Anda di halaman 1dari 10

SAP dan Leaflet Kanker Serviks

Download di link ini :


Leaflet Kanker Serviks
SAP Kanker Serviks

Link Download 2 :
SAP dan Leaflet Kanker Serviks

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik              : Kanker Serviks
Sasaran          : Pasien dan keluarga pasien
Tempat           : Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo - Surabaya
Hari/Tanggal : Rabu, 6 Juli 2011
Waktu                        : 1 X 30 menit

I.       Tujuan Instruksional umum


Setelah proses penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mengerti
tentang kanker serviks

II.    Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
2. Menyebutkan penyebab kanker serviks
3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks
5. Menyebutkan stadium dari kanker serviks
6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks
7. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

III. Materi
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Tanda dan gejala kanker serviks
4. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks
5. Stadium kanker serviks
6. Pencegahan kanker serviks    
7. Penatalaksanaan kanker serviks

IV. Metode
1)      Diskusi
2)      Tanya jawab

V.    Media
1. LCD / Flipchart
2. Leaflet

VI.  Pengorganisasian
Pembimbing Klinik            : Djum’ati Setyati, Amd.Keb
                                             Zukhrufatin, Amd.Keb      
Pembimbing Pendidikan   : K.Kasiati, S.Pd, Amd.Keb, M.Kes
                                             Sherly Jeniawati, SST
Penyaji                               : Febrina Nur Indah Sari
                                                    Irma Sari Fitriana   
Moderator                          :  Mar’atus Sholikha
Observer                            :  Ewing Firmadhani Prastiti
Fasilitator                           :  Farah Abidah Rachmawati
Job Description
Moderator   :    Mengarahkan jalannya acara
Penyaji        :    Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
Fasilitator    :    Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam 
diskusi     
Observer     : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi
jalannya penyuluhan

VII.     Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 Pembukaan Mendengarkan
menit a)      membuka kegiatan dengan pembukaan yang
mengucapkan salam disampaikan oleh
b)      Memperkenalkan diri moderator.
c)      Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
d)     Menyebutkan materi yang
akan diberikan
e)      Menyampaikan kontrak waktu
2 15 Pelaksanaan Mendengarkan dan
menit Penyampaian materi oleh memberikan umpan
pemateri: balik tehadap materi
a)        Menggali yang disampaikan.
pengetahuan peserta tentang
kanker serviks
b)        Menjelaskan tentang
pengertian kanker serviks
c)        Menyebutkan penyebab
kanker serviks
d)       Menyebutkan tanda dan
gejala kanker serviks
e)        Menjelaskan tentang deteksi
dini kanker serviks
f)         Menjelaskan tentang
stadium kanker serviks
g)        Menjelaskan yang harus
dilakukan/ penatalaksanaan
kanker serviks
h)        Menjelaskan tentang
pencegahan kanker serviks
3 20 Tanya jawab Mengajukan
menit Memberikan kesempatan pertanyaan
kepada peserta untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipahami
3 15 Evaluasi Menjawab
menit Menanyakan kembali kepada pertanyaan
peserta tentang materi yang
telah diberikan
dan reinforcement kepada
peserta yang dapat menjawab
pertanyaan
4 5 Penutup Mendengarkan deng
menit a)    Mempersilahkan fasilitator an seksama dan
dari pembimbing klinik dan menjawab salam
pembimbing akademik untuk
menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban
pertanyaan peserta yang belum
terjawab.
b)   Menjelaskan kesimpulan dari
materi penyuluhan
c)    Ucapan terima kasih
d)   Salam penutup

VIII.                   Kriteria Evaluasi
1.      Evaluasi Struktur
a)      Peserta hadir ditempat penyuluhan
b)      Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang merpati RSUD Dr
Soetomo Surabaya. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan sebelumnya
2.      Evaluasi Proses
a)      Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b)      Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3.      Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
khusus
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
KANKER SERVIK
MATERI

PENGERTIAN
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang
mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus,
suatu infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan
kasus kanker serviks
Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada
servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus ( rahim ) dengan
liang vagina.

PENYEBAB
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami
mutasi genetic yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel
sehat tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker
tumbuh dan bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak mati.
Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel
kanker menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di
tempat lain di dalam tubuh (metastasis).
Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks
adalah infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker
serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV  ditularkan melalui aktivitas
seksual. HPV tipe resiko rendah  (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca
Serviks, tapi menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 &
18) mengarah pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim :
1.      Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2.      Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan
yg suka berganti2 pasangan
3.      Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan
konstituen rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4.      Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis
ini atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau
ayah menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih
banyak menderita penyakit yang sama
5.      Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker
karena kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks.
Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun
akibat keadaan medis lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya
kanker serviks semakin besar.
6.      pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering
7.      diet tinggi lemak
8.      kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten
9.      personal hygine yang kurang
10.  grande multi para

GEJALA DAN TANDA


Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. 
Kanker serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin
kanker berkembang, semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker
serviks. Gejala tersebut dapat berupa
1. Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua
periode menstruasi, atau setelah menopause.
2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki
bau yang busuk.
3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

SKRINING DAN DIAGNOSIS


Skrining (Deteksi dini)
Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal,
penatalaksanaan sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks regular
dan perubahan prekanker pada serviks direkomendasikan untuk semua
wanita. Kebanyakan panduan menganjurkan skrining pertama dalam waktu
3 tahun pertama setelah aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur 21.
Skrining dapat berupa.
1)      Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks – leher
sempit dari uterus- dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian
diperiksa ada tidaknya abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat
mendeteksi sel abnormal pada serviks. Stadium prekanker terjadi pada saat
sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak
menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat
berubah menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberapa tempat
sekitar serviks, vagina bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh.
Kanker atau prekanker yang ditemukan pada stadium preinvasif jarang
membahayakan nyawa dan biasanya hanya membutuhkan pengobatan
rawat jalan.
2)      Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan
apakah seseorang terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya
paling mungkin menyebabkan kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes HPV
DNA mengambil jaringan dari serviks untuk diperiksa di lab. Pemeriksaan ini
dapat mendeteksi strain resiko tinggi HPV pada DNA sel sebelum perubahan
pada sel serviks dapat terlihat.
Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan
tidak digunakan untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap
yang normal, kebanyakan infeksi HPV pada wanita pada kelompok ini
sembuh sendiri dan tidak dikaitkan dengan kanker serviks.

DIAGNOSIS
Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil
pemeriksaan Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani
pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan
diagnosis, dokter dapat melakukan :
1. Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi,
dokter dapat menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk
memeriksa serviks dari sel abnormal. Jika terlihat area yang tidak biasanya,
dapat diambil sample sel untuk analisis (biopsy). Gambar 1. Colposcopy
untuk mengambil jaringan yang abnormal
2. Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter
mengambil sample dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan alat
khusus. Pada punch out biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler khusus
untuk mengambil sebagian kecil dari serviks. Biopsi jenis lainnya dapat
digunakan tergantung dari lokasi dan ukuran dari area yang abnormal.

STADIUM
Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani
pemeriksaan lebih jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah
menyebar dan sampai dimana penyebarannya suatu proses yang disebut
stadium kanker. Stadium kanker merupakan faktor kunci yang menentukan
pengobatan. Pemeriksaan untuk menentukan stadium dapat berupa :
·  Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized
tomography (CT) Scan atau MRI dapat membantu untuk menentukan apakah
kanker telah menyebar disekitar serviks.
·  Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt
menggunakan alat khusus untuk melihat kandung kemih secara langsung
(cystoscopy) dan rektum (proctoskopi).
Pembagian stadium kanker adalah
ð  Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive,
kanker dini ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.
ð  Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks
ð  Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun
belum menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
ð  Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus
ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina.
ð  Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat,
seperti kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain
didalam tubuh, seperti paru-paru, hati, atau tulang.

PENATALAKSANAAN
ð   Kanker noninvasive, terbatas
Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari
serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada
kebanyakan wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan
tambahan. Prosedur untuk membuang kanker noninvasif termasuk :
·  Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk
mengambil selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas
ditemukan.
·  Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya
laser untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
·  Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini
menggunakan lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang memotong
seperti pisau bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.
·  Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel
kanker dan prekanker..
·  Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area
kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan
pada kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.

ð   Kanker invasif


Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada
serviks disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk
penanganan. Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa
faktor, termasuk stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin
dimiliki, dan pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari
1)      Operasi.
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi
stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan
membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya
pilihan hanya jika kanker dalam stadium yang dini – Invasi kurang dari 3
milimeter (mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal – Membuang serviks,
uterus, bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut – merupakan
operasi standar dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam
serviks dan tidak ada bukti adanya tumor pada dinding pelvis.Hysterectoy
dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan mencegah kanker kembali
lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak mungkin hamil lagi.
Efek samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan
kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi
2)      Radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel
kanker. Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally
(brachytherapy) dengan menempatkan alat diisi dengan material radioaktif
yang akan ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan
operasi pada kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker serviks
yang lebih berat, radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua
metode terapi radiasi ini dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan
sendiri, dengan kemoterapi, sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau
setelah operasi untuk membunuh sel kanker lainnya yang masih hidup. Efek
samping dari radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri lambung, nausea,
diare, iritasi kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan
menyebabkan hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal
dapat berhenti menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi.
3)      Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien
dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor
rekurren yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan
bukan merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang paling
banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling konsisten.
Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen
tunggal memberikan hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus,
dengan tambahan 16% dari terapi ini memperlihatkan respon parsial.
Ifosfamide, agen alkylating yang mirip dengan cyclophosphamide, telah
memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker serviks; namun,
efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen lainnya yang
memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap kanker serviks termasuk
carboplatin, doxorubicin hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine
sulfate, 5-fluorouracil, methotrexate sodium, dan hexamethyl melamine. 
Kombinasi paling aktif yang digunakan untuk mengatasi kanker serviks
semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut paling sering digunakan
bersama bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C, methotrexate,
cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute
Gynecologic Oncology Group sedang dikerjakan untuk membandingkan
kemampuan dari berbagai kombinasi kemoterapi
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun
secara umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut
rontok. Beberapa obat kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan
menopause dini pada wanita premenopause.

4)      Kemoradiasi.
Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan
harapan hidup lebih tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada
penanganan kanker serviks. Kombinasi antara kemoterapi dan terapi radiasi
berdasarkan teori dari pembunuhan sel sinergis – efek terapeutik dari dua
modalitas terapi digunakan bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2
modalitas tersebut digunakan tidak bersamaan. Bila dikombinasikan dengan
radiasi, penggunaan mingguan cisplatin mengurangi resiko progresi selama
2 tahun sebesar 43%     ( harapan hidup 2 tahun = 70%) untuk stadium II B
sampai stadium IV A. Pada keadaan ini, cisplatin sepertinya bekerja sebagai
radiosensitizer, dapat menurunkan kemungkinan dari rekurensi lokal dan
lebih mengurangi jumlah kejadian metastasis jauh.
PENCEGAHAN
Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi
HPV. HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang
terinfeksi, tidak hanya dengan hubungan seks. Menggunakan kondom setiap
melakukan hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV.
Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah
kanker serviks yaitu :
·  Menghindari hubungan sex pada umur muda.
·  Memiliki partner seks tunggal
·  Menghindari merokok

Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan


perlindungan dari tipe HPV yang paling berbahaya. The national Advisory
Committee on Immunization Practices merekomendasikan vaksinasi pada
wanita umur 11 dan 12 tahun, sebagaimanapula pada wanita umur 13
hingga 26 tahun jika mereka belum menerima vaksin. Vaksin ini paling
efektif diberikan sebelum wanita aktif secara seksual. Vaksin ini diberikan
selama tiga kali. Penyuntikan kedua berselang dua bulan sejak vaksin
pertama diberikan dan vaksin ketiga disuntikkan pada bulan keenam. Dosis
vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular pada lengan atas.
Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker serviks, vaksin
ini tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga
menyebabkan kanker serviks selain itu membutuhkan biaya yang mahal Rp
4 juta untuk tiga dosis tersebut. Pap Smear secara rutin untuk skrining
kanker serviks lah yang paling penting.
Pemeriksaan Pap Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara
paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini.
Panduan jadwal Pap rutin adalah sebagai berikut :
·  Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex
pertama atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)
·  Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu
atau 2 tahun sekali.
·  Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika
pasien memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
·  Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear
sudah dapat dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai