Anda di halaman 1dari 15

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Nelayan

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di

Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir

laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil

laut dan tinggal didesa-desa pantai atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002).

Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut

(Sastrawidjaya, 2002) :

1. Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya

berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka yang menjadikan

perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

2. Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.

Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada

saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan

pengerahan tenaga yang banyak, seperti saat berlayar, membangun rumah atau

tanggul penahan gelombang di sekitar desa.

3. Dari segi ketrampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat

namun pada umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana.


6

Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang di turunkan

oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara professional.

4. Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas komunitas yang

heterogen dan homogen. Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang

bermukim di desa-desa yang mudah dijangkau secara transportasi darat,

sedangkan komunitas yang homogen terdapat di desa-desa nelayan terpencil

biasanya menggunakan alat-alat tangkap ikan yang sederhana, sehingga

produktivitas kecil. Sementara itu kesulitan transportasi angkutan hasil ke

pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah

mereka (Sastrawidjaya, 2002).

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan

ikan di laut. Orang yang melakukan pekerjaan seperti membuat jaring

menyangkut alat-alat penangkapan ikan kedalam perahu atau kapal motor tidak di

kategorikan nelayan (DKP, 2002). Nelayan adalah semua kegiatan yang

berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumbardaya ikan dan

lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengelolaan sampai dengan

pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan (UU NO.45,

2009).
7

Nelayan adalah kelompok masyrakat pesisir yang mata pencaharian

utamanya adalah menangkap ikan di laut. Nelayan tangkap tradisional dapat

dibedakan dari jenis perahu, peralatan yang digunakan dari jangkauan wilayah

tangkapnya (Syarief, 2001). Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang

kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan

penangkapan ikan ataupun budidaya (Subri, 2005).

B. Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut

Alat tangkap jaring insang hanyut adalah salah satu jenis alat tangkap yang

cukup produktif digunakan dalam penangkapan ikan, baik perairan pantai (in

shore) maupun lepas pantai (off shore) (Martasuganda, 2008). Jaring insang

hanyut merupakan alat tangkap ikan yang terbuat dari jaring, berbentuk persegi

empat dengan ukuran mata jaring yang sama dan dioperasikan dengan cara

dihanyutkan. Jaring insang hanyut termasuk ke dalam klarifikasi alat tangkap

jaring insang (gillnet) (Diniah, 2008).

Menurut Hadian (2005) pengoperasian jaring insang hanyut biasanya

dioperasikan pada malam hari. Nelayan berangkat kelaut sekitaran pukul 16.00

dan kembali lagi pada pukul 07.00. Pada saat nelayan tiba di daerah penangkapan

ikan yang dituju, kecepatan kapal atau perahu dikurangi dan nelayan, bersiap-siap

untuk melakukan setting. Lebih jelasnya alat tangkap jaring dapat dilihat pada

Gambar 1.
8

Gambar 1. Alat tangkap jaring insang

C. Kondisi Sosial Nelayan

Menurut Karyadinata (2004) kondisi sosial masyarakat mempunyai lima

indikator yaitu: umur dan kelamin, pekerjaan, prestise, family atau kelompok

rumah tangga, dan keanggotaan dalam kelompok rumah tangga, dan keanggotaan

dalam kelompok perserikatan. Dari kelima indikator tersebut, hanya indikator

umur dan kelamin yang tidak terpengaruh oleh proses analisis kondisi sosial

ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat, sehingga empat indikator yang perlu

diukur tingkat perbaikannya, guna menfgetahui tingginya manfaat sosial bagi

masyarakat.

TAMBAHKAN………………………………………………

D. Kondisi Ekonomi Nelayan

Menurut Hidayat dan Suahasil (2000) menyatakan kondisi ekonomi

merupakan keadaan pekerja ditinjau dari segi ekonomi seperti penghasilan,

sumber mata pencaharian, perumahan, investasi, permodalan dan fasilitas

kesehatan.
9

CARI LITERATUR TTNG KONDISI EKONOMI NELAYAN ATAU

KONDISI EKONOMI

Menurut Soemardi dan Evers (2001) menyatukan bahwa kondisi sosial

ekonomi adalah suatu kedudukan yang secara nasional dan menetapkan seseorang

pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan

seperankat hak dan kewjiban yan harus dimainkan oleh si pembawa status.

Adapun indikator yang termaksud dalam kondisi ekonomi mencakup berbagai hal

yang berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan seperti pekerjaan, pendapatan,

pengeluaran, kesehatan, kepemilikan aset, kredit (pinjaman).

Menurut koenjaraningrat (1994) masyarakat adalah kesatuan hidup

manusia yang berinteraksi merut suatu sisitem adat istiadat tertentu yan bersifat

kontiniu danterkait oleh suatu rasa identitas yang sama. Menurut Muhyarto (2001)

menyatakan bahwa aspek ekonomi desa.kecukupan pangan dan keperluan

ekonomi bagi masyarakat baru terjankau bila pendapatan rumah. Tangga cukup

untuk menutupi keperluan rumah tangga dan pengembangan usaha-usahanya.

a.kondisi sosial

1. Umur

Usia atau umur orang tua dapat menentukan bagaimana cara berfikir

sesuai dengan tingkat dan pengalaman yang diperolehnya tentang bagaimana

pendidikan anak mereka. Selain iu, semakin tua umur orang tua semakin rendah

pula tanggungan yang ditanggung, sehingga akan memikirkan kondisi ekonomi


10

keluarganya (Oktana, 2013 dalam Isranita, 2018). Istilah umur diartikan dengan

lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan dipandang dari segi

kronologi, individu normal yan memperhatikan derajat perkembangan antomis

dari fisiologik sama (Nuswantari,1998).

Umur seseorang merupakam salah satu faktor yan mempengaruhi

keberhasilan dalm mengelolah usahanya, disamping itu juga dapat berpengaruh

terhadap kemampuan fisik dan pola pikir yang kaitannya dengan usahanya

( hasnidar, 2017.

2. Tingkat pendidikan

Pendidikan menurut lukman (1991) yaitu proses pengubahan sikap dan

tinkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia mmelalui upaya pengerjaan dan upaya pelatihan. Dalam pengertian

yangagak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode

tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara

bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Menurut undang-undang No. 20 tahun 2013 bahwa jalur pendidikan di

indonesia terdiri atas 1) pendidikan formal, 2) pendidikan non formal dan 3)

pendidikan informal yan ketiganya dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Tingkat pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi seseorang dalam

menerima informasi, inivasi, teknoloi, yan mempengaruhi cara berfikir seseoran


11

dalam melakukan usahanya, serta berpengaruh terhadap kemampuan

kreativitasnya.

3.kesehatan

Kesehatan adalah keadaan seimban yang dinamis, dipenaruhi faktor

genetik, linkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks,

kerja,istrahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut

menjadi rusak apabila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan

kerusakan periode-periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang mau

menyadarinya.(santoso, 2012).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah uapaya untuk memberikan

pengalaman belajar untuk menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

keluarga,ke;ompok dan masyarakat , dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan sedukasi untuk meniningkatkan

pengetahuan sikap dan perilaku melalui pendekatan pemimpin, bina suasana dan

pemberdayaan masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,

dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatan(Notoatmodjo,2007).

4.keadaan rumah

Menurut BPS (2012) menyatakan perumahan merupakan salah satu yang

dilihat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan kehidupan seseorang. Mengetahu

tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari indikator tempat tinggal yang dinilai ada
12

lima yaitu status kepemilikan rumah. Dari lima item tersebut akan digolonkan

kedalam tia item yaitu:

a.permanen

kriteria permanen ditentukan oleh kualitas dinding atap dan lantai.banunan

permanen yaitu bangunan yang dindingnya terbuat dari tembok dan kayu yang

kualitas timggi, lantai terbuat dari ubin, keramik dan kayu yang kualitas timi dan

atapnya terbuat dari seng, genteng, sirap dan asbes.

b.semi permanen

rumah semi permanen yaitu rumah yang dindingnya setengah tembok dan bata

tanpa plaster dan kayu yan kualitas rendah, lantainya dari ubin, semen dan kayu

kualitas rendah dan atapnya seng, genteng,sirap dan asbes.

c.non permanen

rumah non permanen yaitu rumah yang dindingnya sangat sederhana(bambu,

papan dan daun lantai dari tanah dan atapnya dari daun-daunan atau campuran

genten, seng bekas dan sejenisnya.

5.alat transportasi

Menurut isranita (2018) transportasi adalah suatu proses pemindahan suatu

manusia atau barang dari stu tempat ketempat yan lain mengunakan suatu alat

bantu kendaraan. Kendaraan adalah suatu sarana angkut dijalan yang terdiri dari
13

atas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor

adalah kendaraan yang digerakan oleh peralatan mekanik berupa bensin selain

kendaraan yang berjalan di atas rel, terdi dari kendaraan bermotor perseorang dan

kendaraan bermotor umum.jadi, transportasi adalah sebuah proses pindah, gerak

mengangkut dan mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ketempat lain,

dimana objek tertentu menjadi lebih bermanfaat.

E. Dampak Covid-19

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi telah

dideklarasikan oleh World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan

Dunia sejak Maret 2020, yang berarti virus ini telah menyebar secara luas di

dunia. Setelah itu, Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 ditetapkan sebagai

strategi menanggulangi penyebaran Pandemi COVID-19 yang disebutkan sebagai

bencana nasional.  Pandemi COVID-19 dikategorikan sebagai bencana karena

tidak hanya sistem kesehatan dan layanan kegawatdaruratan diuji secara luar

biasa, namun pada kondisi risiko dan juga dampak terhadap kehidupan

masyarakat. Secara umum, Lavel dkk (2020) telah menyajikan tulisannya

yangberjudul “The Social Construction of The Covid-19 Pandemic: Disaster, Risk

Accumulation and Public Policy” menjelaskan konstruksi sosial dari pandemi ini.

Lavel menjelaskan bagaimana Covid-19 dipandang sebagai bencana yang

memiliki aspek risiko terhadap kehidupan manusia, sistem kesehatan dan ekonomi

masyarakat (Lavell, Mansilla, Maskrey, & Ramirez, 2020). Oleh karena itu,

pandemi ini memiliki risiko luas dan dampak sosial serta ekonomi di berbagai
14

sektor di Indonesia, salah satunya adalah sektor perikanan dan para aktor di

dalamnya.

Di sektor perikanan, pandemi COVID-19 telah mempengaruhi

keberlangsungan aktivitas produksi dan pemasaran hasil perikanan. Rantai pasok

komoditas perikanan terjadi penurunan permintaan ekspor di Indonesia sebesar

10-20 persen. Kondisi ini disebabkan banyak restoran tutup dan kebijakan

pembatasan ekspor di berbagai negara, seperti di Amerika Serikat dan Tiongkok

(Widyastuti, 2020). Sebanyak 26.675 Rumah Tangga Perikanan (RTP) terdampak

COVID-19, baik karena harga ikan yang anjlok maupun pemasaran untuk ekspor

yang tertutup (Efrizal, 2020). Selain itu, kebijakan penutupan beberapa daerah

juga mempengaruhi penyerapan hasil produksi perikanan para nelayan. Nelayan

di beberapa daerah mengalami kesulitan dalam menjual ikan dan mendapatkan

harga yang pantas.

F. PenelitianTerdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh ismail(2014) dengan judul penelitian kondisi

kehidupan sosial ekonomi petambak di desa muara panttauan kabupaten kutai

kartanegara. teknik pengumpulan data pada penelitian ini dan studi lapangan

dengan pengamatan langsung dan wawancara. Penelitian respondean

menggunakan teknik purposive sampling. Fokus penelitian ini yaitu, status sosial,

penghasilan, pendapatan.
15

Analisis data yang digunakan dala yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif, yaitu analisis data model interaktif, yang diawali dengan

proses pengumpulan data,reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.dari hasil penelitian menunjukan bahwa kehidupan sebagai

pembudidaya tambak desa muara pantauan kebupaten kutai kartanegara mampu

mencukupi kebutuhan Ekonomi dan Sosial sangat menurun.

Penelitian yang dilakukan oleh Muliati dkk (2018) dengan judul penelitian

kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Desa Tanjung Tiram Kecamatan

moramo utara kabupaten konawe selatan. Penelitian ini dulaksanakan pada bulan

Februari sampoai Maret 2021. Data diperoleh melalui wawancara secara langsung

berdasarkan koesioner.Data yang dikumpulkan dalam dalam penelitian ini adalah

umur, tingkat penelitian, kesehatan, keadaaan rumah, alat transpirtasi, dan

tanggungan keluarga. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif

sedangkan untuk menghitung jumlah penerimaan yang diperoleh nelayan

menggunakan rumus TR=P.Q penerimaan total, P harga dan Q kuatitas barang

yang terjual.Hasil analisis menunjukan umur nelayan didominasi usia produktif

15-60 tahun dengan pendidikan formal yang ditempuh SD (27,27%),SMP

(22,73%),dan SMA(13,64%) Semua responden memiliki rumah sendiri

menggunakan atam seng 36,36%. Responden yang mempunyai rumah dinding

permanen dan lantai keramik dengan luas rumah 5 m x 7 m sekitar 59,09%.

Penelitian yang dilakukan oleh kadir dkk(2012) dengan judul analisis

kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar taman nasional bantimurung

bulusaurung provinsi sulawesi selatan. Data yang dikumpulkan dan dianalisis


16

secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskiptif kuantitatif digunakan

untuk mendapatkan penjelasan mengenai karakteristik masyarakat sekitar TN

Babul, Pendapatan masyarakat sekitar TN Babul dihitung dengan menjumlahkan

seluruh pendapatan yang diterima dari kegiatan usaha non usaha tani di dalam dan

diluar kawasan TN Babul dan pendapatan dari kegiatan non usaha tani.

Sementara tingkat kesejahteraan masyarakaat sekitar TN Babul diukur dengan

menggunakan literia kemiskinan untuk daerah pendesaan. Hasil penelitian

merupakan problem sosial ekonomi masyarakat sekitar TN Babul adalah

rendahnya tingkat pendidikan,tingginya jumlah tanggumgan keluarga, keterlibatan

masyarakat dalam kelompok masih rendah, proses copacity wildingjalan lambat,

dan rendahnya pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

.Rataan total pendapatan masyarakat sekitar TN Babul sebesar

Rp.3.836.367/tahun dan sebanyak 65% masyarakat hidup dibawah garis

kemiskinan.

Penelitian yang dilakukan oleh Basowi dan Jumiyah (2010) dengan judul

penelitian yaitu analisis kondisi sosial ekonomi dan tingkat pendidikan

masyarakat Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung

Timur.Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa :kondisi sosial

ekonomi masyarakat masih tergolong rendah, tingkat pendidikan masyarakat juga

rendah,hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang tidak bersekolah dan rata-

rata hanya lulus sekolah menengah pertama dan kecenderungan semakin tinggi

tingkat ekonomi semaikin tinggi.


17

Penelitian yang dilakukan oleh Samuel dan Lianto (2014) tentang Analisis

Dampak Kebijakan Pertambangan Terhadap kehidupan sosial ekonomi

Masyarakat di Kelurahan Makronan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah menemukan kondisi rill sosial ekonomi masyarakat dimakroman untuk

menganalisis dampak kebijakan pertambangan batubara dan merekomendasikan

sistem pengelolaan sumber daya alam yang berpihak pada masyarakat. Strategi

untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pendekatan penelitian kualitatif dengan

teknik pengumpulan data observasi, wawanncara, dan literatur. Analisi data

menggunakan model interaktif dengan penekana pada analisis data induktif.hasil

penelitian menunjukan bahwa pertambangan batubara berdampak positif terhadap

perekonomian masyarakat disekitar perusahaan yaitu memberikan peluang kerja

dan peluang usaha seperti warung makan, warung sembako dan usaha kontrakan

rumah. Tetapi disisi lain, pertambangan batubara membawa dampak negatif yang

besar. Konflik antara masyarakat dan perusahaan yang dipicu oleh banjir lumpur

yang mengalir ke areal pertanian warga, mengakibatkan hasil pertanian menurun.

Sebagian besar lahan pertanian dialih fungsikan sebagai areal pertambangan

mengakibatkan masyarakat kehilangan lahannsebagai sumber kehidupan mereka

antar generasi. Pertambangan tidak menjamin kesehjateraan sosial ekonomi

masyarakat sebagai mana yang terjadi di kelurahan Makroman. Dampak buruk

yang terjadi jauh lebih besar daripada dampak positifnya.Itulah potret kehidupan

sosial ekonomi masyarakat pertambangan.

G. Kerangka Pikir
18

Kondisi sosial ekonomi mengarah pada tingkat kesejahteraan dari masyarakat.

Kesejahteraan masyarakat bukan hanya terlihat dari tingkat penerimaan, akan

tetapi kesejahteraan masyarakat bisa dilihat dari tingkat penddikan, jenis

pekerjaan yang dilakukan, kondisi runah dan alat transportasi. Namun dari

berbagai macam polemik dalam melihatb kondisi sosoal ekonomi masyarakat

yang tersebar luas di daerah perkotaan maupun pendesaan, untuklebih jelasnya

dapat dilihat pada Gambar.


19

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan

Desa Lagasa Kabupaten Muna

Sosial ( Syarif, 2001) Ekonomi (Syarif, 2001 dan BPS, 2005)


1.Umur 1.Kondisi rumah
2.Pendidikan 2.Alat transportasi
3.Jumlah tanggungan keluarga 3.Pendapatan Utama
4.Kesehatan 4. Pendapatan sampingan

Kondisi Sosial Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai