Anda di halaman 1dari 70

ADA CINTA DI BIS KOTA

Pagi ini aku buru-buru berangkat sekolah. Aku


hampir lupa kalau hari ini ada jam tambahan pelajaran
pagi. Yups, aku sekarang kelas XII SMA dan wajib
mengikuti jam tambahan pagi. Aku berlari menuju halte
depan komples rumahku tanpa menghiarukan teriakan
mama yang memintaku untuk sarapan. Sesampanya di
halte, aku menunggu bis namun tak kunjung datang. Aku
menunggu kedatangan bis dengan harap harap cemas
karena takut terlambat.
Akhirnya setelah menunggu bis hampir 15 menit,
datanglah bis yang terlihat cukup penuh. Dengan
terpakasa, aku naik bis itu. Di dalam bis yang kunaiki
ini, kondisinya penuh sesak dengan pelajar yang
kebanyakan sekolah di tempat yang sama sepertiku,
SMA Kusuma Bangsa. Aku berdiri di samping Troy,
teman sekelasku. Dia orangnya tampan namun pendiam.
Oleh karena itu walaupun aku berada di sampingnya dia
tak menyapaku.
Ketika aku sedang merapikan seragamku, tiba-tiba bis
yang kutumpangi mengerem mendadak. Dengan refleks
aku memeluk Troy dan tanpa sengaja bibirku mencium
pipi Troy. Dia kaget dan memandangiku. Aku
melepaskan pelukanku dan menjadi salah tingkah.
Sedangkan Troy tersenyum melihat tingkah lakuku.
Akhirnya setelah lima belas menit perjalanan, sampailah
aku di halte depan sekolah. Aku buru-buru turun dari bis
dan bergegas masuk ke kelas. Sesampainya di kelas aku
seditit lega karena jam tambahan pagi belum dimulai.
'Cha, ngapain loe ngos-ngosan gitu?' tanya Yena, teman
sebangkuku sekaligus sahabat baikku.
'Gue kira tadi gue telat. Trus gue buru-buru lari deh ke
kelas'
'Pasti loe hampir lupa lagi ya kalau hari ini ada tambahan
pagi, Icha, icha masih muda kok uda pelupa.'
'Hampir lupa ya belum lupa..'
'Cha.. cha lihat deh, tuh Troy terlihat cool banget.
Sayang gue udah punya pacar, kalau nggak gue deketin
dia tuh'
'Hush, inget ma Arya pacar loe..'
Troy masuk ke kelas dengan cool banget. Dia terlihat
santai dengan tas trackernya. Ketika dia melewati
bangkuku aku menunduk. Aku masih malu dengan
peristiwa tadi di bis. Untungnya bagiku, tak ada anak di
kelasku yang tau peristiwa itu. Kalau ada bisa-bisa aku
jadi bahan ejekan di kelas.
Tak lama kemudian, Pak Herry guru yang ngisi
tambahan pagi kimia datang. Aku lalu mengikuti apa
yang disampaikan dengan seksama walau sesekali aku
ngelirik ke Troy yang tampak serius belajar.

Tak terasa bel istirahat berbunyi. Anak-anak di kelasku


berhamburan keluar menuju ke kantin. Sedangkan ku
lihat Troy asik membaca novel yang ia bawa.
'Cha kantin yuk?' Ajak Yena ma Intan
'males ah, Yen jam segini pasti kantin penuh..' alasanku
'kalau gitu aku ma Intan ke kantin dulu ya..'
'Yoi..'
Sebenarnya aku lapar juga sih, tadi pagi kan aku belum
sarapan. Tapi aku males banget kalau harus berdesak
desakan di kantin. Aku lebih memilih untuk tiduran di
kelas. Tiba-tiba ketika aku tiduran, Troy menghampiriku
dan menawarkan bekalnya kepadaku
'Cha, mau roti?' tawarnya
'Em, tapi..'
'Aku tau tadi kamu belum sarapan. Aku lihat tadi di bis
kamu kayaknya nahan lapar. Nih ambil dan makan, ya.'
kata Troy sambil menyerahkan roti padaku.
'Makasih ya Troy..'
Aku heran dengan keadaan ini. Seumur-umur setelah
hampir dua tahun aku sekelas sama Troy baru kali ini
Troy mengajakku bicara bahkan menawarkan makanan
padaku. Aku dan Troy lalu makan roti bersama. Dia
duduk di bangku sebelahku.
'Troy.. sorry yang tadi pagi..'
'Yang mana?'
'Itu, yang tak sengaja aku memelukmu dan… dan…'
kataku dengan sedikit malu.
'Kiss me..?'
'Heem' kataku lalu menunduk.
'it's ok tapi laen kali kalau naik bis itu pegangan ya..'
'Ok..'
Bel masuk pun berbunyi. Troy kembali ke tempat
duduknya. Teman-temanku pun mulai memasuki kelas
satu-persatu untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
'Cie yag tadi di kelas berdua sama Troy..' kata Yena
'Apaan sih yen..' kataku dengan muka merona
'Ciee, ciee.. icha..' kata Intan
'Apaan sih tan, malu tau kalau anaknya dengar..'
'Nggak bakalan deh, tuh lihat, dia lagi ngobrol ama Rudy
teman sebangkunya' kata Yena.
Bu Asri yang ngajar Bahasa Inggris telah memasuki
kelas. Aku lalu mengikuti pelajarannya hingga usai.
Tak terasa bel pulang sekolah telah berbunyi. Teman-
teman sekelasku pada pulang termasuk sahabat-
sahabatku Intan dan Yena. Di dalam kelas kini hanya ada
aku dan Troy.
'Cha, kamu pulangnya naik bis?' tanya Troy
'Iya emangnya kenapa?'
'Jalan ke halte bareng yuk '
'Oke, tunggu bentar'
Aku dan Troy kemudian jalan ke kelas bareng. Ketika
berada di dekat Troy, ada perasaan yang bergejolak yang
membuat dada ini sesak. Sebenarnya perasaan ini udah
lama ku pendam tepatnya sejak pertama kali aku
melihatnya waktu kelas XI di dalam bis kota .Waktu itu,
aku tak sengaja menabraknya dan kita bertatapan
lumayan lama. itulah menjadi awal mula munculnya
perasaan cintaku pada Troy.
Sesampainya di hatle, aku dan Troy menunggu bis
namun tak kunjung datang. Langit pun sudah mulai
mendung dan tak lama kemudian turunlah hujan. Aku
dan Troy duduk berdampingan. Badanku menggigil
karena hawa dingin yang menyerang. Melihat aku
menggigil Troy kemudian memakaikan jaketnya di
badanku. Dia juga memegang tanganku dan meniupnya
agar menjadi hangat. Sedangkan aku lalu bersandaran di
tubuhnya.
Akhirnya setelah lama menunggu datanglah sebuah bis.
Ketika memasuki bis hanya ada dua bangku kosong yang
letaknya berdampingan. Aku lalu duduk di samping
Troy. Di dalam bis ini, Troy masih saja menggenggam
erat tanganku. Bahkan dia juga memeluk tubuhku yang
masih menggigil. Tak terasa, bis sudah sampai di halte
dekat rumahku. Aku kemudian turun bis bersama Troy.
Dia mengantarkanku sampai ke depan pintu gerbang
rumahku sambil merangkulku..
'Makasih ya Troy'
'Ya sama-sama. Aku pulang dulu ya.' kata Troy yang
melangkah pulang..
'Troy..' teriakku
'Ada apa Cha..?'
'Ini..' kataku sambil melepaskan jaket
'Oh ya hampir saja lupa..' katanya yang menghampiriku
lagi dan kemudian pergi..
Sejak saat itu aku dan troy menjadi dekat. Aku dan Troy
selalu berangkat dan pulang sekolah bersama menaiki
bis kota. Dan saat ini aku dan Troy duduk berdua di
bangku paling belakang sebuah bis kota.
'Icha, kamu tau pertama kali kita bertemu dalam bis kota,
setahun yang lalu. Aku sudah jatuh cinta kepadamu. Dan
saat ini di dalam bis kota ini, aku mau bilang ma kamu,
maukah kamu jadi pacarku?' kata Troy..
'Troy, sebenarnya aku juga suka sama kamu.. dan.. aku
mau jadi.. pacar kamu..'
Aku dan troy kemudian berpelukan. Bis kota merupakan
sejarah bagi kami. Disinilah awal mula aku jatuh cinta
pada seorang Troy, dan disini pula Troy menyatakan
cintanya padaku
AKU RELA

“Assalamualaikum, Indah kamu lagi ngapain


sekarang, lagi santai nggak?”
“Waalaikum salam, enggak kok, enggak ngapa ngapain,
emang ada apa sih?”
“Aku mau ke rumah kamu ya sekarang, aku mau curhat
sama kamu, lama kagak curhat, boleh kan?”
“Oh, gitu ya, ya udah deh cepet ke sini Tia. Aku juga
sekalian mau curhat juga”
“udah dulu dadaah”
Tak beberapa lama kemudian Indah pun datang ke
rumah sahabatnya itu. Mereka mulai ngobrol asik di
kamar Indah. Mulai dari Fashion, Film film Korea,
sampai lagu lagu yang lagi ngehits sekarang. Seusai basa
basinya Tia mulai menuju pokok pembahasan, yaitu mau
curhat.
“Eh indah, udah dulu ya basa basinya, aku mau curhat
nih, udah nggak tahan tau nyimpen perasaan ini
sendirian”
“iya deh iya silahkan, habis kamu gantian aku ya yang
curhat ya”
Hal yang akan indah bicarakan ialah soal cowok, Zafran
namanya, mungkin bisa dikatakan bahwa sedang ada
benih benih cinta di hati Indah. Zafran adalah teman satu
sekolahnya, tapi beda kelas. Jika Indah duduk di kelas
XI IPA 1 sedang Zafran di kelas XI IPa 2, tampangnya
memang manis dengan senyuman khasnya ditambah
kedua lesung yang berada di kedua pipi manisnya,
sebenarnya bukan fisiknya yang membuat Indah
menaruh hati padanya, melainkan sifat kesederhanaan
dan kealimanya. Zafran tampaknya tak pernah absen
melakukan sholat dzuhur di masjid sekolah, ia juga rutin
melakukan sholat sunnah dhuha pada saat jam istirahat
berlangsung. Di masjid itulah Indah pertama kalinya
bertemu dengan Zafran, juga saat itu pula mereka saling
bertatapan mata. Karena kebiasaan indah berkunjung ke
masjid untuk sholat dhuha dan tatapan mata Zafran yang
tajam itulah tumbuh benih benih cinta di hati Indah.
“Aku mau cerita soal perasaanku saat ini, aku lagi fall in
love. Udah sekitar satu bulanan sih ya, tau nggak ndah
aku tadi saling tatap muka loh sama dia, dan tau nggak
ndah dia tiba tiba senyum loh sama aku. Subhanallah aku
serasa terbang ke angkasa”
Indah mengangguk-anggukan kepala serta menyimak
dengan seksama apa yang sahabatnya katakan itu
“ya allah senyumnya itu loh yang buat aku klepek klepek
ama dia, tapi sayangnya aku sama dia nggak pernah
ngobrol secara langsung sih. Eh mau kan nanti kamu
comblangin aku sama dia, mau ya pliiis”
“Insyaallah apa sih yang engga buat temen kayak kamu
hihihi”
“Nah gitu dong.. makasih ya”
“Eh, gimana mau ngecomblangin kamu sama cowok tadi
kalo aku nggak tau namanya. Emang siapa sih? anak
kelas berapa? kepo nih aku?”
“hahaha iya juga sih, namanya Zafran, anak kelas XI
IPA 2 yang alim itu looh, dia katanya juga sering ke
masjid waktu istirahat, masak kamu nggak kenal sama
dia?”
Deg. Indah seketika kaget tak percaya, seakan ada petir
menyambar ubun ubun kepalanya, ia tak percaya dengan
nama yang disebutkan oleh Tia barusan.
“Apa? Za.. za.. zafran?”
“iya, Zafran kamu kenal?”
Indah terdiam, menata hatinya, yang kini mungkin
hancur berkeping keping, tak menyangka akan jadi
seperti ini, memang bumi itu sempit.
“Astaghfirullah indah kenapa bengong kaya begitu sih,
mungkin wajahnya udah familiar buat kamu, kan dia
sering nongol di masjid sama kayak kamu”
Indah hanya terdiam dan tak mengeluarkan sepatah kata
pun.
“Nah sekarang giliran kamu buat cerita sama aku,
katanya mau cerita soal cowok juga, gih cepet cerita
jangan bikin aku mati penasaran”
“i.. i.. iya deh aku cerita” Indah kebingungan mau cerita
tentang siapa. Ia tak mungkin cerita tentang Zafran
kepada Tia, bisa bisa persahabatanya hancur gara gara
masalah sepele kayak beginian.
“emm.. itu.. itu loh, si Joddy kok nggak ada bosen
bosenya ya ngeliatin aku terus kalo di kelas, aku kan
risih diliatin terus. Lagian dia kan udah punya cewek”
Indah terpaksa berbohong
“Ya allah, cuma itu doang toh, yang mau kamu ceritain
ke aku”
Tak tahu kenapa setelah Tia cerita tentang Zafran waktu
itu, kini Indah sering sekali bertatap mata dengan Zafran,
sering tersenyum manis denganya juga tak jarang Zafran
sering mengucapkan salam kepada indah ketika indah
sedang berada di teras masjid. Begitu juga dengan Tia,
akhir akhir ini Tia sering bercerita soal Zafran
kepadanya, dan membuat dada Indah semakin sesak
karena cerita Tia.
Dalam tidurnya Indah bermimpi tentang Zafran, tentang
salam khas dari mulut manis Zafran yang diucapkan
dengan ketulusan dan senyum khas dari mulutnya.
Mimpi itu pun sampai membangunkan ia dari tidurnya.
Sayangnya ia tak bisa tidur lagi ditambah entah mengapa
kepalanya terus memikirkan Zafran dan sahabatnya Tia.
Jam menunjukkan pukul 03.15 tengah malam, Indah
memutuskan untuk mengambil air wudlu dan
melaksanakan sholat sunnah tahajud agar diberikan
ketenangan hati, dan juga diberikan kerelaan hati untuk
melepaskan rasa sayangnya kepada Zafran demi
sahabatnya. Dalam sujud khusyuknya itu Indah sempat
meneteskan air mata.
“Ya allah yang maha pengasih juga maha penyayang,
berilah hamba ketenangan hati, juga berilah hamba
kekuatan untuk meghadapi cobaan cobaanmu ya robb.
Ya robb engkau tahu apa yang terbaik buat hamba, jika
Zafran Engkau takdirkan menjadi Imamku kelak, maka
dekatkanlah dia untukku, dan ku mohon jangan biarkan
cobaan ini membuat persahabatan hamba dengan Tia
hancur. jika memang Zafran engkau takdirkan bukan
untuku maka tolong jauhkanlah. Berilah hamba jodoh
yang terbaik ya robb, yang bisa menjadi imam hamba
fiddunya wal akhiroh.”
Tak sadar air mata Indah meluncur dari mata mungilnya.
“Tia sahabatku, aku rela melepaskan rasa sayang ini
untuk kebahagiaanmu dan juga kebaikan persahabatan
kita, Allah tau yang terbaik buat semua hambanya, Jika
Zafran memang diciptakan menjadi imam untukmu aku
rela melepasnya karena allah”
JOMBLO

Jomblo buat gue itu adalah suatu masalah besar,


masalah yang susah buat di atasin, dan masalah yang
bakal jadi penghalang gue buat nikmatin masa muda, so!
sebisa mugkin gue mencoba buat menghindari masalah
itu, tapi sayang nya udah kira-kira Sembilan puluh hari
terakhir ini gue telah terjebak dalam masalah yang
nyebelin ini, gueee jomblooo!!! Oh my god!. (teriak ala
soimah)
Udah segala usaha gue lakuin buat mendepak status
jomblo dari hidup gue, tapi bau-bau status dan cowok
baru belum keliatan juga, ya udah deh pasrah aja-lah
gue, berdoa sama dewi jodoh supaya gue, Meidina
Patricia yang baik hati, cantik, manis, rajin menabung
dan tidak sombong, bisa lekas dapet pacar lagi, hiks hiks
hiks!!!.
(lebay ya gue? Hheheheh, maklum ABG). Hari demi hari
udah nganter gue ke hadapan bulan febuari lagi, bentar
lagi valentine, dan gue masih JOMBLOOO!! oh my god,
gue musti ngapain? ngak musti kan gue pasang pamflet
di jidat sama di pungung gue bertuliskan 'gue lagi
jomblo, ada yang mau ngelamar jadi pacar gue?' iuhhh,
ngak banget deh! masa gue musti ngelakuin itu sih,
ngak, ngak, gue musti cari cara! apa kata DUNIA kalo
mereka tau di malam valentine gue masih jomblo juga,
bisa ilang pamor gue, percuma dong gue punya tampang
caem tapi nyatanya gue harus menyandang status
JOMBLO hiks hiks hiks (sambil garuk garuk kepala).
Hemmpp !! masih dengan tampang galau gue bangkit
dari tempat tidur terus liat jam, udah jam 8 malem, udah
lama banget sejak terakhir kali di jam-jam segini ada
yang sms gue ngingetin makan, terus nanyain, 'hari ini
ngapain aja? Capek atau ngak?' dan terakhir dia bakal
bilang 'aku kangennn banget sama kamu!' pake cium
cium cium gitu, huhuhuhu. Buka laptop terus online,
buka fb terus twitter cari kecengan mana tau ada yang
ganteng, yayayaya 'ide bagus tu' (sambil ngangguk-
ngangguk ala profesor).
Udah satu jam lebih ngadepin laptop, nongkrong-in
fb+twitter, baru ganti foto profil + avatar, belum ada
juga yang nge-chat atau kirim mention, ohhh my god!.
bener-bener galau tingkat provinsi dech gue.
Tik tok tik tok (suara jam, yang menurut gue bunyinya
lebih mirip suara tutup panci yang di adu). setelah sekian
lama nunggu, udah ngantuk-ngantuk pula, akhirnya ada
juga yang nge-chat.
Dengan penuh pengharapan gue klik deh panel warna
merah di sudut kanan paling bawah layar Fb gue,
namanya 'Ivan rahardian'.
Ehmmppp, taruh telujuk di jidat sambil liat lampu di atas
kamar (mikir gitu maksudnya), 'kayaknya gue kenal ni
orang'
Dia bilang 'hay', gue bales ngak ya? bales aja deh,
langsung gue ngetik dengan serius, keluarin jurus-jurus
maut jadinya chat gue sama cowok tidak di kenal itu
ngak kerasa udah panjaaannnggg banget. 'Asik asik' pikir
gue dalem hati dapet gebetan baru. Ngak kerasa udah
jam 11.00 wib. Gue nyudahin chat sama dia. Terus gue
sama dia tukeran nomor yang dua belas (nomor hp
maksudnya). besok janjian ketemuan. Horeee teriak gue
dalem hati.
Keesokan harinya seperti yang sudah di rencanakan, gue
dateng tempat janjian blind-date gue sama si Ivan. Di
salah satu kafe di deket rumah gue juga. waktu gue
datang dia udah ada di meja yang udah di pesen
sebelumnya, waktu gue samperin ternyata dia
GANTENGGG banget! oh my god! Kayaknya gue dapet
rejeki nomplok nih bisa ketemuan sama cowok yang
ganteng nya cetar membahana gini, ya dan pastinya gue
ngak kalah kok cantiknya buat jadi pacar dia. (narsis
bukkk! -_-)
Waktu gue datang dia berdiri terus senyum sama gue,
gue senyumin balik, sampai klepek-klepek gue kena
senyum dia. Terus gue duduk di depan dia, niat nya sih
biar bisa mandangin muka dia yang ganteng, 'udah lama
nunggunya?' gue nanya pake gaya manja + senyum
malaikat. Terus dia senyum sambil ngangguk-ngangguk
doang, 'ehm, sering dateng kesini' gue nanya lagi dengan
maksud mencairkan suasana, terus dia ngangguk-
ngangguk lagi, gue mulai curiga dan perasaan gue mulai
ngak enak, udah 10 menitan gue sama dia ngak bicara
sepatah kata pun, Cuma lirik-lirikan doang, udah kayak
drama korea yang serig gue tonton aja, akhirnya dia
bersiap-siap buka mulut, dan pas dia ngomong
TERNYATA, dibalik senyumnya yang cute banget itu,
ada! gigi nya ompong, arhhhhh (terik gue dalem hati)
ohhh my god!!.
Casingnya sih boleh anak muda, tapi kok giginya kakek-
kakek sih, ilfeel deh gue, tanpa ba bi bu lagi, gue pamit
undur diri, dengan alasan ada janji mau nemenin nyokap
belanja. langsung pasang langkah seribu menjauh dari
TKP, ninggalin si ganteng ber-GIGI ompong yng masih
melongo ngeliatin gue dari belakang, gila ngak lagi-lagi
deh gue cari cowok di FB atau twitter atau jejaring sosial
lainya, nanti bisa-bisa dapet yang lebih parah dari ini.
Ok!! gue kalah deh, gue bakal terima penobatan status
jomblo dengan berat hati di hari valentine besok. Ya
udah lah, apa hendak di kata gue kayaknya harus
menyandang status jomblo buat beberapa saat kedepan,
tapi 'apa kata dunia?' seorang Meidina Patricia yang baik
hati, cantik, manis, rajin menabung dan tidak sombong.
Jadi JOMBLO.. Cuma bisa geleng-geleng kepala. Lagian
Cinta itu pasti bakalan datang pada saatnya, ya kan
guys!!
'buat para jomblo, ngak usah bingung, ngak usah pusing,
jadilah jomblo terhormat, hahahahah'
ALASAN PUTUS

'Cak, tolong gue tolong gue!!!' tiba-tiba suara si


bebek nyangkut di telinga gue. Iya, dari suaranya gue
ngerasa kalau dia bener-bener lagi butuh pertolongan.
Semacam orang diperk*sa sama … babi hutan. Tapi
yang jadi pertanyaan gue sekarang si bebek sekarang lagi
dimana? Dengan tau posisi dia dimana sekarang gue
bakal lebih mudah buat ngebayangin dia yang di perk*sa
secara paksa sama babi hutan yang gila. Oke lah
ngelantur..
'iye iye, lu kate gue budek bego! Apaan!' gue jawab aja
sambil teriak-teriak ga jelas.
'bantu gue! Gue pengen putus ama si mbek sekarang!
Gue udah otw rumah lo!' katanya sambil mangap-
mangap.
'lo ke rumah gue? Kan jauh .. lo pake apa sama siapa?'
gue cukup cemas sih walaupun sejujurnya nggak.
'tenang, gak usah cemas gue udah pinjem sepeda adik
gue. Sendiri sendiri ya tunggu'
Tuttt …
Telfon mati, oke gak masalah asalkan bebek belum mati
gitu aja. Tapi tunggu, dia bilang apa? Mau putus? Dan
gue ngebiarin dia jauh-jauh dari rumahnya ke rumah gue
pakai sepeda Cuma buat ngedengerin ajaran gue buat
ngajarin dia putus dari pacarnya? Di satu sisi gue
bangga. Di sisi lain gue berdoa: 'ya Allah, selamatkan
dia dari kegalauan'.
Tiba di rumah gue dengan selamat dan .. muka? Muka
bebek memang acak-acakan dari sononya.
Dia langsung narikin gue buat masuk ke kamar dan
ngedengerin dia curhat panjang lebar. Jadi, ceritanya dia
mau mutusin pacarnya karena udah ngedapetin gebetan
yang jauh lebih cakep dan bisa dia andelin. Tapi dia
bingung buat mutusin dengan cara apa dan alasan yang
bagaimana?
'kalau gue mutusin dia dengan alasan: orang tua aku gak
setuju. Kita putus! Kan basi banget?'
'emang udah mau nikah pake acara alesan gituan. Oke,
gue banyak alasan. Gue udah rangkum semuanya di
buku kecil ini' kata gue santai sambil nyodorin satu buku
kecil pribadi gue ke dia.
'di halaman berapa?'
'lo buka di daftar isi. Cari yang …' gue mikir.
'(Pager)#alasanputus, gue bisa jamin itu semua bakal
lancar dalam acara pemutusan lo ke si mbek pacar lo itu.
Tapi bek, kenapa lo gak jujur aja?'
'apa lo bilang? Jujur!!!' dia shock. 'jujur kalau gue udah
dapetin yang baru dan lebih cakep dari dia?'
'gak gitu lah kampret!' 'lo bilang aja, kita putus! Kamu
bau kambing. Bau ketek, jelek lagi!'
Setelah gue nyaranin itu, si bebek malah mukul gue
dengan imut. Ini. Geli. Banget.
#(Pager)Alasan putus
Kita putus, kamu gak suka warna pink!
Kita putus, soalnya kamu belum ganti celana dalem!
Kita putus, soalnya papah kamu ngelamar aku!
Kita putus, soalnya mamah kamu ngajakin aku kawin
lari
Kita putus, anjing tetangga aku minta dihamilin.
Kita putus, sempak kita tak sejalan.
Kita putus, pembantu kamu udah maling tit*t kamu.
Kita putus, soalnya kamu bukan cewek!
Kita putus, kamu gak pake tumukkan kelapa
'gimana? Ampuh?' kata gue santai sambil mengoprasi
hidung.
'lo yakin?' kata bebek sambil ngeliatin gue dengan jelas
dan dengan penuh keraguan.
'udah banyak murid gue yang ngelakuin apa yang gue
ajarin. Dan udah banyak pasien gue yang punya problem
yang sama kayak lo. Dan ini ampuh!'
'oke gue pinjem bukunya!' tiba-tiba dia pergi aja tanpa
jejak. Tanpa mau denger penjelasan dan aturan pakai
dulu dari gue. Semua yang gue ajarin sama pasien, sama
dengan dokter lakuin. kalau pasiennya overdosis mereka
bisa mati, kalau mereka salah pake ya mereka bisa
celaka.
Gue belum sempat bilang ke bebek kalau semua pasien
yang datang ke gue dan yang punya problem yang sama
itu bakal … *guemimisandanpingsan*
'cak!!! Cak!!!'
Kayak suara bebek tuh, tapi kok nggedornya kenceng
banget ya. Kayak orang nagih kutang? Gak, gue gak
pernah minjem kutang dia.
Setelah gue bukain pintu, ternyata bebek udah mimisan.
Ini bukan darah, tapi cairan putih, ya karena gue sudah
cemas demi keselamatan temen sendiri gue isep aja itu
cairan sampai hidungnya bolong. Gak sampai bolong
juga. Belakangan ini gue baru tau, kalau cairan putih dari
idung yang keluar itu bukan mimisan tapi ingus. Gue
mencret 3 bulan.
Tapi mencret yang gue dapetin dari kebaikan awal gue
berasa sehat setelah gue ketahui bahwa bebek adalah
pasien gue, perdana yang sukses buat mutusin pacarnya
dengan alasan putus yang gue buat. Terharu, bangga, dan
ya .. akhirnya gue harus ke kantor polisi ngurusin
kematian mbek yang diduga karena alasan putus bebek
yang bikin dia struk.
AAARRGGHH!! (TANPAMU)

“titit.. titit..” Sebuah suara, sebuah nada, yang


tidak semua orang memilikinya. Dengan mulut yang
masih menggembung, yang membuatku terlihat cute saat
itu karna penuh dengan nasi goreng dimulutku, tanpa
babibu segera lah ku ambil handphone yang membuatku
geli karna getaranya dalam saku bajuku.
“sms dari Anggi” Gumamku.
“maaf Kak, mungkin hubungan ini kayaknya nggak bisa
diterusin”. isi dari sbuah sms yang membuatku
tercengang menerimanya.
“whatt!!, Apa!!.” teriakku tak percaya.
Oh No… Oh Tuhan apakah aku harus nambahin
kegantengan dan kekecute’anku?. Bagai pohon disambar
petir tapi tiada mengena, itulah perasaanku waktu itu.
Dan secepatnya aku pun membalas smsnya.
“Ada apa ini Anggi, maksud semua ini apa”
“Maaf kak, Anggi bener bener nggak bisa”. Balasnya.
“Gak bisa apa?, nggak bisa apa Nggi ?”
“Maafin Anggi..”
“Gue bener bener kecewa sama kamu Nggi, gue bener
bener kecewa”
“Tapi semua ini kayaknya emang udah nggak bisa
diterusin Kak..”
“Tapi semua ini juga ada alasanya kan?, nggak mungkin
tiba tiba kayak begini”
“Oo.. Gue tahu, pasti kamu punya cowok lain disana
selain gue kan”. tanpa menunggu balasan sms darinya
akupun terus ketik dan terus mengetik, membrondong
sms untuknya dengan kata yang nggak enak yang terlihat
marah dan terlihat sebel sesebel sebelnya. Tanpa
kusadari…
“Ooo.. Tai kucing tai kuda. Kenapa bisa kayak gini”.
Keluh kesalku karna sms gagal tiada terkirim semua.
Tanpa pikir panjang kucuba langsung telpon nomor
Anggi, dan tanpa menunggu secepat kilat pula
panggilanku diangkatnya, dan saat itu pun terdengarlah
suara cewek berbicara.
“Maaf, pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan
panggilan ini, segeralah isi pulsa anda”.
“Huaaaaa……..!!!”. Serasa pingin nangis
Kucoba langsung cek pulsa untuk memastikan. Terlihat
jelas dilayar handphone gue pulsa sebesar Rp. 23. Apa
??, Rp. 23, begitu tak percaya. Akhirnya dengan tiada
perdulikan siapapun kuberlali sekenceng kencengnya
untuk mengisikanya kembali
“Mbak ada voucher” tanyaku pada si Mbak penjual pulsa
“Ada, Yang berapa Dek?”
“25 Mbak” jawabku
“Aduh, Habis tu Dek”
“Adanya yang Berapa”
“5 ribu”
“What. Emang Ada?”
“Ada, elektronik, hehe”, jawabnya dengan sedikit
bercanda
“Ini beneran Mbak.. Udah ah nggak usah basa basi”,
dengan nada sedikit kesalku
“Iya.. Maaf ya, gitu aja marah”.
“Ya udah dek Mbak isi 20 seperti biasa”. Pintaku
“Tunggu Bentar ya”
“Cepat ya Mbak, penting Nih”
“Iya.. iya..” jawabnya yang begitu sok sok lembut dan
sok sok cute. Padahal si Mbaknya si emang cute kalau
diperhatiin. Ah, nggak gubris..
Alhamdulillah akhirnya setelah beberapa menit itu pulsa
nyampek juga ke aku. Dan nggak panjang lebar nggak
pakai lama akupun langsng telepon Anggi kembali, siap
siap pencet tombol, dan…
“Aarrrrgggg…. Tidaaaaaakkk…”. Teriakku setelah
melihat layar Handphone gelap gulita karna batere lobet
dan akhirnya is dead. Pingin rasanya nih HP aku lempar
ke muka si Mbaknya, tapi bener bener nggak tega ketika
kulihat dia malah lemparin senyum ke aku, sebuah
senyuman keikhlasan, ikhlas Lillahi Ta’ala.
“Mbak pulang dulu ya, makasih”, pamitku buru buru
sama si Mbaknya.
“Iya Dek, sama sama ya” jawabnya dan tak ketinggalan
juga dengan semyum ikhlasnya.
Kuberlali kesana kesini, tubruk sana tubruk sini mencari
Charger HP yang nggak tau ada dimana, hilang, siapa
yang mengambil, hilang sudah,. Dengan terpaksa
kukembali ke Mbaknya, si Mbak penjual pulsa, iya,
Mbaknya sang penjual pulsa, secara memang belum tau
namanya aku sebut aja seadanya. Ditoko Handphone
terbesar se RT dan se RW itulah aku kembali
berhadapan empat mata denganya, tiada lain dan tiada
lainya hanya untuk beli Charger baru buat HP aku yang
hilang entah kemana.
“Eh, si Adek Lagi, ada apa Dek, ada yang ketinggalan?”
tanya si Mbaknya
“Iya ..” jawabku singkat
“Oh ya, apa?” tanyanya lagi penasaran
“Hati aku”. Dengan sekenanya gue menjawab
“huahahaha …” hanya ketawa geli yang kulihat dari Si
Mbaknya yang cute
“Oh.. Bolehkah Mbak ambilin, emang tertinggal
dimana” tanyanya lagi yang sedikit agak nakal sedikit
menggoda.
“Tuh, dihati Mbak”
“hahaha…”. Serentak kami pun tertawa, walau aku tau
aku sedang dalam kesedihan waktu itu, dan mencoba
menyembunyikan dari si Mbaknya.
“Ah udah ah, ini benran Mbak ada pentingnya gue
kesini.” timpalku, karna memang nggak mau berlama
lama.
“hehe .. Iya iya. Ya sudah sekarang ada yang bisa
dibantu?”. Tanya Mbaknya kembali serius.
Seketika aku pun mengatakan maksud datang kembali
ketempatnya. Dan segera cepat cepat pulang lagi stelah
sudah mendapatkan apa yang gue inginkan.
“Nggi .. Kenapa Jadi kayak gini”.
“Gue bener bener nggak menyangka bisa jadi kayak
gini”. Pikirku berkecamuk tak menentu. Mungkin karna
semua ini diriku jadi sedikit agak crazy, iya .. Crazy,
crazy love mungkin, menjadikanku berbicara sendiri tak
menentu. Dari mulut yang ngedumel sendiri aku pun
siap nyolokin HP untuk menchargernya. Aneh, bener
bener aneh, ku pelototin layar HP yang nggak berubah
berubah, dari batere yang nggak ngisi ngisi, dari layar
yang masih gelap gulita kapan hidupnya.
“Ngapain kamu lihatin HP kayak gitu” tanya Emak aku
tersayang yang memang pas lagi lewat disampingku.
“Emang Emak nggal lihat apa, ini lagi ngecas Mak
ngecas”. Jawabku dengan agak kesal karna terbawa
suasana hati. Tapi kenapa si Emak malah senyum
senyum dihadapanku
“Kok malah senyum senyum , emang ada yang lucu apa
Mak”. Tanyaku penasaran
“Ya udah sono terusin, toh sampai berjam jam juga
nggak bakalan idup”
“Noh, emang kenapa”
“Eee.. Ni bocah, nggak tau apa ni listrik lagi mati,
kemarin juga udah diberi tau lupa apa?”
“Oooo… Semproll edan, pemadaman bergilir”.
Gerutuku
Lengkaplah sudah penderitaan hari itu. Kekasih hilang,
komunikasipun langsung putus begitu saja, tiada arti
tiada guna. Aku merasa hidup ini berat, aku merasa
hidup terasa bosan, dan aku merasa hidupku nggak
berguna untuk ku jalani lagi didepan. Terselip dari
pikiran yang tiada menentu, Dengan daya pikir yang
begitu sempit tak sehat, Dan dari pola kedewasaan yang
begitu rendah, muncullah benak ngaak sehat pula dalam
diriku, membuat pingin mengakhiri hidup.. Kini aku pun
merasa sudah nggak ada gunanya, tanpa dirinya, tanpa
cintanya, tanpa kasih sayangnya.
Didalam jalan yang penuh keramaian aku pun
melangkahkan kaki dengan perasaan yang masih
mengharu biru menumpuk dalam diriku. Serasa pingin
menabrakkan tubuh ini diantara sederetan kendaraan
yang berlalu lalang yang kulihat didepanku. Dalam
ketidak warasan. Aku pun pingin mengakhiri hidup dari
dunia ini. Iya dari dunia ini, bukan dunia lain, atau dunia
yang lainya. Bagiku, tiada mengapa orang ganteng
sepertiku tiada dari dunia ini. Akhirnya ku mencoba
untuk membeli racun serangga dengan merek terkenal se
Indonesia Raya. Bigon, iya, itulah namanya. Kini ku
melangkah ke sbuah warung kecil yang terlihat
dedepanku, dan aku tahu warung kecil itu adalah
warungya Bu Saritem, Janda beranak empat.
“Permisi .. Bu, ada Bigon?”
“Iya Ada, bentar ya”
“Nih bigonya. Lho adek ko pucat banget wajahnya”
tanya Bu Saritem mencoba membuka obrolan sambil
ngasih bungkusan bigon yang ada ditanganya
“ah masak si Bu,” jawabku nggak percaya, padahal hari
itu aku merasa ganteng diantara yang ganteng
“Ah enggak, bener lho ini. Adeknya lagi sakit?, tanyanya
kembali untuk memastikan
“Emang Orang rumah pada kemana, orang sakit kok
malah diseruh keluar”. Sambungnya dengan sedikit
perhatian.
“Enggak Bu, nggak papa ko” jawabku sambil ngasihin
duit
“Oh ya udah”
“Permisi dulu ya Bu .. Makasih” pamitku ke Bu Saritem
dan mencoba berlalu dari warungnya.
Inilah saat yang tepat untuk hilang dari dunia. Pikirku
waktu itu sambil berjalan mencari tempat yang sunyi,
sepi, sesepi hati dan duniaku saat ini. Tanpa basa basi ku
ambil botol dalam bungkusan yang ku bawa, aneh, ko
bentuknya kayak gini, ternyata Bu Saritem salah ambil,
bukanya bigon tapi meson, iya meson, sebuah merek
minuman pengganti ion tubuh yang hilang, dari pada
mubadzir, ya sudah aku pun minum juga itu meson, toh
tenggorokanku juga haus. Bagiku juga sama saja, mau
ion tubuh hilang toh emang separuh tubuh ini memang
hilang saat itu, hilang dibawa Anggi dan siapa tau bisa
kembali. Selang beberapa menit menunggu, Anggi pun
nggak kunjung datang dan kembali kepadaku. Mungkin
diriku udah bener bener gila hari itu, mungkin segila
gilanya, berharap yang nggak tentu, berkhayal yang
nggak mungkin.
Mau terjun aja dari jembatan kalau begini, pikirku.
Selangkah ku membatalkanya lagi, tapi gimana mau
terjun dari jembatan, jembatanya terlalu tinggi, aku
nggak berani, aku kan takut ketinggian. Usaha kedua pun
gagal. Dan kini ku mencoba untuk melakukan cara
klasik, klasik tapi sangat pas. Menggantungkan diri, dan
itu adalah cara yang terakhir. Aku pun berinisiatif untuk
mengakhiri hidup ini didepan pacarku sendiri, iya pacar
yang udah mutusin aku, nyakitin aku, semua ini akan
aku akhiri didepan rumahnya, diatas pohon yang berada
dihalamannya, biar roh roh aku gentayangan, biar bisa
selalu menghantuinya, menakutinya. Tapi Sejenak aku
pun berhenti rencanain smua itu. Bagiku, semua yang
kulakukan pasti percuma, gimana mau menghantuinya,
gimana mau menakutinya, padahal aku paham banget dia
ga bakalan takut, dia kan bukan seorang penakut. Ah,
kini smuapun jadi tak ada gunanya, batal batal dan batal.
“Aaaaarrrrggggghh …. !!! Tidaaaaaakkk … !!!”.
Teriakku sekenceng kencengnya waktu itu.
“Plakk !!”. Suara sendal jepit tua melayang menimpuk
palaku
“Hoe !!, kesetanan lu ya .. !!, bisa diem tidak !!” Suara
harimau pun keluar dari sarangnya. Iya, aku tau itu
adalah suara orang tergalak sekampungku. Dan aku pun
lupa aku telah membuat dia terganggu karna teriakan
cetar membahanaku dari hati yang dirundum sakit dalam
kegalauan hari itu
Dari teriknya matahari yang kan berganti senja,
terpancar sinar ke emasan yang menerpa dunia,
bersamanya semilir anginpun menghantam dengan
lembut yang seakan membawa kedamaian dalam sebuah
keindahan. Adakah bagiku memilikinya, adakah untukku
merasakanya. Tidaklah bagiku, dan tiadalah untukku,
hanya laksana malam yang selalu diisi akan sebuah
kesunyian, kesunyian dalam hati kesunyian dalam
jiwaku. Hari itu aku pun semakin lelah yang tiada tujuan
dalam menapaki arah. Tanpanya aku jadi begini dan
tanpanya tiada yang berarti. Dalam lelahnya tubuh, hati,
pikiran, ku mencoba untuk kembali pulang. Langkah
demi langkah yang semakin berat ku coba untuk terus
mengayuhnya. Hingga akhirnya aku pun terjatuh
karnanya, ku coba untuk berdiri, tapi membuatku jatuh
kembali, mencoba lagi, jatuh lagi. Sesuatu yang
membuatku jatuh, ada sesuatu yang membuatku
terpeleset. Tanpa sadarku, tanpa spengetahuanku, bahwa
aku telah menginjak tai kuda didepanku, iya, tai kuda,
APA !!. TAI KUDA !!. TERUS KENAPA HARUS
ADA TAI KUDA !!. kini aku marah marah sendiri tak
menentu.
“Assalamu’alaikum..”. Sebuah salam yang biasa
terlontar dibibirku
“Anybody home?” lanjutku sebelum masuk
“Yuhuuuuu… Spadaaa…”.
“Hellooowww…”
Kenapa ini rumah sepi, emang ga ada orang, pikirku.
Tapi yang membuat aku sangat begok waktu itu kenapa
musti nunggu lama nungguin orang keluar rumah
didepan pintu, toh itu rumah, rumah aku sendiri.
Arrrgghh … Cinta ini bener bener membuatku begok.
Tanpa pikir panjang aku pun langsung nyelonong masuk
kedalam, ke kamar, kunci pintu, koprol ketempat tidur.
Dalam lelah, aku mencoba untuk memejamkan mata.
Kenapa begitu berat buatku, begitu sulit untukku, begitu
perih, bener bener perih. Dari terjangan angin kecang
dari balik jendela membuat mata ini perih karna debu
yang dibawanya. Ooo.. Pantes, aku kira sedang
menangis waktu itu, tapi memang, aku memang sedang
menangis karnanya, karnanya debu kamarku, bukan
karna Anggi yang sok cantik dan sok ayu. Aku bisa, aku
kan bisa tanpanya, harus bisa, mencoba untuk semangati
diri aku sendiri. Aku yakin tanpamu aku nggak akan jadi
“butiran butiran debu”, dan tanpamu aku pasti bisa, pasti
bisa
“GUE PASTI BISAAAA ….. !!!” teriakku. menyesali
apa yang sudah kulakukan hari itu, semuanya, tanpa
terkecuali.
Maafin aku Emak, aku bener anak yang nggak tau diri,
bener bener nggak berfikir real, nggak pandai bersyukur.
Kini, aku tau apa sebuah maknall hayat buatku. Ya Allah
maafin hambamu ini, smua hampir bikin aku tidak tau
arah, lupa darat lupa laut, dan hampir membuatku kan
tinggal di NerakuMu selamnya. Naudzubillah, ucapku
lirih.
“Anggi”,
Sebuah nama yang kan menjadi kenangan dihidupku.
Tiadalah kemunafikan dalam diri ini bahwa ku memang
mncintaimu Dan tiada juga kemunafikan dalam diri ini
ku memang melepasmu.
Dalam benak kewarasanku yang ku alami saat ini, bukan
hiduplah yang membuat diri ini merasakan akan
kejenuhan, tapi tiada rasa syukurlah yang membuat
hidup ini terasa sangat membosankan, iyup !!, tiada rasa
syukurlah yang membuat semua itu terjadi.. Seperti
halnya dengan diriku, aku akan tetap bersyukur dari apa
yang sudah dikasih ke aku, walaupun aku ini orangnya
baik, tapi aku ini orangnya juga ganteng, Uups !!. Ya
sudah lah. Untuk Anggi, mungkin dia bosan sama semua
ini, toh juga namanya orang bosan, ya bisa aja, aku juga
nggak memaksa. Mungkin Anggi sudah bosan sama
namanya orang ganteng layaknya sepertiku, yo wes
nggak apa apa, tetap bersyukur saja menerima
semuanya..
SURPRIZE

06 Mei 2016 semakin dekat, namun Tama


semakin cuek dan semakin tidak peduli, padahal tanggal
itu adalah tanggal anniversary kami yang pertama. Aku
harap akan ada sesuatu yang spesial dari Tama, aku
sempat berfikir mungkin Tama sengaja seperti ini karena
dia mau memberi aku kejutan, tapi saat tanggaitu datang,
aku benar benar kecewa.
"Kamu lupa ini hari apa" begitulah sms yang kurimkan
ke Tama.
"Enggak, aku inget" balasnya
"Ini anniv kita"
"Iya" balas Tama dengan sangat singkat
"Kamu gak mau bilang sesuatu ke aku" hatiku mulai
memanas
"Enggak" balasan Tama benar benar membuatku sedih,
seketika air mataku mengalir, dadaku terasa sangat
sesak. Namun aku mencoba untuk tersenyum dengan
harapan nanti pasti akan ada surpize dari Tama. Sampai
tanggal 07 aku belum juga mendapat sesuatu yg spesial
dari Tama, aku mulai melupakan harapanku, aku tidak
akan lagi berharap.
"Besok tanggal 08 Mei, hari ulang tahunku yang ke 17,
semoga Tama tidak melupakannya, tapi... Ah aku tidak
mau berharap lagi, daripada aku kecewa seperti kemarin
lebih baik aku lupakan saja "
Disekolah saat itu aku sedak duduk ditangga sambil selfi
- selfi bersama sahabat sahabatku, aku mencium sesuatu
yang mencurigakan dari omongan dan tingkah laku
mereka. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu untuk
ulang tahunku besok dengan Tama. Tapi karena ingat
yang kemarin pikiranku jadi terbelah. Satu sisi aku yakin
akan ada surprize dari mereka, tapi disisi lain aku
mecoba menghilangkan pikiran itu dan mencoba
meyakinkan diriku sendiri kalau besok pasti tidak akan
terjadi apa apa.
Tepat pukul 00.00 tanggal 08 Mei aku bangun, aku
langsung mengambil ponselku, melihat apa ada pesan
dari Tama, ternyata tidak ada, akupun kembali tidur
dengan perasaan kecewa. Tepat pukul 05.00 aku bangun,
aku kembali melihat ponselku, tapi tetap saja tidak ada
apa apa, saat itu aku benar benar yakin kalau Tama
memang sudah tidak peduli lagi denganku.
Kebetulan hari itu hari Minggu, seperti biasa aku selalu
mengerjakan pekerjaan rumah disetiap hari Minggu.
Selesai mengerjakan pekerjaanku aku mandi dan
kemudian menonton tv seraya bolak balik mengecek
ponsel apa akan ada pesan dari Tama.
Drrrtt drrttt ada pesan masuk, dengan semangat aku
langsung membuka dan membacanya.
"Selamat ulang tahun Sasa.... (Panjang banget smsnya)
"aku membacanya sampai selesai, tapi sms itu terasa
biasa biasa saja, karena itu sms dari Malya bukan Tama.
"Iya Mal makasih ya" balasku
"Dapet surprize apa dari Tama? " pertanyaan Malya
membuatku semakin lemas.
"Boro - boro dapet surprize, ngucapin selamat ulang
tahun aja enggak" aku sedikit curhat
"Mungkin dia udah lupa sama kamu!" balas Malya
"Kok kamu ngomongnya gitu si" balasan Malya
membuatku semakin tidak karuan.
"Iyalah, mungkin mau putus" karena sebal dengan
balesan Malya yang bukannya menenangkanku malah
membuatku semakin menggila. Aku tidak mau
membalas lagi smsnya, kemudian aku letakan lagi
ponselku dimeja.
Tidak lama ponselku kembali bergetar.
"Sasa aku pinjem flashdisk dong" aku kira dari Tama
ternyata dari Siti temanku
"Iya ini ambil saja dirumah" aku membalasnya dengan
lemas, karena lagi lagi itu bukan pesan dari Tama.
Kemudian Siti datang bersama Malya, mereka
mengajakku ngobrol diteras rumah, aku duduk diteras
sambil bercanda dengan mereka.
Tiba tiba...
"Happy birthday Sasa, happy birthday happy birthday
happy birthday Sasaaaaa"
Aku sangat terkejut dan hanya bisa tersenyum dengan air
mata yang hampir jatuh. Dia datang, aku masih sangat
tidak percaya, dia datang dengan membawa kue
ditangannya dengan lilin berangkakan 17 dan bertuliskan
happy birthday Sasa. Aku berdiri dan dia langsung
menghampiriku, berdiri tepat didepanku.
"Tiup lilinnya tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga
sekarang juga sekarang juga"
Wussssssssss lilin itu aku tiup dan serentak terdengar
tepukan tangan dari semua orang yang ada disitu.
"Selamat ulang tahun sayang" ucap dia tepat didepan
mataku, dia adalah Tama orang yang sangat spesial
bagiku, Tama membawa teman temannya yang
kebetulan juga teman temanku. Kemudian aku mengajak
mereka semua masuk dan memotong kue didalam. Aku
sangat tidak menyangka kalau Tama akan datang
kerumah dengan membawa surprize. Karena sebelumnya
dia tidak pernah datang kerumahku kecuali lebaran dan
main dengan kakakku, iya Tama adalah teman kakakku,
meskipun Tama kerap datang kerumah, namun aku tidak
pernah menemuinya karena dia sebagai tamu kakakku
bukan aku.
Setelah kue habis dilahab teman temanku menyuruhku
datang kerahnya, dengan alasan dirumahnya ada acara
syukuran kelulusannya. Karena Tama adalah kakak
kelasku di sekolah yang pada saat itu baru saja lulus.
Tama dan teman temannya pulang, aku langsung
membersikan sisa - sisa kue tadi. Dan kemudian
meminta izin kepada ibu untuk pergi kerumah Tama, itu
pertama kalinya aku minta izin pergi kerumah Tama.
Dan entah karena apa ibu mengizinkanku. Aku langsung
bersiap dan kemudian pergi kerumah Tama bersama
Malya.
Sampainya disana aku langsung bersalaman dengan
orang orang yang ada disana, termasuk ibunya Tama.
Disana sudah disiapkan begitu banyak makanan, dan saat
semuanya sudah datang aku duduk diantara teman
temanku, sedangkan Tama entah sedang mengurus apa,
dia terlihat begitu sibuk.
Saat aku sedang ngobrol dengan teman temanku, Tama
muncul dari balik pintu, lagi lagi dia membawa kue
ditangnnya. Aku kaget dan penasaran apa lagi yang akan
dilakukan Tama.
Tama menghampiriku dan duduk didepanku.
"Ini apa, kok angka satu" tanyaku heran kenapa Tama
membawa kue lagi dengan lilin berangkakan satu
diatasnya.
"Satu tahun" jawab Tama singkat sambil tersenyum
dengan memandangku penuh cinta.
Aku hanya tersenyum dan melihat dikue itu yg ternyata
bertuliskan "Happy anniversary sayang"
Lagi lagi Tama membuatku menahan air mataku, aku
sungguh tidak menyangka Tama melakukan hal seperti
itu. Yang membuatku lebih ingin meneteskan air mata
adalah Tama melakukan itu bukan hanya didepan teman
temannya tapi juga didepan ibu adik dan saudara
saudaranya. Mereka semua berkumpul diruang L rumah
Tama.
Selama ini aku salah sangka, aku kira Tama melupakan
aku dan hari hari spesialku. Ternyata Tama sengaja
mengerjaiku karena ingin memberiku surprize.
CEWEK MATRE

Ma..Fino dah mikir mateng-mateng. Pokonya


fino gk akan pake apapun, “ucap fino mantap sambil
melempar kunci ke meja.
Sinta hanya bengong melihat ulah ank laki satu-satunya
itu, gk biasanya fino kaya gini. Belakangan ini fino
memang terlihat semakin aneh. Awalnya gk mau pake
hp terbaru semua getgetnya di kembalikan ke mamanya
untuk disimpan, dan sekarang kunci mobil sinta geleng-
geleng melihat ulah fino.
“kmu kenapa , sayang? Kalo kamu gk pake mobil terus
kmu mau kesekolah naik apa? Kemarin kunci motor uda
dikasi kemama sekarang mobil juga, ada apa sih sama
ank mama ini? Sinta mengelus kepala fino lembut.
Fino gak menjawab , iya terdiam sambil terus
mengunyah rotinya seolah engak mendengar pertanyaan
mamanya. Dadakan masih merasa sesak. Masih
berkelebat didalam benaknya tentang sela.
Saat itu fino akan memberi kejutan pada sela yang
sedang berada disebuah cafe bersama teman-temannya.
Fino mengendap-endap mendekati meja sela, tangan
kanannya berada dibalik punggung mengengam
setangkai mawar merah keesukaan sela. Hatinya sangat
bahagia membayangkan sela dengan mata berbinar akan
menerima kejutan darinya.
“sela, gila lo,ya! Keren benget tas lo! Ucap elsa sambil
memegang tas baru soft pink milik sela.
Ya ampun sel gwe baru nyadar ini tuh lv pink yang kita
liat waktu itu kan? Gila lo! Cepet banget dapetnya gina
gak kalah heboh.
“Beruntung banget si lo sel gwe mupeng banget nih. Eh,
tapi lo dapet duit dari mana? Jangan bilang dari nyokap
lo karna gwe yakin lo masih dapet hukuman
pemangkasan duit jajan gara-gara keborosan duit lo itu,”
tanya gina.
“ah, lo kayak gak tau gwe aja buat apa punya pacar tajir
klo gak di manfaatin,” sela menjawab cuek.
What? Maksud lo fino?
Sela hanya menjawab dengan senyum gak jelas.
“gila sel ! lo morotin fino lagi ini ceritanya? Bukanya lo
baru di beliin tas yang harganya selangit? “mata elsa
membulat mendengar penyataan sahabatnya.
“ah, gwe gak morotin kok fino nya aja yang bego. Mau
aja nurutin kemauan gwe” jawab sela santai
Eh lo tu gak pernah mikir, gimana kalo tiba-tiba fino
bangkrut gara-gara nurutin kemaua lo’’ komntar Gina
pedas.
Sela mengangkat bahu menyeruput es lemon tea. Peduli
amat dia bangkrut gue cari yang baru. Masih ada nicolas
yang rela nungguin gue kalo gue putus sama fino , sela
tersenyum kecil sambil memainkan rambutnya yang
menjuntai disamping telinga.
Fino mematung ditempatnya berdiri. Ia mendengar
semua obrolan sheila dan teman-temannya. Tidak hanya
telinganya yang memanas, namun hatinya juga. Masih
iya dengar tawa cekikikan mereka yang membuat
rahangnya mengeras. Ingin sekali dia melabrak sela saat
dia juga, namun fino berusaha tetap tenang meredam
emosi dalam dadanya lalu berjalan keluar meninggalkan
cafe.
Tiba-tiba ia teringat kepada zero, sahabatnya sejak kecil.
Sahabat yang telah iya lupakan sejak dirinya bergaul
dengan anak-anak konglongmerat lainnya.
Penampilannya yang sederhana dan pergaulannya
bersama zero yang nyata-nyatanya memiliki status status
sosial berbeda dengan teman-tamanya fino menjauhi
dan memojokan dirinya dengan sebutan konglongmerat
palsu. Tak ayal hubunganya dengan hero semakin
merenggang.
TOILET

Suatu hari, Sun, Bruno, Chou, dan Alucard


sedang mengantri di WC umum. Kebetulan Roger adalah
penjaga WC tersebut. Setelah lama menunggu, akhirnya
keluar Cyclops dari WC tersebut dan tibalah giliran Sun
masuk.
Tiba di dalam WC, Sun mencium bau busuk dan terlihat
toilet tersebut tidak disiram. Sun juga melihat tulisan di
dinding WC tersebut,,
"YANG BARU MASUK TOILET INI = M*NYET!!!"
Saking keselnya dan merasa tersinggung, Sun menulis di
bawah teks tersebut,,
"YANG HABIS BAB GAK DI SIRAM = A*JING!!!"
Setelah menulis, Sun pun keluar. Sekarang, tibalah
giliran Bruno dan masuk ke Toilet.
Bruno yg membaca tulisan di dinding toilet tersebut juga
ikut menulis,,
"Udah... M*NYET dan A*JING gak usah saling
tengkar~"
Setelah selesai, Bruno pun keluar dan giliran Chou yg
masuk. Chou membaca tulisan di dinding WC dan ikutan
menulis,,
"KALO ADA YANG NYIRAM TOILET TAPI GAK
BAB???"
Setelah menulis, Chou keluar dan tibalah giliran
Alucard.
Alu pun masuk ke WC dan membaca semua tulisan di
dinding. Tak mau ketinggalan, Alu juga ikut menulis di
bawah tulisan2 tersebut,,
"A*JING KURANG KERJAAN... "
Selesai menulis, Alu keluar dari WC tersebut dan
komplain ke penjaga WC tersebut,
Alu : Maaf pak, WC bapak tidak pantas untuk
digunakan!
Roger : Maksud anda?? Saya tiap hari membersihkannya
lho..
Alu : yapp.. WC bapak ini sangat bau dan kotor,, mohon
untuk di bersihkan lagi agar kami sebagai pengguna
merasa nyaman, kalo gak percaya periksa aja sendiri. nih
sewa nya (ngasih gopek ke Roger). Makasih :v
Roger yg merasa tidak puas hati langsung memeriksa
kedalam WC dan benar kalo WC nya sangat bau dan tak
di siram.
Selesai menyiram toilet, Roger pun secara tidak
langsung melihat dan membaca semua tulisan di dalam
WC tersebut. Roger dengan marahnya lalu berteriak,,
"WAT DE PAK YOU ALL HAVE DONE WITH MY
TOILET!!!! ROOOAAARRR!!!" (ngamuk gaje dalam
toilet wkwkwkwk... :V )
SERIBU KEMUNGKINAN

Genap enam bulan sudah kami bertiga berada di


Desa Pelita Indah perjuangan kami tak sia-sia, kami
berhasil untuk kembali mengaktifkan sekolah yang telah
lama tak digunakan. Berkat semangat dan kerja keras
kami, kami mampu melakukan itu semua.
Rasa cinta kami terhadap anak didik kami yang
begitu besar membuat kami mampu mengemban tugas
berat ini. Banyak guru-guru yang dulu pergi kini kembai
lagi untuk mengajar di sekolahan SD Bina Bangsa ini.
(tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara ketuakan
pintu.
“Assallamuallaikim”,( suara dari luar).
“Waallaikumsallam”,( jawab ku).
Ku buka pintu dengan sedikit terkejut aku melihat Pak
Drs Hariadi selaku ketua dinas pendidikan OKU Timur.
“Pak Hariadi?”( Sapa ku dengan sedikit kaget),
“mari masuk pak”( ajak ku).
“terima kasih”,( jawab beliau).
Ku persilahkan beliau untuk duduk.
“Wah sepertinya kalian cukup kompak ya?” ( Kata pak
Har).
“Iya pak”.( Jawab kami serempak).
“Maaf sebelumnya pak, ada apakah gerangan tujuan
bapak kemari?” ( Tanya ku pada beliau).
“Oh iya, maksud kedatangan saya malam-malam kemari
karena saya ingin melihat keadaan kalian sekaligus ingin
menyampaikan ini”, ( jelas pak Hariadi, sambil
memberikan surat).
“Apa ini pak?” (Tanya Dina penasaran).
“Ini adalah surat perintah pindah kalian bertiga”, ( jelas
pak Hriadi).
“Apa? Surat pindah pak?” (Tanya ku dengan sedikit
kaget).
“Iya surat pindah, memangnya kenapa? Bukanya tugas
kalian disini sudah selesai?” (kata pak Hariadi).
“Surat pindah pak?” (Tanya Ardi dengan nada
semangat).
“Iya Ardi”, ( jawab pak Hariadi).
“Wah bagus kalau begitu kita bisa pergi dari desa ini,
lagi pula aku juga sudah tidak betah tinggal di sini lama-
lama”, (kata Ardi).
Suasana malam itu terasa hening hanya terdengar
suara nyanyian binatang malam dan hanya terlihat
cahaya lampu teplok. Aku dan Dina terdiam mendengar
kata-kat Ardi yang cukup mengejutkan bagi kami.
Memang awalnya niatan kami setelah mampu
mengembalikan sekolahan ini berfungsi lagi kami akan
pergi. Tapi semuanya itu kini telah berubah kami ingin
tinggal dan menetap di desa ini untuk terus mengajar dan
mendidik anak didik kami yang sudah terlanjur
menyayangi kami.
“Ndre, Din kalian kok malah ngelamun sih”, (suara Ardi
mengejutkan kami berdua).
“Maaf pak kami belum bisa memberi jawabanya
sekarang”, ( jawab Dina).
“iya pak, kami masih membutuhkan waktu untuk
menerima tawaran bapak”, ( jawab ku).
“Baik lah saya akan memberikan waktu pada kalian satu
minggu, bagaima?” (Kata Pak hariadi). “Baiklah pak
kami akan merenungkan semuanya”. ( jawabku)
Pagi itu seperti biasa kami bertiga berangkat
untuk mengajar, hanya saja suasana pagi itu terasa
berbeda bagi ku. Aku merasa bila aku sudah jatuh cinta
pada desa ini sehingga membuat ku sulit untuk
meniggalkan desa ini.
Sampainya di sekolah kami melihat anak-anak
didik kami yang begitu bersemangat untuk belajar
sehingga membuat kami merasa kalau mereka masih
membutuhkan kami di sini.
“Selamat pagi pak”, ( sapaan seorang guru membuat ku
terbangun dari lamunan ku).
“Ah Iya selamat pagi bu”,( jawab ku dengan sedikit
kaget).
“Maaf sebelumnya pak, saya lihat bapak hari ini seperti
kurang bersemangat ada apakah gerangan?” (tanya Bu
Rahma salah satu guru di SD Bina Bangsa).
“Ah tidak apa-apa bu mungkin hanya sedikit kecapeaan
saja karena semalam saya begadang”, ( jelas ku).
Tak berapa lama datanglah Dina yang
menghampiri Aku dan bu Rahma yang tengah
berbincang-bincang. Dina memberi tahu kami untuk
mengejar karena anak didik kami sudah menuggu kami
di kelas. Aku pun langsung meniggalkan Dina dan Bu
Rahma untuk mengajar.
Bell tanda istirahat sudah berbunyi ku lihat anak
didik ku begitu semangat keluar meniggalkan ruangan
kelas. Aku melihat hanya satu anak yang tetap berada di
dalam kelas dan dia berjalan mendekati ku yang tengah
duduk di belakang meja guru.
“Maaf pak?” (Katanya).
“Iya ada Wid ada apa? Kenapa kamu tidak keluar seperti
teman-teman mu”, (kata ku).
“Tidak pak, saya ingin di sini menemani bapak, saya
lihat bapak sedang ada masalah?” ( tanya Widia).
“Ah tidak Wid, bapak tidak apa-apa lebih baik kamu
istirahat seperti teman-teman kamu” ( saran ku pada
Widia).
“Iya pak maaf saya sudah lencang”,( kata Widia).
“Tidak apa-apa”, (kata ku).
Aku pun berdiri meniggalkan ruangan kelas dan
menuju ruang guru, ku letakan buku dan alat mengajar
ku. Tak berapa lama Ardi dan Dina masuk dan menyapa
ku, kami bertiga kemudian keluar dan bejalan-jalan
keliling sekolah. Ku amati anak-anak didik ku mereka
nampak begitu riang sekali di wajah mereka tersirat cita-
cita mereka yang begitu tinggi.
SECANGKIR KOPI

Secangkir kopi, teman yang selalu setia


menemani setiap malam. Rasanya memang tidaklah
nikmat jika nongkrong bersama saat malam tanpa
ditemani secangkir kopi. Ada yang bilang “Di
dalamsebuah rasa kopi terkandung sebuah perasaan
nikmat yang dapat dirasakan setelah bekerja seharian.”.
Tapi pernahkahkamu merasakan kopi tanpa ada sesuatu
yang kamu kerjakan hari itu? Hanya rasa kopi saja yang
kamu rasakan tanpa adanya makna mendalam yang
kamu dapat pikirkan.Di depan sebuah rumah tua,
didampingi riasan bintang-bintang. Aku bersama
temanku menongkrong di tempat sunyi nan sepi, yang
kami sebut rumah. Walau pada dasarnya, rumah itu
bukan milik kami. Di dalam malam-malam yang sepi,
aku selalu menuang secangkir kopi untukku dan
temanku tanpa adanya tambahan gula yang terasa seperti
hidup kami.Bekerja… Bekerja… dan Bekerja.Kata yang
pantas bagi kami yang selalu menahan lapar sampai hari
gajian nanti. Memang takdir tidaklah selalu sama.
Bagikami, para pemalas yang tidak peduli akan masa
depan kami. Di dalam kelamnya masa muda yang kami
hancurkan untuk keegoisan kami, Bagaikan minum kopi
manis yang telah memanjakan kami dan menyisahkan
rasa pahit. Terombang ambing di derasnya
alurkehidupan, sementara yang kami lakukan hanya
berpacaran dan berjudi adalah hal yang memang pantas
untuk disesali.“Tapi mengapa kita hanya menginginkan
kenikmatan? Bukankah hal terbaik itu tenang? Tapi kita
malah senang merampas hak-hak orang lain dan
mementingkan keegoisan sendiri?”Diriku sendiri juga
berpikir di bawah cahaya rembulan sambil ditemani
secangkir kopi. Melalui pandangan tajam, aku tatap sang
rembulan dan terus bertanya-tanya. “Apa kita dilahirkan
hanyauntuk merasakan kenikmatan saja? Terus apa yang
akan aku lakukan jika sudah seperti ini? Mengapa hal
buruk ini selalu terjadi?”.Di dalam dunia yang fana ini
memang pantas kita terus dilanda kebingungan.
“Kemana tujuan kita?” adalah hal yang lumrah di dunia
ini. Tapi pada siapa kita mengadukan hal ini? Pertanyaan
yang sangat sulit dijawab tapi memang selalu ada orang
yang mengerti. Semua hal-hal itu membuat kepalaku
mendidih, lebih baik kesampingkan hal itu dengan
secangkir kopi di genggamanku. Di bawahsinar bulan
aku mengatakan kesukaanku sekarang.“Aku lebih suka
kopi pahit daripada kopi manis, karena ini adalah
hidupku!”Rasa tersakiti, rasa dibenci, dan rasa
tidakpeduli adalah perasaan yang aku dapat dari masa
laluku. Bahkan temanku sendiri tidak menghiraukan
ucapanku, oleh karena itu aku lebih memilih kopi pahit.
Walau selama ini aku suka kopi manis, rasa nikmat yang
langsung didapat tanpa adanya rasa pahit diawal. Tapi
manis yang kumau sekarang adalah manis yang aku
dapat setelah rasa pahit.Oleh karena itu aku sekarang
menyukai kopi pahit, Berhenti mengeluh pada kehidupan
dan mulai menerima kemudian menikmatinya. Lagi pula
kopi pahit pada akhirnya juga akan menjadi manis.
SPARE PART MOBIL

kelas begitu riuh, masing-masing siswa sibuk


berbicara dengan teman se-bangkunya, mereka tak sabar
menantikan tugas apa yang akan diberikan untuk
mengisi libur cuti bersama minggu depan. Ada yang
saling berbisik dan bahkan ada yang berbicara sangat
keras memecah suasana yang sudah gaduh. Dibagian
depan, tampak beberapa pengurus kelas sedang
berdiskusi di dekat meja guru, ada ketua kelas dan
lainnya.Murid wanita pun sepertinya tak mau kalah,
mereka berkelompok sendiri-sendiri membicarakan hal
entah apa. Aku sedari tadi hanya terdiam sambil sesekali
berbicara dengan teman sebangku. Aku memang tidak
begitu berminat bergerombol seperti mereka,aku lebih
suka duduk dan memanfaatkan waktu yang ada untuk
membaca buku.Meski sudah jam terakhir tapi seperti
biasa, aku masih menyelesaikan beberapa buku yang aku
pinjam dari perpus. Sampai akhirnya, guru yang sedari
tadi kami nanti pun datang.“Selamat siang anak-
anak…”“Selama t siang pak….”“Hari ini hari terakhir
kita sebelum libur beberapa hari ke depan, hari ini bapak
tidak akan memberikan banyakmateri, kita hanya akan
membahas beberapa permasalahan yang kemari muncul
saat praktis di bengkel.”“Bagaimana dengan tugas
liburannya pak, biasanya kita selalu ada tugas, untuk kali
ini tidak ya pak?”“Oh iya, ada tugas untuk liburan
kalian, libur besok bapak tugaskan kalian untuk
membuat daftar berbagaijenis sparepart mobil, lengkap
denganfungsinya juga.”“Waktunya lubur pak, tugas lagi,
tugaslagi…”“Iya tenang, tugas ini tidak wajib, kalian
yang tidak mau mengerjakan bisa menikmati
liburan…”“Asyik……”“Tapi…. Akan ada hadiah dan
apresiasi bagi kalian yang mau meluangkan sedikit
waktu liburannya untuk mengerjakan tugas tersebut.
Kalian yang mengerjakan tugas ini akan bapak beri
bonus nilai dan dapatmengikuti seleksi untuk lomba
tingkatnasional bulan depan. Hadiah lomba adalah motor
baru dari sponsor…”Seketika itu pula suasana kelas
menjadi sangat gaduh, anak-anak yang tadinya semangat
untuk tidak mengerjakan tugas yang diberikan bapak
guru tersebut pun mulai kasak-kusuk. Sepertinya mereka
pun berminat untuk mendapatkan nilai tambahan dan
untuk ikut seleksi lomba. Aku pun begitu, “aku harus
ikut”, tekad ku dalam hati.Beberapa hari berlalu dan
liburan pun tiba, aku tidak mau kehilangan waktu, aku
langsung mulai mengerjakan tugas yang diberikan. Aku
mulai mencari berbagai nama alat mobil yang diminta.
Pertama aku mencari-cari informasi tentang spare part
mobil bekas, aku mencoba datang ke beberapa bengkeldi
sekitar rumah dan mohon izin untukmelihat-lihat
berbagai onderdil mobil yang sudah tidak terpakai.
Setiap menemukan spare part baru aku langsung
mencatatnya, bahkan kadang aku langsung bertanya ke
teknisi bengkel tentang fungsi dari alat
tersebut.Ternyata, ada banyak alat mobil yang fungsinya
sangat penting. Di hari pertama aku bisa mengumulkan
banyak nama spare part. Pada hari kedua aku mulai
mempelajari berbagai fungsi dan kegunaan barang-
barang tersebut.Di hari itu aku pun mulai mencari tahu
mengenai perbedaan antara jenis ataumerek mobil
dengan spare part yang digunakan. Saat itu aku
mendapatkan beberapa informasi misalnya mulai dari
spare part mobil toyota, spare part mobil suzuki dan juga
spare part mobil daihatsu.Malamnya aku kembali
melanjutkan tugas ku itu dengan mencari informasi lain
mengenai spare part mobil terkenal lain. Aku mulai
menggunakan internet untuk mencari info tentang spare
part mobil avanza, spare part mobil mitsubishi dan juga
spare part mobil honda. Tak lupa aku pun mencari
gambaran mengenai daftar harga spare part mobil yang
ada di internet.Akhirnya, dalam tugas itu aku membuat
sebuah daftar yang tidak lebih dari 3 lembar kertas. Di
dalamnya juga aku tulis beberapa informasi penting yang
aku dapatkan. Tak lupa aku juga membaca kembali dan
mencoba memahami berbagai jenis suku cadang
kendaraan roda empat tersebut.Liburan pun usai,
kegiatan belajar mengajar pun sudah dimulai seperti
biasa sampai pada akhirnya kami ditanya mengenai
tugas tersebut. Masing-masing yang mengerjakan tugas
disuruh mengumpulkannya ke depan.Ternyata banyak
juga yang mengerjakan tugas tersebut, bahkan sepertinya
seluruh siswa mengerjakantugas yang diberikan. Satu
persatu kertas yang dikumpulkan pun dilihat oleh bapak
guru.Akhirnya, ada sepuluh nama yang dipanggil ke
depan dan aku salah satunya. Aku sangat senang,
bersamasembilan murid lain akhirnya aku berkompetisi
mengikuti seleksi lombayang diadakan sekolah. Setelah
mengikuti serangkaian tes akhirnya dipilih 3 orang dari
seluruh siswa yangada. Aku terpilih pada urutan pertama
dengan nilai yang paling bagus.Tak sia-sia akhirnya aku
pun terpilih menjadi wakil dalam ajang kompetisi
bergengsi yang diadakan oleh salah satu pabrik mobil
terkenal. Selama satu bulan penuh akhirnya aku
digembleng dengan berbagai persiapan. Hingga
akhirnya, aku pun benar-benar siap mewakili sekolah
dalam ajang lomba tersebut!--- Tamat ---
KITA DAN CITA-CITA KITA

Dan begitulah kami dalam menjalin teman.


Hampir bisa dibilang, setiap kali bercakap dengannya,
selalu ada hal yang bisa aku dapat. Lebih tepatnya, Iin
yang selalu kuledek itu adalah sahabat sekaligus mentor
hidup aku.
Aku beruntung punya sahabat seperti dia. Dia
menunjukkan padaku, tak harus banyak uang untuk bisa
pintar. Karena dulu aku selalu berkata, ya pantes aja si
Adin suka juara kelas, fasilitas buat belajarnya juga
banyak banget.
Tapi si Iin, hanya bermodalkan pulpen dan buku
tulis, dia mampu menjadi juara, bahkan mengalahkan
Adin. Adin juara waktu SMP karena beda sekolah sama
Iin.
Iin bisa seperti itu karena ia selalu mencatat
sekecil apapun yang dijelaskan oleh guru.
Ia juga selalu meminjam buku dari perpustakaan untuk
kemudian dibaca, disalin apa yang penting dan susah
diingat. Ia belajar tak tau tempat. Sampai-sampai aku
terkadang muak juga dengan kelakuannya itu.
“Ngapain kamu balik lagi, Iin?” Tanyaku saat dia
kembali ke kelas, padahal ia sudah tak tahan ingin ke
kamar mandi.
“Aku lupa bawa buku catatan!”
Iji gile!
“Tak bawa sekali tak membuatmu dapat nilai nol,
kawan! Awas lho kalu sampai … disini!”. ( Kataku
sambil melihat dia dengan terburu-buru mengambil buku
catatannya).
Dia tak membalas ucapanku dan langsung kabur
lagi ke kamar mandi.
Setelah dari kamar mandi, dia langsung menegurku.
“Hai Yana! Kamu tau, berapa lama aku habiskan
waktuku di kamar mandi?”
(Aku menggeleng. Sambil menjawab). “Sepuluh menit
mungkin!”
“Kamu salah! Hampir lima belas menit! Nah, kalau aku
tak membawa buku catatan, maka apa yang aku lakukan
dalam waktu yang sebanyak itu? Diam saja menikmati
pemandangan yang membosankan? Tidak tidak! Aku tak
biasa seperti itu. Dan kamu harus tau rahasia ini. Bahwa
belajar disana itu, lebih mudah diingat dari pada di
tempat lain. He he.” Hiiiy dasar Iin.
Dan satu hal lagi yang menarik dari diri
sahabatku itu. Ia tak pernah terlihat punya keinginan
untuk pacaran. Alasannya sih klise. Ingin fokus belajar.
Berjuang meraih cita-cita dengan serius.
Sampai kelulusan, aku melihat Iin selalu jadi
juara. Ia pun masih tetap memegang impiannya jadi
seorang dokter.
Sedangkan aku, cita-citaku sederhana saja, menjadi guru
PNS. Ya! Seperti cita-cita kebanyakan orang. Tapi tak
apa, meski sainganku banyak, tapi setidaknya aku punya
satu cita-cita, yang jalannya mudah aku lalui, walau
untuk sampai kesana juga tak tau pasti kapan.
Aku ngambil kuliah fakultas pendidikan di
sebuah perguruan tinggi swasta di kotaku. Sedangkan
Iin, sejauh ini yang kuketahui, dia sibuk kesana kemari
untuk mencari beasiswa kedokteran. Ya! Karena
keterbatasan ekonomi, dia akhirnya memilih jalur
beasiswa.
Sampai saat ini, ketika aku sudah semester 4, aku
tak mendapati kabar lagi dari Iin. Dia lenyap entah
kemana. Nomor handphone nya juga sudah tak bisa
dihubungi.
Aku datang ke rumahnya juga tak ada batang
hidungnya. Ibunya juga tak bercerita banyak. Hanya
bilang, kalau Iin ada urusan penting di luar kota.
Biarlah, mungkin suatu saat dia akan kembali.
Siang itu, Iin datang ke kampusku, ia tersenyum simpul
dari kejauhan. Aku hanya membalas senyumannya
sambil terburu-buru menghampirinya.
“dr. Iin! Kemana saja kau?”
“Ha ha ha. Ada yang kangen rupanya!”
“Idiiih, emangnya kamu sendiri tak ngangenin
sahabatmu yang baik ini apa?”. ( Kataku membalasnya).
“Iya iya, kangeeen banget. Hua ha ha ha. Aku sibuk
kuliah, bro!”
“ Kuliah? Terus kamu kuliah apa? Dimana, In?”
“Tuh kan, penasaran! Aku keterima kuliah di.…” Iin
menahan kalimatnya. Dasar Iin! Bikin penasaran aja.
Dia mengeluarkan jas dari tasnya, menunjukkan
logo yang menempel pada jasnya itu. Dan gambar itu
telah berhasil menyulapku menjadi manusia cengeng
dalam seketika. Betapa tidak terharu, gambar itu
bertuliskan, ‘Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia’.
Iin bercerita padaku tentang banyak hal. Namun,
fikiranku yang masih tidak percaya, tenggelam pada
bayang-bayang masa lalu, masa dimana aku selalu
mengejek cita-citanya, masa dimana dia berjuang jungkir
balik untuk bisa meraihnya, dan sekarang ia telah
memamerkan hasilnya padaku.
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KITA DAN CITA-CITA KITA


SPARE PART MOBIL
SECANGKIR KOPI
SERIBU KEMUNGKINAN
TOILET
CEWEK MATRE
SURPRIZE
AAARRGGHH!! (TANPAMU)
ALASAN PUTUS
JOMBLO
AKU RELA
ADA CINTA DI BIS KOTA

Anda mungkin juga menyukai