Di Amerika Serikat, PRG diatur oleh badan atau lembaga federal yaitu
United States Department of Agriculture (USDA), Environmental Protection
Agency (EPA), dan Food Drug Administration (FDA). Animal and Plant Health
Inspection Service (APHIS), suatu lembaga di bawah USDA, bertanggung
jawab dalam regulasi pengujian lapang PRG; FDA mengatur regulasi semua
aplikasi tentang tanaman termasuk PRG untuk pangan (Fernandez-Cornejo dan
Caswell, 2006). Jika PRG menghasilkan produk untuk mengendalikan hama,
regulasinya diatur oleh EPA. APHIS mengelola pemberian izin atau permit
untuk pengujian lapang untuk menentukan apakah PRG menimbulkan resiko
terhadap pertanian atau lingkungan. Jika tidak berbahaya terhadap lingkungan
dan keanekaragaman hayati, PRG yang diuji bisa ditetapkan sebagai PRG yang
telah di-deregulasi atau non-regulated sehingga diizinkan untuk dikomersialkan.
APHIS menetapkan enam kriteria yang harus dipenuhi agar tanaman PRG
dapat dilepas atau dikomersialkan (Slater et al., 2008):
1) Spesies yang biasa dibudidayakan (jagung, kapas, kentang, kedelai,
tembakau, tomata atau tanaman lainnya;
2) transgen harus terintegrasi ke dalam genome tanaman;
3) fungsi transgen harus diketahui, dan ekspresinya tidak berdampak buruk
terhadap kesehatan tanaman;
4) transgen tidak menghasilkan entitas penginfeksi seperti virus, atau bahan
beracun bagi organism non-target
tanaman;
5) transgen yang berasal dari virus harus tidak menyebabkan risiko
terbentuknya virus tanaman yang baru;
6) tanaman PRG harus tidak mengandung materi genetik yang berasal dari
patogen manusia atau hewan.
Dalam pasal 13
1997).
Berdasarkan
Kepmentan
tersebut,
keamanan
hayati
atau implementasi
Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH) yang dibentuk melalui Surat Keputusan
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian No. HK.330.102.1997
tentang Pembentukan Tim Teknis Keamanan Hayati Produk Bioteknologi
Pertanian Hasil Rekayasa Genetik (PBPHRG) (Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 1997). Pada tahun 1998, TTKH berhasil menyusun
Pedoman Pelaksanaan Pengujian Keamanan Hayati PRG yang sudah disahkan
oleh KKH. Pedoman tersebut berisi teknis pelaksanaan pengujian di
laboratorium, rumah kaca, fasilitas uji terbatas (FUT) dan uji lapangang terbatas
(LUT) {Herman (2009) yang dikutip oleh Herman (2010)}.
Karena Kepmentan th. 1997 belum mengatur aspek keamanan pangan,
pada tahun 1999 Kepmentan tersebut diganti oleh Keputusan Bersama Menteri
Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri
3
Pangan dan Hortikultura (SKB Empat Menteri) tahun 1999 tentang keamanan
hayati dan keamanan pangan produk pertanian hasil rekayasa genetik (PPHRG).
Dalam SKB Empat Menteri tersebut dinyatakan bahwa keamanan hayati adalah
upaya yang diperlukan untuk mencegah PPHRG dari kemungkinan timbulnya
sesuatu
yang
dapat
menggangu,
merugikan,
dan
membahayakan
kemungkinan
timbulnya
resiko
yang
merugikan
mencegah
kemungkinan
timbulnya
dampak
yang
merugikan
dan
Keamanan pakan
pakan PRG
serta
prinsip
kesehatan
dan
pengelolaan
sumberdaya
hayati,
pemasukan
PRG dari luar negeri; pengkajian, pelepasan dan peredaran, serta pemanfaatan
PRG; pengawasan dan pengendalian PRG;
3)
Dalam
dalam rangka pelaksanaan PP No. 21 Th. 2005 Pasal 19 Ayat 1. FUT merupakan
suatu fasilitas yg dibangun untuk melaksanakan kegiatan perakitan dan pengujian
tanaman PRG berdasarkan konsep pengelolaan risiko (risk management) sampai
pada suatu tingkat yang dapat diterima (Herman, 2010).
FUT dibangun
10
Tabel 5.1 terdiri atas 11 tahap, dimulai dari Tahap I yaitu pemohon mengajukan
surat permohonan tertulis tentang Pengkajian Keamanan Lingkungan Tanaman
PRG, sampai Tahap XI yaitu Menteri Lingkungan Hidup memberi rekomendasi
kepada Menteri Pertanian disertai sertifikat keamanan lingkungan; dan
selanjutnya Menteri Pertanian menerbitkan sertifikat aman lingkungan. Format
surat permohonan sesuai dengan Lampiran 2 Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 61/Permentan/Ot.140/10/2011 Tanggal : 5 Oktober 2011 (Tabel 5.2).
Agar dapat dibudidayakan secara komersial, pada umumnya tanaman PRG
perlu dilepas sebagai varietas unggul baru.
varietas unggul perlu diadakan uji adaptasi bagi tanaman semusim dan atau uji
observasi bagi tanaman tahunan. Metoda baku uji adaptasi dan uji observasi
tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
61/Permentan/Ot.140/10/2011 Tanggal : 5 Oktober 2011 (Lampiran 1 buku ini).
Uji adaptasi atau observasi dapat dilakukan setelah melalui proses
pengkajian keamanan lingkungan tanaman PRG di LUT atau bersamaan dengan
proses pengkajian keamanan lingkungan tanaman PRG di LUT dengan tetap
mengikuti ketentuan LUT dan ketentuan pelepasan varietas tanaman (Pasal 9
Ayat 1 Permentan No. 61/Permentan/Ot.140/10/2011). Jika uji adaptasi atau uji
observasi dilakukan bersamaan dengan pengujian keamanan lingkungan
tanaman PRG di LUT, tatacara permohonan rekomendasi tercantum pada
Lampiran 4 Permentan No. 61/Permentan/Ot.140/10/2011. Syarat dan tatacara
permohonan, serta tata cara pelaksanaan pengujian sesuai dengan yang
tercantum dalam Lampiran 4 tersebut diuraikan pada Sub-bab 5.2.3.
11
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
TTKH :
56 hari
mengevaluasi permohonan Pengkajian Keamanan
Lingkungan Tanaman PRG dan dossier (Pasal 15 Ayat
4);
menugaskanTim kecil untuk mengevaluasi permohonan
Pengkajian Keamanan Lingkungan Tanaman PRG,
jawaban questionnaire, dan dokumen yang diajukan oleh
Pemohon. Selain itu tim kecil memberikan advokasi
kepada Pemohon dalam penulisan jawaban questionnaire
yang sesuai dan tepat;
12
Tahap VII
13
Tabel 5.2
Nomor
Lampiran
Hal
*)
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) terlampir
4. Nama Pimpinan/Penanggung Jawab
5. Alamat Kantor Perusahaan/Instansi/Perorangan
6. Nomor Kode Perusahaan/Instansi
mengajukan permohonan pengujian keamanan lingkungan *) tanaman produk rekayasa genetik
bersamaan dengan uji adaptasi atau uji observasi di Lapangan Uji Terbatas.
Sebagai bahan pertimbangan terlampir disampaikan data dan informasi jawaban pertanyaan
untuk melengkapi permohonan dimaksud.
Demikian, atas dikabulkannya permohonan ini disampaikan terima kasih.
Nama dan Tanda Tangan
Pimpinan/Penanggung Jawab
Tembusan
1. Menteri Negara Lingkungan Hidup.
2. Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.
3. Kepala Badan Karantina Pertanian.
14
5.2.3 Tatacara permohonan rekomendasi dan uji adaptasi atau uji observasi
yang dilakukan bersamaan dengan pengujian keamanan lingkungan
tanaman PRG di LUT
Sub-sub bab ini menguraikan tata cara permohonan berdasarkan Lampiran 4
Permentan No. 61/Permentan/Ot.140/10/2011 (Menteri Pertanian RI, 2011).
Tatacara permohonan rekomendasi dan uji adaptasi atau uji observasi yang dilakukan
bersamaan dengan pengujian keamanan lingkungan tanaman PRG di LUT yang
diatur pada Permentan tersebut mencakup syarat dan tatacara permohonan, tata cara
pelaksanaan pengujian, dan sanksi. Tata cara pelaksanaan pengujian meliputi
pelaksanaan, pengamanan, studi khusus, pemantauan dan penggunaan lahan bekas
pengujian, penanggulangan keadaan darurat, pencatatan, dan pelaporan.
Permohonan uji adaptasi atau uji observasi tanaman PRG di LUT sesuai
dengan Lampiran 2 Permentan No. 61/Permentan/Ot.140/10/2011 disertai:
a)
isian atau jawaban pertanyaan yang tercantum pada Lampiran 3 Permentan No.
61/Permentan/Ot.140/10/2011) (Lampiran 2 buku ini ); b) jawaban atas daftar
pertanyaan dan dokumen-dokumen yang diperlukan yang tercantum pada
Lampiran 4 Permentan No. 61/Permentan/Ot.140/10/2011) (Sub-bab 5.2.3); dan
c) lampiran informasi dan data yang diperlukan, serta proposal uji adaptasi atau
uji observasi tanaman PRG di LUT (Pasal 9 Ayat 3).
Lampiran 3 Permentan No. 61/Permentan/Ot.140/10/2011 (Menteri Pertanian
RI, 2011). mencantumkan daftar pertanyaan antara lain tentang: a) informasi
administrasi (pemohon, penanggung jawab penelitian, lokasi penelitan); b) informasi
tanaman non-PRG; c) informasi tanamana PRG; d) informasi genetik tanaman: e)
pengamanan genetik dan pengamanan material dalam pelaksaaaan LUT. .
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam waktu
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak menerima permohonan, harus sudah
mengusulkan kepada Ketua KKH untuk penerbitan rekomendasi pengujian
15
yang
meliputi
nama
perusahaan/instansi/perorangan,
akte
dengan
c.
kekurangan dokumen.
Apabila dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
menerima pemberitahuan dari KKH sebagaimana dimaksud pada huruf (b)
di atas, pemohon tidak dapat melengkapi kekurangan dokumen,
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
20
Pembiayaan
yang
diperlukan
untuk pengujian
keamanan
lingkungan tanaman PRG bersamaan dengan uji adaptasi atau uji observasi di
LUT dibebankan kepada pemohon.
Untuk
21
Isolasi fisik, yaitu menanam tanaman PRG di lahan yang dibatasi oleh, antara
b)
c)
d)
22
e)
Pemeliharaan
Kelompok I
(menyerbuk sendiri)
kacang tanah
( Arachis hypogaea)
Kelompok II
(penyerbukan dibantu
serangga)
bunga matahari
Helianthum annuus
Kelompok III
(penyerbukan dibantu oleh
angin)
Jagung
(Zea mays)
Kapas
Kapas
(Gossypium hirsutum) (Gossypium hirsutum)
Kedelai
(Glycine max)
Ubikayu
( Manihot utilisima)
Sugar beet
(Beta vulgaris)
Tabel 5.4
Spesies tanaman
Bunga matahari
Gandum
Gula bit
Jagung
Jarak
Kacang hijau
Kacang tanah
Kakao
Kapas
Kedelai
Nilam
Padi
Sorgum (hibrida)
Tebu
Tembakau
Ubi kayu
Keterangan
dibersihkan
Sumber
Jarak minimum
isolasi (meter)
800
10
3
200
100
10
10
100
200
10
3
3
300
100
400
100
a)
penyerbukan.
b) Tindakan proteksi khusus harus dilakukan untuk memastikan agar bagianbagian tanaman yang dipanen terisolasi dengan baik, misalnya dimasukkan
ke dalam wadah tertutup dan berlabel.
c) Setiap unit uji adaptasi atau uji observasi atau penelitian harus diberi tanda.
d) Orang yang tidak berwenang tidak diperkenankan masuk ke dalam lokasi
e)
LUT.
Pemberitahuan khusus diberikan ke setiap orang yang bekerja di areal
lokasi LUT, misalnya tidak membawa biji, tanaman atau bagian tanaman
PRG ke luar areal lokasi LUT.
Studi khusus. Apabila pemohon melakukan studi khusus seperti
perpindahan gen (gene flow), efikasi herbisida, plant molecular pharming, dan
studi yang menggunakan serangga hama atau patogen, maka diberlakukan
ketentuan sebagai berikut:
a)
Pada studi perpindahan gen, spesies tanaman sejenis non PRG dapat
dibudidayakan atau ditanam di dalam isolasi jarak.
PRG.
Dalam studi yang menggunakan serangga atau pathogen untuk bioasai,
harus digunakan ras/strain/biotipe yang sama dengan lokasi LUT; tanda
yang menerangkan penggunaan serangga hama atau patogen harus dipasang
25
Tabel 5.5
Nama ilmiah
Bagian tanaman
Bunga matahari
Helianthus annuum
Gula bit
Beta vulgaris
Biji, umbi
Jagung
Zea mays
Biji
Kedelai
Glycine max
Biji
Padi
Oryza sativa
Tembakau
Nicotiana tabacum
Biji, polong
(banjir, badai, gempa), yang mengakibatkan lepasnya bahan tanaman PRG dari
lokasi LUT atau timbulnya wabah OPT yang tidak terkendali.
Pencatatan. Pencatatan yang memadai (jelas, otentik, dan mudah diakses)
harus dilakukan oleh pemohon.
ketaatan pemohon terhadap ketentuan yang ada dalam Permentan No. 61 Th.
2011. Setiap catatan harus memuat kode otorisasi pengujian keamanan
lingkungan tanaman PRG dilaksanakan bersamaan dengan uji adaptasi atau uji
observasi di LUT, identitas penanggung jawab kegiatan, identitas pembuat
catatan, dan tanggal. KKH akan menerbitkan contoh formulir yang dapat
digunakan oleh pemohon sebagai pedoman dalam pencatatan. Hal-hal yang
perlu dicantumkan dalam catatan meliputi:
a)
b)
c)
PRG bersamaan dengan uji adaptasi atau uji observasi di LUT, termasuk
keamanan lokasi dan kebersihan peralatan agar tidak ada pemindahan
bahan perbanyakan dari lokasi uji adaptasi atau uji observasi atau
d)
penelitian;
cara pemusnahan bahan tanaman PRG;
e)
f)
g)
h)
i)
j)
terjadinya pelepasan ilegal atau tidak sengaja dari bagian tanaman atau
tanaman PRG, termasuk tindak penanggulangan yang direncanakan atau
dilaksanakan.
Pelaporan. Laporan secara tertulis yang wajib dibuat dan disampaikan
terdiri atas
28
bersamaan dengan uji adaptasi atau uji observasi di LUT harus diserahka oleh
pemohon kepada KKH selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh) hari kerja
setelah pengujian berakhir. Laporan pengujian merupakan laporan ringkas yang
memuat rancangan pengujian, metoda observasi, data dan analisa hasil pengujian,
hasil
observasi
pengaruh
yang
tidak
diantisipasi
(jika
ada)
dan
(tergantung jenis
5.2.3.3 Sanksi
Jika di dalam pemantauan oleh TTKH diketahui bahwa lokasi LUT,
fasilitas pendukung, dan pelaksanaan uji adaptasi atau uji observasi tanaman
PRG tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Permentan No.
61/Permentan/Ot.140/10/2011, maka TTKH akan merekomendasikan kepada
KKH untuk memberikan sanksi. Sanksi yang diberikandapat bersifat ringan
berupa
surat
peringatan
kepada
penanggung
jawab
pengujian
untuk
Lima varietas
Lima varietas
tersebut terdiri atas tanaman jagung, kedelai, dan kapas (Tabel 5.6). Herman
(2010) melaporkan 13 genotipe tanaman PRG yang diuji di FUT dalam periode
Th. 2001 -2010 (Tabel 5.7). Spesies tanaman yang diuji beserta karakter sifat
unggulnya meliputi jagung (tahan terhadap hama penggerek atau toleran
terhadap herbisida), kentang (tahan terhadap penyakit hawar daun), padi (tahan
terhadap hama penggerek batang atau wereng coklat atau efisien dalam
penggunaan nitrogen), pepaya (penundaan kemasakan), tebu (toleran terhadap
kekeringan atau ber-rendemen tinggi), tomat (sedikit biji /partenokarpi), dan
ubikayu (rendah kandungan amilosa). Setelah melalui tahap pengujian di FUT
30
(Herman, 2010;
BCH
Sifat
Gen
Sumber
31
Tabel 5.7
Status penelitian tanaman PRG di FUT dan LUT dari tahun 20012010
No. Jenis
FUT
tanaman Sifat
LUT
Rumah kaca Rumah kaca
PRG
1
Jagung
Tahan penggerek
2009-2010 jagung (MON89034)
2010
Jagung
Tahan penggerek
jagung ( TC1507)
2009-2010 -
Jagung
PRG
Toleran herbisida
(NK603)
2001
2002
Kentang
2007-2009
Padi
Tahan penggerek
batang
2002-2006
Padi
Padi
Pepaya
Tebu
Toleran kekeringan
2005-2007 -
2005-2007
10
Tebu
Rendemen tinggi
2008
2008-2010
11
Tomat
Tahan penyakit
TYLCV dan CMV
2007-2008 -
2009
12
Tomat
Sedikit biji
(partenocarpi)
2006-2007 2009
13
2001-2002 -
2010
2005
2006-2010 -
2006-2008 2007-2010
32
lingkungan.
5.4 Hasil pengkajian keamanan pangan tanaman PRG
33
(Badan
Tabel 5.8 Status Pengkajian keamanan pangan dan ciri-ciri 10 tanaman PRG
34
Tanaman
Sifat
PRG
Jagung
Jagung
Jagung
Jagung
Jagung
Jagung
Jagung
Kedelai
Kedelai
Tebu
TH
TSH
TH
TSH
TSH
TSH
MA
TH
TH
TK
TTKHP
KKH
Sekreta- Rapat Rapat
Rapat BKKH SekretaEvent
riat
tim
kelompok pleno
riat
kecil pangan
NK603
+
+
+
+
+*
+**
MON8904
+
+
+
+
+*
+**
GA21
+
+
+
Bt11
+
+
+
MIR162
+
+
+
+
MIR604
+
+
+
3272
+
GTS40-3-2
+
+
+
+
MON89778
+
+
+
+
NXI-1T, NXI+
+
4T, dan NXI6T
Daftar Pustaka
35
37