“ATRESIA ANI’’
DOSEN PEMBIMBING:
Nama :
Ofira Edianita Elizabeth (1811B0061)
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................... i
KATA PNGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3. Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 2
2.1. Pengertian Atresia Ani............................................................................... 2
2.2. Patofisiologi............................................................................................... 2
2.3. Faktor Penyebab........................................................................................ 3
2.4. Tanda dan Gejala....................................................................................... 3
2.5. Klasifikasi.................................................................................................. 3
2.6. Pencegahan................................................................................................ 4
2.7. Komplikasi................................................................................................. 5
2.8. Penatalaksanaan......................................................................................... 5
2.9. Pemeriksaan............................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................... 8
3.1. Issue Keperawatan Atresia Ani.................................................................. 8
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 10
4.1. Kesimpulan................................................................................................ 10
4.2. Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Atresia ani adalah kelainan congenital dimana lubang anus tertutup secara
abnormal. Atresia ani atau anus imperforate memiliki anus tampak rata, cekung ke
dalam, atau kadang berbentuk anus tetapi lubang anus yang ada tidak berbentuk
secara sempurna sehingga lubang tersebut tidak terhubung dengan saluran rectu.
Rectum yang tidak terhubung dengan anus maka feses tidak dapat dikeluarkan dari
dalam tubuh secara normal. Tidak adanya lubang anus ini karena terjadi gangguan
pemisahan kloaka pada saat kehamilan.
Indonesia memiliki angka kejadian atresia ani sangat tinggi yaitu 90%.
Masyarakat pada daerah perkotaan sangat erat kaitannya dengan kepadatan penduduk
dan lingkungan yang kumuh. Lingkungan yang kumuh dapat menjadi faktor
pendukung terjadinya atresia ani. Tingkat pendidikan dan pangetahuan yang rendah
serta pola nutrisi yang kurang baik memungkinkan bahwa keluarga dengan ibu hamil
kurang memperoleh infirmasi mengenai kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan
bayi dalam kandungan. Lingkungan yang terpapar dengan zat-zat racun seperti asap
rokok, alkohol, dan nikotin yang dapat mempengaruhi perkembangan janin. Atresia
ani merupakan suatu penyakit yang terjadi karena faktor genetik atau lingkungan.
Kelainan ini harus segera ditangani, jika tidak maka akan terjadi komplikasi seperti
obstruksi intestinal, konstipasi dan inkontinensia feses.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari atresia ani ?
2. Bagaimana proses patofisiologi atresia ani ?
3. Apa penyebab dari atresia ani ?
4. Apa saja tanda dan gejala dari atresia ani ?
5. Bagaimana klasifikasi dari atresia ani ?
6. Bagaimana cara untuk mencegah terjadinya atresia ani ?
7. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari khasus atresia ani ?
9. Apa yang dilakukan untuk pemeriksaan atresia ani ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang atresia ani.
2. Mengetahui bagaimana proses sehingga terjadi atresia ani.
3. Mengetahui tanda dan gejala yang dialami pada pasien atresia ani.
4. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan dari atresia ani.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Atresia Ani
Atresia ani adalah kelainan congenital yang dikenal sebagai anus imperforate
meliputi anus, rectum, atau keduanya (Betz,2012). Atresia ani atau anus imperforate
adalah tidak terjadinya perforasi membrane yang memisahkan bagian entoderm
mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna.Anus tampak rata
atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan
langsung dengan rectum (Purwanto,2011). Atresia ani merupakan kelainan bawaan
(congenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong,2013).
Kelainan bawaan (kelainan kongenital) adalah satu kelainan pada struktur
fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan.
Sekitar 3-4 % bayi baru lahir dengan kelainan bawaan orang tua yang jelas-jelas
tidak memiliki gangguan kesehatan maupun faktor resiko. Sebanyak 60% kasus
kelainan bawaan penyebabnya tidak diketahui dan sisanya di sebabkan oleh faktor
lingkungan atau genetik atau kombinasi dari keduanya (Nur,2010).
Ladd dan Gross membagi menjadi 4 type jenis atresia ani, yaitu :
1. Stenosis Ani, anus dan rectum ada tetapi menyempit.
2. Imperforatus anus, anus berupa membran.
3. Imperforatus anus, anus dengan kantong rectum berakhir agak tinggi dari
kulit peritoneum.
4. Atresia rectum, rectum berakhir buntu dan terpisah dari bagian anal oleh
suatu membran atau jaringan, disini lubang anus ada sehingga dari luar anus
tampak normal.
2.2. Patofisiologi
Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara
komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan
embrionik. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga
bayi lahir tanpa lubang dubur. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab
atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12
minggu atau 3 bulan.
Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan. Manifestasi klinis diakibatkan
adanya obstruksi dan adanya fisttula. Obstruksi ini mengakibatkan distensi abdomen,
sekuestrasi cairan, muntah dengan segala akibatnya. Apabila urin mengalir melalui
fistel menuju rektum, maka urin akan diabsirbsi sehingga terjadi asidosis
hiperchloremia, sebaliknya fase mengalir kearah traktus urrinarius menyebabkan
infeksi berulang. Pada keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula antara rectum
dengan organ sekitarnya.
2.3. Faktor Penyebab
Atresia Ani dapat disebabkan dari faktor sebagai berikut :
1. Putusnya saluran penceraan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir
tanpa lubang dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu /3 bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik diaderahusus,
rectum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antra minggu keempat
sampai keenam usia kehamilan
2.4. Tanda dan Gejala
Menurut Ngastiyah (2011), gejala yang menunjukan terjadinya atresia ani atau
anus, imperforate tejadi dalam waktu 24-48 jam. Gejala ini dapat berupa :
Perut kembung
Muntah
Tidak bisa buang air besar
Pada pemeriksaan radiologi denagn posisi tegak serta terbalik dapat dilihat
sampai dimana terdapat penyumbatan
Kesulitan mengeluarkan mekonium (mengeluarkan tinja yang menyerupai pita)
Perut membuncit
Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran
Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi
Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya
Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula)
Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam
Pada pemeriksaan rectal touché adanya membrane anal
Perut kembung
2.5. Klasifikasi Atresia Ani
Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak
dapat keluar.
Inferporata membran adalah terdapat membran pada anus.
Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara rectum dengan
anus.
Jurnal 2
Menurut penelitian beberapa ahli masih jarang terjadi bahwa gen autosomal
resesif yang menjadi penyebab atresia ani. Orang tua yang mempunyai gen carrier
penyakit ini mempunyai peluang sekitar 25% untuk diturunkan pada anaknya saat
kehamilan. 30% anak yang mempunyai sindrom genetic, kelainan kromosom atau
kelainan congenital lain juga beresiko untuk menderita atresia ani. Sedangkan kelainan
bawaan rectum terjadi karena gangguan pemisahan kloaka menjadi rectum dan sinus
urogenital sehingga biasanya disertai dengan gangguan perkembangan septum
urorektal yang memisahkannya.
Data yang didapatkan kejadian atresia ani timbul dengan perbandingan 1 dari
5000 kelahiran hidup, dengan jumlah penduduk indonesia 200 juta dan tingkat
kelahiran 35 permil, maka diprediksikan setiap tahun akan lahir 1400 bayi dengan
penyakit atresia ani.
Jurnal 3
Nadine Zwink1 and Ekkehart Jenetzky, Orphanet Journal of Rare Diseases (2018)
13:75
Separate report of isolated ARM and those cases with multiple defects should
become standard. Due to small sample sizes, it is understandable that data are very
often analyzed together. Approximately 64% of all ARM patients have one or more
additional extra-anal anomalies and only 36% have an isolated ARM (no further major
birth defect). Nevertheless, results may be biased if the potential risk factor of interest
is associated with an additional extra-anal anomaly, such as kidney, renal or heart
defect. To facilitate drug comparison and obtain meaningful results, international
classifications such as the World Health Organization’s Anatomical Therapeutic
Chemical Classification System with Defined Daily Doses (ATC/DDD), are required to
specify exactly medical drugs as well as to prescribe its dose and frequency.
BAB IV
PENUTUP
41. Kesimpulan
Atresia ani adalah kelainan congenital yang dikenal sebagai anus imperforate
meliputi anus, rectum, atau keduanya. Type Atresia Ani adalah Stenosis Ani,
Imperforatus anus, Imperforatus anus, Atresia rectum. Faktor penyebab Atresia Ani
adalah putusnya saluran penceraan, kegagalan pertumbuhan saat bayi, adanya
gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik diaderahusus.
Pencegahan :
1. Hindari merokok dan minum alkohol
2. Tidak menggunakan obat terlarang
3. Mengonsumsi makanan sehat
4. Berolahraga secara teratur
5. Rutin memeriksakan kehamilan