Oleh:
Benny Sabry
NPM. 71160891697
Pembimbing:
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT. atas rahmat yang
Bedah serta dalam penyelesaian tugas referat ini. Dalam penulisan tugas referat
ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari
segi penulisan maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun guna penyempurnaan di masa yang akan
datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ......................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
membrane anus sehingga anus tertutup. Defek ini tidak selalu total,
Atresia ani paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Frekuensi
Jumlah pasien dengan kasus atresia ani pada laki-laki lebih banyak
dengan sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki. 20 % -75 % bayi yang
menderita atresia ani juga menderita anomali lain. Kejadian tersering pada
laki-laki dan perempuan adalah anus imperforata dengan fistula antara usus
data yang didapatkan penulis, kasus atresia ani yang terjadi di Jawa Tengah
1
1.2. Tujuan Penulisan
pembaca mengenai atresia ani. Selain itu, makalah ini juga akan dijadikan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk
didalamnya agenesis ani, agenesis rekti dan atresia rekti. Insiden 1:5000
2.2. Epidemiologi
merupakan kelainan yang paling banyak ditemui pada bayi laki-laki, diikuti
anorektal yang paling banyak ditemui adalah anus imperforata diikuti fistula
2.3. Embriologi
3
bawah, esofagus, lambung sebagian duodenum, hati dan sistem bilier serta
meluas dari midgut hingga ke membrana kloaka, membrana ini tersusun dari
endoderm kloaka, dan ektoderm dari protoderm atau analpit. Usus terbentuk
anomali letak tinggi atau supra levator. Sedangkan anomali letak rendah
atau infra levator berasal dari defek perkembangan proktoderm dan lipatan
genital. Pada anomali letak tinggi, otot levator ani perkembangannya tidak
normal. Sedangkan otot sfingter eksternus dan internus dapat tidak ada atau
rudimenter.1
4
Fungsi fisiologi anorectal
1. Motilitas kolon
a. Absorbsi cairan
2. Fungsi defekasi
2.4. Klasifikasi
1. Secara Fungsional
b. Tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adekuat untuk jalan
keluar tinja. Pada kelompok ini tidak ada mekanisme apapun untuk
5
2. Berdasarkan Letak
a. Anomali rendah
b. Anomali intermediet
c. Anomali tinggi
3. Klasifikasi Wingspread
• Golongan I
6
uretra karena fistel tertutup kateter. Bila dengan kateter urin
kolostomi segera.
- Atresia rektum
- Perineum datar
Jika fistel tidak ada dan udara > 1 cm dari kulit pada
• Golongan II
- Membran anal
7
Pada membran anal biasanya tampak bayangan
- Stenosis anus
definitif.
Jika fistel tidak ada dan udara > 1 cm dari kulit pada
• Golongan I
- Kelainan kloaka
8
feses umumnya tidak sempurna sehingga perlu cepat
dilakukan kolostomi.
- Fistel vagina
- Fistel rektovestibular
- Atresia rektum
Jika fistel tidak ada dan udara > 1 cm dari kulit pada
• Golongan II
9
Lubang fistel perineum biasanya terdapat diantara
vulva dan tempat letak anus normal, tetapi tanda timah anus
- Stenosis anus
definitif.
Jika fistel tidak ada dan udara > 1 cm dari kulit pada
2.5. Etiologi
1. Faktor penyebab
a. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayilahir
10
b. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12
embrionik.
11
2. Faktor predisposisi
2.6. Patofisiologi
atresia ani karena tidak ada kelengkapan migrasi dan perkembangan struktur
kolon antara minggu ke-7 dan ke-10 dalam perkembangan fetal. Kegagalan
migrasi dapat juga dapat terjadi karena kegagalan dalam agenesis sakral dan
abnormalitas pada uretra dan vagina. Tidak adanya pembukaan usus besar
12
dengan segala akibatnya. Apabila urin mengalir melalui fistel menuju
rektum dengan organ sekitarnya. Pada wanita 90% kasus atresia ani dengan
laki biasanya letak tinggi, umumnya fistula menuju kevesika urinaria atau
(rektouretralis).
1. Perut kembung
2. Muntah
letak rendah dimana rectum berada pada lokasi yang normal tapi terlalu
13
Sebagian besar bayi dengan anus imperforata memiliki satu atau lebih
1. Kelainan kardiovaskuler
kelainan yang paling banyak ditemui adalah atrial septal defect dan paten
defect.
2. Kelainan gastrointestinal
14
Kelainan traktus urogenital kongenital paling banyak ditemukan
sampai 60%, dengan malformasi anorektal letak rendah 15% sampai 20%.
2.8. Diagnosis
ditemukan:1
2. Pemeriksaan penunjang
15
• Digunakan untuk mencari tanda histologik yang khas, yaitu tidak
tindakan definitif.
letak rendah. Akhiran rektum > 1 cm disebut letak tinggi. Pada laki-
rektoperinealis.1
terlebih dahulu.
16
• Bila fistel (-) maka dilakukan invertrogram: apabila akhiran < 1
perineum, vestibulum atau fistel perianal maka kelainan adalah letak rendah
. Bila Pada pemeriksaan fistel (-) maka kelainan adalah letak tinggi atau
rendah. Pemeriksaan foto abdomen setelah 18-24 jam setelah lahir agar usus
terisis, dengan cara Wangenstein Reis (kedua kaki dipegang posisi badan
vertikal dengan kepala dibawah) atau knee chest position (sujud) dengan
bertujuan agar udara berkumpul didaerah paling distal. Bila terdapat fistula
lakukan fistulografi.1
selama beberapa jam pertama setelah lahir dan mekonium harus dipaksa
dikarenakan bagian distal rektum pada bayi tersebut dikelilingi struktur otot-
otot volunter yang menjaga rektum tetap kolaps dan kosong. Tekanan
mengelilingi rektum. Oleh karena itu, harus ditunggu selama 16-24 jam
17
untuk menentukan jenis malformasi anorektal pada bayi untuk menentukan
ditandai dengan tidak adanya garis anus dan anal dimple mengindikasikan
bahwa pasien memiliki otot-otot perineum yang sangat sedikit. Tanda ini
colostomy.6
handle" (skin tag yang terdapat pada anal dimple), dan adanya membran
2.9. Penatalaksanaan
letak tinggi harus dilakukan kolostomi terlebih dahulu. Pada beberapa waktu
prolaps mukosa usus yang lebih tinggi. Pena dan Defries pada tahun 1982
18
kosmetik serta antisipasi trauma psikis. Untuk menangani secara tepat, harus
berbagai cara antara lain dengan pemeriksaan fisik, radiologis dan USG.
kurang serta perawatan post operasi yang buruk. Dari berbagai klasifikasi
laki11
19
Dengan inspeksi perineum dapat ditentukan adanya malformasi
perempuan9
Anoplasty
anorektal. Jika bayi tumbuh dengan baik, operasi definitif dapat dilakukan
pada usia 3 bulan. Kontrindikasi dari PSARP adalah tidak adanya kolon.
20
Pada kasus fistula rektovesikal, selain PSARP, laparotomi atau laparoskopi
juga pada pasien kloaka persisten dengan saluran kloaka lebih dari 3 cm.3
2.10. Prognosis
dapat diatasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
22