Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ATRESIA ANI

OLEH :

NI PUTU AMY JUNIASARI


209012493

PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

ATRESIA ANI

Pokok Bahasan : Atresia ani

Sub Pokok Bahasan :Pengertian, Penyebab, Gejala klinis dan Penatalaksanaan


Atresia ani

Sasaran : Ny. R dengan bayi susp. Atresia ani

Waktu : 09.00 – 09.30 wita (30 menit)

Hari/tanggal : Jumat/06 November 2020

Tempat : Ruang Perinatologi, RS Puri

A. LATAR BELAKANG
Istilah atresia berasal dari bahasa yunani yaitu “a” yang berarti tidak ada dan
trepsis yang berarti makanan atau nutrisi. Dalam istilah kedokteran, atresia adalah
suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal. Atresia
aniadalah malformasi kongenital dimana rectum tidak mempunyai lubang keluar.
Atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus
atau tertutupnya anus secara abnormal. Sumber lain menyebutkan atresia ani
adalah kondisi  dimana rektal terjadi gangguan pemisahan kloaka selama
pertumbuhan dalam kandungan.
Keadaan ini disebabkan oleh karena gangguan perkembangan embrional
berupa tidaksempurnanya kanalisasi saluran pencernaan bagian bawah, yaitu
gangguan pertumbuhan septum urorektal, dimana tidak terjadi  perforasi membran
yang memisahkan bagian entodermal dengan bagian ectodermal. Etiologi secara
pasti atresia ani belum diketahui,  namun ada sumber mengatakan kelainan
bawaan anus disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi, dan pembentukan
anus dari tonjolan embriogenik.
Angka kejadian rata-rata malformasi anorektal di seluruh dunia adalah 1
dalam 5000 kelahiran. Secara umum, atresia ani lebih banyak ditemukan pada
laki-laki daripada perempuan. Di Indonesia atresia ani merupakan masalah
kesehatan msyarakat yang cukup besar. Dari berbagai penelitian yang ada
frekuensi penderita atresia ani berkisar antara 5-25%. Penelitian dari berbagai
daerah di Indonesia menunjukkan angka yang sangat bervariasi tergantung pada
tingkat atresia ani di tiap-tiap daerah.
Dalam asuhan neonatus tidak sedikit dijumpai adanya kelainan cacat
kongenital pada anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan
feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan.
Walaupun kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan
bisa terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan
perineum. Kelainan kongenital pada anus ini biasanya disebabkan karena
putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, kegagalan
pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 3 bulan, dan
adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus,
rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu
keempat sampai keenam usia kehamilan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit atresia ani diharapkan
peserta penyuluhan memahami dan mengetahui tentang penyakit atresia ani.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat
memahami dan mengetahui tentang:
1) Pengertian Atresia ani
2) Penyebab Atresia ani
3) Gejala klinis Atresia ani
4) Penatalaksanaan Atresia ani

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Sasaran
Ny. R dengan bayi susp. Atresia ani
2. Metode
Ceramah dan diskusi tanya jawab
3. Media
Leaflet dan Laptop
4. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Jumat/06 November 2020
Tempat : Ruang Perinatologi, RS Puri
5. Pengorganisasian
Moderator, Penyaji, Observer, dan Fasilitator: Ni Putu Amy Juniasari
6. Setting tempat

Meja

Keterangan:

: Perawat/Mahasiswa

: Ny. R
D. KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu


Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 3 menit
2. Memperkenalkan diri salam
3. Bina hubungan saling 2. Mendengarkan
percaya.
4. Menyampaikan tujuan,
kontrak waktu dan pokok
materi
Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan Ceramah 15 menit
1. Pengertian Atresia ani
2. Penyebab Atresia ani
3. Gejala klinis Atresia ani
4. Penatalaksanaan Atresia
ani

Penutup 1. Memberikan kesempatan 1. Menanyakan Tanya 12 menit


kepada peserta untuk materi yang jawab
bertanya tentang materi belum (diskusi)
yang belum dipahami dimengerti
2. Menyimpulkan materi 2. Menjawab
3. Menutup penyuluhan dan salam
mengucapkan salam

E. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
1) Penyuluhan dan peserta dapat hadir sesuai rencana
2) Pengaturan alat dan tempat sesuai dengan perencanaan
3) Waktu sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi proses
1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
2) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Peserta berperan aktif dalam jalannya penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan dapat menjelaskan dan memahami pengertian,
penyebab, gejala klinis dan penatalaksanaan Atresia ani.

F. LAMPIRAN
Materi atresia ani

Lampiran materi
ATRESIA ANI

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Atresia berarti tidak adanya lubang pada tempat yang seharusnya
berlubang. Sehingga atresia ani berarti tidak terbentuknya lubang pada anus.
(Nurarif, 2015). Atresia ani adalah kelainan kongenital anus dimana anus tidak
mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan
pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan (Rudi Haryono, 2012).

2. Etiologi
Penyebab sebenarnya dari atresia ani ini belum di ketahui pasti, namun ada
sumber yang mengatakan bahwa kelainan bawaan anus di sebabkan oleh :
1) Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit
karena gangguan pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari
tonjolan embrionik.
2) Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi
lahir tanpa lubang anus.
3) Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani,
karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia
12 minggu atau 3 bulan.
4) Kelainan bawaan, anus umumnya tidak ada kelainan rektum, sfingter,
dan otot dasar panggul. Namum demikian pada agenesis anus, sfingter
internal mungkin tidak memadai. Menurut penelitian beberapa ahli
masih jarang terjadi bahwa gen autosomal resesif yang menjadi
penyebab atresia ani.

3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada atresia ani yaitu:
1) Mekonium tidak keluar dalam 24jam pertama setelah kelahiran
2) Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi
3) Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya
4) Distensi terhadap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak
ada fistula).
5) Bayi muntah-munta pada umur 24-48 jam
6) Pada pemeriksaan rectal touche terdapat membrane anal
7) Perut kembung

4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dalam atresia ani adalah sebagai berikut:
1) Pembuatan kolostomi
Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh seorang
dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses.
Pembuatan lubang biasanya sementara atau permanen dari usus besar
atau colon iliaka. Untuk anomali tinggi, dilakukan kolostomi beberapa
hari setelah lahir.
2) PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty)
Bedah definitifnya, yaitu anoplasty dan umumnya ditunda 9 sampai 12 bulan.
Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu pelvis untuk membesar
dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi
untuk menambah berat badannya dan bertambah baik status nutrisinya.
3) Tutup kolostomi
Tindakan yang terakhir dari atresia ani. Biasanya beberapa hari setelah
operasi, anak akan mulai BAB melalui anus. Pertama, BAB akan
sering tetapi seminggu setelah operasi BAB berkurang frekuensinya dan
agak padat.
Penatalaksanaan Keperawatan
1) Monitor status hidrasi ( keseimbangan cairan tubuh intake dan output )
dan ukur TTV tiap 3 jam.
2) Lakukan monitor status gizi seperti timbang berat badan, turgor kulit,
bising usus, jumlah asupan parental dan enteral.
3) Lakukan perawatan colostomy, ganti colostomybag bila ada produksi,
jaga kulit tetap kering.
4) Atur posisi tidur bayi kearah letak colostomy.
5) Berikan penjelasan pada keluarga tentang perawatan colostomy dengan
cara membersihkan dengan kapas air hangat kemudian keringkan dan
daerah sekitar ostoma diberi zing zalf, colostomybag diganti segera
setiap ada produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2012. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.


Edisike-3. Jakarta : EGC.
Haryono,Rudi.2012.Keperawatan Medikal Bedah:Kelainan Bawaan Sistem
Pencernaan.Yogyakarta:Gosyen Publishing.
Nurarif,Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis&NANDA NIC-NOC Jilid
1.Jogjakarta:Mediaction.

Anda mungkin juga menyukai