Anda di halaman 1dari 23

PANGAN PRODUK REKAYASA GENETIK

DAN
PANGAN ORGANIK

DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN


BPOM
2021
PANGAN
PRODUK REKAYASA GENETIK
DEFINISI

DASAR HUKUM

PENGATURAN
PANGAN PRG

DAFTAR AMAN
PANGAN PRG

PELABELAN
DEFINISI
PRODUK REKAYASA GENETIK (PRG)

Organisme hidup, bagian-bagiannya


dan/atau hasil olahannya yang
mempunyai susunan genetik baru dari
hasil penerapan bioteknologi modern.

PANGAN PRG REKAYASA GENETIK PANGAN

Pangan yang diproduksi atau Suatu proses yang melibatkan pemindahan gen
menggunakan bahan baku, bahan (pembawa sifat) dari suatu jenis hayati ke
tambahan pangan, dan/atau bahan lain jenis hayati lain yang berbeda atau sama untuk
yang dihasilkan dari proses rekayasa mendapatkan jenis baru yang mampu
genetik menghasilkan produk pangan yang lebih unggul.
DASAR HUKUM

1. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.


2. UU No. 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan Cartagene Protocol on Biosafety to The
Convention on Biological Diversity.
3. UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
4. PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
5. PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan.
6. PP No. 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.
7. Peraturan Presiden No. 53 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
No. 39 Tahun 2010 tentang Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.
8. Keputusan Presiden No. 50/M Tahun 2018 tentang Pemberitahuan dan
Pengangkatan Anggota Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.
9. Peraturan Badan POM Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pengkajian
Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik.
10.Keputusan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG)
No. KEP-06/KKH PRG/10/2019 tentang Penetapan Perubahan Susunan Tim Teknis
Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (TTKH PRG)
UU NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

Pasal 64 ketentuan 9, Ketentuan Pasal 77 UU Pangan diubah


sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 77
(1)Setiap Orang dilarang memproduksi Pangan yang dihasilkan
dari Rekayasa Genetik Pangan yang belum memenuhi Perizinan
Berusaha dari Pemerintah Pusat.
(2)Setiap Orang yang melakukan kegiatan atau proses Produksi
Pangan dilarang menggunakan bahan baku, bahan tambahan
Pangan, dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari Rekayasa
Genetik Pangan yang belum memenuhi Perizinan Berusaha dari
Pemerintah Pusat.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Pasal 64 ketentuan 9, Ketentuan Pasal 77 UU Pangan diubah,
sehingga berbunyi sebagai berikut:

Setiap Orang dilarang


memproduksi Pangan yang
Ayat
dihasilkan dari Rekayasa
Genetik Pangan yang belum
1
Setiap Orang yang melakukan
memenuhi Perizinan
Berusaha dari Pemerintah kegiatan atau proses Produksi
Pangan dilarang
Pusat
menggunakan bahan baku,
bahan tambahan Pangan,
Ayat dan/atau bahan lain yang
dihasilkan dari Rekayasa
Genetik Pangan yang belum
2 memenuhi Perizinan Berusaha
dari Pemerintah Pusat
PENGATURAN PANGAN PRODUK REKAYASA GENETIK
PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
Pasal 15

1
Setiap Orang DILARANG MEMPRODUKSI
Pangan Produk Rekayasa Genetik yang
belum mendapatkan persetujuan Keamnnan
Setiap Orang DILARANG MENGEDARKAN
Pangan sebelum diedarkan

2
Pangan Produk Rekayasa Genetik sebelum
mendapatkan persetujuan Keamanan Pangan
Rekomendasi dari Komisi diberikan setelah
dilaksanakan pengkajian keamanan Pangan

3
Persetujuan Keamanan Pangan Produk Produk Rekayasa Genetik.
Rekayasa Genetik DITETAPKAN OLEH
KEPALA BADAN setelah mendapat

4
rekomendasi dari Komisi
Kebijakan Pangan PRG

Pangan PRG (baik yang diproduksi di dalam


negeri maupun Impor)
Artinya:
Kedelai PRG yang telah
mendapatkan persetujuan
keamanan pangan dapat
WAJIB dilakukan pengkajian keamanan Pangan PRG digunakan sebagai bahan
sebelum diedarkan yang merupakan penerapan baku pangan olahan
prinsip kehati-hatian (precautionary approach)

Persetujuan Keamanan Pangan didapatkan setelah


dilakukan pengkajian keamanan pangan PRG berdasarkan
permohonan tertulis Proponen kepada Kepala Badan POM.
Alur Pengkajian
Keamanan Pangan PRG

1 9 Keputusan
Izin
Peredaran
8

2 7

3 5

4 6

KKH PRG : Komisi Keamanan Hayati PRG


TTKH : Tim Teknis Keamanan Hayati Bidang Keamanan Pangan
BKKH : Balai Kliring Keamanan Hayati
Pengkajian Keamanan Pangan PRG

1. Informasi Genetik
2. Informasi Keamanan Pangan
PENGKAJIAN
1.
MELIPUTI
Informasi Genetik
a. Deskripsi Umum Pangan PRG
b. Deskripsi Inang dan
Penggunaannya sebagai Pangan
c. Deskripsi Organisme Donor
d. Deskripsi Modifikasi Genetik
e. Karakterisasi Modifikasi Genetik

2. Informasi Keamanan Pangan


a. Kesepadanan Substansial
b. Perubahan Nilai Gizi
c. Alergenisitas
d. Toksisitas
e. Pertimbangan Lain-Lain
Daftar pangan Pangan
PRG yang PRG
telahyang telahdilihat
aman dapat memperoleh
di:
sertifikat keamanan pangan PRG
website BKKH (http://indonesiabch.menlhk.go.id/?lang=en)
dan
subsite dit. SPO (https://standarpangan.pom.go.id/produk-
standardisasi/produk-rekayasa-genetik)

Jagung PRG (20 Komoditas)


40
40EVENT
EVENT
PANGAN
PANGANPRGPRGyang
yang
telah
telahmendapatkan
mendapatkan Kedelai PRG (13 Komoditas)
persetujuan
persetujuan
keamanan
keamananpangan
pangan
Tebu PRG (3 Komoditas)

Kentang PRG (1 Komoditas)

Kanola PRG (1 Komoditas)

Bahan baku PRG (2 Komoditas)


http://indonesiabch.menlhk.go.id/?lang=en

http://indonesiabch.menlhk.go.id/?lang=en

PARTISIPASI PUBLIK
https://standarpangan.pom.go.id/
1

2
4

5
3
Label pangan PRG untuk pangan PRG yang Tepung Kedelai
KETENTUAN
mengandung bahan baku tunggal, wajib PRODUK PELABELAN PANGAN PRG
dicantumkan tulisan: REKAYASA
GENETIK
“PRODUK REKAYASA GENETIK”

(dicantumkan pada nama jenis pangan pada bagian 1. Tidak berlaku untuk
utama label) minyak, lemak,
Komposisi : kedelai gula, pati, atau
PRG
pangan PRG lain
yang telah
mengalami proses
pemurnian lebih
Biskui lanjut dan tidak
t teridentifikasi
Jagun mengandung
Jika pangan PRG merupakan bahan baku Komposisi
g : protein PRG.
yang digunakan dalam pangan olahan, maka tepung terigu, jagung 2. Berlaku untuk
tulisan “PRODUK REKAYASA GENETIK” PRODUK REKAYASA pangan PRG yang
dicantumkan setelah nama pangan PRG pada GENETIK, margarin, mengandung
daftar bahan yang digunakan. telur, gula, garam
minimal 5% DNA
PRG
PANGAN ORGANIK
Pangan Olahan Organik
Regulasi
1. Peraturan Badan POM No. 1 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pangan Olahan
Organik
2. Permentan No. 64/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Sistem Pertanian Organik

Pangan Organik

Pangan yang berasal dari suatu lahan pertanian organik yang menerapkan
praktek pengelolaan yang bertujuan untuk memelihara ekosistem dalam
mencapai produktivitas yang berkelanjutan, melakukan pengendalian gulma,
hama, dan penyakit, melalui beberapa cara seperti daur ulang sisa tumbuhan
dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, pengelolaan air, pengolahan
lahan, dan penanaman serta penggunaan bahan hayati (pangan).

Pangan Olahan Organik


Makanan atau minuman yang berasal dari pangan organik hasil
proses dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan
tambahan yang diizinkan.
Persyaratan
• Mengandung Pangan Organik paling sedikit 95% dari total berat
atau volume, tidak termasuk air dan garam.
• Pangan non Organik dapat digunakan paling banyak 5% dari
total berat atau volume, tidak termasuk air dan garam dan
tidak merupakan Pangan sejenis dengan Pangan Organik.
• Air dan garam merupakan air dan garam yang ditambahkan
selama proses pengolahan Pangan.
• Garam berupa Natrium Klorida dan/atau Kalium Klorida.
• Pangan Olahan Organik dapat menggunakan BTP dan/atau
Bahan Penolong yang tercantum dalam Lampiran Peraturan
Badan.
Pangan Olahan Organik dan bahan yang digunakan untuk
pembuatan Pangan Olahan Organik dilarang:
a. mendapat perlakuan iradiasi; dan/atau
b. berasal dari produk rekayasa genetik
Pangan Olahan Organik harus dibuktikan dengan sertifikat organik
yang diterbitkan oleh LSO (Lembaga Sertifikasi Organik).

1. Pangan Olahan yang telah memenuhi persyaratan Pangan Olahan


Organik serta menyatakan informasi Organik wajib mencantumkan
tulisan “Organik” dan Logo Organik Indonesia pada Label dan Iklan.
2. Tulisan “Organik” dicantumkan setelah nama jenis Pangan.
3. Pencantuman Logo Organik Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Direktorat Standardisasi Pangan Olahan
Gedung F Lantai 3, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Telp. 021-42875584, Fax. 021-42875780

Anda mungkin juga menyukai