Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT


DIRUANG HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 20 - 22 April 2017

Oleh :
MUHRIATI ARISKA, S.Kep
NIM 1630913320026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT
DIRUANG HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 20 - 22 April 2017

Oleh :
MUHRIATI ARISKA, S.Kep
NIM I630913320026

Banjarmasin, April 2017


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB H. Asmadiannor, S.Kep, Ns, M.Kes


NIP. 19780317 200812 2 001 NIP. 1976 1116 199603 1 001
KONSEP GAGAL GINJAL AKUT

Pengertian : Pemeriksaan :
Gagal ginjal akut dikenal dengan Acute Renal Fallure 1. Radiologi : ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan
(ARF) adalah suatu keadaan fisiologik dan klinik yang menilai derajat komplikasi yang terjadi.
ditandai dengan pengurangan tiba-tiba glomerular filtration  Foto polos abdomen : untuk menilai bentuk dan besar
rate (GFR) dan perubahan kemampuan fungsional ginjal ginjal (batu atau obstruksi).
untuk mempertahankan eksresi air yang cukup untuk  USG : untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal
keseimbangan dalam tubuh. Atau sindroma klinis akibat parenkim ginjal, kepadatan parenkim ginjal.
kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang  Renogram : untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri,
ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat lokasi dari gangguan.
serta terjadinya azotemia (peningkatan kadar kreatinin dan 2. EKG : untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel
nitrogen urea darah dan berkaitan dengan penurunan laju kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit
filtrasi glomerular. (hiperkalemia).
3. Biopsi ginjal : prosedur mengambil sampel dari jaringan
Etiologi : ginjal untuk pemeriksaan microskopis
s
1. Penyebab prerenal (terjadi hipoperfusi ginjal) akibat 4. Pemeriksaan laboratorium yang umumnya menunjang
kondisi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah
kemungkinan adanya GGA :
ginjal dan menurunnya filtrasi glomerulus.
2. Penyebab intrarenal (kerusakan aktual jaringan ginjal)  Darah : hb, Leukosit, Laju Endap Darah (LED) :
akibat trauma jaringan glomerulus atau tubulus ginjal. meninggi oleh karena adanya anemia dan albuminemia.
3. Penyebab postrenal terjadi akibat sumbatan atau  Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas dan berat
gangguan aliran urine melalui saluran kemih (sumbatan jenis. ureum dan kreatinin : meninggi.
bagian distal ginjal). Tekanan di tubulus meningkat
sehingga laju filtrasi glomerulus meningkat.

Penatalaksanaan :
Manifestasi klinis :
 Pengobatan : mencegah terjadinya kerusakan ginjal,
 Nyeri pinggang
mempertahankan keseimbangan fungsi tubuh, melakukan
 Kesulitan bernapas penyelamatan fungsi ginjal, mencegah komplikasi
 Kelelahan metabolik dan infeksi serta mempertahankan kondisi
 Anemia tubuh sampai fungsi ginjal kembali normal.
 Kulit gatal - gatal  Asupan cairan dibatasi dan disesuaikan dengan volume
 Ciri-ciri kelebihan cairan, seperti oedema ekstremitas air kemih yang dikeluarkan.
 Mual muntah (penurunan turgor kulit, mukosa membran  Asupan garam dan zat-zat yang dalam keadaan normal
kering) dibuang oleh ginjal, juga dibatasi.
 Perubahan pengeluaran produksi urine (Poliurea,  Dianjurkan untuk menjalani diet kaya karbohidrat serta
oliguria, anuria) rendah protein, natrium dan kalium.
 Antibiotik bisa diberikan untuk mencegah atau mengobati
infeksi.
 Untuk meningkatkan jumlah cairan yang dibuang melalui
ginjal, bisa diberikan diuretik.
 Untuk membuang kelebihan cairan dan limbah metabolik
Komplikasi : bisa dilakukan dialisa (cuci darah) Indikasi yang mutlak
untuk dialisis adalah terdapatnya gejala-gejala kelebihan
 Edema paru (penimbunan cairan)
ureum dalam darah (gangguan mental, kulit kering) dan
 Hiperkalemi menyebabkan gagal janung
terdapatnya kegawatan yang mengancam jiwa
 Kejang (hipovolemia, hiperkalemia, syok). Terdapat kenaikan
 Kerusakan permanen pada ginjal ureum dan kreatinin yang terus menerus pada pasien
oliguria yang dengan pengobatan konservatif tidak ada
tanda-tanda perbaikan.
 Transplantasi ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri akut
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
4. Kelebihan volume cairan
5. Keletihan
6. Gangguan pertukaran gas

Nyeri akut Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
NOC : Pain Level, Pain control, Comfort level tubuh NOC : Status sirkulasi, pengetahuan : proses penyakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 60 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x3
menit pasien tidak mengalami nyeri dengan kriteri : NOC : Nutritional Status : Food & Fluid Intake
jam, masalah pasien teratasi dengan kriteri :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 3
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, 1. Tekanan darah dalam batas normal
jam status nutrisi meningkat, dengan kriteria :
mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk 1. Pemasukan makanan secara oral 2. CRT < 2 detik
mengurangi nyeri, mencari bantuan ) 3. Saturasi O2 dalam batas normal
2. Melaporkan nyeri berkurang dengan managemen NIC : Nutritional Management 4. Pengeluaran urin tidak terganggu
nyeri 1. Kaji apakah pasien ada alergi makanan 5. Tidak ada Kelelahan
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, 2. Kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan 6. Kulit tidak pucat
dan tanda nyeri) jumlah kalori, protein dan lemak secara tepat
sesuai dengan kebutuhan pasien NIC : Managemen Cairan
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
3. Anjurkan masukan kalori sesuai kebutuhan
NIC : Pain Management 1. Timbang berat badan setiap hari dan monitor
4. Ajari pasien tentang diet yang benar sesuai
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif kebutuhan tubuh status pasien
(lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas) 5. Monitor catatan makanan yang masuk atas 2. Jaga intake dan output pasien
2. Eksplorasi pengetahuan pasien tentang nyeri kandungan gizi dan jumlah kalori 3. Monitor status hidrasi (membran mukosa
6. Timbang berat badan secara teratur lembab, denyut nadi , tekanan darah)
3. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi 7. Anjurkan penambahan intake protein, zat besi dan 4. Monitor hasil lab dengan retensi cairan
nyeri (distraksi, napas dalam, relaksasi) vit C yang sesuai (peningkatan BUN, penurunan Hematokrit dan
4. Anjurkan pasien untuk istirahat yang adekuat 8. Pastikan bahwa diet mengandung makanan yang
peningkatan kadar osmolaritas urin)
NIC : Analgesic Administration berserat tinggi untuk mencegah sembelit
9. Beri makanan protein tinggi , kalori tinggi dan 5. Monitor TTV pasien
1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
makanan bergizi yang sesuai 6. Monitor indikasi kelebihan cairan/retensi
frekuensi
10. Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi 7. Berikan terapi IV
2. Cek riwayat alergi kebutuhan gizinya 8. Monitor status Gizi
3. Tentukan pilihan analgesic dari tipe dan beratnya
9. Berkolaborasi pemberian diuretik
nyeri
10. Dukung pasien dan keluarga untuk membantu
4. Berikan obat sesuai rute pemberian
dalam pemberian makan
5. Monitor ttv pasien sebelum dan sesudah pengobatan
11. Atur ketersediaan pemberian produk darah
6. Berikan obat tepat waktu
untuk transfusi
Kelebihan volume cairan Keletihan Gangguan pertukaran gas
NOC : elektrolite and acid base balance, fluid
balance, hydration NOC : endurance, cncentrasion, energi conservation, NOC : respiratory status : gas exchange, respiratory
nutrition status : energi status :ventilation, vital sign status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30
jammasalah pasien teratasi dengan kriteria : menit, status pernapasan meningkat, dengan kriteria :
jam, masalah pasien teratasi dengan kriteri :
1. Pemasukan makanan secara oral 1. Mendeontrasikan peningkatan ventilasi dan
1. Tidak ada edem oksigenasi yang adekuat
2. Bunyi napas bersih, tidak ada dyspnue/ortopnue NIC : Nutritional Management 2. Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari
3. Vital sign dalam batas normal 1. Kaji apakah pasien ada alergi makanan tanda-tanda distress pernapasan
4. Terbebas dari kelelahan 2. Kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan 3. Tidak ada sianosis dan dyapnue (mampu bernapas
5. Menjelaskan indikator kelebihan cairan jumlah kalori, protein dan lemak secara tepat sesuai dengan mudah, tidak ada pursed lips)
dengan kebutuhan pasien 4. Vital sign dalam batas normal
NIC : Fluid Management 3. Anjurkan masukan kalori sesuai kebutuhan
4. Ajari pasien tentang diet yang benar sesuai NIC : airway management
1. Petahankan intake dan output kebutuhan tubuh 1. Buka jalan napas
2. Pasang kateter jika diperlukan 5. Monitor catatan makanan yang masuk atas 2. Atur posisi untukmemaksimalkan ventilasi
kandungan gizi dan jumlah kalori 3. Monitor repirasi dan status o2
3. Monitor HB, BUN, Hmt
6. Timbang berat badan secara teratur NIC : respiratory monitoring
4. Monitor TTV 7. Anjurkan penambahan intake protein, zat besi dan vit 1. Monitor rata-rata, kedalaman, irama, dan usaha
5. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan, edema C yang sesuai respirasi
6. Kaji lokasi dan luas edema 8. Pastikan bahwa diet mengandung makanan yang 2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, retraksi
7. Monitor status nutrisikolaborasi pemeberian berserat tinggi untuk mencegah sembelit otot supraclavicular dan intercostal
diuretik 9. Beri makanan protein tinggi , kalori tinggi dan 3. Monitor suara napas
makanan bergizi yang sesuai 4. Monitor pola napas: bradipnue,,takipnue,
10. Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi hiperventilasi, cheyne stoke, biot
kebutuhan gizinya 5. Monitor kelelahan otot diafrahma
6. Auskultasi suara napas
7. Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya.
Patway GGA

 Prerenal : Hipoperfusi
ginjal
 intrarenal : kerusakan Gagal ginjal akut
aktual jaringan ginjal
 postrenal : sumbatan atau
gangguan aliran urine

Penurunan Hiperventilasi
Asidosis metabolik Kerusakan Penimbunan
hormon asidosis
tubulus ginjal cairan dan garam
eritropoetin

Kondisi tingkat Sesak napas


Implamasi
keasaman darah Edema
penurunan kadar
yang tinggi eritrosit dalam
darah Gangguan
Peradangan di pada ektremitas
Mual muntah pertukaran gas
ginjal
anoreksia

Anemia Kelebihan
Nyeri akut
Ketidakseimbangan volume cairan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakefektifan keletihan
perfusi jaringan
perifer
DAFTAR PUSTAKA

1. Baradero,Mary.2008. Klien Gangguan Ginjal.EGC:Jakarta.


2. Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. nursing diagnoses : definitions & classification 2015-2017. Jakarta: EGC
3. Nursing Interventions Classification (NIC). 2008. USA: Mosby Elsevier
4. Nursing Outcomes Classification (NOC). 2008. USA: Mosby Elsevier
5. Price,Sylvia A.2005. Patofisiologi.EGC:Jakarta
6. Sitorus,Ronald H.2006. 3 Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia.Yrama Widya:Bandung.
7. Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. nursing diagnoses : definitions & classification 2015-2017. Jakarta: EGC
8. Moorhead, Sue, et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC)5th edition Edisi Bahasa Indonesia Editor Intansari Nurjannah dan
Rosana Devi Tumanggor. United Kingdom : Elsevier.
9. Bulechek, Gloria M, et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) 6th edition Edisi Bahasa Indonesia Editor Intansari
Nurjannah dan Rosana Devi Tumanggor. United Kingdom : Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai