Anda di halaman 1dari 20

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain lain.
Pengertian lainnya yaitu kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang
ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan, serta pendapatan (sunariadi,2013).
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki wilayah laut dan pesisir.
Dengan memiliki wilayah laut yang luas serta pulau-pulau, tentunya Indonesia memiliki
potensi ekonomi yang sangat besar dan keanekaragaman budaya bahari pada suku bangsa
ditiap-tiap daerah. Pada setiap suku bangsa memiliki perbedaan dan keunikan masing-masing
baik dari segi bahasa daerah yang digunakan, adat isitiadat serta kebiasaan dan lain-lain.
Sehingga dengan potensi tersebut, masyarakat Indonesia memiliki cara tersendiri dalam
melakukan pengelolaan lingkungan laut (Lasabuda,2013)
Luas wilayah perairan Indonesia kurang lebih 5,8 juta km2 dan jumlah nelayan di
Indonesia hingga tahun 2009 tercatat 2.752.490 orang dengan total armada 596.230 unit dan
dari jumlah nelayan tersebut 90% nya merupakan nelayan kecil dengan bobot mati kapal di
bawah 30 (GT) (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2008).
Pengelolaan laut yang terpadu lintas sektor ini berupa pengelolaan pemanfaatan
sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan laut, dengan cara
melakukan penilaian menyeluruh tentang kawasan laut dan sumberdaya alam serta jasa-jasa
lingkungan yang terdapat di dalamnya, menentukan tujuan dan sasaran pemanfaatan guna
mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutan (Sinurat, 2015).
Bidang perikanan merupakan bidang yang sangat menjanjikan dalam pembangunan
nasional masa depan. Bidang perikanan merupakan usaha yang meliputi sektor perikanan laut,
pariwisata bahari, pertambangan laut, industri maritim, perhubungan laut, bangunan kelautan
dan jasa kelautan yang menjadi sektor andalan. Meskipun demikian pada kenyataannya belum
dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Artinya masih berpeluang untuk dimanfaatkan

1
secara lebih intensif dan dijadikan sebagai harapan dan andalan dalam pembangunan ekonomi
nasional masa depan (Zulmaneli,2016).

B. Tujuan

Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi pembudidaya karamba jaring apung di Desa
Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten kutai kartanegara.

C. Manfaat

Mahasiswa dapat memahami kondisi sosial ekonomi pembudidaya karamba jaring apung
di Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten kutai kartanegara.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perikanan

Perikanan adalah semua usaha penangkapan budidaya ikan dan kegiatan


pengelolaan hingga pemasaran hasilnya. Sedangkan sumber daya perikanan adalah
seluruh binatang dan tumbuhan yang hidup di perairan (baik di darat maupun laut), oleh
karena itu perikanan dapat dibedakan atas perikanan darat dan perikanan laut (Mubiyarto,
1994).
Menurut UU NOMOR 7 TAHUN 2016, perikanan adalah semua kegiatan yang
berkaitan dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya
mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan proses pemasaran yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Perikanan darat adalah semua usaha perikanan yang tidak dilakukan di laut luas
seperti perikanan air tawar, tambak, kolam dan sebagainya. Khusus perikanan di laut ahli
biologi kelautan membedakan perikanan laut dalam dua kelompok yaitu kelompok ikan
pelagis (ikan yang hidup pada bagian permukaan) dan jenis ikan demersal (ikan yang
hidup di dasar laut). Kelompok ikan pelagis di antaranya ikan cakalang, tuna, layang,
kembung, lamun dan lain-lain. Sedangkan jenis ikan demersal seperti udang, kepiting,
kakap merah dan lain-lain (Zubair dan Yasin, 2011).
Wangladi (2003) mengungkapkan bahwa usaha perikanan dapat dipandang
sebagai suatu perpaduan faktor produksi yang dihasilkan faktor-faktor produksi klasik
tenaga kerja dan barang-barang modal atau apapun yang dianggap sejenisnya. Definisi ini
mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya memperoleh hasil yang laku
dijual dan tidak terbatas hanya pada kegiatan-kegiatan yang langsung dengan menangkap
ikan.
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2000), usaha penangkapan ikan merupakan
menangkap atau mengumpulkan binatang atau tumbuhan yang hidup di laut untuk
memperoleh penghasilan dengan melakukan pengorbanan tertentu.

3
B. Sosial

Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat.
Sedangkan pada departemen sosial kegiatan ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang
dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan. Dalam KKBI yang berkenaan
dengan masyarakat. Sosial merupakan segala perilaku manusia yang menggambarkan
suatu hubungan, yakni, manusia dengan kelompok dan hubungan manusia dengan
organisasi.
Menurut Roucek dan Warren dalam Soekanto (2001) mengemukakan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok. Menurut Soemardjan dan Solaeman Soemardi dalam Soekanto (2001)
menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan perubahan sosial.
Menurut Alfred Vierkandt dalam Soekanto (2001) setiap masyarakat merupakan
suatu kebulatan di mana masing-masing unsur saling mempengaruhi. Dasar semua unsur
sosial adalah ikatan emosional, tak ada konflik antara individual dengan kelompok. Oleh
karena itu individu tunduk kepada tujuan kelompoknya. William Graham Sumner dalam
Soekanto (2001) berpendapat bahwa masyarakat merupakan peleburan dari kelompok-
kelompok sosial, kebisaan dan tata kelakuan merupakan petunjuk-petunjuk bagaimana
harus memperlakukan warga-warga kelompok maupun warga-warga dari kelompok
lainnya.

C. Ekonomi

Ekonomi sendiri adalah sebuah cabang ilmu sosial yang berobjek pada individu
dan masyarakat, secara etimologis dapat diartikan ekonomi terdiri dari dua suku kata
bahasa Yunani yaitu oikos dan nomos yang berarti tata laksana rumah tangga (Rosyidi,
2009). Dapat dilihat dari namanya maka pada saat pertama kali diperkenalkan ekonomi
sendiri mempunyai ruang lingkup kajian dan permasalahan yang sangat terbatas yaitu
hanya pada tata laksana rumah tangga dan hanya pada permasalahan mencukupi
kebutuhan rumah tangga saja.

4
Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa ekonomi secara umum mengkaji
mengenai pemenuhan kebutuhan manusia dan kemakmuran manusia dua hal pokok dari
permasalahan ekonomi tersebut yaitu kebutuhan dan pencapaian kemakmuran merupakan
salah satu dasar di dalam pelapisan sosial di dalam masyarakat bila dihubungkan dengan
permasalahan mikro tingkat ekonomi masyarakat, dengan kata lain semakin makmur
seseorang dan semakin mampu untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai
tingkatannya maka semakin tinggi pula tingkat ekonomi seseorang di dalam struktur
sosial kemasyarakatan (Rosyidi, 2009).
Manusia hidup dalam suatu kelompok yang membentuk suatu sistem. Sistem
secara sederhana dapat diartikan sebagai interaksi, kaitan, atau hubungan dari unsur-
unsur yang lebih kecil membentuk satuan yang lebih besar dan komplek sifatnya. Dengan
demikian sistem ekonomi adalah interaksi dari unit-unit yang kecil (para konsumen dan
produsen) ke dalam unit ekonomi yang lebih besar disuatu wilayah tertentu
(Deliarnov,2009).
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan sumber
daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi.
Pengertian ekonomi menurut Iskandar Putong (2002) adalah semua yang menyangkut
hal-hal yang berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga. Menurut
Samuelson (2003) ilmu ekonomi adalah kajian bagaimana masyarakat menggunakan
sumber daya yang langka untuk memproduksi komoditi-komoditi yang berharga dan
mendistribusikannya kepada masyarakat luas.
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang yang diatur
sosial dan merupakan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat,
pemberian posisi ini disertai pula dengan posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat,
pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh pembawa status (Dewi, 2009). Sosial ekonomi adalah kedudukan atau
posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas
ekonomi, pendidikan serta pendapatan (Wayan, 2014).

5
III. METODE PENDEKATAN

A. Waktu dan Lokasi

Waktu : Rabu, 13 November 2019

Lokasi Pratikum : Desa Jembayan Kacamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara

B. Metode Analisis Data

Menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang
merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide)
seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada
hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan
pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan
analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis data
merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang didasarkan oleh data.
Analisa data menggunakan metode deskriptif, menurut Nazir (1988) dalam metode
deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas paristiwa pada masa
sekarang.tujuan dari penelitian deskriptifi ini adalah utuk membuat deskripsi, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.

C. Metode Pengambilan Sample

Jumlah sampel yang diambil 6 responden / orang

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Pratikum

Kecamatan Loa Kulu yang mempunyai luas 1.045,7 km2 termasuk salah satu
kecamatan yang berbatasan langsung dengan kecamatan Tenggarong yaitu ibukota
Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah utara. Selain kecamatan Tenggarong dan
kecamatan lainnya kecamatan ini juga berbatasan dengan kabupaten/kota lain seperti Kota
Samarinda di sebelah Timur dan Kabupaten Penajam Paser Utara disebelah barat.
Kecamatan ini sekarang mempunyai 15 desa termasuk desa baru hasil pemekaran.
Desa yang mengalami pemekaran yaitu Desa Loh Sumber dipecah menjadi Desa Loh
Sumber itu sendiri dan Desa Sumber Sari, Desa Loa Kulu Kota menjadi Loa Kulu Kota dan
Jongkang sedangkan Desa Rempanga menjadi Desa Rempanga dan Desa Sepakat. Dari
kesemua desa yang ada yang paling luas wilayahnya saat ini yaitu desa Sungai Payang
dengan luas 416,9 km2 atau 29,66% dari luas kecamatan Loa Kulu, sedangkan pecahannya
yaitu desa Lung Anai merupakan desa dengan wilayah terkecil yaitu 1,1 km2 atau cuma
0,08% dari luas kecamatan Loa Kulu. Untuk ke-3 desa baru sampai saat ini belum diketahui
luas wilayahnya jadi luas wilayah masih tergabung di Desa Induknya masing-masing.
Kecamatan Loa Kulu dengan wilayahnya yang begitu luas mempunyai jarak tempuh
yang begitu jauh untuk mencapai tiap desa dari ibukota kecamatan bahkan dari satu desa ke
desa lainnya. Kalau dilihat dari desa Loa Kulu Kota sebagai ibukota kecamatan maka
Jonggon Desa adalah desa yang terjauh dengan jarak mencapai 77 km dan desa Jonggon
Jaya menjadi desa terjauh kedua dengan jarak 58 km, sedang desa terdekat dari ibukota
kecamatan atau desa Loh Sumber yaitu desa Ponoragan dan Desa Loa Kulu Kota yang
hanya berjarak tak kurang dari 1 km karena berbatasan langsung dengan desa tersebut.
Kecamatan Loa Kulu juga merupakan kecamatan yang dilalui oleh beberapa sungai
diantaranya sungai Mahakam yang merupakan sungai terbesar di Indonesia dan beberapa
anak sungainya yaitu sungai Jembayan, sungai Rempanga, sungai Loah Bemban, dan sungai
Loah Gagak. Sungai-sungai tersebut mengaliri desa-desa di kecamatan Loa Kulu. Salah satu
sungai yang diketahui panjang dan lebarnya yaitu sungai Jembayan dengan panjang 180 km,
dan lebar antara 20-80m dengan kisaran kedalaman antara 2-6m dan dari panjang sungai

7
tersebut hanya 112 km yang dapat dilayari selebihnya merupakan sungai yang berair
dangkal.
Sungai Mahakam merupakan sungai utama yang digunakan sebagai sarana
pengangkutan hasil bumi wilayah tersebut, seperti batu bara yang memang banyak terdapat
di kecamatan Loa Kulu, selain itu warga juga memanfaatkannya dengan membuat keramba
di pinggir-pinggir sungai sebagai tempat budidaya ikan. Selain sungai di Kecamatan Loa
Kulu juga terdapat danau yang merupakan danau satu-satunya di kecamatan tersebut, yaitu
Danau Bukit Bara yang berada di desa Jembayan Dalam dengan luas 5 Ha. Selain sungai
dan danau kecamatan ini juga mempunyai beberapa gunung/pegunungan diantaranya
Gunung Lengkup dengan tinggi 485 m, Gunung Parung tingginya 400 m, Gunung Kelipung
dengan tinggi hanya 156 m, dari ketiga gunung tersebut semuanya terletak di desa Jonggon
Desa yang memang sebagian wilayahnya berupa pegunungan. Ada satu gunung lagi dengan
ketinggian 300 m yaitu gunung Taman Arum yang berada di desa Loh Sumber.

Kecamatan Loa Kulu yang mempunyai wilayah dataran dan pegunungan ternyata
juga mempunyai wilayah yang berrawa, bahkan hampir seluruh desa di kecamatan Loa Kulu
mempunyai areal rawa dan hanya tiga desa yang tidak mempunyai rawa karena merupakan
daerah dataran tinggi yaitu desa Loh Sumber, desa Margahayu, dan desa Jembayan Tengah.
Desa dengan rawa terluas yaitu desa Jonggon Jaya yaitu dengan luas rawa mencapai 517 Ha
disusul kemudian dengan desa Sungai Payang dengan Rawa Belumpur yang luasnya 500
Ha. Desa Ponoragan hanya mempunyai 10 Ha rawa yaitu Rawa Nyamuk karena sebagian
besar wilayahnya merupakan daerah dataran. Desa Jembayan adalah satu-satunya desa yang
mempunyai pulau didalamnya, yaitu pulau Jerang dengan luas 6 Ha, letaknya di tengah
sungai Mahakam yang melewati desa Jembayan yang membelah wilayah kecamatan Loa
Kulu. (sumber.http://kukarkab.bps.go.id)

8
B. Indetitas Responden

Pada kuisoner pertama, Bapak Abdul Quayyim adalah salah satu pembudidaya ikan air
tawar yang beralamat di Desa Jembayan. Bapak Abdul berusia 18 tahun, pendidikan
terakhir yaitu SMA, dan agama yang dianut Bapak Abdul adalah Islam. Bapak Abdul
bersuku Bugis, status belum menikah, jumlah yang menjadi tanggungan yaitu 5 (lima), dan
pekerjaan pokok yaitu sebagai pembudidaya. Yang dimana sumber mata pencariannya
menggandalkan hasil pembudidaya dan tidak memliki perkerjaan sampingan.
Kuisoner kedua, Ibu Ana adalah salah satu pembudidaya ikan air tawar yang beralamat
di Desa Jembayan. Ibu Ana berusia 30 tahun, pendidikan terakhir yaitu SD, dan agama yang
di anut Ibu Ana adalah Islam. Ibu Ana Bersuku Banjar, status sudah menikah, jumlah yang
menjadi tanggungan yaitu 2 (dua) dan pekerjaan pokok adalah sebagai pembudidaya. Yang
dimana sumber mata pencariannya menggandalkan hasil pembudidayaan dan tidak memiliki
pekerjaan sampingan
Kuisoner ketiga, Bapak Mudassir adalah salah satu pembudidaya ikan air tawar yang
beralamat di Desa Jembayan. Bapak Mudasi berusia 43 tahun, pendidikan terakhir yaitu
SMA, dan agama yang dianut adalah Islam. Bapak Mudassir bersuiku Bugis, status sudah
menikah, jumlah yang menjadi tanggungan yaitu 4 (empat) dan pekerjaan pokok sebagai
pembudidaya. Yang dimana sumber mata pencariannya menggandalkan hasil pembudidaya
dan tidak memilikik pekerjaan sampingan.
Kuisoner keempat, Ibu Paisah adalah salah satu pembudidaya ikan air tawar yang
beralamat di Desa Jembayan. Ibu Paisah berusia 45 tahun, pendidikan terakhir yaitu sarjana
(S1), dan agama yang dianut adalah Islam. Ibu Paisah bersuku Bugis, status sudah menikah,
jumlah yang menjadi tanggungan yaitu 3 (tiga) dan pekerjaan pokok sebagai pembudidaya.
Selain sebagai pembudidaya Ibu Paisah juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai
pedangan di Pasar.
Kuisoner kelima, Bapak Tono adalah salah satu pembudidaya ikan air tawar yang
beralamat di Desa Jembayan. Bapak Tono berusia 47 tahun, pendidikan terakhir yaitu SMA,
dan agama yang dianut adalah Islam. Bapak Tono bersuku Banjar, status sudah menikah,
jumlah yang menjadi ditanggung yaitu 3 (tiga), dan pekerjaan pokok sebagai pembudidaya.
Yang dimana sumber mata pencariannya mengandalkan hasil pembudidaya dan tidak
memiliki pekerjaan sampingan.

9
Dan kuisoner yang keenam, Ibu Salsabila adalah salah satu pembudidaya ikan air
tawar yang beralamat di Desa Jembayan. Ibu Salsabila berusia 36 tahun, pendidikan terakhir
SD, dan agam yang dianut adalah Islam. Ibu Salsabila bersuku Bugis, status sudah menikah,
dan pekerjaan pokok sebagai pembudidaya. Yang dimana suber mata pencarian
mengandalkan hasil pembudidaya dan tidak memiliki pekerjaan sampingan.

C. Gambaran Umum Budidaya Ikan

1) Responden I

Bapak Abdul memulai usaha membudidayakan ikan air tawar selama 15 tahun,
sebagai penerus dari usaha keluarganyanya dan status kepemilikan lahan adalah
miliki sendiri. Jumlah keraba yang dimilikinya ada 44 keraba dan ukuran setiap
keraba 2 x 2,5. Bapak Abdul belajar membudidayakan ikan dengan melihat atau
pengalaman dari orang tuanya dan jenis ikan yang di budidayakan adalah ikan mas,
ikan nila dan ikan patin. Biasanya Bapak Abdul mendapatkan bibit ikan dari
supplier atau agen yang menjual bibit ikan yang ada di Loa Kulu. Jumlah bibit yang
dibutuhkan untuk setiap ikan yang akan dibudiadayakan Bapak Abdul dari ikan
mas, ikan nila, dan ikan patin masing-masing 5.000 bibit ikan, dalam melakukan
penebaran bibit ikan di keraba jaring apung yaitu dengan cara ditebarkan di keraba
langsung yang sudah disiapkan, dan dalam satu hari pemberian pakan ikan yang
dibudidayakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pagi dan sore dan waktu yang diluangkan
Bapak Abdul dalam melakukan pemeliharaan sekitar 1 jam. Dalam pemeliharan ikan
mas dan ikan nila dan ikan mas membutuhkan waktu sekitar 4-5 bulan hingga panen
berbeda dengan ikan patin dalam pemeliharaannya membutuhkan waktu sekitar 6-8
bulan hingga panen . Jumlah bibit setelah dipanen sekitar 70% yang dihasilkan, cara
melakukan panen ikan yang di budidayakan adalah dengan di tanggok langsung
dikeraba dan di distribusikan ke pengepul ikan yang ada di pasar. Adapun masalah
yang dihadapin oleh Bapak Abdul sebagai pembudidaya ikan air tawar sepertih;
angka kematian ikan yang tinggi, perubahan kualitas air, libah rumah tangga dan
limbah batubara. Dalam hal ini Bapak Abdul memiliki cara dalam mengatasi
masalah yang sering terjadi dalam proses pembudidayaan ikan air tawar atau selama
10
pemeliharaan ikan yaitu: ketika ikan di serang penyakit, maka ikan akan di berikan
makan sayur atau pakan ikan akan di campurkan daun kates, dan untuk masalah
kualitas air dan masalah limbah rumah tangga solusi untuk menanganinya adalah
dengan membawah kerambah atau mengeser kerambah ke air atau kawasan yang
tidak tercemar oleh limbah atau kualitas airnya cukup bagus dengan menggunakan
kapal.

Tabel 4.1. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembudidaya ikan
No Jenis Alat dan Bahan Jumlah
1. Drum 30 Biji
2. Balok 65 Biji
3. Kelambu 5 Roll
4. Gerijen 24 biji

2) Responden II

Ibu Ana memulai usaha membudidayakan ikan air tawar selama 12 tahun.
Status kepemilikan lahan adalah milik sendiri. Jumlah keraba yang dimilikinya ada
23 keraba dan ukuran setiap keraba 3x 4,5. Ibu Ana belajar membudidayakan ikan
dengan usaha sendiri, serta mendapatkan pelatihan dan bantuan dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara, dan jenis ikan yang di budidayakan
adalah ikan mas dan ikan nila. Biasanya Ibu Ana mendapatkan bibit ikan dari
supplier atau agen yang menjual bibit ikan yang ada di Loa Kulu. Jumlah bibit yang
dibutuhkan untuk setiap ikan yang akan dibudiadayakan Ibu Ana untuk ikan mas
membutuhkan 5.000 bibit ikan dan untuk ikan nila mebutuhkan 10.000 bibit ikan,
dalam melakukan penebaran bibit ikan di keraba jaring apung yaitu dengan cara
ditebarkan di keraba langsung yang sudah disiapkan, dan dalam satu hari pemberian
pakan ikan yang dibudidayakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pagi dan sore dan waktu
yang diluangkan Bapak Abdul dalam melakukan pemeliharaan sekitar 2 jam. Dalam
pemeliharan ikan mas dan ikan nila da membutuhkan waktu sekitar 5-6 bulan.
Jumlah bibit setelah dipanen sekitar 75% yang dihasilkan, cara melakukan panen

11
ikan yang di budidayakan adalah dengan di tanggok langsung dikeraba dan di
distribusikan ke pengepul ikan yang ada di pasar atau pembeli yang langsung datang
keramba. Adapun masalah yang dihadapin oleh Ibu Ana sebagai pembudidaya ikan
air tawar sepertih: perubahan kualitas air, jamur pada tubuh ikan (penyakit ikan), dan
pakan ikan. Dalam hal ini Ibu Ana memiliki cara dalam mengatasi masalah yang
sering terjadi dalam proses pembudidayaan ikan air tawar atau selama pemeliharaan
ikan yaitu; ketika ikan di serang penyakit, maka ikan akan di berikan makan sayur
atau pakan ikan akan di campurkan daun kates.

Tabel 4.2. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembudidaya ikan
No Jenis Alat dan Bahan Jumlah
1. Drum 24 Biji
2. Tanggok 6 Biji
3. Corong 9 Biji
4. Gerijen 40 biji

3) Responden III

Bapak Mudassir memulai usaha membudidayakan ikan air tawar selama 15


tahun. Status kepemilikan lahan adalah miliki sendiri. Jumlah keraba yang
dimilikinya ada 24 keraba dan ukuran setiap keraba 3x2,5, Bapak Mudassir belajar
membudidayakan ikan dengan melihat atau pengalaman dari orang tuanya dan jenis
ikan yang di budidayakan adalah ikan mas dan ikan nila. Biasanya Bapak Mudassir
mendapatkan bibit ikan dari supplier atau agen yang menjual bibit ikan yang ada di
Loa Kulu. Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk setiap ikan yang akan
dibudiadayakan Bapak Mudassir dari ikan mas dan ikan nila masing-masing 5.000
bibit ikan, dalam melakukan penebaran bibit ikan di keraba jaring apung yaitu
dengan cara ditebarkan di keraba langsung yang sudah disiapkan, dan dalam satu
hari pemberian pakan ikan yang dibudidayakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pagi dan
sore dan waktu yang diluangkan Bapak Mudassir dalam melakukan pemeliharaan
sekitar 2 jam. Dalam pemeliharan ikan mas dan ikan nila dan ikan mas
membutuhkan waktu sekitar 5 bulan hingga panen. Jumlah bibit setelah dipanen

12
sekitar 60% yang dihasilkan, cara melakukan panen ikan yang di budidayakan
adalah dengan di tanggok langsung dikeraba dan di distribusikan ke pengepul ikan
yang ada di pasar. Adapun masalah yang dihadapin oleh Bapak Mudassir sebagai
pembudidaya ikan air tawar sepertih: angka kematian ikan yang tinggi dan
perubahan kualitas air. Dalam hal ini Bapak Mudassir memiliki cara dalam
mengatasi masalah yang sering terjadi dalam proses pembudidayaan ikan air tawar
atau selama pemeliharaan ikan yaitu; ketika ikan di serang penyakit, maka ikan akan
di berikan makan sayur atau pakan ikan akan di campurkan daun kates, dan untuk
masalah kualitas air solusi untuk menanganinya adalah dengan membawah
kerambah atau mengeser kerambah ke air atau kawasan yang tidak tercemar dengan
menggunakan kapal.

Tabel 4.3. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembudidaya ikan
No Jenis Alat dan Bahan Jumlah
1. Drum 30 Biji
2. Jaring -
3. Tanggok 4 Biji
4. Gerijen 41 Biji

4) Responden IV

Ibu Paisah memulai usaha membudidayakan ikan air tawar selama 15 tahun.
Status kepemilikan lahan adalah miliki sendiri. Jumlah keraba yang dimilikinya ada
44 keraba dan ukuran setiap keraba 3x2,5. Ibu Paisah belajar membudidayakan ikan
dengan melihat atau pengalaman dari orang tuanya dan jenis ikan yang di
budidayakan adalah ikan mas, ikan nila dan ikan patin. Biasanya Ibu Paisah
mendapatkan bibit ikan dari supplier atau agen yang menjual bibit ikan yang ada di
Loa Kulu. Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk setiap ikan yang akan
dibudiadayakan Ibu Paisah dari ikan mas, ikan nila, dan ikan patin masing-masing
5.000 bibit ikan, dalam melakukan penebaran bibit ikan di keraba jaring apung yaitu
dengan cara ditebarkan di keraba langsung yang sudah disiapkan, dan dalam satu

13
hari pemberian pakan ikan yang dibudidayakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pagi dan
sore dan waktu yang diluangkan Ibu Paisah dalam melakukan pemeliharaan sekitar 1
jam. Dalam pemeliharan ikan mas dan ikan nila dan ikan mas membutuhkan waktu
sekitar 4-5 bulan hingga panen berbeda dengan ikan patin dalam pemeliharaannya
membutuhkan waktu sekitar 6-8 bulan hingga panen . Jumlah bibit setelah dipanen
sekitar 70% yang dihasilkan, cara melakukan panen ikan yang di budidayakan
adalah dengan di tanggok langsung dikeraba dan di distribusikan ke pengepul ikan
yang ada di pasar. Adapun masalah yang dihadapin oleh Ibu Paisah sebagai
pembudidaya ikan air tawar sepertih; angka kematian ikan yang tinggi, perubahan
kualitas air, libah rumah tangga dan limbah batubara. Dalam hal ini Ibu Paisah
memiliki cara dalam mengatasi masalah yang sering terjadi dalam proses
pembudidayaan ikan air tawar atau selama pemeliharaan ikan yaitu: ketika ikan di
serang penyakit, maka ikan akan di berikan makan sayur atau pakan ikan akan di
campurkan daun kates, dan untuk masalah kualitas air dan masalah limbah rumah
tangga solusi untuk menanganinya adalah dengan membawah kerambah atau
mengeser kerambah ke air atau kawasan yang tidak tercemar oleh limbah atau
kualitas airnya cukup bagus dengan menggunakan kapal.

Tabel 4.4. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembudidaya ikan
No Jenis Alat dan Bahan Jumlah
1. Drum 30 Biji
2. Balok 65 Biji
3. Kelambu 5 Roll
4. Gerijen 24 biji

5) Responden V

Bapak Tono memulai usaha membudidayakan ikan air tawar selama 14 tahun.
Status kepemilikan lahan adalah miliki sendiri. Jumlah keraba yang dimilikinya ada
30 keraba dan ukuran setiap keraba 3 x 3. Bapak Tono belajar membudidayakan ikan
dengan melihat atau pengalama,dan jenis ikan yang di budidayakan adalah ikan mas,

14
ikan nila dan ikan patin. Biasanya Bapak Tono mendapatkan bibit ikan dari
supplier atau agen yang menjual bibit ikan yang ada di Loa Kulu. Jumlah bibit yang
dibutuhkan untuk setiap ikan yang akan dibudiadayakan Bapak Tono dari ikan mas
dan ikan nila membutuhkan 5.000 bibit iakan berbeda dengan ikan patin yang
membutuhkan 10.000 bibit ikan, dalam melakukan penebaran bibit ikan di keraba
jaring apung yaitu dengan cara ditebarkan di keraba langsung yang sudah disiapkan,
dan dalam satu hari pemberian pakan ikan yang dibudidayakan sebanyak 2 (dua) kali
yaitu pagi dan sore dan waktu yang diluangkan Bapak Tono dalam melakukan
pemeliharaan sekitar 3 jam. Dalam pemeliharan ikan mas dan ikan nila dan ikan mas
membutuhkan waktu sekitar 5 bulan hingga panen berbeda dengan ikan patin dalam
pemeliharaannya membutuhkan waktu sekitar 6-8 bulan hingga panen . Jumlah bibit
setelah dipanen sekitar 75% yang dihasilkan, cara melakukan panen ikan yang di
budidayakan adalah dengan di tanggok langsung dikeraba dan di distribusikan ke
pengepul ikan yang ada di pasar. Adapun masalah yang dihadapin oleh Bapak Tono
sebagai pembudidaya ikan air tawar sepertih; angka kematian ikan yang tinggi,
perubahan kualitas air, libah rumah tangga dan limbah batubara. Dalam hal ini
Bapak Tono memiliki cara dalam mengatasi masalah yang sering terjadi dalam
proses pembudidayaan ikan air tawar atau selama pemeliharaan ikan yaitu: ketika
ikan di serang penyakit, maka ikan akan di berikan makan sayur atau pakan ikan
akan di campurkan daun kates, dan untuk masalah kualitas air dan masalah limbah
rumah tangga solusi untuk menanganinya adalah dengan membawah kerambah atau
mengeser kerambah ke air atau kawasan yang tidak tercemar oleh limbah atau
kualitas airnya cukup bagus dengan menggunakan kapal.

Tabel 4.5. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembudidaya ikan
No Jenis Alat dan Bahan Jumlah
1. Drum 38 Biji
2. Balok -
3. Kelambu 10 Roll
4. Gerijen 22 biji

15
6) Responden VI

Ibu Salbila memulai usaha membudidayakan ikan air tawar selama 10 tahun.
Status kepemilikan lahan adalah miliki sendiri. Jumlah keraba yang dimilikinya ada
30 keraba dan ukuran setiap keraba 3 x 4,5 . Ibu Salsabila belajar membudidayakan
ikan dengan melihat atau pengalama,dan jenis ikan yang di budidayakan adalah ikan
mas dan ikan nila . Biasanya Ibu Salsabila mendapatkan bibit ikan dari supplier
atau agen yang menjual bibit ikan yang ada di Loa Kulu. Jumlah bibit yang
dibutuhkan untuk setiap ikan yang akan dibudiadayakan dari ikan mas membutuhkan
5.000 bibit ikan dan ikan nila membutuhkan 10.000 bibit ikan, dalam melakukan
penebaran bibit ikan di keraba jaring apung yaitu dengan cara ditebarkan di keraba
langsung yang sudah disiapkan, dan dalam satu hari pemberian pakan ikan yang
dibudidayakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pagi dan sore dan waktu yang diluangkan
Ibu Salsabila dalam melakukan pemeliharaan sekitar 3 jam. Dalam pemeliharan ikan
mas dan ikan nila dan ikan mas membutuhkan waktu sekitar 5 bulan hingga panen
bulan hingga panen . Jumlah bibit setelah dipanen sekitar 75% yang dihasilkan, cara
melakukan panen ikan yang di budidayakan adalah dengan di tanggok langsung
dikeraba dan di distribusikan ke pengepul ikan yang ada di pasar. Adapun masalah
yang dihadapin oleh Ibu Salsabila sebagai pembudidaya ikan air tawar sepertih;
angka kematian ikan yang tinggi, perubahan kualitas air, libah rumah tangga dan
limbah batubara. Dalam hal ini Ibu Salsabila memiliki cara dalam mengatasi
masalah yang sering terjadi dalam proses pembudidayaan ikan air tawar atau selama
pemeliharaan ikan yaitu: ketika ikan di serang penyakit, maka ikan akan di berikan
makan sayur atau pakan ikan akan di campurkan daun kates, dan untuk masalah
kualitas air dan masalah limbah rumah tangga solusi untuk menanganinya adalah
dengan membawah kerambah atau mengeser kerambah ke air atau kawasan yang
tidak tercemar oleh limbah atau kualitas airnya cukup bagus dengan menggunakan
kapal.

Tabel 4.6. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembudidaya ikan

16
No Jenis Alat dan Bahan Jumlah
1. Drum 30 Biji
2. Tanggok 6 Biji
3. Corong 9 Biji
4. Gerijen 22 Biji

D. Keadaan Usaha Budidaya

1) Modal awal yang dikeluarkan Bapak Abdul kurang lebih Rp. 5.000.000 yang berasal
dari modal dari orang tua. Bapak Abdul biasanya dalam satu kali panen
menghasilkan 300 kg atau 3 pikul per jenis ikannya dan biasanya mereka menjual
ikan tersebut masing masing Rp.30.000 sampai Rp.33.000. Total biaya yang
dikeluarkan ibu paisah dari awal pemeliharaan hingga panen sekitar Rp.1.000.000
per panennya. Untuk keuntungan kotor (bruto) ibu paisah memperoleh sebanyak
Rp.10.000.000 dalam sekali panen sedangkan keuntungan bersih (netto) diperoleh
kurang lebih Rp.5.000.000 dalam sekali panen.
2) Modal awal yang dikeluarkan Ibu Ana kurang lebih Rp. 5.000.000 yang berasal dari
modal Ibu Ana sendiri. Ibu Ana biasanya dalam satu kali panen menghasilkan 200
kg atau 2 pikul per jenis ikannya dan biasanya mereka menjual ikan tersebut masing
masing Rp.32.000. Total biaya yang dikeluarkan Ibu Ana dari awal pemeliharaan
hingga panen sekitar Rp.6.000.000 per panennya. Untuk keuntungan kotor (bruto)
ibu paisah memperoleh sebanyak Rp.25.000.000 dalam sekali panen sedangkan
keuntungan bersih (netto) diperoleh kurang lebih Rp.10.000.000 dalam sekali panen.
3) Modal awal yang dikeluarkan Bapak Mudassir kurang lebih Rp. 5.000.000 yang
berasal dari modal Bapak Mudassir sendiri. Bapak Mudassir biasanya dalam satu
kali panen menghasilkan 300 kg atau 3 pikul per jenis ikannya dan biasanya mereka
menjual ikan tersebut masing masing Rp.30.000 sampai Rp.39.000. Total biaya yang
dikeluarkan Bapak Mudassir dari awal pemeliharaan hingga panen sekitar
Rp.10.000.000 per panennya. Untuk keuntungan kotor (bruto) ibu paisah

17
memperoleh sebanyak Rp.10.000.000 dalam sekali panen sedangkan keuntungan
bersih (netto) diperoleh kurang lebih Rp.5.000.000 dalam sekali panen.
4) Modal awal yang dikeluarkan Ibu Paisah kurang lebih Rp. 5.000.000 yang berasal
dari modal ibu paisah sendiri. Ibu Paisah biasanya dalam satu kali panen
menghasilkan 300 kg atau 3 pikul per jenis ikannya dan biasanya mereka menjual
ikan tersebut masing masing Rp.30.000 sampai Rp.33.000. Total biaya yang
dikeluarkan Ibu Paisah dari awal pemeliharaan hingga panen sekitar Rp.1.000.000
per panennya. Untuk keuntungan kotor (bruto) Ibu Paisah memperoleh sebanyak
Rp.10.000.000 dalam sekali panen sedangkan keuntungan bersih (netto) diperoleh
kurang lebih Rp.5.000.000 dalam sekali panen.
5) Modal awal yang dikeluarkan Bapak Tono kurang lebih Rp. 5.000.000 yang berasal
dari modal Bapak Tono sendiri. Bapak Tono biasanya dalam satu kali panen
menghasilkan 500 kg atau 5 pikul per jenis ikannya dan biasanya mereka menjual
ikan tersebut masing masing Rp.16.000 sampai Rp.33.000. Total biaya yang
dikeluarkan Bapak Tono dari awal pemeliharaan hingga panen sekitar
Rp.35.000.000 per panennya. Untuk keuntungan kotor (bruto) ibu paisah
memperoleh sebanyak Rp.65.000.000 dalam sekali panen sedangkan keuntungan
bersih (netto) diperoleh kurang lebih Rp.30.000.000 dalam sekali panen.
6) Modal awal yang dikeluarkan Ibu Salsabila kurang lebih Rp. 20.000.000 yang
berasal dari modal ibu paisah sendiri. Ibu Salsabila biasanya dalam satu kali panen
menghasilkan 200 kg atau 2 pikul per jenis ikannya dan biasanya mereka menjual
ikan tersebut masing masing Rp.30.000 sampai Rp.33.000. Total biaya yang
dikeluarkan Ibu Salsabila dari awal pemeliharaan hingga panen sekitar Rp.6.000.000
per panennya. Untuk keuntungan kotor (bruto) ibu paisah memperoleh sebanyak
Rp.25.000.000 dalam sekali panen sedangkan keuntungan bersih (netto) diperoleh
kurang lebih Rp.10.000.000 dalam sekali panen.

18
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian kami dapat disimpulkan kondisi sosial ekonomi pembudidaya
karamba jaring apung di kecamatan Loa Kulu, desa Jembayan, kabupaten kutai kartanegara
adalah desa dimana kebanyakan penduduknya memiliki pekerjaan pokok sebagai
pembudidaya ikan air tawar. Umumnya pembudidaya ikan di desa Jembayan rata-rata
memiliki lahan sendiri untuk membudidaya ikan mereka dan sekitar 14 tahun mereka
melakukan usaha tersebut. Kebanyakan pembudidaya belajar dan melihat pengalaman dari
orang tua mereka. Umumnya pembudidaya melakukan penebaran bibit dengan cara menebar
dikolam dan diberi pakan dua kali sehari pagi dan sore selama 2 jam. Sekitar 5 bulan mereka
melakukan pemeliharaan hingga panen dan menghasilkan 70% dari jumlah yang ditebar.
Biasanya ketika panen pembudidaya menjual kepada pengepul untuk diperdagangkan di
pasar.
Keadaan usaha pembudidaya rata-rata modalnya berasal dari pembudidaya sendiri sekitar
Rp. 5.000.000 untuk modal awal. Umumnya pembudidaya tidak memiliki tenaga kerja karena
rata rata dari mereka yang membantu adalah keluarga. Biasanya mereka menjual hasil satu
kali panen ikan nila dan ikan mas sekitar Rp. 32.000 per kilonya. Rata-rata yang mereka
keluarkan dari awal pemeliharaan hingga panen adalah Rp. 16.000.000 dan memiliki
keuntungan kotor (bruto) dan keuntungan bersih (Netto) dalam setiap sekali panen.

B. Saran
1. Sebaiknya dalam mewawancarai responden lebih merinci lagi agar data yang
didapatkan lebih lengkap dan akurat.
2. Diharapkan pemerintah lebih peduli terhadap pembudidaya ikan dengan turun
langsung kelapangan untuk mencari tahu kebutuhan apa saja yang dibutuhkan para
pembudidaya.
3. Sebaiknya masyarakat disekitar desa Jembayan kecamatan Loa Kulu, lebih
memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arianti, titin. 2017. Studi Kearifan Lokal Sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan Laut
Berbasis Masyarakat Di Desa Bontomarranu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten
Takalar. Universitas Hasanuddin. Makassar

Baina, syahra. dkk. 2018. Laporan praktikum pengantar ekonomi perikanan pengelolaan
usaha perikanan berbasis kelompok didaerah istimewa yogyakarta. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta

Dewi, Rismanti. 2015. Pengantar ekonomi mikro sektor perikanan. Universitas


Hasanuddin. Makassar

Sarjulis. 2011. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan tanjung mutiara kabupaten
agam (1970-2009). Universitas Andalas. Padang

Sinurat, Sahat. 2015. Pengelolaan Wilayah Laut Yang Terpadu.

http://kabupaten.kutaikartanegara.com/kecamatan.php?k=Loa_Kulu

Sunariadi, AYOE DIAH SUKMAWATI (2013) DESKRIPSI TENTANG PERKEMBANGAN SOSIAL


EKONOMI MASYARAKAT DESA RATNA DAYA KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Lasabuda, Ridwan. 2013. PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN


DALAM PERSPEKTIF NEGARA KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA.
Universitas Sam Ratulangi.
Zulmaneli. 2016 Aktivitas Kemaritiman Masyarakat di Sekitar Pantai Tiku Kabupaten Agam Tahun
1970-2016. Universitas Andalas.

20

Anda mungkin juga menyukai