Anda di halaman 1dari 32

REGULASI PANGAN PROSES TERTENTU

Direktorat Standardisasi Pangan Olahan


Badan Pengawas Obat dan Makanan

2020
Outline
1 Pangan Steril Komersial

2 Pangan Iradiasi

3 Pangan Produk Rekayasa Genetik

4 Pangan Organik

2
Outline
1 Pangan Steril Komersial

2 Pangan Iradiasi

3 Pangan Produk Rekayasa Genetik

4 Pangan Organik

3
Pangan Steril Komersial
Peraturan Kepala BPOM No. 24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Pangan Steril Komersial

Steril Komersial
Kondisi yang dapat dicapai melalui perlakuan inaktivasi spora
dengan panas dan/atau perlakuan lain yang cukup untuk
menjadikan pangan tersebut bebas dari mikroba yang
memiliki kemampuan untuk tumbuh dalam suhu ruang
(nonrefrigerated) selama distribusi dan penyimpanan.

Pangan Steril Komersial


Pangan berasam rendah yang dikemas secara hermetis,
disterilisasi komersial dan disimpan pada suhu ruang.
4
Klasifikasi Pangan pH dan aW

Proses panas :
1. Sterilisasi
komersial
2. pasteurisasi

Terkemas/tertutup
kedap (hermetis,
disimpan suhu ruang

Terkemas/tertutup
kedap (hermetis,
disimpan suhu5
refrigerator
Ruang lingkup: pangan steril komersial yang diproses menggunakan
panas.

1. Pangan Steril Komersial yang


disterilisasi setelah dikemas

2. Pangan Steril Komersial yang diolah dengan


Proses Aseptik
Proses Aseptik
Proses produksi Pangan Steril Komersial dengan cara
memasukkan pangan yang sudah disterilisasi
komersial ke dalam kemasan steril secara aseptik.

Dikecualikan dari persyaratan di atas untuk Pangan Olahan berupa:


a. minuman beralkohol;
b. air mineral;
c. air demineral;
d. air mineral alami; atau
e. air minum embun. 6
Persyaratan
Menerapkan Cara
Memenuhi
Produksi yang Baik
persyaratan
untuk Pangan Steril
keamanan & mutu
Komersial

Nilai F0 sekurang-kurangnya 3,0


menit dihitung terhadap spora
Clostridium botulinum

7
Outline
1 Pangan Steril Komersial

2 Pangan Iradiasi

3 Pangan Produk Rekayasa Genetik

4 Pangan Organik

8
Pangan Iradiasi
Regulasi:
Peraturan Badan POM No. 3 Tahun 2018
tentang Pangan Iradiasi

Peraturan BPOM No. 18 Tahun 2019 tentang


Cara Iradiasi Pangan yang Baik

Pangan Iradiasi
Setiap pangan yang dengan sengaja dikenai radiasi
ionisasi tanpa memandang sumber atau jangka waktu
iradiasi ataupun sifat energi yang digunakan.

9
Persyaratan

Sumber radiasi
Keamanan
Jenis pangan, tujuan Iradiasi,
Mutu Dosis Serap maksimum
Bahan Kontak Pangan dan
Gizi Dosis Serap maksimum

Iradiasi Ulang
Label
Fasilitas Iradiasi
Iklan pangan

- Iradiasi Gamma -> kobalt-60 atau sesium-137


- Mesin pembangkit sinar X -> ≤ 7,5MeV
- Mesin berkas electron -> ≤ 10 MeV
10
Persyaratan

11
12
Iradiasi Ulang
DILARANG!
Pangan Iradiasi dilarang diiradiasi ulang

Kecuali untuk Pangan berkadar air rendah yang


diiradiasi untuk membasmi serangga

Tidak termasuk Iradiasi Ulang, yaitu:


a. Iradiasi pada Pangan yang mengandung bahan pangan yang telah diiradiasi
pada dosis rendah untuk tujuan perlakuan karantina, menghambat pertunasan
selama penyimpanan, atau menunda pematangan;
b. Iradiasi pada Pangan yang mengandung bahan pangan yang telah diiradiasi
kurang dari 5%; atau
c. Iradiasi yang dilakukan lebih dari satu kali untuk mencapai dosis serap
maksimum yang diinginkan, sebagai bagian dari proses untuk tujuan teknologi
tertentu.
13
Fasilitas Iradiasi & CIPB
Fasilitas Iradiasi Cara Iradiasi Pangan yang Baik
Iradiasi Pangan hanya dapat Produsen & fasilitas iradiasi wajib memenuhi Cara
Iradiasi Pangan yang Baik (CIPB)
dilakukan pada Fasilitas
Iradiasi yang telah memiliki Peraturan BPOM No. 18 Tahun 2019 tentang
izin pemanfaatan tenaga Cara Iradiasi Pangan yang Baik
nuklir dari BAPETEN

IRADIASI PANGAN
➢ Bukan pengganti CPPOB atau
kerusakan mutu.
➢ dilakukan pada Fasilitas
Iradiasi yang memiliki izin
dari BAPETEN.
➢ Menggunakan cara iradiasi
pangan yang baik 14
Keterangan Iradiasi

• Pangan Iradiasi yang diproduksi di wilayah Indonesia untuk diedarkan dapat


diberikan Keterangan Iradiasi.
• Keterangan Iradiasi untuk pangan yang diiradiasi di Indonesia diterbitkan
oleh Kepala Badan.

Pangan Impor
• Pangan Iradiasi yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia
untuk diedarkan wajib disertai bukti Iradiasi yang berlaku
untuk Bets Pangan Iradiasi yang bersangkutan.
• Bukti Iradiasi tersebut diterbitkan oleh instansi pemerintah
yang berwenang dari negara asal.
15
PELABELAN
1. tulisan “IRADIASI” yang dicantumkan setelah
nama jenis Pangan;
2. tulisan “TIDAK BOLEH DIIRADIASI ULANG”
apabila tidak boleh diiradiasi ulang;
3. tanggal, bulan, dan tahun iradiasi;
4. nama negara tempat iradiasi dilakukan; dan
5. logo Pangan Iradiasi.

Jika sebagai ingredient dicantumkan pada daftar


bahan yang digunakan

16
Outline
1 Pangan Steril Komersial

2 Pangan Iradiasi

3 Pangan Produk Rekayasa Genetik

4 Pangan Organik

17
Dasar Hukum Pangan PRG
❖ UU No. 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan Cartagene Protocol on
Biosafety to The Convention on Biological Diversity.
❖ UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan .
❖ PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
❖ PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan.
❖ PP No. 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.
❖ Peraturan Presiden No. 53 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden No. 39 Tahun 2010 tentang Komisi Keamanan Hayati Produk
Rekayasa Genetik.
❖ Keputusan Presiden No. 50/M Tahun 2018 tentang Pemberitahuan dan
Pengangkatan Anggota Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.
❖ Peraturan Badan POM Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik.
❖ Keputusan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH
PRG) No. KEP-06/KKH PRG/10/2019 tentang Penetapan Perubahan
Susunan Tim Teknis Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (TTKH
PRG)
18
Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG)
Produk Rekayasa Genetik (PRG)
Organisme hidup, bagian-bagiannya dan/atau hasil olahannya yang
mempunyai susunan genetik baru dari hasil penerapan bioteknologi
modern.

Pangan PRG
Pangan yang diproduksi atau menggunakan bahan baku, bahan
tambahan pangan, dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari proses
rekayasa genetik (Per BPOM No.6 Tahun 2018)

Rekayasa genetik pangan


Suatu proses yang melibatkan pemindahan gen
(pembawa sifat) dari suatu jenis hayati ke jenis hayati
lain yang berbeda atau sama untuk mendapatkan jenis
baru yang mampu menghasilkan produk pangan yang
lebih unggul.
KEBIJAKAN PANGAN PRG
Pangan PRG
(baik yang diproduksi di dalam negeri maupun Impor)

WAJIB dilakukan pengkajian keamanan Pangan PRG sebelum diedarkan yang


merupakan penerapan prinsip kehati-hatian (precautionary approach)

Pasal 77 ayat (2) UU Pangan: Setiap Orang yang melakukan kegiatan atau proses
Produksi Pangan dilarang menggunakan bahan baku, bahan tambahan Pangan,
dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari Rekayasa Genetik Pangan yang belum
mendapatkan persetujuan Keamanan Pangan sebelum diedarkan.
20
Persetujuan Keamanan Pangan didapatkan setelah dilakukan pengkajian keamanan
pangan PRG berdasarkan permohonan tertulis kepada Kepala Badan POM.
Alur Pengkajian
Keamanan Pangan PRG

1 9 Keputusan
Izin
Peredaran
8

2 7

3 5

4 6

KKH PRG : Komisi Keamanan Hayati PRG


TTKH : Tim Teknis Keamanan Hayati Bidang Keamanan Pangan
BKKH : Balai Kliring Keamanan Hayati
Pengkajian Keamanan Pangan PRG

1. Informasi Genetik
2. Informasi Keamanan Pangan
22
Pengkajian meliputi :

1. Informasi Genetik
a. Deskripsi Umum Pangan PRG
b. Deskripsi Inang dan Penggunaannya sebagai Pangan
c. Deskripsi Organisme Donor
d. Deskripsi Metode Transformasi Genetik
e. Karakterisasi Modifikasi Genetik

2. Informasi Keamanan Pangan


a. Kesepadanan Substansial
b. Perubahan Komposisi Pangan
c. Alergenisitas
a. Gen penanda ketahanan
d. Toksisitas antibiotik
b. Potensi akumulasi zat yg
e. Pertimbangan Lain-Lain berdampak thdp kesehatan
Pangan PRG yang telah memperoleh
sertifikat keamanan pangan PRG

Terdapat 31
PANGAN PRG yang Jagung PRG (16 Komoditas)
telah mendapatkan
persetujuan
Kedelai PRG (9 Komoditas)
keamanan pangan

Tebu PRG (3 Komoditas)

Kentang PRG (1 Komoditas)

Kanola PRG (1 Komoditas)

Bahan baku PRG (1 Komoditas)


Daftar pangan PRG yang telah aman dapat dilihat di:
website BKKH (http://indonesiabch.menlhk.go.id/?lang=en) dan
subsite dit. SPO (http://standarpangan.pom.go.id/produk- 24
standardisasi/produk-rekayasa-genetik)
25
Pada Label pangan PRG wajib
dicantumkan tulisan: Tepung Kedelai
PANGAN REKAYASA
GENETIK

“PANGAN REKAYASA GENETIK” Jika Kandungan


DNA PRG Lebih
dari 5 %
(penulisan nama jenis pangan pada
bagian utama label) Komposisi : kedelai PRG
KETENTUAN
PELABELAN
PANGAN
PRG
Biskuit
Jagung
Jika pangan PRG
merupakan bahan yang
digunakan dalam suatu
Komposisi :
produk pangan Label PRG tidak
tepung terigu, jagung
Produk Rekayasa wajib untuk
Genetik, margarin, telur, produk Highly
Refined Food
gula, garam
Outline
1 Pangan Steril Komersial

2 Pangan Iradiasi

3 Pangan Produk Rekayasa Genetik

4 Pangan Organik

27
Pangan Olahan Organik
Regulasi
1. Peraturan Badan POM No. 1 Tahun 2017 tentang Pengawasan
Pangan Olahan Organik
2. Permentan No. 64/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Sistem
Pertanian Organik
Pangan Organik
Pangan yang berasal dari suatu lahan pertanian organik yang
menerapkan praktek pengelolaan yang bertujuan untuk memelihara
ekosistem dalam mencapai produktivitas yang berkelanjutan,
melakukan pengendalian gulma, hama, dan penyakit, melalui beberapa
cara seperti daur ulang sisa tumbuhan dan ternak, seleksi dan
pergiliran tanaman, pengelolaan air, pengolahan lahan, dan
penanaman serta penggunaan bahan hayati (pangan).

Pangan Olahan Organik


Makanan atau minuman yang berasal dari pangan organik
hasil proses dengan cara atau metode tertentu, dengan
atau tanpa bahan tambahan yang diizinkan.
Persyaratan
• Mengandung Pangan Organik paling sedikit 95% dari
total berat atau volume, tidak termasuk air dan
garam.
• Pangan non Organik dapat digunakan paling banyak
5% dari total berat atau volume, tidak termasuk air
dan garam dan tidak merupakan Pangan sejenis
dengan Pangan Organik.
• Air dan garam merupakan air dan garam yang
ditambahkan selama proses pengolahan Pangan.
• Garam berupa Natrium Klorida dan/atau Kalium
Klorida.
• Pangan Olahan Organik dapat menggunakan BTP
dan/atau Bahan Penolong yang tercantum dalam
Lampiran Peraturan Badan.
Pangan Olahan Organik dan bahan yang
digunakan untuk pembuatan Pangan
Olahan Organik dilarang:
a. mendapat perlakuan iradiasi;
dan/atau
b. berasal dari produk rekayasa genetik

Pangan Olahan Organik harus


dibuktikan dengan sertifikat organik
yang diterbitkan oleh LSO (Lembaga
Sertifikasi Organik). 30
1. Pangan Olahan yang telah memenuhi
persyaratan Pangan Olahan Organik serta
menyatakan informasi Organik wajib
mencantumkan tulisan “Organik” dan Logo
Organik Indonesia pada Label dan Iklan.

2. Tulisan “Organik” dicantumkan


setelah nama jenis Pangan.

3. Pencantuman Logo Organik Indonesia


sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Logo organik dari negara lain dapat


dicantumkan berdekatan dengan logo
Organik Indonesia.
Direktorat Standardisasi Pangan Olahan
Gedung F Lantai 3, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Telp. 021-42875584, Fax. 021-42875780

Anda mungkin juga menyukai