OLEH :
KELOMPOK 7
NAMA NIM
I Nyoman Juliana S.0020.P2.024
Wa Ode Ayu Lestari S.0020.P2.141
Elisya Fatwa Ningsi S.021.P.006
Narti Wati S.0020.P2.042
Mirandasari S.0020.P2.037
Ifdal Haris Saputra S.0020.P2.025
i
KATA PENGANTAR
Penulis
Kelompok (7)
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atresia ani adalah kelainan congenital dimana lubang anus tertutup secara
abnormal. Atresia ani atau anus imperforate memiliki anus tampak rata,
cekung ke dalam, atau kadang berbentuk anus tetapi lubang anus yang ada
dengan saluran rectum. Rectum yang tidak terhubung dengan anus maka feses
tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh secara normal. Tidak adanya lubang
anus ini karena terjadi gangguan pemisahan kloaka pada saat kehamilan.
Indonesia memiliki angka kejadian atresia ani sangat tinggi yaitu 90%.
pengetahuan yang rendah dan pola nutrisi yang kurang baik memungkinkan
Lingkungan yang terpapar dengan zat zat racun seperti asap rokok, alcohol
suatu penyakit yang terjadi karena factor genetic, lingkungan dan atau
keduanya. Kelainan ini harus segera ditangani, jika tidak maka akan terjadi
1
Maka dari itu untuk menambah wawasan, penulis mengangkat tema
atresia ani ini untuk mengurangi angka kejadian atresia ani di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
pada tempat yang seharusnya berlubang. Sihingga atresia ani berarti tidak
kadang berbentuk seperti anus tetapi tidak ada lubang atau lubang
2. Epidemiologi
3
Dengan angka kejadian rata- rata malformasi anorektal di seluruh dunia
pada bayi laki-laki adalah Fistula rektouretra lalu diikuti oleh fistula
Pada Orang tua yang mempunyai gen karier terhadap Atresia ani
perempuan 4:0. Kejadian yang tinggi terjadi pada daerah India selatan (M
3. Etiologi
yang kumuh dan pola nutrisi bayi selama dalam kandungan. Atresia ani
4
a) Putusnya saluran pencernaan atas dengan daerah anus, sehingga bayi
tonjolan embrionik.
bulan.
d) Kelainan bawaan yang diturunkan dari orang tua. Jika kedua orang tua
yang tidak normal dan kelainan congenital lainnya juga dapat beresiko
4. Klasifikasi
- Atresia rectum,
5
- Perineum yang datar
memasang kateter urin. Dan jika kateter telah terpasang kemudian urin
yang keluar jernih, itu pertanda bahwa fistel terletak di uretra karena
kolostomi dan Jika fistel tidak ada dan udara > 1 cm dari kulit pada
kelainan yaitu :
- Membran anal
- Stenosis anus
Fistel perineum yang ada pada laki-laki ini sama dengan pada
wanita yaitu lubangnya terdapat anterior dari letak anus yang normal.
6
Sedangkan pada membran anal, biasanya terlihat bayangan mekonium
- Kelainan kloaka
- Fistel vagina
- Fistel rektovestibular
- Atresia rectum
Bila terdapat kloaka maka tidak perlu ada pemisahan antara traktus
pemerikasaan dubur, jari tidak dapat masuk lebih dari 1-2 cm. Dan
7
tidak ada evakuasi mekonium sehingga perlu juga segera dilakukan
- Stenosis anus
tempat letak anus normal, tetapi tanda timah anus yang buntu
yaitu :
8
Kemudian Kalsifikasi pasien penderita Atresia ani
2) Anomali intermediet
9
Gambaran malforasi anorektal pada perempuan :
5. Manifestasi Klinis
d) Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah.
f) Adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula) dan distensi
bertahap
congenital lain.
6. Patofisiologi
10
belakang. Penyempitan pada kanal anorektal menyebabkan terjadinya
stenosis anal. Atresia ani sendiri terjadi karena tidak ada kelengkapan
kegagalan dalam agenesis sakral dan abnormalitas pada uretra dan vagina.
Di usus besar yang keluar hingga anus tidak terjadi pembukaan sehingga
keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula antara rektum dengan organ
a) Komplikasi
1) Asidosis hiperkloremia.
11
4) Komplikasi jangka panjang yaitu :
infeksi).(Ngastiyah, 2005).
b) Prognosis
12
panjang dari kelainan anorektal letak rendah yang dilakukan operasi
lebih 10 tahun lebih rendah dibanding penderita yang lebih muda. Pada
kelainan anorektal letak tinggi hasilnya hanya 1/3 yang baik, 1/3 lagi
8. Penatalaksanaan
menganjurkan pada:
(PSARP)
13
c) Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion yaitu tindakan
a) Kolostomi
biasanya sementara atau permanen dari usus besar atau colon iliaka.
Saat ini tatalaksana atresia ani yang paling ideal adalah divided
menjadi terlalu pendek dan sulit untuk dimobilisasi pada proses pull
through.
14
b) PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty)
nutrisinya.
c) Tutup kolostomi
setelah operasi, anak akan mulai BAB melalui anus. Awalnya BAB
d) Perawatan Postoperasi
menjalani anal dilatasi dua kali setiap hari sampai ukuran busi sesuai
dengan umur pasien dan saat businasi terasa lancar dan tidak terasa
pasien harus diikutsertakan dalam program ini karena orang tua yang
15
9. Pencegahan
c) Menjauhkan ibu hamil dari bahan beracun seperti asap rokok, nikotin,
1. Pengkajian
4) Kaji feses yang seperti korban pada bayi yang lebih besar
16
b) Pemeriksaan Fisik
rekburetra
perampuan
17
2. Diagnosa Keperawatan
a) Pra bedah
paparan
b) Pasca bedah
colostomy
makanan
insisi pembedahan
a) Pra Bedah
abnormal.
18
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
Kriteria Hasil :
berlebihan
Keterangan Skala :
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang menunjukkan
4 : Sering menunjukkan
5 : Selalu menunjukkan
Intervensi :
19
- Monitor TTV
kalori harian
keterbatasan paparan
tanda-tanda infeksi.
Kriteria Hasil :
Keterangan Skala :
2 : Jarang dilakukan
3 : Kadang dilakukan
20
4 : Sering dilakukan
5 : Selalu dilakukan
Intervensi :
b) Pasca Bedah
post op colostomy.
tanda-tanda infeksi.
Kriteria Hasil :
21
- Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor
penatalaksanaannya
infeksi
Keterangan Skala :
2 : Jarang dilakukan
3 : Kadang dilakukan
4 : Sering dilakukan
5 : Selalu dilakukan
Intervensi :
keperawatan
22
2) Diagnosa 2 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
fisik
Kriteria Hasil :
Keterangan Skala :
2 : Jarang dilakukan
3 : Kadang dilakukan
4 : Sering dilakukan
5 : Selalu dilakukan
Intervensi :
23
- Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspresikan
nyeri
mencerna makanan
terpenuhi.
Kriteria Hasil :
24
Keterangan Skala :
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang Menunjukkan
4 : Sering menunjukkan
5 : Selalu menunjukkan
Intervensi :
immobilisasi.
aktivitas.
Kriteria Hasil :
25
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan TD,Nadi,RR.
mandiri.
Keterangan Skala :
2 : Jarang dilakukan
3 : Kadang dilakukan
4 : Sering dilakukan
5 : Selalu dilakukan
Intervensi :
dapat dilakukan.
26
Tujuan : Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama
baik / normal.
Kriteria Hasil :
Keterangan Skala :
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang menunjukkan
4 : Sering menunjukkan
5 : Selalu menunjukkan
Intervensi :
longgar
27
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
tertekan
4. Evaluasi
a) Pra Bedah
1) Diagnosa 1
Kriteria Hasil :
berlebihan (skala 5)
2) Diagnosa 2
Kriteria Hasil :
(skala 5)
28
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa
5)
b) Pasca Bedah
1) Diagnosa 1
Kriteria Hasil :
penatalaksanaannya (skala 5)
infeksi (skala 5)
2) Diagnosa 2
Kriteria Hasil :
3) Diagnosa 3
Kriteria Hasil :
29
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
(skala 5)
4) Diagnosa 4
Kriteria Hasil :
mandiri (skala 5)
5) Diagnosa 5
Kriteria Hasil :
30
BAB III
PENUTUP
A. Keseimpulan
Atresia ani merupakan suatu penyakit dimana tidak ada lubang anus pada
tempat yang seharusnya. Penyakit ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir.
Atresia ani ini dapat disebabkan oleh kelainan genetic dan lingkungan. Untuk
dari bahan beracun seperti asap rokok, nikotin, dan zat yang berbahaya
B. Saran
Untuk mencegah penyakit atresia ani ini sebaiknya keluarga dengan ibu
31
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediarik”
Edisi ke-3. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6.
Hidayat, A. Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika
32