Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN KANKER SERVIKS

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi

Oleh :
Kelompok 2, yang terdiri dari :
1) Dira Putri Sari 2) Sasti Mulyadi
3) Nada Afifah 4) Septi Resmika
5) Najwa Kamaliyah 6) Siti Arapa
7) Nissa Mei Saptuni 8) Siti Nur Rahmah
9) Putri Adelia 10) Tiara Wijaya
11) Rika Nur Amalia 12) Khoirunnisa

Dosen Pembimbing :

Dorsinta Siallagan, SST., MKM

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN SEMESTER 4


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
Jl. Raya Rawa Buntu No.10, Rw. Buntu, Kec. Serpong, BSD, Banten 15318
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kanker Serviks


Sasaran : Warga Setempat ( Ibu-ibu )
Tempat : Desa Lumpang, Kec. Parung Panjang-Bogor
Hari/Tanggal : Senin, 30 Mei 2022
Waktu : 10.00 WIB - Selesai

I. Tujuan Instruksional umum


Setelah proses penyuluhan diharapkan peserta mengerti tentang kanker serviks
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
2. Menyebutkan penyebab kanker serviks
3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks
5. Menyebutkan stadium dari kanker serviks
6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks
7. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks
III. Materi
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Tanda dan gejala kanker serviks
4. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks
5. Stadium kanker serviks
6. Pencegahan kanker serviks    
7. Penatalaksanaan kanker serviks
IV.  Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
V. Media
LCD / Flipchart
VI. Pengorganisasian
Dosen Pembimbing : Dorsinta Siallagan, SST., MKM
Penyaji : Nissa Mei Saptuni
     Siti Nur Rahmah 
Moderator : Tiara Wijaya
Observer         : Septi Resmika Simanullang
Fasilitator                  : Sasti Mulyadini
Job Description
Moderator : Mengarahkan jalannya acara
Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif
Observer : Mengamati, mencatat dan mengevaluasi proses jalannya penyuluhan
VII. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit a) Pembukaan Mendengarkan
b) membuka kegiatan dengan pembukaan yang
mengucapkan salam disampaikan oleh
c) Memperkenalkan diri moderator.
d) Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
e) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
f) Menyampaikan kontrak waktu

2. 15 menit a) Pelaksanaan Mendengarkan dan


b) Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan
c) Menggali pengetahuan peserta balik tehadap materi
tentang kanker serviks yang disampaikan.
d) Menjelaskan tentang pengertian
kanker serviks
e) Menyebutkan penyebab kanker
serviks
f) Menyebutkan tanda dan gejala
kanker serviks
g) Menjelaskan tentang deteksi dini
kanker serviks
h) Menjelaskan tentang stadium
kanker serviks
i) Menjelaskan yang harus dilakukan/
penatalaksanaan kanker serviks
j) Menjelaskan tentang pencegahan
kanker serviks

3. 10 menit Tanya jawab : Mengajukan


Memberikan kesempatan kepada peserta pertanyaan
untuk bertanya tentang materi yang kurang
dipahami

4 10 menit Evaluasi : Menjawab pertanyaan


Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan
dan reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan

5 5 menit Penutup Mendengarkan dengan


a) Mempersilahkan pembimbing seksama dan
akademik untuk menambahkan menjawab salam
ataupun menjelaskan kembali
jawaban pertanyaan peserta yang
belum terjawab.
b) Menjelaskan kesimpulan dari
materi penyuluhan
c) Ucapan terima kasih
d) Salam penutup

VIII. Kriteria Evaluasi


Evaluasi Struktur
1. Peserta hadir ditempat penyuluhan
2. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan
Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN KANKER SERVIKS

A. Pengertian
Kanker serviks menempati urutan ke-2 sebagai jenis kanker yang paling
banyak dialami oleh perempuan di Indonesia. Tercatat ada 40.000 kasus baru kanker
serviks setiap tahunnya yang menyerang perempuan di Tanah Air. Penyakit ini bisa
menyerang pasien pada usia berapa pun. Semakin bertambah usia, risiko seseorang
mengalami kanker leher rahim ini pun menjadi semakin besar.
Maka pengertian kanker serviks itu sendiri adalah jenis kanker yang terjadi di
leher rahim. Ketika sel-sel tubuh yang semula normal, tumbuh menjadi ganas dan
tidak terkendali. Dalam hal ini, pertumbuhan sel abnormal terjadi pada serviks atau
leher rahim umumnya tanpa menujukkan gejala awal tertentu. Selain itu kanker
serviks sering disebut juga sebagai kanker leher rahim karena terjadi pada area leher
rahim atau serviks yang berbentuk seperti tabung silinder menghubungkan rahim
dengan area vagina. Setiap wanita memiliki kemungkinan menderita kanker serviks,
terlebih yang sudah pernah atau aktif berhubungan seksual.
B. Penyebab
Penyebab kanker serviks yang utama berasal dari infeksi virus human
papillomavirus (HPV). Hal ini terbentuk ketika sel yang sehat mengalami perubahan
atau mutasi yang menyebabkan sel menjadi abnormal dan berkembang tidak
terkendali sehingga muncul sel kanker.
Selain itu, ada juga beberapa faktor lain yang dapat menjadi penyebab kanker
serviks, yaitu: Kebiasaan merokok, Immunosupresi atau pengobatan untuk
meningkatkan sistem imun pada penderita HIV/AIDS, Infeksi penyakit kelamin
klamidia, Pola makan yang kurang sehat, seperti kurang konsumsi buah dan sayur,
Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, Minum pil KB secara terus-menerus,
Hamil dan melahirkan pada usia terlalu muda, Mengonsumsi DES atau
Diethylstilbestrol, yaitu obat untuk mencegah keguguran, Pola hidup seksual yang
tidak sehat, seperti sering gonta-ganti pasangan, tidak menggunakan kondom, sering
menggunakan sex toys, atau berhubungan seks di tempat yang tidak bersih.
C. Gejala dan Tanda

Gejala kanker serviks pada umumnya adalah: 

Flek atau perdarahan tidak normal dari vagina adalah gejala yang paling mudah
dikenali sebagai gejala kanker serviks. Biasanya perdarahan terjadi usai
berhubungan seksual, di luar masa haid, ataupun pasca-menopause. Segera
periksakan diri ke dokter jika pendarahan yang tidak normal terjadi lebih dari satu
kali
Rasa sakit dan tidak nyaman saat berhubungan seksual
Cairan yang keluar dari vagina beraroma aneh, berwarna tidak wajar atau
mengandung darah

Maka pada kanker serviks stadium 4 akan menyebar ke luar dari leher rahim menuju
jaringan dan organ sekitarnya.

Pada tahap ini, gejala yang dialami akan berbeda, seperti:

Sembelit
Ada darah dalam urine
Terjadi pembengkakan pada salah satu kaki
Nyeri pada tulang
Hilang nafsu makan
Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
Kelelahan
Lemas
Rasa nyeri pada punggung atau pinggang yang disebabkan oleh pembengkakan
ginjal. Kondisi tersebut disebut hidronefrosis.

Lalu perlu diketahui kalau ciri-ciri kanker serviks di atas tidak selalu terlihat jelas.
Bahkan, gejala tidak muncul sama sekali sampai kanker memasuki stadium akhir. Itu
sebabnya, pap smear perlu dilakukan untuk mendeteksi sel abnormal dan mencegah
perkembangannya menjadi kanker serviks.

D. Cara Deteksi Dini ( Skrining ) Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum diderita
perempuan Indonesia. Itu sebabnya, menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi dini
kanker serviks sangat penting. Namun yang terdeteksi sejak dini bisa diobati lebih
cepat sehingga kemungkinan sembuhnya semakin tinggi.
Maka jenis pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks berikut ini :
Pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker serviks terdiri dari tes HPV, pap smear,
dan pemeriksaan IVA. Jika hasil dari pemeriksaan tersebut ditemukan sel yang
dicurigai sebagai kanker, dokter akan menjadwalkan pasien untuk menjalani
pemeriksaan lanjutan untuk menentukan diagnosis, seperti biopsi dan kolposkopi
1. Tes HPV
HPV atau human papilloma virus adalah penyebab kanker serviks paling
umum. Hasil tes ini akan membantu dokter untuk mengetahui apabila di tubuh
terdapat jenis HPV yang berisiko tinggi berkembang menjadi kanker serviks. Tes
HPV juga dapat mendeteksi apabila ada perubahan sel ke arah kanker atau sel
prakanker di area serviks. Sel prakanker biasanya tidak menimbulkan gejala kanker
serviks apa pun. Namun jika dibiarkan, sel tersebut lama-kelamaan bisa berkembang
menjadi sel kanker serviks. Maka, sel prakanker biasanya lebih diangkat sebelum
membahayakan. Saat melakukan tes HPV, dokter akan mengambil sampel sel dari
serviks lalu dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.
2. Pap smear
Tes pap atau Papanicolau sering juga disebut sebagai pap smear. Pada deteksi
kanker serviks ini, dokter akan mengambil sampel jaringan dari serviks menggunakan
sikat khusus lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa. Hasil pap smear
akan menunjukkan ada atau tidaknya sel abnormal di leher rahim, termasuk sel kanker
dan sel yang berisiko berkembang menjadi kanker serviks.
3. Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA merupakan kepanjangan dari Inspeksi Visual menggunakan
Asam Asetat. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi sel prakanker yang ada di leher
rahim. Dibanding dengan jenis pemeriksaan kanker serviks lain, prosedur IVA lebih
sederhana. Dokter akan mengoleskan asam asetat ke area serviks lalu melihat apabila
ada perubahan di area tersebut. Jika sel-sel di serviks normal, tidak akan terjadi
perubahan setelah dioleskan asam asetat. Sementara, apabila ditemukan ada sel
kanker atau prakanker, jaringan akan berubah menjadi putih. Pemeriksaan IVA adalah
salah satu jenis pemeriksaan kanker serviks yang paling sederhana dan murah untuk
dilakukan. Anda dapat menjalaninya di puskesmas terdekat dengan biaya terjangkau.
4. Kolposkopi
Apabila pemeriksaan HPV, pap smear, atau IVA menunjukkan hasil tidak
normal, dokter biasanya akan menjadwalkan pemeriksaan lanjutan berupa kolposkopi.
Pada pemeriksaan kolposkopi, dokter akan memeriksa area serviks menggunakan alat
bernama kolposkop yang memiliki kaca pembesar. Alat ini akan memudahkan dokter
untuk memeriksa permukaan serviks secara lebih rinci. Apabila saat pemeriksaan
dokter mendapati hasil ada sedikit perubahan pada jaringan serviks, Anda biasanya
akan dijadwalkan untuk melakukan kolposkopi ulang dalam 6-12 bulan setelahnya.
Sementara jika dokter menemukan ada sel prakanker, pemeriksaan lanjutan yang akan
dilakukan adalah biopsi.
5. Biopsi
Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan untuk kemudian
diperiksa di laboratorium. Pada deteksi kanker serviks, pemeriksaan ini dilakukan
apabila pada pemeriksaan sebelumnya terdeteksi ada sel yang dicurigai mengarah ke
kanker.
Ada beberapa jenis biopsi serviks yang bisa dilakukan, yaitu:
Biopsi punch
Untuk melakukan biopsi punch dokter akan menggunakan alat yang cara kerjanya
mirip seperti pembolong kertas untuk mengambil sampel jaringan dari leher rahim
untuk kemudian dikirim ke laboratorium.
Biopsi cone
Pada biopsi cone, dokter akan melakukan pengambilan sampel jaringan menggunakan
laser atau pisau bedah. Sampel jaringan yang diambil berbentuk, seperti cone atau
segitiga.
Endocervical Curretage (ECC)
Biopsi dengan teknik ECC dilakukan menggunakan alat kuret untuk mengeruk sedikit
permukaan di saluran endoservikal. Area ini tidak bisa dilihat dari luar serviks.
Waktu paling tepat untuk pemeriksaan kanker serviks pada deteksi dini :
Untuk mendeteksi dini kanker serviks, seorang perempuan dianjurkan mulai rutin
melakukan skrining sejak usia 21 tahun atau aktif secara seksual. Frekuensi
pemeriksaan dan jenis tes yang dilakukan akan bergantung dari usia dan riwayat
Kesehatan. Berikut penjelasannya:
Perempuan berusia 21-29 tahun dianjutkan untuk menjalani tes pap smear setiap 3
tahun sekali. Tes HPV juga bisa dilakukan oleh perempuan yang berusia 25-29,
meski pap smear lebih disarankan.
Perempuan berusia 30-65 tahun bisa menjalani tes pap smear dan HPV secara
bersamaan setiap 5 tahun sekali, atau pap smear saja setiap 3 tahun sekali, atau
hanya tes HPV setiap 5 tahun sekali.
Pemeriksaan rutin bisa selesai dilakukan setelah melewati usia 65 tahun apabila
selama ini tidak pernah ditemukan adanya sel kanker atau selalu mendapati hasil
negatif dari hasil skrining rutin dalam 10 tahun terakhir.
Pemeriksaan kanker serviks lanjut setelah diagnose diberikan :
Apabila hasil kolposkopi dan biopsi menunjukkan ada sel kanker serviks di leher
rahim Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk melihat ada tidaknya
penyebaran sel kanker. Beberapa jenis pemeriksaan kanker serviks lanjutan yang
mungkin dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul atau pelvic exam dilakukan di bawah pengaruh bius
total. Pada prosedur ini, dokter akan memeriksa keberadaan sel kanker di organ-organ
di sekitar serviks, seperti rahim, vagina, rektum, dan kandung kemih.
2. Tes darah
Tes darah berguna untuk mendeteksi sel kanker yang dicurigai sudah
menyebar ke hati, ginjal, atau sumsum tulang.
3. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi bisa digunakan untuk mendeteksi penyebaran kanker,
terutama kanker yang sudah membentuk benjolan atau tumor. Beberapa jenis
prosedur yang biasa dilakukan, antara lain MRI, CT scan, dan rontgen dada. MRI dan
CT scan bisa memperlihatkan sejauh mana kanker menyebar. Sementara rontgen dada
digunakan untuk mencari penyebaran sel kanker di paru-paru.
Maka, dari hasil pemeriksaan kanker serviks lanjutan ini, dokter bisa menentukan
tingkat keparahan atau stadiumnya. Stadium kanker serviks nantinya akan
menentukan jenis perawatan yang paling tepat untuk pasien. Stadium juga bisa
dijadikan sebagai prediksi keberhasilan perawatan atau angka harapan hidup.
E. Stadium Kanker Serviks

Perjalanan penyakit kanker serviks atau kanker leher rahim dimulai saat ada
sel-sel di leher rahim yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak
terkendali. Sel-sel abnormal tersebut bisa berkembang dengan cepat sehingga
mengakibatkan tumor pada serviks. Tumor yang ganas nantinya berkembang jadi
kanker serviks. Stadium kanker leher rahim dikelompokkan berdasarkan tingkat
tumor utama, penyebaran kanker ke kelenjar getah bening di dekatnya, dan
penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya yang jauh dari tempat awal kanker
berkembang. Berdasarkan hal tersebut, kanker serviks dikelompokkan menjadi lima
stadium.
Berikut ini merupakan tahapan dalam stadium kanker serviks beserta penjelasannya,
dilansir dari Cancer Research UK:

Kanker serviks stadium 0


Stadium ini disebut juga dengan kanker noninvasif atau carcinoma in situ (CIS).
Pada tahap ini, sel kanker hanya terdapat di sel-sel permukaan terluar serviks (leher
rahim). Dengan kata lain, sel-sel kanker tersebut masih belum menjangkau lapisan
jaringan leher rahim yang terletak lebih dalam. Umumnya, kanker stadium 0 diatasi
dengan ablasi lokal, ablasi laser, atau cryosurgery. Setelah pengobatan, pasien masih
harus mendapatkan pengawasan seumur hidupnya untuk mencegah kanker kembali
muncul di serviks.

Kanker serviks stadium 1


Kanker serviks stadium 1 adalah suatu kondisi saat sel kanker telah menyerang
leher rahim, tapi tidak menyebar sampai ke jaringan maupun organ lain di sekitarnya.
Artinya, sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening yang ada di dekatnya
ataupun bergerak ke tempat yang lebih jauh. Gejala kanker serviks stadium 1 adalah
perdarahan abnormal dari vagina, sakit panggul saat seks, keputihan tidak normal, dan
susah buang air besar (BAB). Sekitar 95 persen wanita dengan kondisi ini
kemungkinan memiliki harapan hidup sekitar 5 tahun. Namun, angka itu bukanlah
patokan utama, karena bisa saja pasien pada stadium ini bisa bertahan hidup lebih
lama.
Kanker leher rahim stadium 1 dibagi lagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu:
Stadium 1A
Kanker serviks stadium 1A merupakan bentuk awal dari tahap 1. Sel kanker
yang muncul pada tahap ini adalah sel kanker dalam jumlah kecil sudah menyerang
serviks dan hanya bisa dilihat di bawah mikroskop. Tahap ini dibagi lagi menjadi:
Stadium IA1: Sel kanker sudah menyerang jaringan serviks dengan kedalaman <3
mm dan mempunyai lebar <7 mm, Stadium IA2: Sel kanker sudah ada di jaringan
serviks dengan kedalaman antara 3-5 mm dan lebar <7 mm
Stadium 1B
Pada tahap ini, sel kanker sudah bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop. Ukuran sel
kanker sudah lebih besar dibandingkan stadium 1A, tapi masih hanya menyebar di
jaringan serviks. Stadium ini dibagi menjadi: Stadium IB1: Kanker sudah bisa dilihat
dan mempunyai ukuran ≤4 cm, Stadium IB2: Ukuran sel kanker sudah lebih besar
dari 4 cm. Oleh sebab itu, jika menemukan ciri atau tanda dari kanker leher rahim
stadium 1, cobalah untuk melakukan deteksi kanker serviks untuk memastikan
kondisi kesehatan. Jika memang didiagnosis mengalami kanker ini, ada beberapa
pengobatan yang bisa dijalani, di antaranya adalah :
1. Biopsi kerucut.
2. Histerektomi sederhana (total)
3. Radical trachelectomy
4. Kemoradioterapi
5. Penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya hidup

Kanker serviks stadium 2


Ketika perkembangan kanker leher rahim sudah melewati stadium 1, artinya
kondisi tersebut kini memasuki stadium 2. Pada stadium 2, sel kanker telah menyebar
hingga ke luar leher rahim dan rahim. Akan tetapi, sel itu belum sampai ke dinding
panggul atau bagian bawah vagina. Penyebaran kanker juga belum sampai ke kelenjar
bening atau bagian tubuh lain yang lebih jauh. Dinding panggul merupakan jaringan
yang melapisi area tubuh di antara pinggul. Lebih dari 50% wanita dengan kanker
serviks stadium 2, memiliki angka harapan hidup selama 5 tahun atau bahkan lebih.
Meski begitu, peluang untuk terus hidup setelah dinyatakan berada pada tahap kanker
ini ditentukan juga oleh beberapa hal lain. Kesehatan tubuh secara umum dan
pengobatan kanker serviks stadium 2 yang dilakukan juga dapat berpengaruh.
Kanker leher rahim stadium 2 dibagi menjadi dua stadium lagi, berdasarkan tingkat
penyebaran sel kanker, di antaranya :
Stadium 2A
Pada kanker serviks stadium 2A, kanker belum menyebar ke jaringan yang ada di
dekat serviks, tapi mungkin sudah menyebar ke bagian atas vagina (belum
keseluruhan vagina). Stadium ini dibagi lagi menjadi :
1. Stadium IIA1: Kanker dapat dilihat tapi masih tidak lebih besar dari 4 cm
2. Stadium IIA2: Kanker sudah lebih besar dari 4 cm
Stadium 2B
Pada stadium 2B, sel kanker mulai menyebar ke jaringan di sekitar leher rahim.
Pengobatan yang diberikan biasanya berupa operasi dan kemoradioterapi. Terkadang,
dokter bedah akan mengangkat seluruh bagian rahim dan serviks Anda. Prosedur ini
dinamakan dengan histerektomi radikal. Dokter juga mungkin akan melakukan
pengangkatan kelenjar getah bening di sekitar serviks dan rahim. Hal ini untuk
mencegah kemungkinan atau risiko menyebarnya sel kanker ke bagian tubuh lain.
Pilihan pengobatan yang bisa dipilih untuk kanker serviks pada tahapan ini termasuk
pembedahan, terapi radiasi, dan kombinasi antara kemoterapi dan radioterapi.
Kanker serviks stadium 3
Ketika perkembangan kanker ini sudah melalui stadium 1 dan 2, maka kanker
sudah memasuki tahapan stadium 3. Pada tahapan ini, kanker sudah menyebar ke
bagian bawah vagina atau dinding panggul. Tak hanya itu, saluran kencing mungkin
saja terhalang. Hampir sekitar 40% wanita dengan penyakit kanker serviks stadium 3,
memiliki angka harapan hidup selama 5 tahun atau bahkan lebih. Peluang angka
harapan hidup dari salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita ini
terhitung mulai dari waktu Anda didiagnosis memiliki kanker leher rahim stadium 3.
Pada saat pasien mengalami kanker pada tahapan ini, sel kanker belum menyebar ke
kelenjar getah bening terdekat atau ke bagian tubuh lain yang lebih jauh.
Stadium ini juga terbagi lagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
Stadium 3A
Kanker sudah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina, tapi tidak
mencapai dinding panggul.
Stadium 3B
Ada dua kemungkinan kondisi pada kanker serviks stadium 3B ini, yaitu :
1. Kanker sudah tumbuh mencapai dinding panggul dan/atau telah menghalangi satu
atau kedua saluran kencing. Hal ini kemudian dapat menyebabkan masalah ginjal
2. Kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar panggul tapi tidak
sampai ke bagian tubuh yang jauh. Tumor pada stadium 3B ini bisa dalam
berbagai ukuran dan mungkin sudah menyebar ke bagian bawah vagina atau
dinding panggul. Pada stadium ini, pasien mungkin harus menjalani operasi
pengangkatan kelenjar getah bening, yang kemudian diikuti dengan kemoterapi
dan radioterapi. Namun, terkadang dokter akan memutuskan untuk tidak
melakukan operasi jika kanker leher rahim telah memasuki stadium 3B.
Pengobatan akan berfokus untuk mengecilkan ukuran tumor yang tumbuh di leher
rahim. Sama halnya dengan pengobatan untuk kanker serviks stadium 2,
pengobatan untuk stadium 3 juga meliputi terapi radiasi, pembedahan, hingga
kombinasi antara kemoterapi dan radioterapi

Kanker serviks stadium 4


Ini merupakan stadium akhir dari kanker leher rahim. Kanker tidak hanya
menyerang serviks, tapi juga ke bagian terdekat serviks atau ke bagian tubuh lainnya
yang bahkan jauh dari serviks. Berdasarkan diagnosis yang dilakukan National
Cancer Database pada penderita kanker serviks di tahun 2000 dan 2002, angka
harapan hidup lima tahun (5 Years Survival Rate) jika kondisi ini berhasil dideteksi
dan diobati pada stadium 4 sekitar 16% dan 15% untuk 4B. Artinya, pada penelitian
ini, hanya 15-16% pasien-pasien dengan stadium 4 yang diobati yang dapat bertahan
hidup hingga 5 tahun. Meski begitu, angka itu tak bisa jadi patokan mutlak. Tidak ada
yang benar-benar bisa memastikan besarnya angka harapan hidup ketika Anda
didiagnosis memiliki kanker serviks.
Stadium 4 kanker leher rahim dapat dibagi menjadi:
Stadium 4A
Sel kanker telah menyebar ke kandung kemih atau rektum. Keduanya adalah
organ terdekat dengan serviks. Namun, pada stadium ini sel kanker belum menyebar
ke kelenjar getah bening terdekat atau ke bagian tubuh lain.
Stadium IVB
Sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain yang jauh dari serviks, seperti
sampai paru-paru atau hati. Menurut American Cancer Society, kesempatan pasien
untuk sembuh dari kanker serviks sangatlah kecil jika ada dalam tahap ini. Dokter pun
tidak akan merekomendasikan operasi untuk menangani pasien yang berada dalam
stadium ini. Biasanya, dokter akan melakukan kemoradioterapi untuk membantu
memperlambat pertumbuhan sel kanker, serta menguragi gejala-gejala kanker serviks.
Gejala kanker serviks stadium 4. Oleh karena sudah tergolong stadium akhir, pada
tahap ini gejala yang ditunjukkan lebih jelas. Namun, masing-masing individu
tentunya mengalami tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Semua tergantung pada
jenis sel kanker serta tahapan dalam stadium tersebut, serta organ tubuh bagian mana
yang telah terdampak oleh sel kanker.
Berikut adalah beberapa gejala kanker serviks stadium 4 yang umum muncul :
1. Merasa lelah dan tidak enak badan
2. Rasa sakit di perut bagian bawah
3. Perut kembung
4. Konstipasi atau sembelit
5. Muntah dalam jumlah banyak
Pilihan pengobatan untuk kanker leher rahim stadium 4 yang bisa dilakukan
termasuk radioterapi, kemoterapi kanker serviks, dan kombinasi dari keduanya. Tak
hanya itu, pengobatan terapi target juga menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi
kanker leher rahim stadium 4. Obat-obatan yang digunakan dalam terapi target
bekerja sedikit berbeda dengan obat-obatan kemoterapi. Obat terapi target bekerja
secara langsung menghambat pembentukan pembuluh darah dalam sebuah tumor.
Kanker leher rahim ini memang cukup sulit dideteksi, mengingat penyakit ini sangat
jarang menimbulkan gejala apa pun. Apalagi jika kanker masih berada dalam stadium
awal. Oleh karena itu, pastikan melakukan deteksi dini terhadap kanker ini, seperti
pap smear atau tes IVA. Hal ini penting untuk dilakukan terutama apabila memiliki
faktor-faktor risiko yang dapat menjadi penyebab kanker serviks. Bisa mencegah
kanker serviks dengan melakukan vaksin HPV, dan mempraktekkan gaya hidup sehat
termasuk mengonsumsi makanan yang dapat mencegah kanker serviks. Hal ini
penting untuk meminimalisir kemungkinan kanker leher rahim berkembang ke
stadium lanjutan, serta mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Semakin dini
ditemukan, kemungkinan kanker untuk disembuhkan akan semakin besar.

F. Pencegahan Kanker Serviks

Resiko terjadinya kanker serviks dapat dicegah dengan mendapatkan vaksin


HPV. Mengingat angka kejadian kanker serviks yang tinggi di Indonesia, vaksin HPV
kini menjadi salah satu vaksin yang diwajibkan dalam program imunisasi nasional.
Berikut ini adalah anjuran pemberian vaksin HPV:
Anak perempuan usia 9–13 tahun: dua kali vaksinasi HPV dengan selang waktu
12 bulan
Perempuan usia di atas 13–45 tahun: tiga kali vaksinasi HPV, dengan jarak waktu
2 bulan antara vaksinasi pertama dan kedua, serta 6 bulan antara vaksinasi kedua
dan ketiga
Khusus bagi anak perempuan usia 9–13 tahun, pemberian vaksin ini diberikan
secara gratis. Adapun waktu pemberian vaksin HPV dilakukan tiap bulan Agustus
melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Perlu diketahui, vaksinasi HPV tidak hanya diberikan pada wanita, tetapi juga
pada pria. Vaksin HPV jenis 9-valen dapat diberikan pada pria dan wanita usia
27–45 tahun yang belum pernah menerima vaksin HPV
Beberapa langkah pencegahan lain yang dapat dilakukan guna mengurangi resiko
terserang kanker serviks, yaitu :
Berhubungan seks secara aman, yaitu dengan menggunakan kondom dan
menghindari berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan
Menjalani pap smear atau pemeriksaan IVA secara berkala agar kondisi serviks
selalu terpantau dan agar penanganan bisa lebih cepat dilakukan bila ada kanker
Tidak merokok
G. Penatalaksanaan Kanker Serviks

Penatalaksanaan kanker serviks membutuhkan kerja sama berbagai disiplin


ilmu diantaranya ginekolog onkologis, radiolog onkologi dan onkologi medis.
Tatalaksana kanker serviks disesuaikan dengan stadiumnya.

Stadium Terapi Standar


Stadium IA1 Histerektomi simple
Stadium IA2 Histerektomi simpel atau radikal dan limfadenektomi pelvis bilateral
Stadium IB1 Histerektomi simpel atau radikal dan limfadenektomi pelvis bilateral atau radioterapi
Kemoradiasi atau radikal histerektomi dan limfadenektomi pelvis bilateral dengan
Stadium IB2 atau tanpa adjuvan radioterapi atau kemoterapi
Kemoradiasi atau radikal histerektomi dan limfadenektomi pelvis bilateral dengan
Stadium IIA1 atau 2 atau tanpa adjuvan radioterapi atau kemoterapi
Kemoradiasi atau radikal histerektomi dan limfadenektomi pelvis bilateral dengan
Stadium IIB1 atau 2 atau tanpa adjuvan radioterapi atau kemoterapi
Stadium IIIA Kemoradiasi atau radioterapi
Stadium IIIB Kemoradiasi atau radioterapi
Stadium IVA Kemoradiasi atau radioterapi
Stadium IVB Radioterapi atau kemoterapi paliatif
Daftar Pustaka

1. Belinda Gracia. 2021. "Kanker Serviks : Penyebab, Gejala, Cara Pengobatan dan
Pencegahan". Artikel. Diaskes pada Senin, 23 Mei 2022 pukul 06.26 dari
https://www.honestdocs.id/kanker-serviks

2. Gracia Valda. 2022. "Cervical Cancer". Artikel. Diaskes pada Senin, 23 Mei 2022
pukul 06.36 dari https://m.klikdokter.com/penyakit/kanker-serviks

3. Hapsari Anissa. 2021. "Tahapan Stadium Kanker Serviks Yang Perlu Anda
Pahami". Artikel. Diakses pada Senin, 23 Mei 2022 pukul 07.27 dari
https://hellosehat.com/kanker/kanker-serviks/stadium-kanker-serviks/

4. Keluarga Mitra. 2022. "Ketahui Gejala Kanker Serviks Beserta Pencegahannya".


Artikel Kesehatan. Diakses pada Senin, 23 Mei 2022 pukul 06.01 dari
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/kanker-serviks

5. Levani Yelvi. 2021. "Penatalaksanaan Kanker Serviks". Artikel. Diakses pada


Senin, 23 Mei 2022 pukul 08.07 dari
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/kanker-serviks/
penatalaksanaan

6. Pittara. 2022. "Pencegahan Kanker Serviks". Artikel. Diakses pada Senin, 23 Mei
2022 pukul 07.56 dari https://www.alodokter.com/kanker-serviks/pencegahan

7. Putri H N. 2021. "Berbagai Cara Mendeteksi Dini Kanker Serviks Yang Penting
Diketahui". Artikel. Diakses pada Senin, 23 Mei 2022 pukul 07.04 dari
https://www.sehatq.com/artikel/deteksi-dini-kanker-serviks

Anda mungkin juga menyukai