Anda di halaman 1dari 3

HEPATITIS B

KODE ICD X :B18.1


No.
: 109/SOP/UKP/19
Dokumen
No. Revisi :0
SOP Tanggal
: 28-01-2019
Terbit
Halaman : 1/3

PUSKESMAS H. NANAY H.SKM.,M.Mkes


KARANGKANCANA NIP. 19691101 198903 2 003

1. Pengertian Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati, masuk melalui


darah ataupun cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi
seperti halnya virus HIV. Virus ini tersebar luas di seluruh dunia
dengan angka kejadian yang berbeda-beda. Tingkat prevalensi
hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar 2,5% di
Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk
dalam kelompok negara dengan endemisitas sedang smapai
tinggi.
Infeksi hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan
gejala yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Apabila perjalanan
penyakit berlangsung lebih dari 6 bulan maka kita sebut sebagai
hepatitis kronik (5%). Hepatitis B kronik dapat berkembang
menjadi penyakit hati kronik yaitu sirosis hepatis, 10% dari
penderita sirosis hepatis akan berkembang menjadi kanker
hati.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam diagnosis dan penatalaksanaan kasus


hepatitis B.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karangkancana


Nomor. 440/016/SK/PKM-KRC/2019 tanggal 18 Januari 2019
Tentang Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosis Dan terminologi
yang digunakan di UPTD Puskesmas Karangkancana

4. Referensi  Permenkes No 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis


dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Pasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama

5. Prosedur Anamnesis
Keluhan dapat berupa :
1. Gejala baru timbul apabila seseorang telah terinfeksi
selama 6 minggu, antara lain:
a. gangguan gastrointestinal, seperti : malaise,
anoreksia, mual dan muntah
b. gejala flu : batuk, fotofobia, sakit kepala, mialgia
2. Gejala prodromal seperti diatas akan menghilang pada saat
timbul kuning, tetapi keluhan anoreksia, malaise, dan
kelemahan dapat menetap.

1/3
3. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap.
Pruritus (biasanya ringan dan sementara) dapat timbul
ketika ikterus meningkat. Pada saat badan kuning, biasanya
diikuti oleh pembesaran hati yang diikuti oleh rasa sakit bila
ditekan di bagian perut kanan atas. Setelah gejala tersebut
akan timbul fase resolusi.

4. Pada sebagian kasus hepatitis B kronik terdapat


pembesaran hati dan limpa

Faktor Resiko
Setiap orang tidak tergantung kepada umur, ras, kebangsaan,
jenis kelamin dapat terinfeksi hepatitis B, akan tetapi faktor risiko
terbesar adalah apabila:
1. Mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan
orang yang sudah terinfeksi hepatitis B.
2. Memakai jarum suntik secara bergantian terutama
kepada penyalahgunaan obat suntik.
3. Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-
sama dengan penderita hepatitis B.
4. Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar
dengan darah manusia.
5. Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum
dilakukan pemilahan terhadap donor.
6. Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
7. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang menderita hepatitis B

Pemeriksaan fisik
1. Konjungtiva ikterus
2. pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati,
3. Splenomegali dan limfadenopati pada 15-20% pasien

Pemeriksaan penunjang (Rujuk Ke Labkesda/ Laboratorium


Swasta)
Periksa Urin, SGOT/SGPT, HbsAg,

Penataaksanaan
1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat
2. Tirah baring
3. Farmakologis simtomatis:
Antipiretik bila demam; ibuprofen 2x400mg/hari.
Apabila ada keluhan gastrointestinal, seperti:
a. Mual : Antiemetik seperti Domperidon 3x10mg/hari.
b. Perut perih dan kembung : H2 Bloker (Simetidin 3x200
mg/hari atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau Proton Pump
Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari).

2/3
Konseling :
1. Pada hepatitis B kronis karena pengobatan cukup lama,
keluarga ikut mendukung pasien agar teratur minum obat.
2. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga
asupankaloridancairan yang adekuat, dan membatasi
aktivitasfisik pasien.
3. Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan
modifikasi pola hidup untuk pencegahan transmisi, dan
imunisasi.

Kriteria Rujukan
 Penderita Hepatitis B yang telah terdiagnosa harus dirujuk
ke Sp.PD.
Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang,
ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Pada umumnya,
prognosis pada hepatitis B adalah dubia, untuk fungsionam dan
sanationam dubia ad malam.

6. Unit Terkait BP umum, KIA, Pustu,

7. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis


2. Buku Register pasien

8. Rekaman Histori Tanggal mulai


No. Yang diubah Isi perubahan
Perubahan diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai