Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S A P)

KISTA OVARIUM

Disusun Oleh:
Nike Desy Tri Indrasari
Oktavianus Bora Bulu
Rafika Sari
Siti Husniah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDESMALANG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KISTA OVARIUM

Topik : Kista Ovarium

Sub Topik : Mengenal tentang kista ovarium

Hari/Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2019

Waktu / Jam : 20 Menit

Tempat : RuangPenyuluhan Poli Obgyn RSUD Dr. Saiful Anwar


Malang

Peserta : Pasien dan Keluarga Pasien Poli Obgyn

Penyuluh : Mahasiswa STIKes Kendedes Malang

A. Tujuan Intruksional
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan dapat mengetahui cara
pencegahan dan penanganan kista ovarium.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan masyarakat dapat :
1. Menjelaskan pengertian kista ovarium
2. Menjelaskan proses terjadinya kista ovarium
3. Menjelaskan faktor resiko kista ovarium
4. Menjelaskan bagaimana pencegahan kista ovarium
5. Menjelaskan bagaimana penanganan kista ovarium

B. Metode
 Ceramah
 Tanya Jawab
C. Media
 Lefleat
 LCD
D. Pengorganisasian
1. Moderator: Rafika Sari
Tugas :

a) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.


b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan diberikan
e) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan
f) Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h) Mengatur waktu kegiatan penyuluhan

2. Penyuluh : Oktavianus Bora Bulu


Tugas :

a) Menjelaskan materi mengenai kista ovarium


b) Menjawab pertanyaan peserta

3. Fasilitator : Siti Husniah


Tugas :

a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan


b) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c) Memotivasi pasien dan keluarga agar berpartisipasi dalam
penyuluhan
d) Memotivasi masyarakat untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
e) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
4. Observasi : Nike Desy Tri Indrasari
Tugas :

a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan


b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung

E. Kegiatan Penyuluhan
NO. TAHAP KEGIATAN KegiatanPeserta

1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam


.  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
( 5 menit )
 Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehatan
 Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan yang
dimiliki pasien dan keluarga
tentang penyakit
tuberculosis
2 Pelaksanaan  Menjelaskan materi  Mendengarkan
.  Pasien dan keluarga  Bertanya
( 13 menit )
memperhatikan
penjelasan tentang penyakit
kista ovarium
 Pasien dan keluarga
menanyakan tentang hal-hal
yang belum jelas
3 Penutup  Menyimpulkan materi  Mendengarkan
.  Mengevalusi pasien dan  Menjawab salam
(2menit)
keluarga tentang materi
yang telah diberikan
 Mengakhiri pertemuan
F. Evaluasi :
1. Struktural
a. SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan penyuluhan
b. Peserta hadir di tempat penyuluhan
c. Penyelenggaraan enyuluhan dilakukan di ruang penyuluhan Poli
Obgyn RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
e. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
2. Proses
a. Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang
terlibat aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir
3. Hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh
penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat menyebutkan:
a. Menjelaskan pengertian kista ovarium
b. Menjelaskan proses terjadinya kista ovarium
c. Menjelaskan faktor resiko kista ovarium
d. Menjelaskan bagaimana pencegahan kista ovarium
e. Menjelaskan bagaimana penanganan kista ovarium

4. Pertanyaan secara lisan


1. Apa pengertian kista ovarium?
2. Bagaimana proses terjadinya kista ovarium?
3. Apa faktor resiko kista ovarium?
4. Bagaimana pencegahan kista ovarium?
5. Bagaimana penanganan kista ovarium?
5. Nilai

80-100 : Peserta dapat menjawab dengan lengkap dan benar

50-70 : Peserta dapat menyebutkan tetapi tidak lengkap

20-40 : Peserta kurang memahami pertanyaan

0-10 : Peserta tidak dapat menyebutkan semua pertanyaan


Lampiran Materi

Kista Ovarium

A. Pengertian
Kista merupakan penyakit yang halus, rumit dan
unik, karena keberadaannya mirip dengan kehamilan, di mana semua wanita
mempunyai resiko akan hadirnya penyakit ini. Setiap wanita mempunyai 2
indung telur kanan dan kiri yang ukurannya normalnya sebesar biji kenari.
Setiap indung telur tersebut berisi ribuan telur yang masih muda atau
folikel yang setiap bulannya akan membesar dan satu diantaranya membesar
sangat cepat sehingga menjadi telur yang matang. Pada saat masa
subur telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak kerahim
melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi,
Folikel akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan
terus berulang sesuai siklus haid pada seorang wanita. Namun, jika terjadi
gangguan pada proses siklus ini, maka kista pun akan
terjadi (Chyntia, 2010).

B. Proses Terjadinya
Seorang wanita yang sehat biasanya memiliki sepasang ovarium di
kanan dan kiri rahim. Setiap ovarium menghasilkan satu telur setiap
bulannya dan telur itu terbungkus dalam kantong yang bernama folikel.
Setiap bulan folikel tersebut membesar dan satu di antaranya membesar
sangat cepat dan menjadi telur yang matang. Pada peristiwa pembuahan,
telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke rahim melalui
saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini tidak dibuahi, folikel akan
mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang
sesuai siklus haid pada seorang wanita. Jikalau ada gangguan proses siklus
ini maka akan terjadi apa yang disebutkista.
Ketika folikel tidak berhasil pecah untuk mengeluarkan telur di
dalamnya, cairan di dalamnya akan membentuk kista kecil yang tidak lebih
besar dari 4 cm. Kista varium ini disebut kista fungsional yang lumrah
terbentuk pada salah satu ovarium wanita. Setelah beberapa waktu, kista ini
akan menyusut dan hilang dengan sendirinya. Sebenarnya kista dapat hilang
dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus justru menimbulkan
masalah kesehatan seperti haid tidak lancar, pendarahan, kista pecah, tidak
bisa hamil, batang ovarium terlilit, dan juga kanker endometrium.

C. Faktor Risiko
1. Riwayat kista ovarium sebelumnya
2. Siklus menstruasi tidak teratur
3. Haid pertama lebih awal, menopause lebih lambat
4. Tidak pernah hamil atau sulit hamil
5. Hipotiroidisme atau ketidakseimbangan hormone
6. Wanita dengan keluarga pernah kanker ovarium
7. Wanita yang pernah menderita kanker payudara atau usus besar

D. Pencegahan
Tidak ada upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari
penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara
dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan member hasil yang
baik dengan komplikasi yang minimal. Upaya yang dilakukan adalah
dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :
1. Pemeriksaan klinis ginekologi untuk mendeteksi adanya kista atau
pembesaran ovarium lainnya
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler
untuk mendeteksi aliran darah
3. Pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)
4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu

E. Penanganan
Menurut Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa dapat dipakai
prinsip bahwa kista ovarium ganas memerlukan operasi dan
kista jinak tidak. Jika menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau
keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis
dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah
kista jinak sehingga tidak membahayakan. Tidak jarang kista-kista tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada
pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium
yang kira-kira besarnya normal.
Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3
bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika
selama waktu pengamatan dilihat peningkatan dalam pertumbuhan kista
tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar
kista itu bersifat ganas, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.
Tindakan operasi kista ovarium ganas ialah pengangkatan kista dengan
mengadakan sayatan pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan
tetapi jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba. Pada
saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah
ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi kista ovarium
yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakan ada keganasan
atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan
pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) untuk mendapatkan
kepastian apkah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi
yang tepat adalah histerktomi dan pengangkatan kedua tuba. Akan tetapi,
wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan
kista yang rendah (misalnya kista sel granulosa), dapat dilakukan operasi
dengan pengambilan kistanya saja.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marilynn E ,RencanaAsuhanKeperawatan ,EGC, Jakarta , 2000.


Mansjoerdkk ,KapitaSelektaKedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999.
http://tuberkulosis.org/ (17 : 00, 10 Desember 2014)
http://www.ilmudokter.com/2013/11/komplikasi-tuberkulosis.html (16 : 56,
10 Desember 2014)

Anda mungkin juga menyukai