Oleh :
Kelompok 2, yang terdiri dari :
1) Dira Putri Sari 2) Sasti Mulyadi
3) Nada Afifah 4) Septi Resmika
5) Najwa Kamaliyah 6) Siti Arapa
7) Nissa Mei Saptuni 8) Siti Nur Rahmah
9) Putri Adelia 10) Tiara Wijaya
11) Rika Nur Amalia 12) Khoirunnisa
Dosen Pembimbing :
A. Pengertian
Kanker serviks menempati urutan ke-2 sebagai jenis kanker yang paling
banyak dialami oleh perempuan di Indonesia. Tercatat ada 40.000 kasus baru kanker
serviks setiap tahunnya yang menyerang perempuan di Tanah Air. Penyakit ini bisa
menyerang pasien pada usia berapa pun. Semakin bertambah usia, risiko seseorang
mengalami kanker leher rahim ini pun menjadi semakin besar.
Maka pengertian kanker serviks itu sendiri adalah jenis kanker yang terjadi di
leher rahim. Ketika sel-sel tubuh yang semula normal, tumbuh menjadi ganas dan
tidak terkendali. Dalam hal ini, pertumbuhan sel abnormal terjadi pada serviks atau
leher rahim umumnya tanpa menujukkan gejala awal tertentu. Selain itu kanker
serviks sering disebut juga sebagai kanker leher rahim karena terjadi pada area leher
rahim atau serviks yang berbentuk seperti tabung silinder menghubungkan rahim
dengan area vagina. Setiap wanita memiliki kemungkinan menderita kanker serviks,
terlebih yang sudah pernah atau aktif berhubungan seksual.
B. Penyebab
Penyebab kanker serviks yang utama berasal dari infeksi virus human
papillomavirus (HPV). Hal ini terbentuk ketika sel yang sehat mengalami perubahan
atau mutasi yang menyebabkan sel menjadi abnormal dan berkembang tidak
terkendali sehingga muncul sel kanker.
Selain itu, ada juga beberapa faktor lain yang dapat menjadi penyebab kanker
serviks, yaitu: Kebiasaan merokok, Immunosupresi atau pengobatan untuk
meningkatkan sistem imun pada penderita HIV/AIDS, Infeksi penyakit kelamin
klamidia, Pola makan yang kurang sehat, seperti kurang konsumsi buah dan sayur,
Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, Minum pil KB secara terus-menerus,
Hamil dan melahirkan pada usia terlalu muda, Mengonsumsi DES atau
Diethylstilbestrol, yaitu obat untuk mencegah keguguran, Pola hidup seksual yang
tidak sehat, seperti sering gonta-ganti pasangan, tidak menggunakan kondom, sering
menggunakan sex toys, atau berhubungan seks di tempat yang tidak bersih.
C. Gejala dan Tanda
Flek atau perdarahan tidak normal dari vagina adalah gejala yang paling mudah
dikenali sebagai gejala kanker serviks. Biasanya perdarahan terjadi usai
berhubungan seksual, di luar masa haid, ataupun pasca-menopause. Segera
periksakan diri ke dokter jika pendarahan yang tidak normal terjadi lebih dari satu
kali
Rasa sakit dan tidak nyaman saat berhubungan seksual
Cairan yang keluar dari vagina beraroma aneh, berwarna tidak wajar atau
mengandung darah
Maka pada kanker serviks stadium 4 akan menyebar ke luar dari leher rahim menuju
jaringan dan organ sekitarnya.
Sembelit
Ada darah dalam urine
Terjadi pembengkakan pada salah satu kaki
Nyeri pada tulang
Hilang nafsu makan
Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
Kelelahan
Lemas
Rasa nyeri pada punggung atau pinggang yang disebabkan oleh pembengkakan
ginjal. Kondisi tersebut disebut hidronefrosis.
Lalu perlu diketahui kalau ciri-ciri kanker serviks di atas tidak selalu terlihat jelas.
Bahkan, gejala tidak muncul sama sekali sampai kanker memasuki stadium akhir. Itu
sebabnya, pap smear perlu dilakukan untuk mendeteksi sel abnormal dan mencegah
perkembangannya menjadi kanker serviks.
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum diderita
perempuan Indonesia. Itu sebabnya, menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi dini
kanker serviks sangat penting. Namun yang terdeteksi sejak dini bisa diobati lebih
cepat sehingga kemungkinan sembuhnya semakin tinggi.
Maka jenis pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks berikut ini :
Pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker serviks terdiri dari tes HPV, pap smear,
dan pemeriksaan IVA. Jika hasil dari pemeriksaan tersebut ditemukan sel yang
dicurigai sebagai kanker, dokter akan menjadwalkan pasien untuk menjalani
pemeriksaan lanjutan untuk menentukan diagnosis, seperti biopsi dan kolposkopi
1. Tes HPV
HPV atau human papilloma virus adalah penyebab kanker serviks paling
umum. Hasil tes ini akan membantu dokter untuk mengetahui apabila di tubuh
terdapat jenis HPV yang berisiko tinggi berkembang menjadi kanker serviks. Tes
HPV juga dapat mendeteksi apabila ada perubahan sel ke arah kanker atau sel
prakanker di area serviks. Sel prakanker biasanya tidak menimbulkan gejala kanker
serviks apa pun. Namun jika dibiarkan, sel tersebut lama-kelamaan bisa berkembang
menjadi sel kanker serviks. Maka, sel prakanker biasanya lebih diangkat sebelum
membahayakan. Saat melakukan tes HPV, dokter akan mengambil sampel sel dari
serviks lalu dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.
2. Pap smear
Tes pap atau Papanicolau sering juga disebut sebagai pap smear. Pada deteksi
kanker serviks ini, dokter akan mengambil sampel jaringan dari serviks menggunakan
sikat khusus lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa. Hasil pap smear
akan menunjukkan ada atau tidaknya sel abnormal di leher rahim, termasuk sel kanker
dan sel yang berisiko berkembang menjadi kanker serviks.
3. Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA merupakan kepanjangan dari Inspeksi Visual menggunakan
Asam Asetat. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi sel prakanker yang ada di leher
rahim. Dibanding dengan jenis pemeriksaan kanker serviks lain, prosedur IVA lebih
sederhana. Dokter akan mengoleskan asam asetat ke area serviks lalu melihat apabila
ada perubahan di area tersebut. Jika sel-sel di serviks normal, tidak akan terjadi
perubahan setelah dioleskan asam asetat. Sementara, apabila ditemukan ada sel
kanker atau prakanker, jaringan akan berubah menjadi putih. Pemeriksaan IVA adalah
salah satu jenis pemeriksaan kanker serviks yang paling sederhana dan murah untuk
dilakukan. Anda dapat menjalaninya di puskesmas terdekat dengan biaya terjangkau.
4. Kolposkopi
Apabila pemeriksaan HPV, pap smear, atau IVA menunjukkan hasil tidak
normal, dokter biasanya akan menjadwalkan pemeriksaan lanjutan berupa kolposkopi.
Pada pemeriksaan kolposkopi, dokter akan memeriksa area serviks menggunakan alat
bernama kolposkop yang memiliki kaca pembesar. Alat ini akan memudahkan dokter
untuk memeriksa permukaan serviks secara lebih rinci. Apabila saat pemeriksaan
dokter mendapati hasil ada sedikit perubahan pada jaringan serviks, Anda biasanya
akan dijadwalkan untuk melakukan kolposkopi ulang dalam 6-12 bulan setelahnya.
Sementara jika dokter menemukan ada sel prakanker, pemeriksaan lanjutan yang akan
dilakukan adalah biopsi.
5. Biopsi
Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan untuk kemudian
diperiksa di laboratorium. Pada deteksi kanker serviks, pemeriksaan ini dilakukan
apabila pada pemeriksaan sebelumnya terdeteksi ada sel yang dicurigai mengarah ke
kanker.
Ada beberapa jenis biopsi serviks yang bisa dilakukan, yaitu:
Biopsi punch
Untuk melakukan biopsi punch dokter akan menggunakan alat yang cara kerjanya
mirip seperti pembolong kertas untuk mengambil sampel jaringan dari leher rahim
untuk kemudian dikirim ke laboratorium.
Biopsi cone
Pada biopsi cone, dokter akan melakukan pengambilan sampel jaringan menggunakan
laser atau pisau bedah. Sampel jaringan yang diambil berbentuk, seperti cone atau
segitiga.
Endocervical Curretage (ECC)
Biopsi dengan teknik ECC dilakukan menggunakan alat kuret untuk mengeruk sedikit
permukaan di saluran endoservikal. Area ini tidak bisa dilihat dari luar serviks.
Waktu paling tepat untuk pemeriksaan kanker serviks pada deteksi dini :
Untuk mendeteksi dini kanker serviks, seorang perempuan dianjurkan mulai rutin
melakukan skrining sejak usia 21 tahun atau aktif secara seksual. Frekuensi
pemeriksaan dan jenis tes yang dilakukan akan bergantung dari usia dan riwayat
Kesehatan. Berikut penjelasannya:
Perempuan berusia 21-29 tahun dianjutkan untuk menjalani tes pap smear setiap 3
tahun sekali. Tes HPV juga bisa dilakukan oleh perempuan yang berusia 25-29,
meski pap smear lebih disarankan.
Perempuan berusia 30-65 tahun bisa menjalani tes pap smear dan HPV secara
bersamaan setiap 5 tahun sekali, atau pap smear saja setiap 3 tahun sekali, atau
hanya tes HPV setiap 5 tahun sekali.
Pemeriksaan rutin bisa selesai dilakukan setelah melewati usia 65 tahun apabila
selama ini tidak pernah ditemukan adanya sel kanker atau selalu mendapati hasil
negatif dari hasil skrining rutin dalam 10 tahun terakhir.
Pemeriksaan kanker serviks lanjut setelah diagnose diberikan :
Apabila hasil kolposkopi dan biopsi menunjukkan ada sel kanker serviks di leher
rahim Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk melihat ada tidaknya
penyebaran sel kanker. Beberapa jenis pemeriksaan kanker serviks lanjutan yang
mungkin dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul atau pelvic exam dilakukan di bawah pengaruh bius
total. Pada prosedur ini, dokter akan memeriksa keberadaan sel kanker di organ-organ
di sekitar serviks, seperti rahim, vagina, rektum, dan kandung kemih.
2. Tes darah
Tes darah berguna untuk mendeteksi sel kanker yang dicurigai sudah
menyebar ke hati, ginjal, atau sumsum tulang.
3. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi bisa digunakan untuk mendeteksi penyebaran kanker,
terutama kanker yang sudah membentuk benjolan atau tumor. Beberapa jenis
prosedur yang biasa dilakukan, antara lain MRI, CT scan, dan rontgen dada. MRI dan
CT scan bisa memperlihatkan sejauh mana kanker menyebar. Sementara rontgen dada
digunakan untuk mencari penyebaran sel kanker di paru-paru.
Maka, dari hasil pemeriksaan kanker serviks lanjutan ini, dokter bisa menentukan
tingkat keparahan atau stadiumnya. Stadium kanker serviks nantinya akan
menentukan jenis perawatan yang paling tepat untuk pasien. Stadium juga bisa
dijadikan sebagai prediksi keberhasilan perawatan atau angka harapan hidup.
E. Stadium Kanker Serviks
Perjalanan penyakit kanker serviks atau kanker leher rahim dimulai saat ada
sel-sel di leher rahim yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak
terkendali. Sel-sel abnormal tersebut bisa berkembang dengan cepat sehingga
mengakibatkan tumor pada serviks. Tumor yang ganas nantinya berkembang jadi
kanker serviks. Stadium kanker leher rahim dikelompokkan berdasarkan tingkat
tumor utama, penyebaran kanker ke kelenjar getah bening di dekatnya, dan
penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya yang jauh dari tempat awal kanker
berkembang. Berdasarkan hal tersebut, kanker serviks dikelompokkan menjadi lima
stadium.
Berikut ini merupakan tahapan dalam stadium kanker serviks beserta penjelasannya,
dilansir dari Cancer Research UK:
1. Belinda Gracia. 2021. "Kanker Serviks : Penyebab, Gejala, Cara Pengobatan dan
Pencegahan". Artikel. Diaskes pada Senin, 23 Mei 2022 pukul 06.26 dari
https://www.honestdocs.id/kanker-serviks
2. Gracia Valda. 2022. "Cervical Cancer". Artikel. Diaskes pada Senin, 23 Mei 2022
pukul 06.36 dari https://m.klikdokter.com/penyakit/kanker-serviks
3. Hapsari Anissa. 2021. "Tahapan Stadium Kanker Serviks Yang Perlu Anda
Pahami". Artikel. Diakses pada Senin, 23 Mei 2022 pukul 07.27 dari
https://hellosehat.com/kanker/kanker-serviks/stadium-kanker-serviks/
6. Pittara. 2022. "Pencegahan Kanker Serviks". Artikel. Diakses pada Senin, 23 Mei
2022 pukul 07.56 dari https://www.alodokter.com/kanker-serviks/pencegahan
7. Putri H N. 2021. "Berbagai Cara Mendeteksi Dini Kanker Serviks Yang Penting
Diketahui". Artikel. Diakses pada Senin, 23 Mei 2022 pukul 07.04 dari
https://www.sehatq.com/artikel/deteksi-dini-kanker-serviks