Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKBERDAYAAN

Dosen Pembimbing

Dhita , S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Kelompok 11 :

1. Diance Ate (1811B0017)


2. Farhan Nur Arif (1811B0030)
3. Isma Nur Annisa (1811B0035)
4. Laili Khoirun Nissa (1811B0039)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “ Asuhan Keperawatan Ketidakberdayaan ” yang diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan anak

Makalah ini berisikan informasi penjelasan tentang asuhan keperawatan


ketidakberdayaan. Kami menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam makalah ini,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak yang telah
membaca, sangat kami harapkan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik untuk
masa mendatang

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini mulai dari awal sampai akhir. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua

Kediri, 10 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4

A. Latar belakang................................................................................................ 4
B. Rumusan masalah.......................................................................................... 5
C. Tujuan............................................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 6

A. Pengertia ISPA............................................................................................... 6
B. Klasifikasi ISPA............................................................................................. 6
C. Etiologi ISPA................................................................................................. 7
D. Patofisiologi ISPA......................................................................................... 7
E. Manifestasi Klinis ISPA................................................................................ 8
F. Komplikasi ISPA........................................................................................... 9
G. Penatalaksanaan ISPA................................................................................... 9
H. Pencegahan ISPA........................................................................................... 10
I. Pemeriksaan Penunjang ISPA........................................................................ 11
J. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Ispa Pada Anak Pengkajian................. 11

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................... 20

A. Narasi Kasus.................................................................................................. 20
B. Asuhan Keperawatan ISPA pada Anak......................................................... 20

BAB VI PENUTUP................................................................................................... 35

A. Kesimpulan.................................................................................................... 35
B. Saran.............................................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 36

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam memecahkan
masalah Keperawatan Jiwa dengan antara lain :
1. Apa yang di maksud dengan?
2. Bagaimana asuhan keperawatan
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah pengalaman hidup seseorang tentang
kurangnya pengendalian terhadap situasi dirinya, termasuk mengenai persepsi
tentang hal yang dilakukan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap hasil yang
diperoleh (NANDA, 2015). Ketidakberdayaan juga diartikan sebagai sebuah
persepsi individu bahwa tindakannya sendiri tidak akan mempengaruhi hasil
secara bermakna; kurangnya kontrol terhadap situasi tertentu atau kejadian baru
yang dirasakan (Townsend, 2010).
Definisi lain dari ketidakberdayaan dalam Carpenito (2008)
adalah suatu keadaan dimana individu atau kelompok kurang kontrol terhadap
dirinya dan situasi yang dialaminya yang memberikan dampak pada tujuan,
pandangan serta gaya hidupnya. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan,
dapat disimpulkan bahwa ketidakberdayaan adalah suatu kondisi dimana
kurangnya kontrol akan pribadi dan situasi, termasuk persepsi seseorang atau
kelompok mengenai tindakan yang dilakukan tidak akan mempengaruhi hasil
secara signifikan.

B. Etiologi Ketidakberdayaan
Terdapat lima etiologi dari ketidakberdayaan yang dijelaskan dalam Townsend
(2015) yaitu,
a. Tidak memiliki kemampuan memutuskan
b. Kesehatan lingkungan
c. Proses berduka yang rumit
d. Kurangnya umpan balik positif
e. Selalu diberikan umpan balik negatif
C. Tanda dan gejala Ketidakberdayaan
Tanda dan gejala yang terdapat di dalam Standar Asuhan Keperawatan
(Kelompok Keilmuan keperawatan Jiwa, 2011):
a. Data Subjektif:
1) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan
untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya.
5
2) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran.
3) Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri

b. Data Obyektif
1) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan.
2) Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan
3) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya

4) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,


ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah.
5) Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain
ketika mendapat perlawanan
6) Apatis dan pasif
7) Ekspresi muka murung
8) Bicara dan gerakan lambat
9) Tidur berlebihan
10) Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
11) Menghindari orang lain

D. Batasan Karakteristik Ketidakberdayaan


Carpenito (2008), menggelompokan batasan karakteristik ketidakberdayaan menjadi
dua, yaitu karakteristik mayor dan minor. Pada karakteristik mayor, dapat terlihat
akan mengekspresikan perasaannya secara terbuka seperti perilaku marah,
mengeskpresikan secara tertutup sikap apatis, mengekspresikan ketidakpuasan atas
ketidakmampuannya dalam mengontrol situasi seperti penyakit, prognosis,
perawatan, pekerjaan, dan perkembangan perawatan yang dapat berdampak negatif
terhadap pandangan dan gaya hidupnya pada
saat ini. Karakteristik mayor pada klien dengan diabtes mellitus dapat terlihat dari
cara klien menyampaikan perasaannya, serta perilaku yang ditunjukannya. Klien
menyatakan perasaannya secara terbuka dengan marah, atau mengatakan tentang
ketidakmampuannya mengontrol penyakit yang sedang dialaminya.

6
Karakteristik yang kedua merupakan karakteristik minor. Pada karakteristik ini, dapat
terlihat adanya perilaku mencari informasi yang kurang, apatis, marah, depresi, pasif,
cemas, perilaku menyakiti, perilaku yang meledak-ledak, pengunduran diri, dan
ketergantungan yang tidak memuaskan pada individu yang lain. Klien diabetes
mellitus yang memiliki karakteristik ini dapat terlihat dalam kondisi cemas, apatis,
depresi, dan perilaku yang meledak-ledak. Klien cenderung kurang mencari informasi
tentang penyakitnya dan lebih tertutup sikapnya.

National Association Nursing Diagnoses of American (NANDA, 2015),


mendeskripsikan batasan karakteristik ketidakberdayaan menjadi ringan, sedang dan
berat sebagai berikut :
1) Karakteristik ketidakberdayaan ringan antara lain adanya ekspresi ketidakpastian
tentang fluktuasi tingkat energi, serta bersikap pasif.
2) Karakteristik ketidakberdayaan sedang antara lain dengan marah, ketergantungan
pada orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, tidak melakukan perawatan
diri, tidak memantau kemajuan akan kondisi kesehatannya, adanya ekpresi
ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan diri dalam melakukan aktifitas sebelumnya,
ekspresi keraguan tentang melakukan tugas sebelumnya, ekspresi keraguan tentang
penampilan peran, ekspresi frustrasi terhadap ketidakmampuan melakukan aktivitas
sebelumnya, ekspresi frustrasi terhadap ketidakmampuan melakukan tugas
sebelumnya, takut dijauhkan dari pemberi asuhan,
rasa bersalah, ketidakmampuan mencari informasi tentang asuhan, pasif, dan enggan
mengungkapkan perasaannya.
3) Karakteristik ketidakberdayaan berat antara lain apatis, depresi terhadap kondisi
buruk secara fisik, menyatakan tidak memiliki kendali misalnya terhadap perawatan
diri, situasi dan hasil.

E. Faktor Ketidakberdayaan

Faktor predisposisi
Faktor predisposisi merupakan faktor risiko yang menjadi sumber ketidakberdayaan
berasal dari diri seseorang. Terdapat tiga faktor predisposisi, yaitu:
a) Biologis :
1. Tidak adanya riwayat keturunan yang mengalami gangguan jiwa

7
2. Gaya hidup tidak mengkonsumsi alkohol, rokok dan zat adiktif lainnya
3. Menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general chek up, tanggal terakhir
periksa)
4. Ada riwayat menderita penyakit yang menyerang organ paru-paru atau jantung
yang menghambat kegiatan harian klien
5. Adanya riwayat kejang, panas dalam waktu yang lama atu trauma kepala.
6. Riwayat menderita penyakit yang secara progresif menimbulkan
ketidakmampuan, seperti penyakit terminal.

b) Psikologis :
1. Perubahan gaya hidup seseorang akibat lingkungan tempat tinggalnya
2. Ketidaknmampuan mengambil keputusan dan komunikasi yang kurang baik
dalam penyampaikan kondisi baik perasaan maupun mengenai kesehatannya.
3. Ketidakmampuan dalam menjalankan peran akibat penyakit progresif yang
dialaminya
4. Kurangnya rasa puas dalam pencapaian hidup
5. Merasa kondisi kehidupannya dan kondisinya saat ini tidak dalam kondisi baik.
6. Pola asuh orang tua pada saat klien anak hingga remaja yang terlalu otoriter atau
terlalu melindungi atau menyayangi
7. Mendapatkan umpan balik yang negatif dari orang di lingkungannya sejak balita
hingga remaja, dan tidak mampu mengeksplor kemampuan serta hobinya
8. Klien pernah mengalami pengalaman kekesawan fisik (korban, pelaku atau saksi)
9. Self kontrol: tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi, mudah cemas, rasa
takut akan tidak diakui atau selalu merasa tidak berdaya
10. Kepribadian: mudah marah, pasif dan cenderung tertutup.

c) Sosial budaya :
1. Usia 30-meninggal
2. Laki-laki atau perempuan (sama), tergantung dengan perannya
3. Pendidikan yang rendah
4. Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan seperti
pensiun atau tidak berpenghasilan lagi
5. Adanya norma individu atau masyarakat yang menghargai kontrol

8
6. Dalam kehidupan sosial, cenderung ketergantungan dengan orang lain dan
enggan ikut dalam kegiatan bersama
7. Pengalaman dalam bersosialisasi, kurang aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan
oleh masyarakat
8. Kurang terlibat dalam kegiatan politik baik secara aktif maupun secara pasif.

2.3.2.2 Faktor Presipitasi


Faktor presipitasi adalah faktor yang berasal dari eksternal maupun internal yang
mempengaruhi individu. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
ketidakberdayaan, yaitu :
a) Biologis :
1. Mengalami penyakit yang mengharuskan menerima terapi yang berkelanjutan
dalam waktu yang lama.
2. Kambuh dari penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir
3. Mengalami infeksi otak, kejang atau terjadinya trauma kepala dalam 6 bulan
terakhir
4. Adanya gangguan pada sistem endokrin
5. Mengkonsumsi alkhohol, obat-obatan, kafein, dan tembakau
6. Mengalami gangguan tidur atau istirahat
7. Tidak dapat melakukan penyesuaian diri terhadap budaya, ras, etnik dan gender
8. Adanya perubahan dalam mobilisasi (gaya berjalan, koordinasi dan
keseimbangan)

b) Psikologis :
1. Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis
2. Tidak dapat melakukan hobi, kegiatan sehari-hari, bekerja, serta aktivitas sosial.
3. Perasaan rendah diri akibat ketidakmampuannya dalam melakukan aktivitas
sehari-hari akibat nyeri, dan kehilangan pekerjaan.
4. Pada konsep diri: terjadi gangguan peran
5. Ketergantungan dengan orang lain

c) Sosial budaya :
1. Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatannya saat ini
9
2. Berada di pelayanan kesehatan dan berpisah dengan anggota keluarga (berada
dalam lingkungan perawatan kesehatan).
3. Hambatan berinteraksi akibat penyakitnya, maupun penyebab yang lain.
4. Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan dalam 6
bulan terakhir.
5. Perubahan status kesehatan menjadi paliatif.
6. Terhambatnya menjalankan aktivitas keagamaan akibat kondisinya saat ini.

F. Jenis-jenis Ketidakberdayaan
Stephenson (1979) dalam Carpenito (2009) menggambarkan dua jenis ketidak-
berdayaan, yaitu;
a. Ketidakberdayaan situasional
Ketidakberdayaan yang muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan mungkin
berlangsung singkat.
b. Ketidakberdayaan dasar (trait powerlessness)
Ketidakberdayaan yang bersifat menyebar, mempengaruhi pandangan, tujuan, gaya
hidup, dan hubungan.

10
BAB III

PEMBAHASAN

A. Narasi Kasus
B. Asuhan Keperawatan

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kelompok Keilmuan keperawatan Jiwa. (2011). Standar asuhan keperawatan


diagnosa psikososial. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.

Kanine, E., Daulima, N.H.C., & Nuraini, T. (2011). Pengaruh terapi generalis
dan logoterapi terhadap respon ketidakberdayaan klien diabetes melitus di
rumah sakit provinsi sulawesi utara. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai