Dosen Pembimbing:
Ns.Yossy Utario,M.Kep.,Sp.Kep.An
Disusun Oleh :
Kelompok 7 Tingkat 2
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok
7
2
DAFTAR ISI
1. Latar Belakang...........................................................................................5
2. Rumusan Masalah.....................................................................................6
3. Tujuan........................................................................................................6
4. Manfaat......................................................................................................6
1. Pengkajian.................................................................................................12
2. Diagnosa....................................................................................................14
3. Intervensi...................................................................................................15
4. Implementasi.............................................................................................18
5. Evaluasi.....................................................................................................20
3
1. Kesimpulan................................................................................................22
2. Saran..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Penyakit Atresia Ani Pada Anak ?
2. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Atresia Ani Pada Anak ?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan atresia ani.
2. Untuk Mengetahui etiologi dari atresia ani.
3. Untuk Mengetahui manifestasi klinis yang timbul pada atresia ani
4. Untuk Mengetahui komplikasi yang timbul dari atresia ani.
5. Untuk Memahami patofisiologi dari atresia ani.
6. Untuk Mengetahui penatalaksanaan pada atresia ani.
7. Untuk Mengetahui pemeriksaan penunjang pada atresia ani.
8. Untuk Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada anak
dengan atresia ani
1.4 Manfaat
1. Memberikan konsep dasar Penyakit Atresia Ani
2. Memberikan gambaran konsep dasar asuhan keperawatan pada anak
dengan atresia ani
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
Atresia berasal dari bahasa Yunani, artinya tidak ada, trepis artinya
nutrisi ataumakanan. Dalam istilah kedokteran atresia itu sendiri adalah
keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ
tubular secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata lain tidak
adanya lubang di tempat yang seharusnya berlubang atau buntunya saluran
atau rongga tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau
terjadi kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu.
Atresia dapat terjadi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani.
Atresia ani yaitu tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain
yaitu anus imperforata. Jika atresia terjadi maka hampir selalu
memerlukan tindakan operasi untuk membuat saluran seperti keadaan
normalnya.
7
embriogenik. Atresia ani dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain:
8
Obstruksi ini mengakibatkan distensi abdomen, sekuestrasi cairan,
muntah dengan segala akibatnya. Apabila urin mengalir melalui fistel
menuju rektum, maka urin akan diabsorbsi sehinggaterjadi asidosis
hiperkloremia, sebaliknya feses mengalir ke arah traktus urinarius
menyebabkan infeksi berulang. Pada keadaan ini biasanya akan terbentuk
fistula antara rektum dengan organ sekitarnya. Pada wanita 90% dengan
fistula ke vagina (rektovagina) atau perineum (rektovestibuler). Pada laki-
laki biasanya letak tinggi, umumnya fistula menuju ke vesika urinaria atau
ke prostate. (rektovesika). Pada letak rendah fistula menujuke uretra
(rektourethralis).
a. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
b. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.
c. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya.
9
d. Distensi bertahap dan adanya tanda
tanda obstruksi usus (bila tdk ada fistula).
e. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
f. Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya membran anal.
g. Perut kembung. (Betz. Ed 7. 2002)
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain:
a. Asidosis hiperkloremia.
b. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan.
c. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).
d. Komplikasi jangka panjang yaitu eversi mukosa anal, stenosis (akibat
konstriksi jaringan perut dianastomosis).
e. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training
f. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi).
g. Prolaps mukosa anorektal.
h. Fistula (karena ketegangan abdomen, diare, pembedahan dan infeksi)
2.7 Klasifikasi
10
a. Agenesis Anorektal
Laki-laki tanpa fistula agenesis anorektal
Laki-laki dengan fistula
-Rektouretral
-Rektovesikal
Perempuan tanpa fistula agenesis anorektal
Perempuan dengan fistula
-Rektokloaka
-Rektovaginal
-Rektovesikal
b. Atresia Rekti
11
2.8 Pemeriksaan Penunjang
12
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
b. Identitas Penanggung Jawab
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Distensi abdomen
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Muntah, perut kembung dan membuncit, tidak bisa buang air besar,
meconium keluar dari vagina atau meconium terdapat dalam urin
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengalami muntah-muntah setelah 24-48 jam pertama kelahiran
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Merupakan kelainan kongenital bukan kelainan/penyakit menurun
sehingga belum tentu dialami oleh angota keluarga yang lain
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Kebersihan lingkungan tidak mempengaruhi kejadian atresia ani
13
Diperoleh dari keterangan sang ibu bayi atau kelurga yang lain
d. Pola nutrisi metabolik
Klien hanya minum ASI atau susu kaleng
e. Pola eliminasi
Klien tidak dapat buang air besar, dalam urin ada mekonium
f. Pola kognitif perseptual
Klien belum mampu berkomunikasi, berespon, dan berorientasi dengan
baik pada orang lain
g. Pola konsep diri
1) Identitas diri : belum bisa dikaji
2) Ideal diri : belum bisa dikaji
3) Gambaran diri : belum bisa dikaji
4) Peran diri : belum bisa dikaji
5) Harga diri : belum bisa dikaji
h. Pola seksual Reproduksi
Klien masih bayi dan belum menikah
i. Pola nilai dan kepercayaan
Belum bisa dikaji karena klien belum mengerti tentang kepercayaan
j. Pola peran hubungan
Belum bisa dikaji karena klien belum mampu berinteraksi dengan orang
lain secara mandiri
k. Pola koping
Belum bisa dikaji karena klien masih bayi dan belum mampu berespon
terhadap adanya suatu masalah
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Klien lemah
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 120 – 140 kali per menit
Tekanan darah : normal
14
Suhu : 36,5ºC – 37,6ºC
Pernafasan : 30 – 40 kali per menit
BB : > 2500 gram
PB : normal
c. Data sistematik
1) Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah normal
Denyut nadi normal (120 – 140 kali per menit )
2) Sistem respirasi dan pernafasan
Klien tidak mengalami gangguan pernapasan
3) Sistem gastrointestinal
Klien mengalami muntah-muntah, perut kembung dan membuncit
4) Sistem musculosceletal
Klien tidak mengalami gangguan sistem muskuloskeletal
5) Sistem integumen
Klien tidak mengalami gangguan sistem integumen
6) Sistem perkemihan
Terdapat mekonium di dalam urin.
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Dx Pre Operasi
Resiko Konstipasi berhubungan dengan aganglionik
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
menurunnya intake,muntah
Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakit dan prosedur keperawatan
b. Dx Post Operasi
Gangguan Rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma saraf
jaringan.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan
15
Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan dirumah.
16
a an 4.Monitor status yang tinggi
intake,munt keseimbangan hidrasi 4. Mengetahui tanda-
17
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Hindari 1. Mencegah
integritas kulit tindakan keperawatan kerutan pada perlukaan pada
18
kondisi deteksi lebih
luka/insisi dini
bedah 6. Gejala
5. Ajarkan infeksi dapat
keluarga klien segera teratasi
tentang tanda
dan gejala
infeksi
6. Laporkan
kecurigaan
infeksi
19
berhubungan yang dimengeri tentang
dengan kurang anatomi dan fisiologi
pengetahuan saluran pencernaan normal.
tentang penyakit 2. Menggunakan alat,media
dan prosedur dan gambar
keperawatan 3. Memberi jadwal studi
diagnose pada orang tua
4. Memberikan informasi pada
orang tua tentang operasi
kolostomi
20
tentang tanda dan gejala infeksi
6. Melaporkan kecurigaan infeksi
3.4 Evaluasi
1. Evaluasi formatif
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif disebut juga evaluasi aktif dimana dalam metode evaluasi
ini menggunakan SOAP (Subjektif, objektif, assement, Perencaan).
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya bagi mahasiswa/I Poltekkes Kemenkes Bengkulu Kampus B
Curup dapat memahami asuhan keperawatan anak pada penyakit atresia
ani.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/767/bab11.PDF
https://www.scribd.com/doc/170415983/Makalah-Atresia-Ani-1
23