makan kurma di sela-sela ibadah
• Memastikan minum obat tepat waktu

25
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti
Penderita Diabetes Mellitus
Cegah risiko:
Risiko kesehatan: • Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
• Hiperglikemia • Dampingi lansia dengan diabetes mellitus bekerjasama
• Hipoglikemia dengan ketua regu dan jemaah mandiri
• Stroke • Memakai alat pelindung diri saat ibadah, terutama alas
• Serangan jantung kaki dan masker
• Pneumonia • Memakai alas kaki (kaos kaki) setiap aktivitas untuk
menghindari luka diabetes pada telapak kaki
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian
• Istirahat sejenak disela-sela ibadah, seperti istirahat di
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama
tengah putaran tawaf dan sai
kloter
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
makan kurma di sela-sela ibadah
• Memastikan minum obat tepat waktu
• Melakukan pemeriksaan gula darah 3 kali seminggu
untuk memastikan faktor risiko terkendali

26
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti
Penderita Penyakit Jantung

Risiko kesehatan: Cegah risiko:


• Serangan jantung (mendadak) • Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
• Melakukan pemeriksaan kesehatan 3 kali seminggu
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian
untuk memastikan faktor risiko terkendali
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama
• Dampingi lansia dengan penyakit jantung bekerjasama
kloter
dengan ketua regu dan jemaah mandiri
• Memakai alat pelindung diri saat ibadah
• Sangat dianjurkan untuk menggunakan kursi roda atau
scuter elektrik saat tawaf, sai, dan lontar jamrah
• Membadalkan lontar jumrah
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
makan kurma di sela-sela ibadah
• Memastikan minum obat tepat waktu

27
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti
Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Cegah risiko:
• Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
Risiko kesehatan: • Melakukan pemeriksaan kesehatan 3 kali seminggu
• Sesak napas (tensimeter dan oksimeter) untuk memastikan faktor
• Serangan jantung (mendadak) risiko terkendali
• Memastikan faktor risiko terkendali sebelum dan setelah
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian
ibadah/aktivitas diluar hotel
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama
• Dampingi lansia dengan PPOK bekerjasama dengan
kloter
ketua regu dan jemaah mandiri
• Memakai alat pelindung diri saat ibadah, selalu memakai
masker saat berada diluar gedung
• Sangat dianjurkan untuk menggunakan kursi roda atau
scuter elektrik saat tawaf, sai, dan lontar jamrah
• Dibadalkan lontar jumrah
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
makan kurma di sela-sela ibadah
• Memastikan minum obat tepat waktu

28
1. Konsep Manasik Kesehatan Haji
2. Manasik Kesehatan Haji Sebelum Keberangkatan
TOPIK
3. Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji
4. Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji

29
Aktivitas Pasca Ibadah Haji
Analisis situasi: Cegah risiko:
• Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60% (Panas menyengat).
• Melakukan pemeriksaan kesehatan 3 kali seminggu
2. Jemaah mengalami kelelahan fisik setelah puncak
ibadah haji. untuk memastikan faktor risiko terkendali
• Rujuk ke KKHI jika memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
3. Jemaah mengejar target umrah sunnah
• Memastikan faktor risiko terkendali sebelum dan setelah
ibadah/aktivitas diluar hotel
Risiko kesehatan: • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu dan
• Kelelahan jemaah mandiri
• Eksaserbasi akut penyakit kronis • Memakai alat pelindung diri saat ibadah
• Transmisi penyakit menular • Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam
• Trauma • Memastikan minum obat tepat waktu
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti
bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama kloter • Mengusulkan tanazul bagi jemaah paling risti yang jika
tinggal lebih lama dapat membahayakan kesehatannya.
Jemaah ditanazulkan harus berdasarkan rekomendasi
dokter spesialis di KKHI.

30
Pulang ke Tanah Air (Debarkasi)

• Jemaah haji mendapat Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH)


untuk memantau perkembangan kesehatan setelah pulang dari tanah suci.
• K3JH harus disimpan oleh jemaah haji selama 14 hari dan
mengembalikannya ke Puskesmas terdekat setelah 14 hari.
• Bila dalam masa 14 hari tersebut jemaah haji merasakan keluhan atau sakit,
segera ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan membawa K3JH
untuk ditunjukkan kepada tenaga medis.

31

Anda mungkin juga menyukai