Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ATRESIA REKTI DAN ANUS

Di Susun Oleh :

DELA SUCI LESTARI


DESI ANANDA SAFITRI
DWI ASTRIANI
EKA HANDAYANI

PROGRAM STUDI DII KEBIDANAN STIKES MUHAMMADIYAH


PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, sholawat beserta salam kepada Rasulullah
SAW. Serta sahabat & Keluarganya sekalian dengan segala kebaikan beliau
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu
pengetahuan.

Dalam memenuhi salah satu tugas yang diberi oleh dosen yaitu: Penulisan
karya ilmiah yang berbentuk makalah maka dalam hal ini kami sebagai
penulis memberi judul : “ATRESIA REKTI DAN ANUS” .

Dalam tulisan ini kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih
berada jauh dari kesempurnaan, baik di tinjau dari cara penulisan, maupun isi
yang terkandung didalam nya.

Oleh sebab itu kami penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari
berbagai pihak dan juga kami ucapkan ribuan terima kasih.

Pringsewu, November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Atresia Rekti Dan Anus......................................................... 3
B. Penyebab Atresia Rekti Dan Anus ...................................................... 3
C. Klasifikasi Artresia Rekti Dan Anus ................................................... 4
D. Gejala Klinis Atresia Rekti Dan Anus ................................................ 4
E. Penatalaksanaan .................................................................................. 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 6
B. Saran .................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Atresia ani atau anus imperforata disebut sebagai malformasi anorektal, adalah
suatu kelainan kongenital tanpa anus atau dengan anus tidak sempurna, termasuk
Agenesis ani, Agenesis rekti dan Atresia rekti. Insiden 1 : 5000 kelahiran yang
dapat muncul sebagai penyakit tersering yang merupakan syndrom VACTRERL (
Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb).

Dalam asuhan neonatus tidak sedikit dijumpai adanya kelainan cacat kongenital
pada anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feces
karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun
kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa
terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.

Kelainan kongenital pada anus ini biasanya disebabkan karena putusnya saluran
pencernaan dari atas dengan daerah dubur, kegagalan pertumbuhan saat bayi
dalam kandungan berusia 12 minggu /3 bulan, dan adanya gangguan atau
berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta
traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia
kehamilan.

B. Rumusan masalah
1. Apakah definisi atresia ani?
2. Bagaimana patofisiologi dari penyakit atresia ani ?
3. Bagaimana perawatan atresiani ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan istilah atresia ani.
2. Mengetahui patofisiologi dari penyakit atresia ani.
3. Mengetahui perawatan pada penyakit atresia ani.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Atresia Rekti dan Anus


Istilah atresia berasal dari bahasa Yunani yaitu “a” yang berarti tidak ada dan
trepsis yang berarti makanan atau nutrisi. Dalam istilah kedokteran, atresia adalah
suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan abnormal.

Atresia ani adalah malformasi congenital dimana rectum tidak mempunyai lubang
keluar (Walley,1996). Ada juga yang menyebutkan bahwa atresia ani adalah tidak
lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus
secara abnormal (Suriadi, 2001). Sumber lain menyebutkan atresia rekti dan anus
adalah kondisi dimana rectal terjadi gangguan pemisahan kloaka selama
pertumbuhan dalam kandungan.

Atresia rekti dan anus adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak
mempunyai lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan
kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah
terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan
yang cermat atau pemeriksaan perineum.

B. Penyebab Atresia Rekti dan Anus


Penyebab secara pasti atresia rekti dan anus belum diketahui, namun ada sumber
mengatakan kelainan bawaan anus disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi,
dan pembentukan anus dari tonjolan embriogenik. Pada kelainan bawaan anus
umumnya tidak ada kelainan rectum, sfingter, dan otot dasar panggul. Namun
demikian pada agenesis anus, sfingter internal mungkin tidak memadai. Orang tua
yang mempunyai gen carrier penyakit ini mempunyai peluang sekitar 25% untuk
diturunkan pada anaknya saat kehamilan. 30% anak yang mempunyai sindrom
genetik, kelainan kromosom atau kelainan congenital lain juga beresiko untuk

3
menderita atresia rekti dan anus. Sedangkan kelainan bawaan rectum terjadi
karena gangguan pemisahan kloaka menjadi rectum dan sinus urogenital sehingga
biasanya disertai dengan gangguan perkembangan septum urorektal yang
memisahkannya.

C. Klasifikasi Atresia Rekti dan Anus


Secara fungsional, pasien atresia rekti dan anus dapat dibagi menjadi 2 kelompok
besar yaitu :
1. Yang tanpa anus tetapi dengan dekompresi adekuat traktus gastrointestinalis
dicapai melalui saluran fistula eksterna. Kelompok ini terutma melibatkan
bayi perempuan dengan fistula rectovagina atau rectofourchette yang relatif
besar, dimana fistula ini sering dengan bantuan dilatasi, maka bisa didapatkan
dekompresi usus yang adekuat sementara waktu.
2. Yang tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adekuat untuk jalan
keluar tinja. Pada kelompok ini tidak ada mekanisme apapun untuk
menghasilkan dekompresi spontan kolon, memerlukan beberapa bentuk
intervensi bedah segera.

D. Gejala Klinis Atresia Rekti dan Anus


1. Kegagalan lewatnya mekonium setelah bayi lahir
2. Tidak ada atau stenosis (penyempitan) kanal rectal
3. Bayi tidak dapat buang air besar sampai 24 jam setelah lahir
4. Gangguan intestinal, pembesaran abdomen, pembuluh darah di kulit
abdomen akan terlihat menonjol
5. Bayi muntah – muntah pada usia 24 – 48 jam setelah lahir
6. Cairan muntahan akan dapat berwarna hijau karena cairan empedu juga
berwarna hitam kehijauan yang disebabkan tercampurnya dengan mekonium.

4
E. Penatalaksanaan
Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan
keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2
tahap yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan
dilakukan operasi tahapan ke 2, selain itu perlu diberitahukan perawatan anus
buatan dalam menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi. Serta memperhatikan
kesehatan bayi.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Atresia ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang
untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi
saat kehamilan.

Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara


komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan
embrionik. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga
bayi lahir tanpa lubang dubur. Gangguan organogenesis dalam kandungan
penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam
kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan. Atresia ani adalah suatu kelainan
bawaan.

B. Saran
1. Bagi para ibu
Bagi ibu agar menjaga kesehatan anaknya dan memeperhatikan tumbuh
kembang anaknya.
2. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan agar lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil dan
memantau kehaamilannya dan mencegah agar tidak ada gangguan dalam
kehamilannya, sehingga nantinya anak akan lahir dengan sehat tanpa ada
cacat atau kelainan lain.

6
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.
Edisike-3. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta
: EGC.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri Kurnianianingsih


(ed), Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai