hampir lupa kalau hari ini ada jam tambahan pelajaran pagi. Yups, aku sekarang kelas XII SMA dan wajib mengikuti jam tambahan pagi. Aku berlari menuju halte depan komples rumahku tanpa menghiarukan teriakan mama yang memintaku untuk sarapan. Sesampanya di halte, aku menunggu bis namun tak kunjung datang. Aku menunggu kedatangan bis dengan harap harap cemas karena takut terlambat. Akhirnya setelah menunggu bis hampir 15 menit, datanglah bis yang terlihat cukup penuh. Dengan terpakasa, aku naik bis itu. Di dalam bis yang kunaiki ini, kondisinya penuh sesak dengan pelajar yang kebanyakan sekolah di tempat yang sama sepertiku, SMA Kusuma Bangsa. Aku berdiri di samping Troy, teman sekelasku. Dia orangnya tampan namun pendiam. Oleh karena itu walaupun aku berada di sampingnya dia tak menyapaku. Ketika aku sedang merapikan seragamku, tiba-tiba bis yang kutumpangi mengerem mendadak. Dengan refleks aku memeluk Troy dan tanpa sengaja bibirku mencium pipi Troy. Dia kaget dan memandangiku. Aku melepaskan pelukanku dan menjadi salah tingkah. Sedangkan Troy tersenyum melihat tingkah lakuku. Akhirnya setelah lima belas menit perjalanan, sampailah aku di halte depan sekolah. Aku buru-buru turun dari bis dan bergegas masuk ke kelas. Sesampainya di kelas aku seditit lega karena jam tambahan pagi belum dimulai. 'Cha, ngapain loe ngos-ngosan gitu?' tanya Yena, teman sebangkuku sekaligus sahabat baikku. 'Gue kira tadi gue telat. Trus gue buru-buru lari deh ke kelas' 'Pasti loe hampir lupa lagi ya kalau hari ini ada tambahan pagi, Icha, icha masih muda kok uda pelupa.' 'Hampir lupa ya belum lupa..' 'Cha.. cha lihat deh, tuh Troy terlihat cool banget. Sayang gue udah punya pacar, kalau nggak gue deketin dia tuh' 'Hush, inget ma Arya pacar loe..' Troy masuk ke kelas dengan cool banget. Dia terlihat santai dengan tas trackernya. Ketika dia melewati bangkuku aku menunduk. Aku masih malu dengan peristiwa tadi di bis. Untungnya bagiku, tak ada anak di kelasku yang tau peristiwa itu. Kalau ada bisa-bisa aku jadi bahan ejekan di kelas. Tak lama kemudian, Pak Herry guru yang ngisi tambahan pagi kimia datang. Aku lalu mengikuti apa yang disampaikan dengan seksama walau sesekali aku ngelirik ke Troy yang tampak serius belajar.
Tak terasa bel istirahat berbunyi. Anak-anak di kelasku
berhamburan keluar menuju ke kantin. Sedangkan ku lihat Troy asik membaca novel yang ia bawa. 'Cha kantin yuk?' Ajak Yena ma Intan 'males ah, Yen jam segini pasti kantin penuh..' alasanku 'kalau gitu aku ma Intan ke kantin dulu ya..' 'Yoi..' Sebenarnya aku lapar juga sih, tadi pagi kan aku belum sarapan. Tapi aku males banget kalau harus berdesak desakan di kantin. Aku lebih memilih untuk tiduran di kelas. Tiba-tiba ketika aku tiduran, Troy menghampiriku dan menawarkan bekalnya kepadaku 'Cha, mau roti?' tawarnya 'Em, tapi..' 'Aku tau tadi kamu belum sarapan. Aku lihat tadi di bis kamu kayaknya nahan lapar. Nih ambil dan makan, ya.' kata Troy sambil menyerahkan roti padaku. 'Makasih ya Troy..' Aku heran dengan keadaan ini. Seumur-umur setelah hampir dua tahun aku sekelas sama Troy baru kali ini Troy mengajakku bicara bahkan menawarkan makanan padaku. Aku dan Troy lalu makan roti bersama. Dia duduk di bangku sebelahku. 'Troy.. sorry yang tadi pagi..' 'Yang mana?' 'Itu, yang tak sengaja aku memelukmu dan… dan…' kataku dengan sedikit malu. 'Kiss me..?' 'Heem' kataku lalu menunduk. 'it's ok tapi laen kali kalau naik bis itu pegangan ya..' 'Ok..' Bel masuk pun berbunyi. Troy kembali ke tempat duduknya. Teman-temanku pun mulai memasuki kelas satu-persatu untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. 'Cie yag tadi di kelas berdua sama Troy..' kata Yena 'Apaan sih yen..' kataku dengan muka merona 'Ciee, ciee.. icha..' kata Intan 'Apaan sih tan, malu tau kalau anaknya dengar..' 'Nggak bakalan deh, tuh lihat, dia lagi ngobrol ama Rudy teman sebangkunya' kata Yena. Bu Asri yang ngajar Bahasa Inggris telah memasuki kelas. Aku lalu mengikuti pelajarannya hingga usai. Tak terasa bel pulang sekolah telah berbunyi. Teman- teman sekelasku pada pulang termasuk sahabat- sahabatku Intan dan Yena. Di dalam kelas kini hanya ada aku dan Troy. 'Cha, kamu pulangnya naik bis?' tanya Troy 'Iya emangnya kenapa?' 'Jalan ke halte bareng yuk ' 'Oke, tunggu bentar' Aku dan Troy kemudian jalan ke kelas bareng. Ketika berada di dekat Troy, ada perasaan yang bergejolak yang membuat dada ini sesak. Sebenarnya perasaan ini udah lama ku pendam tepatnya sejak pertama kali aku melihatnya waktu kelas XI di dalam bis kota .Waktu itu, aku tak sengaja menabraknya dan kita bertatapan lumayan lama. itulah menjadi awal mula munculnya perasaan cintaku pada Troy. Sesampainya di hatle, aku dan Troy menunggu bis namun tak kunjung datang. Langit pun sudah mulai mendung dan tak lama kemudian turunlah hujan. Aku dan Troy duduk berdampingan. Badanku menggigil karena hawa dingin yang menyerang. Melihat aku menggigil Troy kemudian memakaikan jaketnya di badanku. Dia juga memegang tanganku dan meniupnya agar menjadi hangat. Sedangkan aku lalu bersandaran di tubuhnya. Akhirnya setelah lama menunggu datanglah sebuah bis. Ketika memasuki bis hanya ada dua bangku kosong yang letaknya berdampingan. Aku lalu duduk di samping Troy. Di dalam bis ini, Troy masih saja menggenggam erat tanganku. Bahkan dia juga memeluk tubuhku yang masih menggigil. Tak terasa, bis sudah sampai di halte dekat rumahku. Aku kemudian turun bis bersama Troy. Dia mengantarkanku sampai ke depan pintu gerbang rumahku sambil merangkulku.. 'Makasih ya Troy' 'Ya sama-sama. Aku pulang dulu ya.' kata Troy yang melangkah pulang.. 'Troy..' teriakku 'Ada apa Cha..?' 'Ini..' kataku sambil melepaskan jaket 'Oh ya hampir saja lupa..' katanya yang menghampiriku lagi dan kemudian pergi.. Sejak saat itu aku dan troy menjadi dekat. Aku dan Troy selalu berangkat dan pulang sekolah bersama menaiki bis kota. Dan saat ini aku dan Troy duduk berdua di bangku paling belakang sebuah bis kota. 'Icha, kamu tau pertama kali kita bertemu dalam bis kota, setahun yang lalu. Aku sudah jatuh cinta kepadamu. Dan saat ini di dalam bis kota ini, aku mau bilang ma kamu, maukah kamu jadi pacarku?' kata Troy.. 'Troy, sebenarnya aku juga suka sama kamu.. dan.. aku mau jadi.. pacar kamu..' Aku dan troy kemudian berpelukan. Bis kota merupakan sejarah bagi kami. Disinilah awal mula aku jatuh cinta pada seorang Troy, dan disini pula Troy menyatakan cintanya padaku AKU RELA
“Assalamualaikum, Indah kamu lagi ngapain
sekarang, lagi santai nggak?” “Waalaikum salam, enggak kok, enggak ngapa ngapain, emang ada apa sih?” “Aku mau ke rumah kamu ya sekarang, aku mau curhat sama kamu, lama kagak curhat, boleh kan?” “Oh, gitu ya, ya udah deh cepet ke sini Tia. Aku juga sekalian mau curhat juga” “udah dulu dadaah” Tak beberapa lama kemudian Indah pun datang ke rumah sahabatnya itu. Mereka mulai ngobrol asik di kamar Indah. Mulai dari Fashion, Film film Korea, sampai lagu lagu yang lagi ngehits sekarang. Seusai basa basinya Tia mulai menuju pokok pembahasan, yaitu mau curhat. “Eh indah, udah dulu ya basa basinya, aku mau curhat nih, udah nggak tahan tau nyimpen perasaan ini sendirian” “iya deh iya silahkan, habis kamu gantian aku ya yang curhat ya” Hal yang akan indah bicarakan ialah soal cowok, Zafran namanya, mungkin bisa dikatakan bahwa sedang ada benih benih cinta di hati Indah. Zafran adalah teman satu sekolahnya, tapi beda kelas. Jika Indah duduk di kelas XI IPA 1 sedang Zafran di kelas XI IPa 2, tampangnya memang manis dengan senyuman khasnya ditambah kedua lesung yang berada di kedua pipi manisnya, sebenarnya bukan fisiknya yang membuat Indah menaruh hati padanya, melainkan sifat kesederhanaan dan kealimanya. Zafran tampaknya tak pernah absen melakukan sholat dzuhur di masjid sekolah, ia juga rutin melakukan sholat sunnah dhuha pada saat jam istirahat berlangsung. Di masjid itulah Indah pertama kalinya bertemu dengan Zafran, juga saat itu pula mereka saling bertatapan mata. Karena kebiasaan indah berkunjung ke masjid untuk sholat dhuha dan tatapan mata Zafran yang tajam itulah tumbuh benih benih cinta di hati Indah. “Aku mau cerita soal perasaanku saat ini, aku lagi fall in love. Udah sekitar satu bulanan sih ya, tau nggak ndah aku tadi saling tatap muka loh sama dia, dan tau nggak ndah dia tiba tiba senyum loh sama aku. Subhanallah aku serasa terbang ke angkasa” Indah mengangguk-anggukan kepala serta menyimak dengan seksama apa yang sahabatnya katakan itu “ya allah senyumnya itu loh yang buat aku klepek klepek ama dia, tapi sayangnya aku sama dia nggak pernah ngobrol secara langsung sih. Eh mau kan nanti kamu comblangin aku sama dia, mau ya pliiis” “Insyaallah apa sih yang engga buat temen kayak kamu hihihi” “Nah gitu dong.. makasih ya” “Eh, gimana mau ngecomblangin kamu sama cowok tadi kalo aku nggak tau namanya. Emang siapa sih? anak kelas berapa? kepo nih aku?” “hahaha iya juga sih, namanya Zafran, anak kelas XI IPA 2 yang alim itu looh, dia katanya juga sering ke masjid waktu istirahat, masak kamu nggak kenal sama dia?” Deg. Indah seketika kaget tak percaya, seakan ada petir menyambar ubun ubun kepalanya, ia tak percaya dengan nama yang disebutkan oleh Tia barusan. “Apa? Za.. za.. zafran?” “iya, Zafran kamu kenal?” Indah terdiam, menata hatinya, yang kini mungkin hancur berkeping keping, tak menyangka akan jadi seperti ini, memang bumi itu sempit. “Astaghfirullah indah kenapa bengong kaya begitu sih, mungkin wajahnya udah familiar buat kamu, kan dia sering nongol di masjid sama kayak kamu” Indah hanya terdiam dan tak mengeluarkan sepatah kata pun. “Nah sekarang giliran kamu buat cerita sama aku, katanya mau cerita soal cowok juga, gih cepet cerita jangan bikin aku mati penasaran” “i.. i.. iya deh aku cerita” Indah kebingungan mau cerita tentang siapa. Ia tak mungkin cerita tentang Zafran kepada Tia, bisa bisa persahabatanya hancur gara gara masalah sepele kayak beginian. “emm.. itu.. itu loh, si Joddy kok nggak ada bosen bosenya ya ngeliatin aku terus kalo di kelas, aku kan risih diliatin terus. Lagian dia kan udah punya cewek” Indah terpaksa berbohong “Ya allah, cuma itu doang toh, yang mau kamu ceritain ke aku” Tak tahu kenapa setelah Tia cerita tentang Zafran waktu itu, kini Indah sering sekali bertatap mata dengan Zafran, sering tersenyum manis denganya juga tak jarang Zafran sering mengucapkan salam kepada indah ketika indah sedang berada di teras masjid. Begitu juga dengan Tia, akhir akhir ini Tia sering bercerita soal Zafran kepadanya, dan membuat dada Indah semakin sesak karena cerita Tia. Dalam tidurnya Indah bermimpi tentang Zafran, tentang salam khas dari mulut manis Zafran yang diucapkan dengan ketulusan dan senyum khas dari mulutnya. Mimpi itu pun sampai membangunkan ia dari tidurnya. Sayangnya ia tak bisa tidur lagi ditambah entah mengapa kepalanya terus memikirkan Zafran dan sahabatnya Tia. Jam menunjukkan pukul 03.15 tengah malam, Indah memutuskan untuk mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat sunnah tahajud agar diberikan ketenangan hati, dan juga diberikan kerelaan hati untuk melepaskan rasa sayangnya kepada Zafran demi sahabatnya. Dalam sujud khusyuknya itu Indah sempat meneteskan air mata. “Ya allah yang maha pengasih juga maha penyayang, berilah hamba ketenangan hati, juga berilah hamba kekuatan untuk meghadapi cobaan cobaanmu ya robb. Ya robb engkau tahu apa yang terbaik buat hamba, jika Zafran Engkau takdirkan menjadi Imamku kelak, maka dekatkanlah dia untukku, dan ku mohon jangan biarkan cobaan ini membuat persahabatan hamba dengan Tia hancur. jika memang Zafran engkau takdirkan bukan untuku maka tolong jauhkanlah. Berilah hamba jodoh yang terbaik ya robb, yang bisa menjadi imam hamba fiddunya wal akhiroh.” Tak sadar air mata Indah meluncur dari mata mungilnya. “Tia sahabatku, aku rela melepaskan rasa sayang ini untuk kebahagiaanmu dan juga kebaikan persahabatan kita, Allah tau yang terbaik buat semua hambanya, Jika Zafran memang diciptakan menjadi imam untukmu aku rela melepasnya karena allah” JOMBLO
Jomblo buat gue itu adalah suatu masalah besar,
masalah yang susah buat di atasin, dan masalah yang bakal jadi penghalang gue buat nikmatin masa muda, so! sebisa mugkin gue mencoba buat menghindari masalah itu, tapi sayang nya udah kira-kira Sembilan puluh hari terakhir ini gue telah terjebak dalam masalah yang nyebelin ini, gueee jomblooo!!! Oh my god!. (teriak ala soimah) Udah segala usaha gue lakuin buat mendepak status jomblo dari hidup gue, tapi bau-bau status dan cowok baru belum keliatan juga, ya udah deh pasrah aja-lah gue, berdoa sama dewi jodoh supaya gue, Meidina Patricia yang baik hati, cantik, manis, rajin menabung dan tidak sombong, bisa lekas dapet pacar lagi, hiks hiks hiks!!!. (lebay ya gue? Hheheheh, maklum ABG). Hari demi hari udah nganter gue ke hadapan bulan febuari lagi, bentar lagi valentine, dan gue masih JOMBLOOO!! oh my god, gue musti ngapain? ngak musti kan gue pasang pamflet di jidat sama di pungung gue bertuliskan 'gue lagi jomblo, ada yang mau ngelamar jadi pacar gue?' iuhhh, ngak banget deh! masa gue musti ngelakuin itu sih, ngak, ngak, gue musti cari cara! apa kata DUNIA kalo mereka tau di malam valentine gue masih jomblo juga, bisa ilang pamor gue, percuma dong gue punya tampang caem tapi nyatanya gue harus menyandang status JOMBLO hiks hiks hiks (sambil garuk garuk kepala). Hemmpp !! masih dengan tampang galau gue bangkit dari tempat tidur terus liat jam, udah jam 8 malem, udah lama banget sejak terakhir kali di jam-jam segini ada yang sms gue ngingetin makan, terus nanyain, 'hari ini ngapain aja? Capek atau ngak?' dan terakhir dia bakal bilang 'aku kangennn banget sama kamu!' pake cium cium cium gitu, huhuhuhu. Buka laptop terus online, buka fb terus twitter cari kecengan mana tau ada yang ganteng, yayayaya 'ide bagus tu' (sambil ngangguk- ngangguk ala profesor). Udah satu jam lebih ngadepin laptop, nongkrong-in fb+twitter, baru ganti foto profil + avatar, belum ada juga yang nge-chat atau kirim mention, ohhh my god!. bener-bener galau tingkat provinsi dech gue. Tik tok tik tok (suara jam, yang menurut gue bunyinya lebih mirip suara tutup panci yang di adu). setelah sekian lama nunggu, udah ngantuk-ngantuk pula, akhirnya ada juga yang nge-chat. Dengan penuh pengharapan gue klik deh panel warna merah di sudut kanan paling bawah layar Fb gue, namanya 'Ivan rahardian'. Ehmmppp, taruh telujuk di jidat sambil liat lampu di atas kamar (mikir gitu maksudnya), 'kayaknya gue kenal ni orang' Dia bilang 'hay', gue bales ngak ya? bales aja deh, langsung gue ngetik dengan serius, keluarin jurus-jurus maut jadinya chat gue sama cowok tidak di kenal itu ngak kerasa udah panjaaannnggg banget. 'Asik asik' pikir gue dalem hati dapet gebetan baru. Ngak kerasa udah jam 11.00 wib. Gue nyudahin chat sama dia. Terus gue sama dia tukeran nomor yang dua belas (nomor hp maksudnya). besok janjian ketemuan. Horeee teriak gue dalem hati. Keesokan harinya seperti yang sudah di rencanakan, gue dateng tempat janjian blind-date gue sama si Ivan. Di salah satu kafe di deket rumah gue juga. waktu gue datang dia udah ada di meja yang udah di pesen sebelumnya, waktu gue samperin ternyata dia GANTENGGG banget! oh my god! Kayaknya gue dapet rejeki nomplok nih bisa ketemuan sama cowok yang ganteng nya cetar membahana gini, ya dan pastinya gue ngak kalah kok cantiknya buat jadi pacar dia. (narsis bukkk! -_-) Waktu gue datang dia berdiri terus senyum sama gue, gue senyumin balik, sampai klepek-klepek gue kena senyum dia. Terus gue duduk di depan dia, niat nya sih biar bisa mandangin muka dia yang ganteng, 'udah lama nunggunya?' gue nanya pake gaya manja + senyum malaikat. Terus dia senyum sambil ngangguk-ngangguk doang, 'ehm, sering dateng kesini' gue nanya lagi dengan maksud mencairkan suasana, terus dia ngangguk- ngangguk lagi, gue mulai curiga dan perasaan gue mulai ngak enak, udah 10 menitan gue sama dia ngak bicara sepatah kata pun, Cuma lirik-lirikan doang, udah kayak drama korea yang serig gue tonton aja, akhirnya dia bersiap-siap buka mulut, dan pas dia ngomong TERNYATA, dibalik senyumnya yang cute banget itu, ada! gigi nya ompong, arhhhhh (terik gue dalem hati) ohhh my god!!. Casingnya sih boleh anak muda, tapi kok giginya kakek- kakek sih, ilfeel deh gue, tanpa ba bi bu lagi, gue pamit undur diri, dengan alasan ada janji mau nemenin nyokap belanja. langsung pasang langkah seribu menjauh dari TKP, ninggalin si ganteng ber-GIGI ompong yng masih melongo ngeliatin gue dari belakang, gila ngak lagi-lagi deh gue cari cowok di FB atau twitter atau jejaring sosial lainya, nanti bisa-bisa dapet yang lebih parah dari ini. Ok!! gue kalah deh, gue bakal terima penobatan status jomblo dengan berat hati di hari valentine besok. Ya udah lah, apa hendak di kata gue kayaknya harus menyandang status jomblo buat beberapa saat kedepan, tapi 'apa kata dunia?' seorang Meidina Patricia yang baik hati, cantik, manis, rajin menabung dan tidak sombong. Jadi JOMBLO.. Cuma bisa geleng-geleng kepala. Lagian Cinta itu pasti bakalan datang pada saatnya, ya kan guys!! 'buat para jomblo, ngak usah bingung, ngak usah pusing, jadilah jomblo terhormat, hahahahah' ALASAN PUTUS
'Cak, tolong gue tolong gue!!!' tiba-tiba suara si
bebek nyangkut di telinga gue. Iya, dari suaranya gue ngerasa kalau dia bener-bener lagi butuh pertolongan. Semacam orang diperk*sa sama … babi hutan. Tapi yang jadi pertanyaan gue sekarang si bebek sekarang lagi dimana? Dengan tau posisi dia dimana sekarang gue bakal lebih mudah buat ngebayangin dia yang di perk*sa secara paksa sama babi hutan yang gila. Oke lah ngelantur.. 'iye iye, lu kate gue budek bego! Apaan!' gue jawab aja sambil teriak-teriak ga jelas. 'bantu gue! Gue pengen putus ama si mbek sekarang! Gue udah otw rumah lo!' katanya sambil mangap- mangap. 'lo ke rumah gue? Kan jauh .. lo pake apa sama siapa?' gue cukup cemas sih walaupun sejujurnya nggak. 'tenang, gak usah cemas gue udah pinjem sepeda adik gue. Sendiri sendiri ya tunggu' Tuttt … Telfon mati, oke gak masalah asalkan bebek belum mati gitu aja. Tapi tunggu, dia bilang apa? Mau putus? Dan gue ngebiarin dia jauh-jauh dari rumahnya ke rumah gue pakai sepeda Cuma buat ngedengerin ajaran gue buat ngajarin dia putus dari pacarnya? Di satu sisi gue bangga. Di sisi lain gue berdoa: 'ya Allah, selamatkan dia dari kegalauan'. Tiba di rumah gue dengan selamat dan .. muka? Muka bebek memang acak-acakan dari sononya. Dia langsung narikin gue buat masuk ke kamar dan ngedengerin dia curhat panjang lebar. Jadi, ceritanya dia mau mutusin pacarnya karena udah ngedapetin gebetan yang jauh lebih cakep dan bisa dia andelin. Tapi dia bingung buat mutusin dengan cara apa dan alasan yang bagaimana? 'kalau gue mutusin dia dengan alasan: orang tua aku gak setuju. Kita putus! Kan basi banget?' 'emang udah mau nikah pake acara alesan gituan. Oke, gue banyak alasan. Gue udah rangkum semuanya di buku kecil ini' kata gue santai sambil nyodorin satu buku kecil pribadi gue ke dia. 'di halaman berapa?' 'lo buka di daftar isi. Cari yang …' gue mikir. '(Pager)#alasanputus, gue bisa jamin itu semua bakal lancar dalam acara pemutusan lo ke si mbek pacar lo itu. Tapi bek, kenapa lo gak jujur aja?' 'apa lo bilang? Jujur!!!' dia shock. 'jujur kalau gue udah dapetin yang baru dan lebih cakep dari dia?' 'gak gitu lah kampret!' 'lo bilang aja, kita putus! Kamu bau kambing. Bau ketek, jelek lagi!' Setelah gue nyaranin itu, si bebek malah mukul gue dengan imut. Ini. Geli. Banget. #(Pager)Alasan putus Kita putus, kamu gak suka warna pink! Kita putus, soalnya kamu belum ganti celana dalem! Kita putus, soalnya papah kamu ngelamar aku! Kita putus, soalnya mamah kamu ngajakin aku kawin lari Kita putus, anjing tetangga aku minta dihamilin. Kita putus, sempak kita tak sejalan. Kita putus, pembantu kamu udah maling tit*t kamu. Kita putus, soalnya kamu bukan cewek! Kita putus, kamu gak pake tumukkan kelapa 'gimana? Ampuh?' kata gue santai sambil mengoprasi hidung. 'lo yakin?' kata bebek sambil ngeliatin gue dengan jelas dan dengan penuh keraguan. 'udah banyak murid gue yang ngelakuin apa yang gue ajarin. Dan udah banyak pasien gue yang punya problem yang sama kayak lo. Dan ini ampuh!' 'oke gue pinjem bukunya!' tiba-tiba dia pergi aja tanpa jejak. Tanpa mau denger penjelasan dan aturan pakai dulu dari gue. Semua yang gue ajarin sama pasien, sama dengan dokter lakuin. kalau pasiennya overdosis mereka bisa mati, kalau mereka salah pake ya mereka bisa celaka. Gue belum sempat bilang ke bebek kalau semua pasien yang datang ke gue dan yang punya problem yang sama itu bakal … *guemimisandanpingsan* 'cak!!! Cak!!!' Kayak suara bebek tuh, tapi kok nggedornya kenceng banget ya. Kayak orang nagih kutang? Gak, gue gak pernah minjem kutang dia. Setelah gue bukain pintu, ternyata bebek udah mimisan. Ini bukan darah, tapi cairan putih, ya karena gue sudah cemas demi keselamatan temen sendiri gue isep aja itu cairan sampai hidungnya bolong. Gak sampai bolong juga. Belakangan ini gue baru tau, kalau cairan putih dari idung yang keluar itu bukan mimisan tapi ingus. Gue mencret 3 bulan. Tapi mencret yang gue dapetin dari kebaikan awal gue berasa sehat setelah gue ketahui bahwa bebek adalah pasien gue, perdana yang sukses buat mutusin pacarnya dengan alasan putus yang gue buat. Terharu, bangga, dan ya .. akhirnya gue harus ke kantor polisi ngurusin kematian mbek yang diduga karena alasan putus bebek yang bikin dia struk. AAARRGGHH!! (TANPAMU)
“titit.. titit..” Sebuah suara, sebuah nada, yang
tidak semua orang memilikinya. Dengan mulut yang masih menggembung, yang membuatku terlihat cute saat itu karna penuh dengan nasi goreng dimulutku, tanpa babibu segera lah ku ambil handphone yang membuatku geli karna getaranya dalam saku bajuku. “sms dari Anggi” Gumamku. “maaf Kak, mungkin hubungan ini kayaknya nggak bisa diterusin”. isi dari sbuah sms yang membuatku tercengang menerimanya. “whatt!!, Apa!!.” teriakku tak percaya. Oh No… Oh Tuhan apakah aku harus nambahin kegantengan dan kekecute’anku?. Bagai pohon disambar petir tapi tiada mengena, itulah perasaanku waktu itu. Dan secepatnya aku pun membalas smsnya. “Ada apa ini Anggi, maksud semua ini apa” “Maaf kak, Anggi bener bener nggak bisa”. Balasnya. “Gak bisa apa?, nggak bisa apa Nggi ?” “Maafin Anggi..” “Gue bener bener kecewa sama kamu Nggi, gue bener bener kecewa” “Tapi semua ini kayaknya emang udah nggak bisa diterusin Kak..” “Tapi semua ini juga ada alasanya kan?, nggak mungkin tiba tiba kayak begini” “Oo.. Gue tahu, pasti kamu punya cowok lain disana selain gue kan”. tanpa menunggu balasan sms darinya akupun terus ketik dan terus mengetik, membrondong sms untuknya dengan kata yang nggak enak yang terlihat marah dan terlihat sebel sesebel sebelnya. Tanpa kusadari… “Ooo.. Tai kucing tai kuda. Kenapa bisa kayak gini”. Keluh kesalku karna sms gagal tiada terkirim semua. Tanpa pikir panjang kucuba langsung telpon nomor Anggi, dan tanpa menunggu secepat kilat pula panggilanku diangkatnya, dan saat itu pun terdengarlah suara cewek berbicara. “Maaf, pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini, segeralah isi pulsa anda”. “Huaaaaa……..!!!”. Serasa pingin nangis Kucoba langsung cek pulsa untuk memastikan. Terlihat jelas dilayar handphone gue pulsa sebesar Rp. 23. Apa ??, Rp. 23, begitu tak percaya. Akhirnya dengan tiada perdulikan siapapun kuberlali sekenceng kencengnya untuk mengisikanya kembali “Mbak ada voucher” tanyaku pada si Mbak penjual pulsa “Ada, Yang berapa Dek?” “25 Mbak” jawabku “Aduh, Habis tu Dek” “Adanya yang Berapa” “5 ribu” “What. Emang Ada?” “Ada, elektronik, hehe”, jawabnya dengan sedikit bercanda “Ini beneran Mbak.. Udah ah nggak usah basa basi”, dengan nada sedikit kesalku “Iya.. Maaf ya, gitu aja marah”. “Ya udah dek Mbak isi 20 seperti biasa”. Pintaku “Tunggu Bentar ya” “Cepat ya Mbak, penting Nih” “Iya.. iya..” jawabnya yang begitu sok sok lembut dan sok sok cute. Padahal si Mbaknya si emang cute kalau diperhatiin. Ah, nggak gubris.. Alhamdulillah akhirnya setelah beberapa menit itu pulsa nyampek juga ke aku. Dan nggak panjang lebar nggak pakai lama akupun langsng telepon Anggi kembali, siap siap pencet tombol, dan… “Aarrrrgggg…. Tidaaaaaakkk…”. Teriakku setelah melihat layar Handphone gelap gulita karna batere lobet dan akhirnya is dead. Pingin rasanya nih HP aku lempar ke muka si Mbaknya, tapi bener bener nggak tega ketika kulihat dia malah lemparin senyum ke aku, sebuah senyuman keikhlasan, ikhlas Lillahi Ta’ala. “Mbak pulang dulu ya, makasih”, pamitku buru buru sama si Mbaknya. “Iya Dek, sama sama ya” jawabnya dan tak ketinggalan juga dengan semyum ikhlasnya. Kuberlali kesana kesini, tubruk sana tubruk sini mencari Charger HP yang nggak tau ada dimana, hilang, siapa yang mengambil, hilang sudah,. Dengan terpaksa kukembali ke Mbaknya, si Mbak penjual pulsa, iya, Mbaknya sang penjual pulsa, secara memang belum tau namanya aku sebut aja seadanya. Ditoko Handphone terbesar se RT dan se RW itulah aku kembali berhadapan empat mata denganya, tiada lain dan tiada lainya hanya untuk beli Charger baru buat HP aku yang hilang entah kemana. “Eh, si Adek Lagi, ada apa Dek, ada yang ketinggalan?” tanya si Mbaknya “Iya ..” jawabku singkat “Oh ya, apa?” tanyanya lagi penasaran “Hati aku”. Dengan sekenanya gue menjawab “huahahaha …” hanya ketawa geli yang kulihat dari Si Mbaknya yang cute “Oh.. Bolehkah Mbak ambilin, emang tertinggal dimana” tanyanya lagi yang sedikit agak nakal sedikit menggoda. “Tuh, dihati Mbak” “hahaha…”. Serentak kami pun tertawa, walau aku tau aku sedang dalam kesedihan waktu itu, dan mencoba menyembunyikan dari si Mbaknya. “Ah udah ah, ini benran Mbak ada pentingnya gue kesini.” timpalku, karna memang nggak mau berlama lama. “hehe .. Iya iya. Ya sudah sekarang ada yang bisa dibantu?”. Tanya Mbaknya kembali serius. Seketika aku pun mengatakan maksud datang kembali ketempatnya. Dan segera cepat cepat pulang lagi stelah sudah mendapatkan apa yang gue inginkan. “Nggi .. Kenapa Jadi kayak gini”. “Gue bener bener nggak menyangka bisa jadi kayak gini”. Pikirku berkecamuk tak menentu. Mungkin karna semua ini diriku jadi sedikit agak crazy, iya .. Crazy, crazy love mungkin, menjadikanku berbicara sendiri tak menentu. Dari mulut yang ngedumel sendiri aku pun siap nyolokin HP untuk menchargernya. Aneh, bener bener aneh, ku pelototin layar HP yang nggak berubah berubah, dari batere yang nggak ngisi ngisi, dari layar yang masih gelap gulita kapan hidupnya. “Ngapain kamu lihatin HP kayak gitu” tanya Emak aku tersayang yang memang pas lagi lewat disampingku. “Emang Emak nggal lihat apa, ini lagi ngecas Mak ngecas”. Jawabku dengan agak kesal karna terbawa suasana hati. Tapi kenapa si Emak malah senyum senyum dihadapanku “Kok malah senyum senyum , emang ada yang lucu apa Mak”. Tanyaku penasaran “Ya udah sono terusin, toh sampai berjam jam juga nggak bakalan idup” “Noh, emang kenapa” “Eee.. Ni bocah, nggak tau apa ni listrik lagi mati, kemarin juga udah diberi tau lupa apa?” “Oooo… Semproll edan, pemadaman bergilir”. Gerutuku Lengkaplah sudah penderitaan hari itu. Kekasih hilang, komunikasipun langsung putus begitu saja, tiada arti tiada guna. Aku merasa hidup ini berat, aku merasa hidup terasa bosan, dan aku merasa hidupku nggak berguna untuk ku jalani lagi didepan. Terselip dari pikiran yang tiada menentu, Dengan daya pikir yang begitu sempit tak sehat, Dan dari pola kedewasaan yang begitu rendah, muncullah benak ngaak sehat pula dalam diriku, membuat pingin mengakhiri hidup.. Kini aku pun merasa sudah nggak ada gunanya, tanpa dirinya, tanpa cintanya, tanpa kasih sayangnya. Didalam jalan yang penuh keramaian aku pun melangkahkan kaki dengan perasaan yang masih mengharu biru menumpuk dalam diriku. Serasa pingin menabrakkan tubuh ini diantara sederetan kendaraan yang berlalu lalang yang kulihat didepanku. Dalam ketidak warasan. Aku pun pingin mengakhiri hidup dari dunia ini. Iya dari dunia ini, bukan dunia lain, atau dunia yang lainya. Bagiku, tiada mengapa orang ganteng sepertiku tiada dari dunia ini. Akhirnya ku mencoba untuk membeli racun serangga dengan merek terkenal se Indonesia Raya. Bigon, iya, itulah namanya. Kini ku melangkah ke sbuah warung kecil yang terlihat dedepanku, dan aku tahu warung kecil itu adalah warungya Bu Saritem, Janda beranak empat. “Permisi .. Bu, ada Bigon?” “Iya Ada, bentar ya” “Nih bigonya. Lho adek ko pucat banget wajahnya” tanya Bu Saritem mencoba membuka obrolan sambil ngasih bungkusan bigon yang ada ditanganya “ah masak si Bu,” jawabku nggak percaya, padahal hari itu aku merasa ganteng diantara yang ganteng “Ah enggak, bener lho ini. Adeknya lagi sakit?, tanyanya kembali untuk memastikan “Emang Orang rumah pada kemana, orang sakit kok malah diseruh keluar”. Sambungnya dengan sedikit perhatian. “Enggak Bu, nggak papa ko” jawabku sambil ngasihin duit “Oh ya udah” “Permisi dulu ya Bu .. Makasih” pamitku ke Bu Saritem dan mencoba berlalu dari warungnya. Inilah saat yang tepat untuk hilang dari dunia. Pikirku waktu itu sambil berjalan mencari tempat yang sunyi, sepi, sesepi hati dan duniaku saat ini. Tanpa basa basi ku ambil botol dalam bungkusan yang ku bawa, aneh, ko bentuknya kayak gini, ternyata Bu Saritem salah ambil, bukanya bigon tapi meson, iya meson, sebuah merek minuman pengganti ion tubuh yang hilang, dari pada mubadzir, ya sudah aku pun minum juga itu meson, toh tenggorokanku juga haus. Bagiku juga sama saja, mau ion tubuh hilang toh emang separuh tubuh ini memang hilang saat itu, hilang dibawa Anggi dan siapa tau bisa kembali. Selang beberapa menit menunggu, Anggi pun nggak kunjung datang dan kembali kepadaku. Mungkin diriku udah bener bener gila hari itu, mungkin segila gilanya, berharap yang nggak tentu, berkhayal yang nggak mungkin. Mau terjun aja dari jembatan kalau begini, pikirku. Selangkah ku membatalkanya lagi, tapi gimana mau terjun dari jembatan, jembatanya terlalu tinggi, aku nggak berani, aku kan takut ketinggian. Usaha kedua pun gagal. Dan kini ku mencoba untuk melakukan cara klasik, klasik tapi sangat pas. Menggantungkan diri, dan itu adalah cara yang terakhir. Aku pun berinisiatif untuk mengakhiri hidup ini didepan pacarku sendiri, iya pacar yang udah mutusin aku, nyakitin aku, semua ini akan aku akhiri didepan rumahnya, diatas pohon yang berada dihalamannya, biar roh roh aku gentayangan, biar bisa selalu menghantuinya, menakutinya. Tapi Sejenak aku pun berhenti rencanain smua itu. Bagiku, semua yang kulakukan pasti percuma, gimana mau menghantuinya, gimana mau menakutinya, padahal aku paham banget dia ga bakalan takut, dia kan bukan seorang penakut. Ah, kini smuapun jadi tak ada gunanya, batal batal dan batal. “Aaaaarrrrggggghh …. !!! Tidaaaaaakkk … !!!”. Teriakku sekenceng kencengnya waktu itu. “Plakk !!”. Suara sendal jepit tua melayang menimpuk palaku “Hoe !!, kesetanan lu ya .. !!, bisa diem tidak !!” Suara harimau pun keluar dari sarangnya. Iya, aku tau itu adalah suara orang tergalak sekampungku. Dan aku pun lupa aku telah membuat dia terganggu karna teriakan cetar membahanaku dari hati yang dirundum sakit dalam kegalauan hari itu Dari teriknya matahari yang kan berganti senja, terpancar sinar ke emasan yang menerpa dunia, bersamanya semilir anginpun menghantam dengan lembut yang seakan membawa kedamaian dalam sebuah keindahan. Adakah bagiku memilikinya, adakah untukku merasakanya. Tidaklah bagiku, dan tiadalah untukku, hanya laksana malam yang selalu diisi akan sebuah kesunyian, kesunyian dalam hati kesunyian dalam jiwaku. Hari itu aku pun semakin lelah yang tiada tujuan dalam menapaki arah. Tanpanya aku jadi begini dan tanpanya tiada yang berarti. Dalam lelahnya tubuh, hati, pikiran, ku mencoba untuk kembali pulang. Langkah demi langkah yang semakin berat ku coba untuk terus mengayuhnya. Hingga akhirnya aku pun terjatuh karnanya, ku coba untuk berdiri, tapi membuatku jatuh kembali, mencoba lagi, jatuh lagi. Sesuatu yang membuatku jatuh, ada sesuatu yang membuatku terpeleset. Tanpa sadarku, tanpa spengetahuanku, bahwa aku telah menginjak tai kuda didepanku, iya, tai kuda, APA !!. TAI KUDA !!. TERUS KENAPA HARUS ADA TAI KUDA !!. kini aku marah marah sendiri tak menentu. “Assalamu’alaikum..”. Sebuah salam yang biasa terlontar dibibirku “Anybody home?” lanjutku sebelum masuk “Yuhuuuuu… Spadaaa…”. “Hellooowww…” Kenapa ini rumah sepi, emang ga ada orang, pikirku. Tapi yang membuat aku sangat begok waktu itu kenapa musti nunggu lama nungguin orang keluar rumah didepan pintu, toh itu rumah, rumah aku sendiri. Arrrgghh … Cinta ini bener bener membuatku begok. Tanpa pikir panjang aku pun langsung nyelonong masuk kedalam, ke kamar, kunci pintu, koprol ketempat tidur. Dalam lelah, aku mencoba untuk memejamkan mata. Kenapa begitu berat buatku, begitu sulit untukku, begitu perih, bener bener perih. Dari terjangan angin kecang dari balik jendela membuat mata ini perih karna debu yang dibawanya. Ooo.. Pantes, aku kira sedang menangis waktu itu, tapi memang, aku memang sedang menangis karnanya, karnanya debu kamarku, bukan karna Anggi yang sok cantik dan sok ayu. Aku bisa, aku kan bisa tanpanya, harus bisa, mencoba untuk semangati diri aku sendiri. Aku yakin tanpamu aku nggak akan jadi “butiran butiran debu”, dan tanpamu aku pasti bisa, pasti bisa “GUE PASTI BISAAAA ….. !!!” teriakku. menyesali apa yang sudah kulakukan hari itu, semuanya, tanpa terkecuali. Maafin aku Emak, aku bener anak yang nggak tau diri, bener bener nggak berfikir real, nggak pandai bersyukur. Kini, aku tau apa sebuah maknall hayat buatku. Ya Allah maafin hambamu ini, smua hampir bikin aku tidak tau arah, lupa darat lupa laut, dan hampir membuatku kan tinggal di NerakuMu selamnya. Naudzubillah, ucapku lirih. “Anggi”, Sebuah nama yang kan menjadi kenangan dihidupku. Tiadalah kemunafikan dalam diri ini bahwa ku memang mncintaimu Dan tiada juga kemunafikan dalam diri ini ku memang melepasmu. Dalam benak kewarasanku yang ku alami saat ini, bukan hiduplah yang membuat diri ini merasakan akan kejenuhan, tapi tiada rasa syukurlah yang membuat hidup ini terasa sangat membosankan, iyup !!, tiada rasa syukurlah yang membuat semua itu terjadi.. Seperti halnya dengan diriku, aku akan tetap bersyukur dari apa yang sudah dikasih ke aku, walaupun aku ini orangnya baik, tapi aku ini orangnya juga ganteng, Uups !!. Ya sudah lah. Untuk Anggi, mungkin dia bosan sama semua ini, toh juga namanya orang bosan, ya bisa aja, aku juga nggak memaksa. Mungkin Anggi sudah bosan sama namanya orang ganteng layaknya sepertiku, yo wes nggak apa apa, tetap bersyukur saja menerima semuanya.. SURPRIZE
06 Mei 2016 semakin dekat, namun Tama
semakin cuek dan semakin tidak peduli, padahal tanggal itu adalah tanggal anniversary kami yang pertama. Aku harap akan ada sesuatu yang spesial dari Tama, aku sempat berfikir mungkin Tama sengaja seperti ini karena dia mau memberi aku kejutan, tapi saat tanggaitu datang, aku benar benar kecewa. "Kamu lupa ini hari apa" begitulah sms yang kurimkan ke Tama. "Enggak, aku inget" balasnya "Ini anniv kita" "Iya" balas Tama dengan sangat singkat "Kamu gak mau bilang sesuatu ke aku" hatiku mulai memanas "Enggak" balasan Tama benar benar membuatku sedih, seketika air mataku mengalir, dadaku terasa sangat sesak. Namun aku mencoba untuk tersenyum dengan harapan nanti pasti akan ada surpize dari Tama. Sampai tanggal 07 aku belum juga mendapat sesuatu yg spesial dari Tama, aku mulai melupakan harapanku, aku tidak akan lagi berharap. "Besok tanggal 08 Mei, hari ulang tahunku yang ke 17, semoga Tama tidak melupakannya, tapi... Ah aku tidak mau berharap lagi, daripada aku kecewa seperti kemarin lebih baik aku lupakan saja " Disekolah saat itu aku sedak duduk ditangga sambil selfi - selfi bersama sahabat sahabatku, aku mencium sesuatu yang mencurigakan dari omongan dan tingkah laku mereka. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu untuk ulang tahunku besok dengan Tama. Tapi karena ingat yang kemarin pikiranku jadi terbelah. Satu sisi aku yakin akan ada surprize dari mereka, tapi disisi lain aku mecoba menghilangkan pikiran itu dan mencoba meyakinkan diriku sendiri kalau besok pasti tidak akan terjadi apa apa. Tepat pukul 00.00 tanggal 08 Mei aku bangun, aku langsung mengambil ponselku, melihat apa ada pesan dari Tama, ternyata tidak ada, akupun kembali tidur dengan perasaan kecewa. Tepat pukul 05.00 aku bangun, aku kembali melihat ponselku, tapi tetap saja tidak ada apa apa, saat itu aku benar benar yakin kalau Tama memang sudah tidak peduli lagi denganku. Kebetulan hari itu hari Minggu, seperti biasa aku selalu mengerjakan pekerjaan rumah disetiap hari Minggu. Selesai mengerjakan pekerjaanku aku mandi dan kemudian menonton tv seraya bolak balik mengecek ponsel apa akan ada pesan dari Tama. Drrrtt drrttt ada pesan masuk, dengan semangat aku langsung membuka dan membacanya. "Selamat ulang tahun Sasa.... (Panjang banget smsnya) "aku membacanya sampai selesai, tapi sms itu terasa biasa biasa saja, karena itu sms dari Malya bukan Tama. "Iya Mal makasih ya" balasku "Dapet surprize apa dari Tama? " pertanyaan Malya membuatku semakin lemas. "Boro - boro dapet surprize, ngucapin selamat ulang tahun aja enggak" aku sedikit curhat "Mungkin dia udah lupa sama kamu!" balas Malya "Kok kamu ngomongnya gitu si" balasan Malya membuatku semakin tidak karuan. "Iyalah, mungkin mau putus" karena sebal dengan balesan Malya yang bukannya menenangkanku malah membuatku semakin menggila. Aku tidak mau membalas lagi smsnya, kemudian aku letakan lagi ponselku dimeja. Tidak lama ponselku kembali bergetar. "Sasa aku pinjem flashdisk dong" aku kira dari Tama ternyata dari Siti temanku "Iya ini ambil saja dirumah" aku membalasnya dengan lemas, karena lagi lagi itu bukan pesan dari Tama. Kemudian Siti datang bersama Malya, mereka mengajakku ngobrol diteras rumah, aku duduk diteras sambil bercanda dengan mereka. Tiba tiba... "Happy birthday Sasa, happy birthday happy birthday happy birthday Sasaaaaa" Aku sangat terkejut dan hanya bisa tersenyum dengan air mata yang hampir jatuh. Dia datang, aku masih sangat tidak percaya, dia datang dengan membawa kue ditangannya dengan lilin berangkakan 17 dan bertuliskan happy birthday Sasa. Aku berdiri dan dia langsung menghampiriku, berdiri tepat didepanku. "Tiup lilinnya tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga sekarang juga" Wussssssssss lilin itu aku tiup dan serentak terdengar tepukan tangan dari semua orang yang ada disitu. "Selamat ulang tahun sayang" ucap dia tepat didepan mataku, dia adalah Tama orang yang sangat spesial bagiku, Tama membawa teman temannya yang kebetulan juga teman temanku. Kemudian aku mengajak mereka semua masuk dan memotong kue didalam. Aku sangat tidak menyangka kalau Tama akan datang kerumah dengan membawa surprize. Karena sebelumnya dia tidak pernah datang kerumahku kecuali lebaran dan main dengan kakakku, iya Tama adalah teman kakakku, meskipun Tama kerap datang kerumah, namun aku tidak pernah menemuinya karena dia sebagai tamu kakakku bukan aku. Setelah kue habis dilahab teman temanku menyuruhku datang kerahnya, dengan alasan dirumahnya ada acara syukuran kelulusannya. Karena Tama adalah kakak kelasku di sekolah yang pada saat itu baru saja lulus. Tama dan teman temannya pulang, aku langsung membersikan sisa - sisa kue tadi. Dan kemudian meminta izin kepada ibu untuk pergi kerumah Tama, itu pertama kalinya aku minta izin pergi kerumah Tama. Dan entah karena apa ibu mengizinkanku. Aku langsung bersiap dan kemudian pergi kerumah Tama bersama Malya. Sampainya disana aku langsung bersalaman dengan orang orang yang ada disana, termasuk ibunya Tama. Disana sudah disiapkan begitu banyak makanan, dan saat semuanya sudah datang aku duduk diantara teman temanku, sedangkan Tama entah sedang mengurus apa, dia terlihat begitu sibuk. Saat aku sedang ngobrol dengan teman temanku, Tama muncul dari balik pintu, lagi lagi dia membawa kue ditangnnya. Aku kaget dan penasaran apa lagi yang akan dilakukan Tama. Tama menghampiriku dan duduk didepanku. "Ini apa, kok angka satu" tanyaku heran kenapa Tama membawa kue lagi dengan lilin berangkakan satu diatasnya. "Satu tahun" jawab Tama singkat sambil tersenyum dengan memandangku penuh cinta. Aku hanya tersenyum dan melihat dikue itu yg ternyata bertuliskan "Happy anniversary sayang" Lagi lagi Tama membuatku menahan air mataku, aku sungguh tidak menyangka Tama melakukan hal seperti itu. Yang membuatku lebih ingin meneteskan air mata adalah Tama melakukan itu bukan hanya didepan teman temannya tapi juga didepan ibu adik dan saudara saudaranya. Mereka semua berkumpul diruang L rumah Tama. Selama ini aku salah sangka, aku kira Tama melupakan aku dan hari hari spesialku. Ternyata Tama sengaja mengerjaiku karena ingin memberiku surprize. CEWEK MATRE
Ma..Fino dah mikir mateng-mateng. Pokonya
fino gk akan pake apapun, “ucap fino mantap sambil melempar kunci ke meja. Sinta hanya bengong melihat ulah ank laki satu-satunya itu, gk biasanya fino kaya gini. Belakangan ini fino memang terlihat semakin aneh. Awalnya gk mau pake hp terbaru semua getgetnya di kembalikan ke mamanya untuk disimpan, dan sekarang kunci mobil sinta geleng- geleng melihat ulah fino. “kmu kenapa , sayang? Kalo kamu gk pake mobil terus kmu mau kesekolah naik apa? Kemarin kunci motor uda dikasi kemama sekarang mobil juga, ada apa sih sama ank mama ini? Sinta mengelus kepala fino lembut. Fino gak menjawab , iya terdiam sambil terus mengunyah rotinya seolah engak mendengar pertanyaan mamanya. Dadakan masih merasa sesak. Masih berkelebat didalam benaknya tentang sela. Saat itu fino akan memberi kejutan pada sela yang sedang berada disebuah cafe bersama teman-temannya. Fino mengendap-endap mendekati meja sela, tangan kanannya berada dibalik punggung mengengam setangkai mawar merah keesukaan sela. Hatinya sangat bahagia membayangkan sela dengan mata berbinar akan menerima kejutan darinya. “sela, gila lo,ya! Keren benget tas lo! Ucap elsa sambil memegang tas baru soft pink milik sela. Ya ampun sel gwe baru nyadar ini tuh lv pink yang kita liat waktu itu kan? Gila lo! Cepet banget dapetnya gina gak kalah heboh. “Beruntung banget si lo sel gwe mupeng banget nih. Eh, tapi lo dapet duit dari mana? Jangan bilang dari nyokap lo karna gwe yakin lo masih dapet hukuman pemangkasan duit jajan gara-gara keborosan duit lo itu,” tanya gina. “ah, lo kayak gak tau gwe aja buat apa punya pacar tajir klo gak di manfaatin,” sela menjawab cuek. What? Maksud lo fino? Sela hanya menjawab dengan senyum gak jelas. “gila sel ! lo morotin fino lagi ini ceritanya? Bukanya lo baru di beliin tas yang harganya selangit? “mata elsa membulat mendengar penyataan sahabatnya. “ah, gwe gak morotin kok fino nya aja yang bego. Mau aja nurutin kemauan gwe” jawab sela santai Eh lo tu gak pernah mikir, gimana kalo tiba-tiba fino bangkrut gara-gara nurutin kemaua lo’’ komntar Gina pedas. Sela mengangkat bahu menyeruput es lemon tea. Peduli amat dia bangkrut gue cari yang baru. Masih ada nicolas yang rela nungguin gue kalo gue putus sama fino , sela tersenyum kecil sambil memainkan rambutnya yang menjuntai disamping telinga. Fino mematung ditempatnya berdiri. Ia mendengar semua obrolan sheila dan teman-temannya. Tidak hanya telinganya yang memanas, namun hatinya juga. Masih iya dengar tawa cekikikan mereka yang membuat rahangnya mengeras. Ingin sekali dia melabrak sela saat dia juga, namun fino berusaha tetap tenang meredam emosi dalam dadanya lalu berjalan keluar meninggalkan cafe. Tiba-tiba ia teringat kepada zero, sahabatnya sejak kecil. Sahabat yang telah iya lupakan sejak dirinya bergaul dengan anak-anak konglongmerat lainnya. Penampilannya yang sederhana dan pergaulannya bersama zero yang nyata-nyatanya memiliki status status sosial berbeda dengan teman-tamanya fino menjauhi dan memojokan dirinya dengan sebutan konglongmerat palsu. Tak ayal hubunganya dengan hero semakin merenggang. TOILET
Suatu hari, Sun, Bruno, Chou, dan Alucard
sedang mengantri di WC umum. Kebetulan Roger adalah penjaga WC tersebut. Setelah lama menunggu, akhirnya keluar Cyclops dari WC tersebut dan tibalah giliran Sun masuk. Tiba di dalam WC, Sun mencium bau busuk dan terlihat toilet tersebut tidak disiram. Sun juga melihat tulisan di dinding WC tersebut,, "YANG BARU MASUK TOILET INI = M*NYET!!!" Saking keselnya dan merasa tersinggung, Sun menulis di bawah teks tersebut,, "YANG HABIS BAB GAK DI SIRAM = A*JING!!!" Setelah menulis, Sun pun keluar. Sekarang, tibalah giliran Bruno dan masuk ke Toilet. Bruno yg membaca tulisan di dinding toilet tersebut juga ikut menulis,, "Udah... M*NYET dan A*JING gak usah saling tengkar~" Setelah selesai, Bruno pun keluar dan giliran Chou yg masuk. Chou membaca tulisan di dinding WC dan ikutan menulis,, "KALO ADA YANG NYIRAM TOILET TAPI GAK BAB???" Setelah menulis, Chou keluar dan tibalah giliran Alucard. Alu pun masuk ke WC dan membaca semua tulisan di dinding. Tak mau ketinggalan, Alu juga ikut menulis di bawah tulisan2 tersebut,, "A*JING KURANG KERJAAN... " Selesai menulis, Alu keluar dari WC tersebut dan komplain ke penjaga WC tersebut, Alu : Maaf pak, WC bapak tidak pantas untuk digunakan! Roger : Maksud anda?? Saya tiap hari membersihkannya lho.. Alu : yapp.. WC bapak ini sangat bau dan kotor,, mohon untuk di bersihkan lagi agar kami sebagai pengguna merasa nyaman, kalo gak percaya periksa aja sendiri. nih sewa nya (ngasih gopek ke Roger). Makasih :v Roger yg merasa tidak puas hati langsung memeriksa kedalam WC dan benar kalo WC nya sangat bau dan tak di siram. Selesai menyiram toilet, Roger pun secara tidak langsung melihat dan membaca semua tulisan di dalam WC tersebut. Roger dengan marahnya lalu berteriak,, "WAT DE PAK YOU ALL HAVE DONE WITH MY TOILET!!!! ROOOAAARRR!!!" (ngamuk gaje dalam toilet wkwkwkwk... :V ) SERIBU KEMUNGKINAN
Genap enam bulan sudah kami bertiga berada di
Desa Pelita Indah perjuangan kami tak sia-sia, kami berhasil untuk kembali mengaktifkan sekolah yang telah lama tak digunakan. Berkat semangat dan kerja keras kami, kami mampu melakukan itu semua. Rasa cinta kami terhadap anak didik kami yang begitu besar membuat kami mampu mengemban tugas berat ini. Banyak guru-guru yang dulu pergi kini kembai lagi untuk mengajar di sekolahan SD Bina Bangsa ini. (tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara ketuakan pintu. “Assallamuallaikim”,( suara dari luar). “Waallaikumsallam”,( jawab ku). Ku buka pintu dengan sedikit terkejut aku melihat Pak Drs Hariadi selaku ketua dinas pendidikan OKU Timur. “Pak Hariadi?”( Sapa ku dengan sedikit kaget), “mari masuk pak”( ajak ku). “terima kasih”,( jawab beliau). Ku persilahkan beliau untuk duduk. “Wah sepertinya kalian cukup kompak ya?” ( Kata pak Har). “Iya pak”.( Jawab kami serempak). “Maaf sebelumnya pak, ada apakah gerangan tujuan bapak kemari?” ( Tanya ku pada beliau). “Oh iya, maksud kedatangan saya malam-malam kemari karena saya ingin melihat keadaan kalian sekaligus ingin menyampaikan ini”, ( jelas pak Hariadi, sambil memberikan surat). “Apa ini pak?” (Tanya Dina penasaran). “Ini adalah surat perintah pindah kalian bertiga”, ( jelas pak Hriadi). “Apa? Surat pindah pak?” (Tanya ku dengan sedikit kaget). “Iya surat pindah, memangnya kenapa? Bukanya tugas kalian disini sudah selesai?” (kata pak Hariadi). “Surat pindah pak?” (Tanya Ardi dengan nada semangat). “Iya Ardi”, ( jawab pak Hariadi). “Wah bagus kalau begitu kita bisa pergi dari desa ini, lagi pula aku juga sudah tidak betah tinggal di sini lama- lama”, (kata Ardi). Suasana malam itu terasa hening hanya terdengar suara nyanyian binatang malam dan hanya terlihat cahaya lampu teplok. Aku dan Dina terdiam mendengar kata-kat Ardi yang cukup mengejutkan bagi kami. Memang awalnya niatan kami setelah mampu mengembalikan sekolahan ini berfungsi lagi kami akan pergi. Tapi semuanya itu kini telah berubah kami ingin tinggal dan menetap di desa ini untuk terus mengajar dan mendidik anak didik kami yang sudah terlanjur menyayangi kami. “Ndre, Din kalian kok malah ngelamun sih”, (suara Ardi mengejutkan kami berdua). “Maaf pak kami belum bisa memberi jawabanya sekarang”, ( jawab Dina). “iya pak, kami masih membutuhkan waktu untuk menerima tawaran bapak”, ( jawab ku). “Baik lah saya akan memberikan waktu pada kalian satu minggu, bagaima?” (Kata Pak hariadi). “Baiklah pak kami akan merenungkan semuanya”. ( jawabku) Pagi itu seperti biasa kami bertiga berangkat untuk mengajar, hanya saja suasana pagi itu terasa berbeda bagi ku. Aku merasa bila aku sudah jatuh cinta pada desa ini sehingga membuat ku sulit untuk meniggalkan desa ini. Sampainya di sekolah kami melihat anak-anak didik kami yang begitu bersemangat untuk belajar sehingga membuat kami merasa kalau mereka masih membutuhkan kami di sini. “Selamat pagi pak”, ( sapaan seorang guru membuat ku terbangun dari lamunan ku). “Ah Iya selamat pagi bu”,( jawab ku dengan sedikit kaget). “Maaf sebelumnya pak, saya lihat bapak hari ini seperti kurang bersemangat ada apakah gerangan?” (tanya Bu Rahma salah satu guru di SD Bina Bangsa). “Ah tidak apa-apa bu mungkin hanya sedikit kecapeaan saja karena semalam saya begadang”, ( jelas ku). Tak berapa lama datanglah Dina yang menghampiri Aku dan bu Rahma yang tengah berbincang-bincang. Dina memberi tahu kami untuk mengejar karena anak didik kami sudah menuggu kami di kelas. Aku pun langsung meniggalkan Dina dan Bu Rahma untuk mengajar. Bell tanda istirahat sudah berbunyi ku lihat anak didik ku begitu semangat keluar meniggalkan ruangan kelas. Aku melihat hanya satu anak yang tetap berada di dalam kelas dan dia berjalan mendekati ku yang tengah duduk di belakang meja guru. “Maaf pak?” (Katanya). “Iya ada Wid ada apa? Kenapa kamu tidak keluar seperti teman-teman mu”, (kata ku). “Tidak pak, saya ingin di sini menemani bapak, saya lihat bapak sedang ada masalah?” ( tanya Widia). “Ah tidak Wid, bapak tidak apa-apa lebih baik kamu istirahat seperti teman-teman kamu” ( saran ku pada Widia). “Iya pak maaf saya sudah lencang”,( kata Widia). “Tidak apa-apa”, (kata ku). Aku pun berdiri meniggalkan ruangan kelas dan menuju ruang guru, ku letakan buku dan alat mengajar ku. Tak berapa lama Ardi dan Dina masuk dan menyapa ku, kami bertiga kemudian keluar dan bejalan-jalan keliling sekolah. Ku amati anak-anak didik ku mereka nampak begitu riang sekali di wajah mereka tersirat cita- cita mereka yang begitu tinggi. SECANGKIR KOPI
Secangkir kopi, teman yang selalu setia
menemani setiap malam. Rasanya memang tidaklah nikmat jika nongkrong bersama saat malam tanpa ditemani secangkir kopi. Ada yang bilang “Di dalamsebuah rasa kopi terkandung sebuah perasaan nikmat yang dapat dirasakan setelah bekerja seharian.”. Tapi pernahkahkamu merasakan kopi tanpa ada sesuatu yang kamu kerjakan hari itu? Hanya rasa kopi saja yang kamu rasakan tanpa adanya makna mendalam yang kamu dapat pikirkan.Di depan sebuah rumah tua, didampingi riasan bintang-bintang. Aku bersama temanku menongkrong di tempat sunyi nan sepi, yang kami sebut rumah. Walau pada dasarnya, rumah itu bukan milik kami. Di dalam malam-malam yang sepi, aku selalu menuang secangkir kopi untukku dan temanku tanpa adanya tambahan gula yang terasa seperti hidup kami.Bekerja… Bekerja… dan Bekerja.Kata yang pantas bagi kami yang selalu menahan lapar sampai hari gajian nanti. Memang takdir tidaklah selalu sama. Bagikami, para pemalas yang tidak peduli akan masa depan kami. Di dalam kelamnya masa muda yang kami hancurkan untuk keegoisan kami, Bagaikan minum kopi manis yang telah memanjakan kami dan menyisahkan rasa pahit. Terombang ambing di derasnya alurkehidupan, sementara yang kami lakukan hanya berpacaran dan berjudi adalah hal yang memang pantas untuk disesali.“Tapi mengapa kita hanya menginginkan kenikmatan? Bukankah hal terbaik itu tenang? Tapi kita malah senang merampas hak-hak orang lain dan mementingkan keegoisan sendiri?”Diriku sendiri juga berpikir di bawah cahaya rembulan sambil ditemani secangkir kopi. Melalui pandangan tajam, aku tatap sang rembulan dan terus bertanya-tanya. “Apa kita dilahirkan hanyauntuk merasakan kenikmatan saja? Terus apa yang akan aku lakukan jika sudah seperti ini? Mengapa hal buruk ini selalu terjadi?”.Di dalam dunia yang fana ini memang pantas kita terus dilanda kebingungan. “Kemana tujuan kita?” adalah hal yang lumrah di dunia ini. Tapi pada siapa kita mengadukan hal ini? Pertanyaan yang sangat sulit dijawab tapi memang selalu ada orang yang mengerti. Semua hal-hal itu membuat kepalaku mendidih, lebih baik kesampingkan hal itu dengan secangkir kopi di genggamanku. Di bawahsinar bulan aku mengatakan kesukaanku sekarang.“Aku lebih suka kopi pahit daripada kopi manis, karena ini adalah hidupku!”Rasa tersakiti, rasa dibenci, dan rasa tidakpeduli adalah perasaan yang aku dapat dari masa laluku. Bahkan temanku sendiri tidak menghiraukan ucapanku, oleh karena itu aku lebih memilih kopi pahit. Walau selama ini aku suka kopi manis, rasa nikmat yang langsung didapat tanpa adanya rasa pahit diawal. Tapi manis yang kumau sekarang adalah manis yang aku dapat setelah rasa pahit.Oleh karena itu aku sekarang menyukai kopi pahit, Berhenti mengeluh pada kehidupan dan mulai menerima kemudian menikmatinya. Lagi pula kopi pahit pada akhirnya juga akan menjadi manis. SPARE PART MOBIL
kelas begitu riuh, masing-masing siswa sibuk
berbicara dengan teman se-bangkunya, mereka tak sabar menantikan tugas apa yang akan diberikan untuk mengisi libur cuti bersama minggu depan. Ada yang saling berbisik dan bahkan ada yang berbicara sangat keras memecah suasana yang sudah gaduh. Dibagian depan, tampak beberapa pengurus kelas sedang berdiskusi di dekat meja guru, ada ketua kelas dan lainnya.Murid wanita pun sepertinya tak mau kalah, mereka berkelompok sendiri-sendiri membicarakan hal entah apa. Aku sedari tadi hanya terdiam sambil sesekali berbicara dengan teman sebangku. Aku memang tidak begitu berminat bergerombol seperti mereka,aku lebih suka duduk dan memanfaatkan waktu yang ada untuk membaca buku.Meski sudah jam terakhir tapi seperti biasa, aku masih menyelesaikan beberapa buku yang aku pinjam dari perpus. Sampai akhirnya, guru yang sedari tadi kami nanti pun datang.“Selamat siang anak- anak…”“Selama t siang pak….”“Hari ini hari terakhir kita sebelum libur beberapa hari ke depan, hari ini bapak tidak akan memberikan banyakmateri, kita hanya akan membahas beberapa permasalahan yang kemari muncul saat praktis di bengkel.”“Bagaimana dengan tugas liburannya pak, biasanya kita selalu ada tugas, untuk kali ini tidak ya pak?”“Oh iya, ada tugas untuk liburan kalian, libur besok bapak tugaskan kalian untuk membuat daftar berbagaijenis sparepart mobil, lengkap denganfungsinya juga.”“Waktunya lubur pak, tugas lagi, tugaslagi…”“Iya tenang, tugas ini tidak wajib, kalian yang tidak mau mengerjakan bisa menikmati liburan…”“Asyik……”“Tapi…. Akan ada hadiah dan apresiasi bagi kalian yang mau meluangkan sedikit waktu liburannya untuk mengerjakan tugas tersebut. Kalian yang mengerjakan tugas ini akan bapak beri bonus nilai dan dapatmengikuti seleksi untuk lomba tingkatnasional bulan depan. Hadiah lomba adalah motor baru dari sponsor…”Seketika itu pula suasana kelas menjadi sangat gaduh, anak-anak yang tadinya semangat untuk tidak mengerjakan tugas yang diberikan bapak guru tersebut pun mulai kasak-kusuk. Sepertinya mereka pun berminat untuk mendapatkan nilai tambahan dan untuk ikut seleksi lomba. Aku pun begitu, “aku harus ikut”, tekad ku dalam hati.Beberapa hari berlalu dan liburan pun tiba, aku tidak mau kehilangan waktu, aku langsung mulai mengerjakan tugas yang diberikan. Aku mulai mencari berbagai nama alat mobil yang diminta. Pertama aku mencari-cari informasi tentang spare part mobil bekas, aku mencoba datang ke beberapa bengkeldi sekitar rumah dan mohon izin untukmelihat-lihat berbagai onderdil mobil yang sudah tidak terpakai. Setiap menemukan spare part baru aku langsung mencatatnya, bahkan kadang aku langsung bertanya ke teknisi bengkel tentang fungsi dari alat tersebut.Ternyata, ada banyak alat mobil yang fungsinya sangat penting. Di hari pertama aku bisa mengumulkan banyak nama spare part. Pada hari kedua aku mulai mempelajari berbagai fungsi dan kegunaan barang- barang tersebut.Di hari itu aku pun mulai mencari tahu mengenai perbedaan antara jenis ataumerek mobil dengan spare part yang digunakan. Saat itu aku mendapatkan beberapa informasi misalnya mulai dari spare part mobil toyota, spare part mobil suzuki dan juga spare part mobil daihatsu.Malamnya aku kembali melanjutkan tugas ku itu dengan mencari informasi lain mengenai spare part mobil terkenal lain. Aku mulai menggunakan internet untuk mencari info tentang spare part mobil avanza, spare part mobil mitsubishi dan juga spare part mobil honda. Tak lupa aku pun mencari gambaran mengenai daftar harga spare part mobil yang ada di internet.Akhirnya, dalam tugas itu aku membuat sebuah daftar yang tidak lebih dari 3 lembar kertas. Di dalamnya juga aku tulis beberapa informasi penting yang aku dapatkan. Tak lupa aku juga membaca kembali dan mencoba memahami berbagai jenis suku cadang kendaraan roda empat tersebut.Liburan pun usai, kegiatan belajar mengajar pun sudah dimulai seperti biasa sampai pada akhirnya kami ditanya mengenai tugas tersebut. Masing-masing yang mengerjakan tugas disuruh mengumpulkannya ke depan.Ternyata banyak juga yang mengerjakan tugas tersebut, bahkan sepertinya seluruh siswa mengerjakantugas yang diberikan. Satu persatu kertas yang dikumpulkan pun dilihat oleh bapak guru.Akhirnya, ada sepuluh nama yang dipanggil ke depan dan aku salah satunya. Aku sangat senang, bersamasembilan murid lain akhirnya aku berkompetisi mengikuti seleksi lombayang diadakan sekolah. Setelah mengikuti serangkaian tes akhirnya dipilih 3 orang dari seluruh siswa yangada. Aku terpilih pada urutan pertama dengan nilai yang paling bagus.Tak sia-sia akhirnya aku pun terpilih menjadi wakil dalam ajang kompetisi bergengsi yang diadakan oleh salah satu pabrik mobil terkenal. Selama satu bulan penuh akhirnya aku digembleng dengan berbagai persiapan. Hingga akhirnya, aku pun benar-benar siap mewakili sekolah dalam ajang lomba tersebut!--- Tamat --- KITA DAN CITA-CITA KITA
Dan begitulah kami dalam menjalin teman.
Hampir bisa dibilang, setiap kali bercakap dengannya, selalu ada hal yang bisa aku dapat. Lebih tepatnya, Iin yang selalu kuledek itu adalah sahabat sekaligus mentor hidup aku. Aku beruntung punya sahabat seperti dia. Dia menunjukkan padaku, tak harus banyak uang untuk bisa pintar. Karena dulu aku selalu berkata, ya pantes aja si Adin suka juara kelas, fasilitas buat belajarnya juga banyak banget. Tapi si Iin, hanya bermodalkan pulpen dan buku tulis, dia mampu menjadi juara, bahkan mengalahkan Adin. Adin juara waktu SMP karena beda sekolah sama Iin. Iin bisa seperti itu karena ia selalu mencatat sekecil apapun yang dijelaskan oleh guru. Ia juga selalu meminjam buku dari perpustakaan untuk kemudian dibaca, disalin apa yang penting dan susah diingat. Ia belajar tak tau tempat. Sampai-sampai aku terkadang muak juga dengan kelakuannya itu. “Ngapain kamu balik lagi, Iin?” Tanyaku saat dia kembali ke kelas, padahal ia sudah tak tahan ingin ke kamar mandi. “Aku lupa bawa buku catatan!” Iji gile! “Tak bawa sekali tak membuatmu dapat nilai nol, kawan! Awas lho kalu sampai … disini!”. ( Kataku sambil melihat dia dengan terburu-buru mengambil buku catatannya). Dia tak membalas ucapanku dan langsung kabur lagi ke kamar mandi. Setelah dari kamar mandi, dia langsung menegurku. “Hai Yana! Kamu tau, berapa lama aku habiskan waktuku di kamar mandi?” (Aku menggeleng. Sambil menjawab). “Sepuluh menit mungkin!” “Kamu salah! Hampir lima belas menit! Nah, kalau aku tak membawa buku catatan, maka apa yang aku lakukan dalam waktu yang sebanyak itu? Diam saja menikmati pemandangan yang membosankan? Tidak tidak! Aku tak biasa seperti itu. Dan kamu harus tau rahasia ini. Bahwa belajar disana itu, lebih mudah diingat dari pada di tempat lain. He he.” Hiiiy dasar Iin. Dan satu hal lagi yang menarik dari diri sahabatku itu. Ia tak pernah terlihat punya keinginan untuk pacaran. Alasannya sih klise. Ingin fokus belajar. Berjuang meraih cita-cita dengan serius. Sampai kelulusan, aku melihat Iin selalu jadi juara. Ia pun masih tetap memegang impiannya jadi seorang dokter. Sedangkan aku, cita-citaku sederhana saja, menjadi guru PNS. Ya! Seperti cita-cita kebanyakan orang. Tapi tak apa, meski sainganku banyak, tapi setidaknya aku punya satu cita-cita, yang jalannya mudah aku lalui, walau untuk sampai kesana juga tak tau pasti kapan. Aku ngambil kuliah fakultas pendidikan di sebuah perguruan tinggi swasta di kotaku. Sedangkan Iin, sejauh ini yang kuketahui, dia sibuk kesana kemari untuk mencari beasiswa kedokteran. Ya! Karena keterbatasan ekonomi, dia akhirnya memilih jalur beasiswa. Sampai saat ini, ketika aku sudah semester 4, aku tak mendapati kabar lagi dari Iin. Dia lenyap entah kemana. Nomor handphone nya juga sudah tak bisa dihubungi. Aku datang ke rumahnya juga tak ada batang hidungnya. Ibunya juga tak bercerita banyak. Hanya bilang, kalau Iin ada urusan penting di luar kota. Biarlah, mungkin suatu saat dia akan kembali. Siang itu, Iin datang ke kampusku, ia tersenyum simpul dari kejauhan. Aku hanya membalas senyumannya sambil terburu-buru menghampirinya. “dr. Iin! Kemana saja kau?” “Ha ha ha. Ada yang kangen rupanya!” “Idiiih, emangnya kamu sendiri tak ngangenin sahabatmu yang baik ini apa?”. ( Kataku membalasnya). “Iya iya, kangeeen banget. Hua ha ha ha. Aku sibuk kuliah, bro!” “ Kuliah? Terus kamu kuliah apa? Dimana, In?” “Tuh kan, penasaran! Aku keterima kuliah di.…” Iin menahan kalimatnya. Dasar Iin! Bikin penasaran aja. Dia mengeluarkan jas dari tasnya, menunjukkan logo yang menempel pada jasnya itu. Dan gambar itu telah berhasil menyulapku menjadi manusia cengeng dalam seketika. Betapa tidak terharu, gambar itu bertuliskan, ‘Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia’. Iin bercerita padaku tentang banyak hal. Namun, fikiranku yang masih tidak percaya, tenggelam pada bayang-bayang masa lalu, masa dimana aku selalu mengejek cita-citanya, masa dimana dia berjuang jungkir balik untuk bisa meraihnya, dan sekarang ia telah memamerkan hasilnya padaku. DAFTAR ISI
COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
KITA DAN CITA-CITA KITA
SPARE PART MOBIL SECANGKIR KOPI SERIBU KEMUNGKINAN TOILET CEWEK MATRE SURPRIZE AAARRGGHH!! (TANPAMU) ALASAN PUTUS JOMBLO AKU RELA ADA CINTA DI BIS KOTA