Anda di halaman 1dari 11

PENYULUHAN

“Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)”

Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
PUSKESMAS HALMAHERA

Oleh :

Ida Yustina Falahi

30101607663

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS HALMAHERA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2021
SATUAN ACARA PENGAJARAN
PUSKESMAS HALMAHERA

POKOK PEMBAHASAN : Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)

SASARAN : Pengunjung Puskesmas Halmahera

TEMPAT : Ruang Tunggu Puskesmas Halmahera

HARI / TANGGAL : Jumat, 6 Agustus 2021

WAKTU : Pukul 08.00 WIB - selesai

PELAKSANA : Ida Yustina Falahi (dokter muda) dan Tim Promkes


Puskesmas Halmahera

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan setiap individu
dapat memahami dan mampu melaksanakan Pencegahan Ikterus Neonatorum (Bayi
Kuning)

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan seluruh peserta dapat:
1. Menjelaskan kembali pengertian Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)
2. Menjelaskan kembali pencegahan Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)
3. Menjelaskan kuning yang normal pada Bayi
4. Menjelaskan kuning yang tidak normal pada Bayi
5. Menyebutkan penyebab Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)
6. Menjelaskan bahaya bayi kuning yang tidak segera ditangani
III. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
NO TAHAP KEGIATAN MEDIA
1. Pendahuluan 1. Memberi salam Leaflet
(3 menit) 2. Memperkenalkan diri
3. Mengkaji pengetahuan seluruh
audiens tentang Ikterus
Neonatorum (Bayi Kuning)
2. Pemberian materi 1.Menjelaskan tentang: Leaflet
(5 menit) a. Pengertian Ikterus Neonatorum
(Bayi Kuning)
b. Pencegahan Ikterus
Neonatorum (Bayi Kuning)
c. Kuning yang normal pada Bayi
d. Kuning yang tidak normal
pada Bayi
e. Penyebab Ikterus Neonatorum
(Bayi Kuning)
f. Bahaya bayi kuning yang tidak
segera ditangani
2. Diskusi dengan cara memberikan
kesempatan pada peserta penkes
untuk bertanya.
3. Penutup 1. Menyimpulkan seluruh materi Leaflet
(5 menit) yang telah diberikan
2. Evaluasi dengan tanya jawab.

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

V. MEDIA
1. Leaflet

VI. MATERI (terlampir)


1. Pengertian Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)
2. Pencegahan Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)
3. Kuning yang normal pada Bayi
4. Kuning yang tidak normal pada Bayi
5. Penyebab Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)
6. Bahaya bayi kuning yang tidak segera ditangani
SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Penyaji
: Observer
: Fasilitator
: Audiens / Peserta Penkes

VII. EVALUASI
Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kontrak waktu kegiatan telah disepakati
b. Kontrak tempat kegiatan telah disepakati
c. Persiapan SAP sudah dikonsulkan dan disetujui
d. Persiapan alat, bahan, media telah disiapkan
2. Evaluasi proses
a. Penyuluh
1) Menyampaikan materi dengan bahasa yang dapat dipahami sasaran
2) Melakukan kegiatan sesuai perencanaan
3) Melakukan tugas dan fungsi sesuai perencanaan
b. Sasaran
1) Mengikuti penyuluhan dari awal s/d akhir
2) Mendengarkan dan aktif bertanya
3) Aktif terlibat diskusi dan demonstrasi
3. Evaluasi hasil
a. 75% sasaran dapat menjelaskan pencegahan Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: IDAI.
Subekti, N. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta:
EGC, 2008
Wiknjosastro. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka.
Rohani, S. & Wahyuni, R. R. 2017. Faktor- Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Ikretus Pada Neonatus.

IX. LAMPIRAN
A. Media
B. Dokumentasi kegiatan
C. Daftar hadir (DARI PUSKESMAS)
MATERI
A. Pengertian Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)
Ikterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang
disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Icterus umumnya mulai tampak pada
sklera (bagian putih mata) dan muka, selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari
atas ke bawah) kea rah dada, perut dan ekstremitas. Pada bayi baru lahir, icterus
sering tidak dapat dilihat pada sklera karena bayi baru lahir umumnya sulit
membuka mata.

B. Pencegahan Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)


 Beri ASI sesering mungkin bayi mau tiap 2-3 jam selama 20 menit
 Menjemur bayi dibawah sinar matahari
 Rutin konsumsi zat besi selama hamil
 Rutin kontrol kesehatan bayi ke petugas kesehatan

C. Kuning yang tidak normal


 Kuning muncul sebelum bayi berumur 3 hari atau setelah 10 hari
 Muntah, malas menyusu, penurunan BB, ada gangguan nafas, suhu tidak
normal, BAB berwarna putih seperti dempul
 Kuning sudah meluas hingga bawah pusar

D. Kuning yang normal


 Bayi muncul kuning pada umur diatas 3 hari dan masih mau menyusu
 Kuning menghilang 1-2 minggu

E. Penyebab Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)


 Sel darah merah bayi banyak dan berumur pendek
Penumpukan bilirubin merupakan penyebab terjadinya kuning pada
bayi baru lahir. Bilirubin adalah hasil pemecahan sel darah merah (SDM).
Hemoglobin (Hb) yang berada di dalam SDM akan dipecah menjadi
bilirubin. Satu gram Hb akan menghasilkan 34 mg bilirubin.
 Enzim hati yang belum berfungsi dengan baik
Bilirubin ini dinamakan bilirubin indirek yang larut dalam lemak dan
akan diangkut ke hati terikat oleh albumin. Di dalam hati bilirubin
dikonjugasi oleh enzim glukoronid tranferase menjadi bilirubin direk yang
larut dalam air untuk kemudian disalurkan melalui saluran empedi didalam
dan diluar hati ke usus.

 Bakteri baik dalam usus masih normal


Di dalam usus bilirubin direk ini akan terikat oleh makanan dan
dikeluarkan sebagai stercobilin Bersama – sama dengan tinja. Apabila
tidak ada makanan di dalam usus, bilirubin direk ini akan diubah oleh
enzim di dalam usus yang juga terdapat di dalam air susu ibu (ASI), yaitu
beta-glukoronidase menjadi bilirubin indirek yang akan diserap Kembali
dari dalam usus ke dalam aliran darah. Bilirubin indirek ini akan diikat
oleh albumin dan Kembali ke dalam hati. Rangkaian ini disebut sirkulus
enterohepatic (rantai usus-hati)

F. Bahaya Bayi Kuning yang tidak segera ditangani


Bilirubin indirek yang larut dalam lemak bila menembus sawar darah otak
akan terikat oleh sel otak yang terdiri terutama dari lemak. Sel otak dapat menjadi
rusak, bayi kejang, menderita kern icterus, bahkan menyebabkan kematian. Bila
kern icterus dapat dilalui, bayi dapat tumbuh tapi tidak berkembang. Selain bahaya
tersebut, bilirubin direk yang bertumpuk di hati akan merusak sel hati
menyebabkan sirosis hepatic (pengerutan hati)
Lampiran 1 Media Leaflet
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 3 Daftar Absen

Anda mungkin juga menyukai