Abstrak: Studi ini membahas tentang social ekonomi masyarakat nelayan di Kelurahan
Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan. Adapun masalah penelitian yang diteliti dalam
penelitian ini adalah mengetahui kehidupan social ekonomi masyarakat nelayan di
Kelurahan Nelayan Indah, baik dari organisasi sosial, organisasi ekonomi, aspek sosial,
maupun aspek ekonomi.Dalam penelitian ini menggunakan metodologi penelitian pendekatan
deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data penelitian menggunakan Teknik observasi dan
wawancara terstruktur. Hasil penelitian ini akan menunjukkan kehidupan social ekonomi
masyarakat nelayan mulai dari pekerjaan, pendapatan, mata pencaharian kehidupan dan
lingkungan kemasyarakatan.
Abstract: This study discusses the socio-economic status of the fishing community in Nelayan
Indah Village, Medan Labuhan District. The research problem examined in this study is to determine
the socio-economic life of the fishing community in Nelayan Indah Village, both from social
organizations, economic organizations, social aspects, and economic aspects. This research uses a
qualitative descriptive approach research methodology with research data collection using
observation techniques and structured interviews. The results of this study will show the socio-
economic life of the fishing community starting from work, income, livelihood, and social
environment.
Menurut Wijaya (2008) nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun
budidaya. Adapun masalah yang terjadi pada masyarakat nelayan merupakan masalah yang
bersifat multi dimensi sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan solusi yang menyeluruh,
dan bukan solusi secara parsial (Husen,2014).
Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut atau bagi orang
orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau hewan laut lainnya yang hidup di
dasar maupun permukaan perairan. Tempat tinggal yang biasanya dijadikan sebagai tempat
pemukiman nelayan tidaklah jauh dari pantai atau pesisir sebagaimana yang telah dikatakan
oleh Imron (2003) bahwa pada umumnya nelayan bermukim di daerah pinggir pantai, sebuah
lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya dan perairan yang menjadi
daerah aktivitas nelayan merupakan perairan tawar, payau maupun laut.
Masyarakat nelayan juga masyarakat yang dipandang sebagai suatu lingkungan hidup
dari satu individu atau satu keluarga nelayan. Dengan kata lain masyarakat nelayan yang
dibentuk oleh sejumlah rumah tangga nelayan dan tiap rumah tangga merupakan lingkungan
hidup bagi yang lainnya. Kehidupan masyarakat nelayan adalah keadaannya yang dapat
diungkapkan melalui usaha mereka yang dipengaruhi oleh musim penangkapan ikan, kondisi
alam tidak menunjang, terbatasnya modal dan tingkat pendidikan yang rendah sehingga
mengakibatkan keadaan social ekonomi lemah (Yatim, 2015).
26
1. Peasant fisher atau nelayan tradisional yaitu nelayan yang biasanya lebih berorientasi
pada pemenuhan kebutuhan sendiri (subsistem). Sebutan ini muncul karena alokasi
hasil tangkapan yang di jual lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan keluarga dari
pada investasi untuk pengembangan skala usaha.
2. Post peasant fisher yaitu nelayan yang dicirikan dengan penggunaan alat tangkap
yang berteknologi. Penguasaan sarana bermotor ini semakin membuka peluang bagi
nelayan untuk menangkap ikan diwilayah perairan yang lebih luas dan memperoleh
surplus dari hasil tangkapan itu, karena mempunyai daya tangkap yang lebih besar.
Sementara itu tenaga kerja atau ABK-nya sudah meluas dan tidak tergantung pada
anggota keluarga saja.
3. Commercial fisher yaitu nelayan yang telah berorientasi pada peningkatan
keuntungan. Skala usahanya sudah besar yang dicirikan dengan banyaknya jumlah
tenaga kerja dengan status yang berbeda dengan dari buruh hingga manajer.
Industrial fisher adalah industri yang (1) diorganisasi dengan cara-cara yang mirip
dengan perusahaan agro industry dinegara-negara maju (2) secara relative lebih padat
baik bagi pemilik maupun awak perahu (4) menghasilkan untuk ikan kaleng dan ikan
beku yang berorientasi pada ekspor.
Dalam Kehidupan sosial, kelompok atau komunitas nelayan dapat terbagi atas
beragam jenisnya, hal tersebut dilihat dari sisi mata pencahariannya sebagaimana yang
diungkapkan oleh Sastrawidjaya (2002) yang mendefinisikan komunitas nelayan sebagai
kelompok orang yang bermata pencaharian dari hasil laut dan tinggal didesa-desa pantai atau
pesisir. Kehidupan masyarakat pesisir kalau dilihat dari perspektif mata pencaharian tersusun
dari kelompok masyarakat yang beragam seperti nelayan, petambak, pedagang ikan, pemilik
took serta pelaku industri kecil dan menengah pengolahan hasil tangkap.
Nelayan Indah dulunya adalah suatu kawasan hutan bakau dan rawa-rawa. Tingkat
social ekonomi masyarakat nelayan juga sampai sekarang secara turun-temurun tidak
mengalami perubahan yang berarti. Para nelayan pemilik kapal sebagai juragan, relative
kesejahteraannya lebih baik karena menguasai sumber daya penangkapan ikan yang baik
seperti kapal, mesin alat tangkap maupun pendukung lainnya seperti es, garam, dan lainnya.
Disisi lain nelayan lainnya yang merupakan mayoritas adalah nelayan pekerja atau menerima
upah dari pemilik kapal (juragan) dan kalaupun mereka mengusahakan sendiri sumberdaya
penangkapan ikannya masih konvensional, sehingga produktifitasnya tidak berkembang.
Kelompok inilah yang terus berhadapan dan digeluti kemiskinan yang termasuk kepada
mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah.
4. modal (3) memberikan pendapatan yang lebih tinggi dari pada perikanan sederhana,
5. Sosial ekonomi merupakan posisi atau kedudukan seseorang dalam kelompok
masyarakat yang ditentukan terhadap jenis aktivitas ekonomi, pendidikan dan
pendapatan. Pada pembahasannya social serta ekonomi sering menjadi objek
pembahasan yang berbeda.Relasi ekonomi merupakan hubungan dinamis dalam
masyarakat yang berkaitan dengan mata pencaharian dan perolehan pandapatan.
Perekonomian masyarakat pedesaan dapat dilihat adanya gejala-gejala upaya
pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
6. Pemenuhan kebutuhan hidup tersebut memiliki suatu pencirian system social ekonomi
tertentu. Menurut Parsons, kehidupan social masyarakat dipandang sebagai suatu
27
sistem sosial. Artinya kehidupan tersebut harus dilihat sebagai suatu keseluruhan atau
totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu
kesatuan (Narwoko, 2011:124-125).Oleh karena itu, dengan kondisi masyarakat
Nelayan Indah yang tinggal di pesisir dan memanfaatkan perairan laut sebagai sumber
kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peneliti tertarik melakukan penelitian
untuk mengetahui bagaimana kehidupan sosial dan ekonomi di kelurahan Nelayan
Indah yang mendorong masyarakat bekerja sebagai nelayan.
Besarnya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dikarenakan adanya faktor yang
mendukung dimana lokasi terletak dipinggir pesisir. Potensi ikan di Nelayan Indah juga masih
tergolong besar dengan area tangkapan yang tidak terlalu jauh dari tepi laut, sehingga dengan
peralatan yang sederhana sudah bisa memperoleh hasil tangkapan yang memadai. Selain itu
nelayan rata-rata masih menggunakan alat tangkap yang sangat sederhana, Peralatan nelayan
yang ada dan di manfaatkan sekarang ini adalah peralatan yang masih tradisional, misalnya
beberapa dari nelayan masih memanfaatkan perahu sampan yang mengandalkan tenaga
manusia (dayung), demikian pula pancing atau pukat yang masih sederhana. Dengan
demikian tentu dapat dibayangkan dengan peralatan yang di miliki tersebut bagaimana bisa
masyarakat nelayan bisa mengoptimalkan dan meningkatkan hasil tangkapan. Daya
jangkauan perahu paling jauh mencapai radius 2-3 mil laut,itu pun jika cuaca dalam keadaan
cerah.
28
Aspek Sosial
4732
5033
Laki-laki Perempuan
Kelurahan Nelayan Indah ini terdiri dari delapan lingkungan, dengan jumlah 2.328
KK dengan 4.732 jiwa laki-laki dan 5.033 jiwa perempuan. Dari hasil pengamatan dan
wawancara yang dilakukan peneliti, diperolehin formasi bahwa mereka yang bekerja sebagai
nelayan pada umumnya hanya untuk memenuhi kebutuhan primer mereka yaitu mencari
makan.
Bakat dan keterampilan yang diperoleh dari orang tua sebagai nelayan secara turun
menurun ditularkan secara alamiah kepada anak-anak mengingat letak pemukiman mereka
berada atau dekat dengan wilayah pesisir laut. Para istri nelayan umumnya tidak mempunyai
pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Para istri ini lebih disibukkan
dengan peran domestiknya sebagai ibu rumah tangga. Karna tidak atau kurang memliki
keterampilan khusus yang bisa digunakan untuk menambah penghasilan suaminya sebagai
nelayan.
29
Aspek Ekonomi
30
Tabel1 :Pendapatan Nelayan di Kampung Nelayan Indah
Dengan demikian jika dihitung pendapatan rata-rata mereka setiap bulan sebetulnya
sudah memadai yakni waktu kerja+/- 20 hari dikalikan dengan Rp.150.000 atau Rp.200.000,
maka hasilnya bisa mencapai Rp.3.000.000 hingga Rp.4.000.000/bulan.
Organisasi Ekonomi
Hasil penelitian yang telah penulis lakukan melalui wawancara dengan para informan
mengakui dan memberikan keterangan bahwa sebagai masyarakat, tidak terkecuali sebagai
masyarakat nelayanselalu menjalin hubungansosial dengan individu-individu lain atau orang-
orang lain yang ada disekitarnya, bukan saja dengan sesama nelayan tetapi juga dengan orang
lain yang bukan nelayan.
Hubungan sosial yang berlangsung tersebut sangat beragam makna dan tujuannya,
bisa jadi yang dibicarakan itu terkait dengan persoalan pekerjaannya sebagai nelayan, bisa
juga dengan persoalan keluarga atau hal-hal lain yang memungkinkan. Kerjasama dalam
bentuk gotong royong dikalangan masyarakat Nelayan Indah ternyata masih berjalan setiap
minggunya. Selain itu, hubungan antar masing-masing individu di Nelayan Indah sangat erat
seperti saling kunjung mengunjungi, pinjam meminjam alat-alat perlengkapan, saling tolong-
menolong dan ikut serta dalam aktivitas-aktivitas sosial. Salah satu aktivitas social yang
dibuat seperti pengajian maupun arisan yang dibuat oleh ibu-ibu di Kelurahan Nelayan Indah.
31
Masyarakat Nelayan Indah biasa melakukan gotong royong minimal seminggu sekali
membersihkan kanal atau pun pembaharuan sarana prasarana yang ada disekitar lingkungan
mereka. Kehidupan ekonomi masyarakat Nelayan Indah bisa dibilang sudah cukup atau
terpenuhi dari segi pendapatan yang berkisar Rp 3.000.000-Rp. 4.000.000 per bulannya.
Hanya saja mereka mendapatkannya per hari jadi tidak bisa memilah atau mengelola
keuangan mereka dengan baik bisa dikarenakan factor pengetahuan dalam mengelola
keuangan mereka.
Sebagian besar penduduk Nelayan Indah sudah bisa memenuhi kebutuhan primer
mereka secara maksimal dengan pendapatan seperti yang sudah dijelaskan. Pihak yang paling
beruntung adalah pihak pedagang ikan berskala besar atau pedagang perantara. Merekalah
yang sesungguhnya menjadi penguasa pasar dalam hal ini di kelurahan Nelayan Indah.
V. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa kehidupan social
masyarakat di Kelurahan Nelayan Indah memiliki hubungan social sangat erat seperti saling
kunjung mengunjungi, pinjam meminjam alat-alat perlengkapan, saling tolong-menolong dan
ikut serta dalam aktivitas-aktivitas sosial. Beberapa aktivitas Sosial yang dilakukan
masyarakat Nelayan Indah diantaranya seperti adanya gotong royong yang dilakukan setiap
minggu, pengajian maupun arisan yang dibuat oleh ibu-ibu di Kelurahan Nelayan Indah
tersebut.
Bersamaan kondisi tempat tinggal yang berada di pesisir pantai, mayoritas mata
pencaharian masyarakat Nelayan Indah berprofesi sebagai nelayan. Akan tetapi terdapat pula
masyarakatnya yang berprofesi sebagai buruh, tukang ojek dan pelaku UMKM.Disisi lain,
Nelayan Indah sendiri sudah memiliki organisasi ekonomi yang cukup menunjang perbaikan
sosial dan ekonomi seperti pengolahan limbah buah-buahan, pengolahan obat herbal dan
usaha berbasis rumah tangga.
32
Daftar Pustaka
Iriani, dkk. (2001).Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Desa Sago Kecamatan
IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Padang: PD. INTISSAR.
Wijaya, A. (2009). Manajemen Konflik Sosial Dalam Masyarakat Nelayan (Studi Kasus
Pertentangan Dan Pertikaian Nelayan Tradisional Di Kelurahan Pasar Bengkulu
dengan Nelayan Modern Di Kelurahan Kandang Kota Bengkulu.WACANA, Jurnal
Sosial dan Humaniora. Vol 12 (2). ISSN :1411-0199.
Saniapam, A. Sahibo, S. A., Pariyati. (2018). Pola kegiatan sosial ekonomi masyarakat
nelayan di desa bantaya kecamatan parigi kabupaten parigi moutong.
JurnalKolaboratifSains. Vol. 1 (1)
Narwoko, J. Dwi & Bagong Suyanto.(2011). Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana
Kurniawan, Y. (2013). Pola Kehidupan Sosial Ekonomi Dan Strategi Bertahan Masyarakat
Sekitar Industri (Studi Kasus Di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo). SOSIALITAS; JurnalIlmiah Pend. Sos Ant. Vol. 3 (2)
Karlina, P., Ida AyuWirasmini Sidemen. (2020). Dinamika Kehidupan Sosial Ekonomi
Nelayan di Desa Kedongan Kabupaten Badung 1990-2018. Journal of arts and
Humanities. Vol. 24
Sastrawidjaya. (2002). Nelayan Nusantara. Jakarta :Pusat Pengolahan Produk social Ekonomi
Kelautan dan Perikanan
33