Anda di halaman 1dari 13

IGD Mini Notes

Inilah adalah operan IGD murni based on pengalaman selama jaga IGD periode kemaren ya..
mungkin ada 1 atau 2 hal yang dirasa nggak sesuai teori. Overall, tujuannya supaya bisa
mempermudah kalian untuk masa adaptasi di IGD RSUD. Semoga bermanfaat :D

1. Administratif
Kelengkapan administratif yang harus dilakukan oleh dokter (iship atau DU) jika ada
pasien masuk ada beberapa hal
a. RM 35
- Identitas (pakai stiker), kalau belum ada ec belum daftar minimal ditulis keterangan
misal Tr A buat triage A atau T1 buat pasien tirai 1
- Keterangan tanggal dan jam kedatangan
- Rujukan atau engga. Kalo rujukan diisi dari mana
- Keluhan utama
- Level triage (dicentang ). Mayoritas triage kuning sih.
- Jenis kasus  trauma/ non trauma
- Anamnesis :
Usahakan lengkap ya.. terutama pasien anak, biar bisa membantu kalian juga buat
nentuin diagnosis karena ada pertimbangan tingkat dehidrasi nya.
ANAK : kasus yang banyak ditemukan muntah, BAB cair, demam, kejang, ISPA.
Jangan lupa menanyakan onset keluhan dan frekuensi muntah/BAB cair/kejang.
Makan dan minum (seperti biasa atau berkurang), BAK (cukup atau kurang). Dari
makan minum dan BAK yang berkurang kita sudah bisa memasukkan ke dehidrasi
sedang walaupun temuan pada PF terkadang belum terlalu “khas”. Khusus bayi baru
lahir keluhan utama : bayi baru lahir. Trus kolom anamnesis diisi lahir dari ibu GPA,
secara ... di mana?
BEDAH : kasus yang paling banyak itu post KLL, appendicitis, selulitis, hemorroid,
ileus tidak terlalu banyak. Utuk KLL, keluhan utama diisi post KLL, trus anamnesis
nya seperti ini : Post KLL (untuk kronologis gausah terlalu lengkap, karena beberapa
kasus ditolak oleh jasa raharja karena kronologisnya dianggap nggak pas hehe),
memakai helm (..), muntah (..), pingsan (..), nyeri kepala (..), pasien dapat/tidak
dapat mengingat kejadian. Kalau ada keluhan lokal : misal tangan kanan sulit
digerakkan.
INTERNA : kasus yang banyak ditemukan nyeri perut, dispneu, chest pain, muntah,
BAB cair, febris, tidak bisa BAK. Lagi-lagi anamnesis nya kudu bagus, buat bantu
kalian menegakkan diagnosis. Gak usah selengkap S7F4 tapi at least ada onset, lokasi,
beberapa kasus pakai frekuensi keluhan sama faktor yang memperberat memperingan
buat nentuin diagnosis nya. Untuk pasien yang CKD dengan HD wajib tanya HD rutin
setiap hari apa.
OBSGIN : rata-rata yang masuk ponek adalah pasien inpartu, abortus juga ada tapi ga
terlalu banyak. Buat anamnesis obsgin kita boleh liat bidan, yang penting keluhan
utama jelas : misalnya kencang-kencang, rembes cairan dari jalan lahir. Anamnesis
obstetri ada 4 hal yang penting : kencang-kencang, rembes cairan dari jalan lahir,
lendir darah, gerak janin. Kalo ada dek koas obsgin biasannya udah ditulisin lengkap
anamnesis, pf, s.d diagnosis *bahagiaaaaa*
NEURO : kasus yang paling banyak tidak lain dan tidak bukan adalah CVD, selain
itu cephalgia berat, vertigo berat, observasi penurunan kesadaran. Untuk CVD harus
jelas kekuatannya berapa, dan tanyakan tanda-tanda peningkatan TIK seperti muntah,
pingsan, kejang karena dokter Tetty suka nanya pas kita konsul  lebih kearah
perdaharan atau engga??
MATA : kasus yang banyak ditemukan seperti corpal, trauma mata. Anamnesis kudu
jelas penyebab nya apa terutama untukkasus trauma.
THT : kasus yang sering seperti corpal telinga atau hidung. Dicek dulu,
memungkinkan buat diambil atau engga? Kalo corpal nya benda mati yan tidak bisa
membusuk mending disarankan ke poli karena alat di IGD terbatas.
JIWA : kalian akan menemukan banyak kasus kaki tangan kaku, sesak, dada nyeri
tapi ternyata pas dicek semua dalam batas normal. Jangan khawatir, ntar kita dx ke
arah gangguan psikiatri wkwk

- Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital. Untuk pasien dewasa yang mondok wajib tambah hasil GDS.
Pasien dispneu wajib ada SPO2 sebelum dan sesudah pakai oksigen misal 80% 
98%. Kalo udah kadung pakai oksigen dikasih keterangan 99%  dengan nasal
canul
b. KU, Kesadaran, head to toe nyanyian aja.
 Kalo kasus post KLL biasanya cuma tak ringkes gini :
kepala : jejas (-)
Thoraks : jejas (-) dst s.d ekstremitas, kalo curiga fraktur jangan lupa FOTO
KLINIS nya, buat bekal DU konsul ke dr Antoni, Sp.OT
 Kasus mata, THT, ketusuk paku, digigit ular :
Langsung status lokalis aja wkwk

Kalau misal ada benjolan, deformitas, VE, VL dst ntar di tunjuk dan kasih
keterangan di bagian yang ada gambar orangnya (disamping kolom PF).

c. Beberapa DU sering nambahin hasil temuan EKG. Misal, EKG : ST depresi di II,
III, aVF
d. Khus PF ANAK :
- Tanda vital diisi BB sama suhu
- Bayi baru lahir : KU, antropometri, palatum : kalo gaada celah berarti tulis
“paten”, trus anus nya di sogrok pakai temometer di ponek kalo ujungnya bisa
masuk berarti tulis anus : “paten” dan tulis APGAR SKOR jangan lupa untuk
SpO2 dan GDS kalo ada indikasi misal BBLR, asfiksia.
e. Halaman terakhir diisi hasil lab cito (biasanya di hasilnya disampaikan via telpon
oleh petugas lab), trus masuk ke bagian centang-centang, terakhir buat yang
mondok jangan lupa CAP DPJP dibagian paling bawah persis disamping ttd DU,
kalo DPJP nya 2 maka cap nya ada 2 juga yaa. Kalo rawat jalan, wajib tulis obat
pulang di halaman belakang yaa
b. Surat Perintah Mondok (SPM)
Kapan pasien harus mondok? Kalo kata pak Pratama  jika pasien di zona abu-abu
antara mondok dan tidak maka sebaiknya ditayakan “mau mondok atau tidak?” karena
prinsip RS adalah ga boleh nolak pasien yang mau mondok hahaha.. tapi kalo bener-
bener ada di zona rawat jalan sih bilang aja “dari hasil pemeriksaan memungkinkan
buat pulang, nanti tetap ada obat yang harus diminum di rumah”. Biar ga bingung pas
ngisi SPM ini aku buatin panduannya:
- Pasien datang dari : datang sendiri atau rujukan dari xxxx
- Tanggal dan jam
- Nama
- TTL, kalo keluarga nya ga tau cukup diisi umurnya berapa
- Diagnosis : kalo pasien BPJS sesuaikan sama kitab ya. Misal : kolik abdomen
dengan dm tipe 2
- Indikasi kegawatan : tentukan diagnosis kegawatannya, bisa sama dengan diagnosis
masuknya. Misal : kolik, KDS, dehidrasi sedang, fraktur, dst
- Tindakan : diisi medikamentosa kecuali kalo pasien pre op bisa diisi operasi +
medikamentosa, atau pasien CKR diisi observasi dan medikamentosa
- Perkiraan hasil : membaik
- DPJP : PENTING  semua pasien harus ditawarin dulu mau DPJP siapa kecuali
BEDAH. Kalo pasien bingung kalian liat “Map Hijau” yang isinya daftar konsulen
bulan itu. Khusus untuk interna, jadwal nya ada di monitor komputer (senin-selasa
 dr. Djoko Agung, Rabu-kamis  dr. Nugroho, jumat-minggu  dr Budi).
Pembagian DPJP bedah per minggu, jadi kalo minggu ini dr Endy, Sp B maka
semua kasus bedah langsung masuk ke dr Endy. Apabila pasien datang dengan
RUJUKAN dari dokter SPESIALIS misal dr. X maka secara otomatis DPJP adalah
dr X.
- Ttd PJ pasien harus disertai nama terang yaa
c. Pemeriksaan penunjang
 Lab : kalo DU nya minta lab lengkap berarti diisi DL, OT/PT, UR/CR, AU, TG,
Koles. Kalo pre op  CT/BT, UR/CR, HbsAg, Anti HIV. Suspek tifoid ditambah
cek WIDAL, febris H1 suspek dengue NS1. Diare : feses lengkap. Suspek ISK : urin
rutin. Pasien IHD wajib cek CKMB (botol merah). Semua pasien perempuan dengan
nyeri perut kanan bawah WAJIB cek PP tes (gravindex). Kalo CKR cek DL aja dah
cukup. Pasien anak cek DL aja atau bisa tambah warna merah sesuai kecurigaan.
 Radilogi : untuk kasus suspek fraktur atau dislokasi foto nya 2 posisi (AP/L). untuk
manus dan pedis 2 posisi juga tapi AP/O
 USG : tergantung keluhannya dimana. Paling sering usg abdomen
d. Lembar APS : wajib dilampirkan kalo pasien menolak mondok atau menolak injeksi,
lagi-lagi biar aman dan gaada masalah kedepannya.
e. Permintaan darah dan protokol terapi wajib diisi yaa buat pasien yang pro transfusi
f. Surat Kematian, surat dokter  dah biasa lah ya
2. Diagnosis
Di IGD ada kitab sakti yang isinya diagnosis yang di- klaim BPJS. Kitabnya udah buluk,
saranku pas awal-awal jaga kalo senggang dibaca-baca dulu yes. Untuk diagnosis IGD itu
sebenernya itu-itu tok karena pemeriksaannya superfisial sih, yang penting kegawatannya
sudah teratasi. Beberapa diagnosis yang sering ditemukan seperti :
INTERNA
 Kolik abdomen : semua nyeri perut didiagnosis kolik yaa.. walaupun menurut kalian ini
adalah gastritis.
 Kolik renal : nyeri pinggang yang didukung nyeri ketok CVA (+)
 Observasi Febris : semua febris yang belum tegak ditulis obs. Febris yaa.. jangan lupa
dd nya juga ditulis sekalian. Trus kalo emang ada dehidrasi juga ditulis. Misal obs
febris H1 dengan dehidrasi sedang. Yang di klaim BPJS itu febris H3 dengn
kecurigaan tifoid atau dengue, febris ≥ 7 hari, febris dengan hiperpireksia (t : >40o)
 Gastroenteritis akut (GEA) : mual, muntah dengan BAB cair langsung digolongkan ke
GEA ya. Kalau pasiennya modok tambahin GEA-DS (dehidrasi sedang).
 DADS : BAB cair ≥ 10x/hari.
 Vomitus Profuse : muntah ≥6x/hari
 Dispepsia dengan kolik atau vomitus frekuen : rasa ga nyaman di sekitar ulu hati
disertai muntah atau nyeri abdomen
 CKD dengan komplikasi : semua komplikasi dari CKD boleh masuk IGD. Paling sering
CKD dengan dispneu atau CKD dengan anemia gravis
 Obs dispneu dd/ misal PPOK, IHD. semua sesak dimasukkan ke obs dispneu
 Chest pain dd/ misal IHD. Curiga IHD jika ada T inverted, T tall, STEMI, NSTEMI,
atau AMI. OMI.
 Asthma yang masuk klaim itu : asthma attack  nebul trus membaik dan bisa rawat
jalan, kalo sampai mondok dimasukkan asthma moderate severe
 Obs. Penurunan kesadaran : kalo penyakit yang mendasari penurunan kesadaran dari
interna

BEDAH

 Cedera kepala : ringan s.d berat tinggal liat dari GCS nya
 Vulnus (VE, VL, VP, VS) semua vulnus masuk klaim
 Snake bite
 Selulitis : seringnya di kaki, bengkak, perabaan hangat, dengan atau tanpa riwayat
infeksi (karena sering ga jelas) langsung dimasukkan ke selulitis

ORTHO

 Fraktur : tulis CF atau OF (close atau open)


 Dislokasi

BEDAH MULUT
 Fraktur mandibula

NEURO

 CVD : paling buanyak nih. Khas banget lah kalo ada hemiparesis dekstra/sinistra
 Vertigo berat : liat klinis pasiennya, kalo muntah-muntah terus langsung masukkin
vertigo berat dan mondokkin
 Cephalgia berat : semua nyeri kepala non vertigo dengan serangan berat.
 Obs. Tetanus : ada kaku-kaku di tubuh, febris disertai RIWAYAT infeksi.
 Obs. Konvulsi : jarang sih, tapi tetap bakal nemu. Semua kejang yang gak khas
langsung masuk sini aja
 Obs. Penurunan kesadaran : INGAT !! tidak semua penurunan kesadaran masuk neuro,
kadang masuk interna tergatung kecurigaan ke arah mana.

ANAK

 GEA – DS : muntah, mencret, dengan malas minum/lemas/ BAK berkurang


 DADS : mencret, dengan malas minum/lemas/ BAK berkurang
 Obs dispneu dd/ bronkiolitis, ISPA : sesak, batuk, pilek
 KDS : demam disertai kejang 1x dalam 24 jam (malu nih kalo dibaca sama Atika,
apalah dakuu!)
 Obs Febris dd/ : semua febris masukan observasi febris
 Bayi baru lahir  neonatal aterm/ preterm dengan hipoglikemi/hipotermia/BBLR dst.
Kalo bayi sehat langsung tulis neonatal aterm aja
 Vomitus perofuse : muntah ≥6x / hari

MATA

 Corpal oculi dekstra / sinistra


 Trauma tajam/tumpul/kimia

THT

 Corpal
 Tonsilofaringitis
 Epsitaksis
 Disfagia

OBSGIN : diagnosis manut bidan wae hehehe

PSIKIATRI : Keluhan apapun dengan PF yang normal semua maka langsung tembak 
histeria konversi. Obatnya oksigenasi  observasi, kalo membaik langsung pulang.

3. Terapi
Sebenernya terapi di IGD itu gitu-gitu tok, ciyus deh :D
Terapi cairan :
 Asering : pasti yang lulusan undip rada kurang familiar tapi di IGD RSUD ini adalah
cairan sejuta umat. Hampir semua pasien pakai ini dan dijadikan cairan pilihan untuk
rehidrasi anak maupun dewasa.
Untuk kebutuhan rehidrasi dewasa digunakan jika tanda-tanda dehidrasi atau syok
hipovolemik ditemukan. Rehidrasi pasien dewasa seringkali diperuntukkan pada kasus
DADS, GEA-DS, Vomitus profuse, febris. Untuk jumlah cairan yang diberikan mulai
dari 250 cc atau 500 cc  kalo lemes banget dan gaada penyulit misal oedem, maka
langsung tembak rehidrasi asering 500 cc lanjut 20 tpm. Kalo klinis masih bagus tapi
pasiennya DADS/ GEA-DS/Vomitus profuse (berdasarkan frekuensi keluhan), febris
<39o maka tembak rehidrasi asering 250 cc lanjut 20 tpm.
Untuk rehidrasi anak dengan diagnosis GEA-DS, DADS, Vomitus profuse, atau
diagnosis lain dengan tanda-tanda dehidrasi seperti BAK berkurang atau malas minum
digunakan rumus 10cc/kgbb. Misal bobot nya 10 kg  rehidrasi asering 100 cc trus
lanjutnya KAEN (akan dijelaskan nanti). Kalo bobotnya nanggung gimana? Misal 8,7
kg  buletin jadi rehidrasi 90 cc
 KAEN : ada 2 jenis KAEN yang sering dipakai di IGD yaitu KAEN 3A dan KAEN 4A.
Ini adalah cairan rumatan pilihan buat anak.
Penggunaan KAEN 4A buat bayi kecil. Beberapa DU berpedoman batasannya adalah
bayi usia 3 bulan, tapi ada juga yang 1 bulan (dr. Novi), bahkan ada yang sampai usia
satu tahun (dr. Vita). Kalo aku liat sikon ya, jaga sama siapa dulu, mayoritas sih pakai
batasan sampai usia 3 bulan pakai KAEN 4A.
Penggunaan KAEN 3A adalah cairan rumatan untuk anak diatas 3 bulan, tapi sekali
lagi tergantung jaganya sama siapa..
setelah selesai rehidrasi maka langsung merumuskan cairan rumatan buat anak.
Beberapa panduannya adalah sebagai berikut :
- Perhitungan cairan rumatan seperti rumus pas jaman anestesi dulu yaa  10 kg
pertama dikali 100 + 10 kg kedua dikali 50 + sisanya dikali 20 trus hasilnya kalo
mau dijadikan tpm makro lagsung dibagi 96, kalo mau dijadikan tpm mikro dibagi
24. Ini adalah rumus cepatnya ya, hasil sama dengan hitungan manual.. paling
Cuma kacek nol koma. misal BB 10 kg  butuh 1000 cc, kalo pakai makro 10 tpm
dan kalo pakai mikro 40 tpm
- Pemilihan makro/mikro berdasarkan berat badan. Kalo DU nya biasa pakai patokan
<8kg pakai mikro, ≥8 kg pakai makro. Jangan kaget kalo perawat ntar ada yang
protes karena patokan perawat adalah 6kg. Yang penting pas mereka mau nyiapin
terapi dipesenin : “pakai mikro ya mbak/mas”.
 NaCl : ada beberapa kasus yang pakai NaCl yakni 
1. Pasien anemia gravis (CKD maupun non CKD) karena bakal dapat transfusi (Pakai
transfusi set ya, biasanya perawatnya sudah aware dan mengkonfirmasi ke iship atau
DU : “ pakai trans set ya?”)
2. Syok hiperglikemi : rehidrasi nya pakai NaCl yaa.. jumlah nya nanya ke DU,
biasanya masuk 1000 trus cek GDS ulang
3. Pasien NEURO : CVD, Cephalgia berat, vertigo berat dst.. karena dr Tetty, Sp.S
lebih suka pakai NaCl
4. Khusus : dr Indah, Sp.A dan dr. Vita  kalo rehidrasi bayi kecil pakainya NaCl
 Ringer Laktat : nah kalo yang satu ini wajib dipakai saat mengelola semua pasien
BEDAH dan Ortho. Kalo ada kasus fraktur : langsung kasih terapi Infus RL +
Dexketoprofen 2 ampul  20 tpm. Oh ya, kalo jaga sama dr. Willy (sesama alumni
undip) beliau lebih prefer RL ketimbang asering yaa dalam pemilihan cairan rumatan.
 D5% : pasien dispneu curiga PPOK atau asthma moderate-severe wajib cek GDS
karena cairan rumatan yang dipilih seringnya adalah D5% + drip aminolfilin 1 ampul
 20 tpm. Kalo kata DU kenapa pilih D5% karena buat nafas aja susah, butuh banyak
energi jadi cenderung GDS nya turun maka dikasih deh D5%. Bahkan, GDS 150 aja
tetap dikasih D5% looh. Oh iya, penggunaan lain adalah pada bayi hipoglikemi
biasanya dr Indah Sp.A bakal kasih D5% 2cc/kgbb PER ORAL tapi tetap harus konsul
dulu yaa.
 D10% atau martos : sejauh ini hanya dipakai pada pasien syok hipoglikemi (GDS < 60)
langsung deh infus D10%, D40% 2-1-1

Untuk terapi cairan lini pertama adalah asering, kecuali pada kasus-kasus yang aku
sebutkan tadi yaa..

Terapi Injeksi :

- Injeksi ranitidine : hampir semua pasien dapat ini kecuali pasien anak gak pernah
dapat ranitidine. Semua keluhan mual langsung tembak ranitidine. Dosis pemberian 2 x
1 ampul
- Injeksi Ondansentron : keluhan muntah (profuse atau non profuse) unuk anak dan
dewasa. Dosis dewasa 3x 1 ampul, kalo tidak profuse dikasih keterangan “kalo perlu”
misal inj. Ondansentron 3 x 1 (k/p). Dosis anak hitungan cepat adalah 0.05 cc/kg bb.
Misal bb 10 kg  inj ondansentron 3 x 0,5 cc. Kalo berat nya nanggung gimana? Misal
13 kg  dibulatkan ke atas jadi 0,7 cc. Dari mana dapatnya hitungan cepat? Dosis
ondansentron anak 0,1 mg/kgbb  misal BB 10 kg = 1 mg. Sediannya ampul nya
adalah 2cc berisi 4 mg jadi hitungannya 1mg/4mg dikali 2 cc  0,5 cc. Hasilnya sama
aja dengan hitungan cepat hehehe
- Infus Pamol : semua febris ≥38oC dikasih infus pamol yaa. Kalo kurang dari 38 oC
diberikan per oral aja yes.. dosis dewasa langsung 1 flash atau 1000 gram. Kalo dosis
anak 10 cc/kgbb, misal 10 kg maka ditulis inf pamol 100 mg atau 10 cc sami mawon.
Sebagian besar diberikan ekstra karena dibangsal cukup lanjut per oral. Kalo program
berarti ditulis inf pamol 1 fl (bila t ≥38oC), trus kalo ekstra ditulis inf pamol 1 fl (ekstra)
- Injeksi Ketorolac : untuk semua nyeri dari kepala sampai kaki. Selama aku jaga tidak
pernah diberikan ke pasien anak dibawah 12 tahun. Dosis nya 2-3 x 1 ampul (30mg).
Ini adalah resep andalan pasien kolik dan biasanya selalu bergandengan dengan injeksi
ranitidine.
- Injeksi Antrain : fungsi nya sama seperti ketorolac yakni sebagai analgetik,
pemberiannya lebih jarang. Biasanya dipilh untuk pasien nyeri kolik dengan muntah-
muntah, atau nyeri disertai febris. Dosis nya 3 x1 ampul.
- Injeksi Neuroprotektor : Piracetam tergantung kasus yaa.. kalo bedah lebih sering
piracetam. Dosis nya untuk CKR  1 gram ekstra, kasus lain konsul dulu ke DPJP.
Kasus saraf misalnya CVD pemberian sesuai advis dr Tetty, kalo kasusnya < 6 jam
biasanya dipilih citicoline 2 x1 , kalo kasus nya > 6 jam lebih banyak pakai piracetam
3x 1 gram
- Injeksi Diazepam  buat kejang demam tetap ditulis di RM 35 nya misal BB 10 kg,
dosis diazepam injeksi 0,2-0,5 mg/kgbb maka, dibagian terapi tuliskan inj. Diazepam 2
mg (bila kejang).
- Injeksi Lasix  diberikan pada pasien oedem di ekstremitas maupun oedem pulmo.
Sering banget pada pasien CKD. Penting untuk liat TENSI nya dulu ya. Dosis awal bisa
sampai 2 ampul. Dosis program 1-0-0
- Injeksi Pantoprazole : buat kasus mual muntah yang nggak bisa teratasi dengan
ranitidine + ondansentron, jarang dikasih karena mahal. Dosis nya 1x1 buat program
atau kadang Cuma 1 ampul ekstra
- Injeksi Kalnex : digunakan untuk kasus CVD curiga perdarahan, cedera kepala dengan
tanda-tanda peningkatan TIK, epistaksis. Dosisnya 3x 500 mg yaa
- Injeksi Anti Tetanus : semua VL (luka agak besar atau kotor) atau open fraktur
ditawarin injeksi anti tetanus. Pilihannya ada : ATS  lebih murah (150K an), butuh
skin test, tidak berlaku jika sudah terjadi > 6 jam ; Tetagam  lebih mahal (200K an),
ga butuh skin test, bisa kasus kapan aja. Biasane kalo pasien rawat jalan iship disuruh
edukasi tetagam/ats termasuk harga dan lebih ngarahain ke tetagam wkwkw
- Injeksi ABU : harus pakai pelarut, jadi dicampur dalam 1 flabot RL atau NaCl 
diinfuskan, oleh sebab itu edukasi pasien snake bite untuk mondok. Dan kalo pasien
umum harus edukasi hargane juga sekitar 800an 1 ampul. Untuk kasus yang parah bisa
butuh s.d 10 ampul atau lebih.
- Injeksi steroid : jarang banget dilakukan. Biasanya kalo ada reaksi alergi atau
inflamasi yang cukup parah. Dosis nya ½ s.d 1 ampul.
- Injeksi lain seperti antibiotik, mecobalamain, manitol,  nunggu konsul DPJP

- Terapi Nebul : kombinasi nebul yang paling sering dipakai adalah V : P (Ventolin :
Pulmicort) / 1: 1  observasi dulu kalo masih ada wheezing boleh diulang 15 menit
kemudian. Dosis anak ≤ 1 tahun bisa pakai ½ : ½ . Selain itu bisa kombinasi yang pernah
dipakai adalah ventolin : nacl / 1 : 2 cc  biasanya dipakai buat anak-anak yang susah
mengeluarkan dahak, tapi efeknya jadi batuk-batuk jadi terkadang pasiennya kurang
nyaman. Terakhir ada obat combivent tapi jarang banget dipakai, selama jaga IGD ak
Cuma pernah pakai 1x.

Terapi PO :

Untuk terapi PO yang paling sering dipakai adalah :

- Nucral syr : 3x C1 buat pasien dewasa yang ada mual muntah


- Pamol syr atau tablet : dosis menyesuaikan yaa
- New diatabs : satu-satunya obat diare yang dipakai di RSUD. Dosisnya 2 tablet tiap
mencret
- Zinc : buat diare pada anak-anak. Dosisnya seperti biasa
- L-bio atau liprolac : ini nutrisi tambahan buat usus, diberika untuk pasien diare pada
anak2. Dosisnya pakai patokan umur sih, ≤ 2 tahun 2-3x ½ sacchet, > 2 tahun 2-3x
1 sacchet
- Antihipertensi yang sering dipakai adalah amlodipine trus kalo HT maligna bisa
ditambah candesartan dosis menyesuaikan ya
- Obat-obat cardio :
Iscahemic Heart Disease (IHD) : obatnya ada 3 jenis yang sering dipakai  ISDN 5
mg (biasanya diberikan 3x1), aspilet 80 mg (biasanya 1x1), CPG 75 mg (biasanya
1x1). TAPI.. berhubung IGD bertugas mengatasi kegawatan pasien maka dosis
inisiasi biasanya lebih besar tergantung dari hasil EKG nya. Aspilet bisa diberikan
160 mg s.d 320 mg langsung trus baru lanjut 1x1, CPG bisa diberikan 150 mg s.d
300 mg langsung baru dilanjut 1x1, ISDN sejauh ini 1 tablet aja. Jujur sampai
sekarang pun aku belum berani ngeresepin sendiri walaupun udah tau obatnya itu-
itu aja kalo buat tatalaksana awal.
*Pemberian ISDN ga boleh buat pasien yang TD nya rendah karena efeknya ISDN
bikin tensi drop
Aritmia : yang sering dikasih itu bisoprolol 2,5 mg atau digoxin 2 x ½ tab. Sekali
lagi, amannya kalo kasus kardio langsung konsul DU dulu yaa..
- CKD : gausah ragu buat nambah asam folat 1x1 dan CaCO3 3x1
- Ambroxol tablet atau syrup dosis sesuai kebutuhan.
- Curcuma : buat pasien yang gak nafsu makan, pasien tua yang kurus kering mual
muntah. Dosis nya 3x1 tablet

Tindakan : Paling sering, kalo tindakan yang melakukan adalah perawat atau dek koas. Di
RM35 kita nulis tindakan wound toillette  sebagai “MEDIKASI” itu artinya semua
tindakan bersih-bersih luka. Setiap bikin resep kalo ada tindakan harus ditambah resep
barang habis pakai. Misalnya hecting : (kalo bingung tanya sama perawatnya)

R/ NaCl 0.9% 20 cc

Betadin 10 cc

Kassa steril ½ m

Jarum kulit no 1

Spuit 3cc no 1

Lidocain no1

HS steril no 1

Benang siede ½ m
S. i.m.m

-----------------------------------------------------

Resep pulang : nah, ini yang habis PKM pasti lebih jago haha. Batuk, pilek, demam
pakainya Lodecon (yang isinya komplit cuma ini tok) kalo buat anak ada baby cough
syrup.

5. Konsul
Wajib konsul : semua pasien BEDAH, THT, OBSGIN, NEURO (terutama kasus CVD !!),
ANESTESI (buat pasien yang mau masuk ICU)
Daftar konsulen sesuai DPJP di SPM yaa.. atau kalo pasien nggak mondok bisa liat daftar
konsulen hari itu di Map Ijo
ada beberapa tips :
 kalo buat pasien mata diluar jam kerja mending konsul ke dr Bobby via WA jadi beliau
bisa liat fotonya. Sering fast respon dan rela datang malem-malem buat liat langsung
pasiennya #terharu
 Untuk obsgin ada 3 konsulen dengan kepribadian yang berbeda-beda hahaha.. dr Pras
(lulusan undip, tegas sih, tapi alhamulilah sejauh ini sih ga pernah ada masalah yaa), dr
AB (mood swing banget, beda menit aja bisa berubah moodnya hehehe.. kalo lagi
moodnya baik pas konsul malah diajak becandaan tapi kalo pas lagi gak baik moodnya
bikin sakit hati bok! .. hati-hati, apalagi pas konsul malem-malem, pasang kuping yang
bener karena beliau suka sensi kalo minta diulang), yang terakhir adalah dr Miftah, ini
yang paling junior dan paling selow, kalo konsul ga mesti dokter gapapa, sesuai sikon..
kalo depan rame boleh dikonsulin sama bidan atau dek koas #sukak deh
 Saraf seringkali ke dokter Tetty ketimbang dr Basuki. dr Tetty kalo ngomong cepet
banget tapi terapinya sebenernya itu-itu tok (Ranitidine 2x1, ondansentron 3x1,
pantoprazole 1x1 (jarang), citicoline 2x1, piracetam 3x1 gram, mecobalamin 1x1,
kalnex 3x500mg, manitol 4 x 100 cc bila ur/cr normal)
 Pasien bedah dan saraf boleh dikonsulkan sama adek koas nya. Koas saraf Cuma
sampai jam 9 malem jadi selebihnya biasanya tugas DU atau iship.
 Kalo pas jam kerja, seringkali iship disuruh konsul langsung ke poli. Aku sih paling
senang, jadi ada alasan hengkang sejenak dari IGD hahaha.. Kalo hasil konsul langsung
ditulis oleh DPJP gausah di cap

*Tiap habis konsul (via telpon atau WA) wajib cap TULBAKON + dilengkapin isinya ya..
6. Partner Jaga
DU

NN Paling pelit ngasih terapi, takut rugi (akan ada tausiyah tentang biaya
klaim BPJS oleh ibu e), bahkan pasien nyeri ulu hati usia diatas 40 tahun
ga acc buat EKG. Aneh dan kewanen kalo menurutku sampai-sampai ga
sesuai ilmu kedokteran. Susah ditanyain terapi karena ntar dia balik lagi
nanya ke kitaa, tapi amannya tetep nanya sih daripada kena tausiyah
PJ Kesyeeeeeet banget. Ibu e cuma mau tandatangan tok, sisane iship yang
kudu menyelesaikan. Suka ilang-ilangan, hobinya main hape sampai
kayak orang ansos. Oia, ibue juga gender ya guys
Novi Terbukti mambu nyaa.. tapi seneng deh, karena ibu e sangat responsif
dan gercep.. tanpa kamu sadari RM 35 dah jadi, padahal pasiennya
masih didorong dari pintu menuju tirai hahaha sangar tenan. Belajarlah
dari bu Novi.. karena aku selalu percaya sama terapi yang dia kasih dan
bersedia ngajarin. Ibu e ga bisa diem, bahkan ngerjain pekerjaan perawat
juga saking edannya (kayak gerek EKG, order obat ke apotek dsb).
Kadang aku merasa useless karena semua sudah beres 
Willy Enak banget, ketawa aja terus.. sama-sama lulusan undip jadi terapi
yang dikasih bisa dipahami dengan baik.. sukanya infus pakai RL..
kenapa koh? Karena mahal (belasan ribu) padahal isinya kurang lebih
sama dengan RL.
Arya Overall enak, bapaknya gampang buat ditanya-tanyain kalo bingung.
Trus mau diajak susah-susah buat nulis RM 35, kadang gosip juga sih
Indra Ibu Ukhtiii.. kalo pas jaga malam bu Indra paling gasik masuk kamar.
Cuman, pengalaman selama jaga malem dengan bu e, kalo malam sering
ga liat pasien, Cuma operan info sama iship doang pas kalian konsul ke
kamar jaga.. jadi kadang rada deg-deg ser juga sih takut salah karena
nggak mantep kalo belum diliat langsung sama DU. Kalo jaga pagi atau
siang sih aman..
Pratama Sering males nulis RM 35, tapi gak separah PJ dan males konsul.. tapi
kalo ditanya terapi langsung jawab dan beliau orangnya selow, kadang
kebablasan selow nya.. Pak Pratama paling hobi nempelin stiker
identitas yaa
Vita Favorit semua iship !! sukanya rehidrasi bayi kecil dengan NaCl.. yaa
jadi beda dengan yang lain. Prinsip bu Vita, mending over diagnosis
daripada missed diagnosis, mau banget buat ngajarin, enak diajak gosip
dan ngobrol, lucu pulaaa.. suka ngasih makanan #terharu
Rieska DU enak lainnya, rajin, gampang ditanya-tanyain, ngerjain pasien juga
cepat dan mau ngajarin. Tapi kasian sih, sering dijadiin tumbal PJ kalo
dia kabur hahaha..
Yoga Overall baik, tapi kadang suka kurang gesit..
Binar Terbukti mambu nyaa.. dia sangaaaaaat cepat, tapi kalo sholat lama
(berdoa aja semoga pas dia sholat pasien aman), ngasih terapi cepat dan
akurat, dia rada gemes kalo iship atau koas nya lama.
Tejo Rada klemar klemer, overall asik sih, tapi ga ada hal spesial yang bisa
diceritakan
Siti Sukanya curcol, sering menceritakan kehebatannya pas jaman koas,
kasian dek koas yang sering jadi korbannya. Aku sih daripada dengerin
mending pakai headset trus pura-pura ga denger kalo dia cerita.. aku dua
kali jaga sama dia wangi terus sih.. tapi malah bingung pas gaada
kerjaan karena aku males dengerin dia cerita wkwkwk
Fitri Aku emosi tiap jaga sama ibu e. Soalnya terapinya aneh, dan kalo kita
kasih masukkan ke dia percuma dia ngeyelan.. dia dokter angkatan lama
tapi baru kali ini jaga IGD, istrinya dokter Argo, Sp.An.. dia sangat
mambuuu, tapi ga bisa cepet jadinya gemes, pasien numpuk, semua di
CKMB citooo sehingga menghambat pengiriman ke bangsal. Kalo
kalian merasa terapinya dia aneh mending suruh dia nulis sendiri..
pernah tuh, ak disuruh nulis cetirizine 2x1, dosis amlodipine juga 2x1
kalo sama ibu e, rehidrasi anak 20cc/kgbb (bikin oedem pulmo!!),
intinya terapi yang biasa di acc sama DU lain sama dia suka ga acc, trus
kalo kalian nulis terapi seringkali diganti sama ibunya tanpa
sepengetahuan kalian, dengan alasan yang aneh juga, paling sering
masukkin pasien ke HCU.. Hobinya pesen gorengan

Perawat

Lidah nya perawat itu tajam dan nggak bertulang, kesalahan sebesar debu aja bisa
ditanggapin lebay.. dan kasta nya iship itu lebih rendah dari koas karena dianggap punya
tanggung jawab.. jadi kalo ada masalah dikemudian hari, pasti akan ada pergunjingan di
kalangan perawat terkait iship yang jaga hari itu.

Ga Enak Trio Tuwak :


Mas Ragil, Mas Anjar, Mas Iwan  suka madul ke bu naning kalo kita
sistem jaganya double shift, trus suka nggak percaya gitu kalo terapinya
dari kita #males banget deh

Mas Susilo : pakai jenggot dan tinggi


Sering ngongkon, rada males kalo disuruh, dan suka ngeyel kalo
ngerjain terapi dari kita

Drama korea : Mbak Sulis (satu-satunya perawat cewek yang pakai kaca
mata)
Sukanya ngomong pakai bahasa korea dan bahasa inggris, jutek banget,
dan nggak sopan ec kurang menghargai keberadaan iship kecuali dispen
dan prianka yang dia puja-puja #preet

Ana DL : sebenernya biasa aja, tapi jadi nggak enak karena dia suka
grasa-grusu, kalo ngomong suka nggak jelas *jangan kebalik, karena
ada 2 Ana disana..
Sisanya perawatnya biasa, kalo pun enak hanya segelintir aja.. prinsipku main aman,
meminimalisir kontak dengan perawat gak enak ketimbang loro atii.. hiks
7. Pemadam Kelaparan
Mobilitas selama jaga IGD nggak sebebas anak bangsal, jadi beli makannya kudu yang
dekat atau delivery.
Kantin dekat :
- OMI Poli
- Teh poci (bisa di WA kalo mager : 0858 7834 9452)
- Kantin bidan ponek, tanya aja sama mbaknya.. itu kantin kejujuran jadi ambil
sendiri dan bayar sendiri.. lumayan lah, ada baerbagai macam minuman dan
sebagian makanan disana

Delivery :

107 : telpon kantin atas ntar dianter ke IGD, kalian bisa makan di ruang belakang yang ada
Tv nya jadi pas ada pasien gampang di panggil..

Sisanya ada di map hitam bagian belakang yaa.. adek koas nya tiap sore suka pesan
makanan delivery, kalo kalian bosan makanan kotakan ikutan pesen aja.. biasanya mereka
nawarin sih

Mohon maaf kalo ada informasi yang kurang jelas atau kurang tepat,

selamat bertugas di IGD

Anda mungkin juga menyukai