Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN CA CERVIX

( Dibuat untuk memenuhi tugas maternitas )

Disusun Oleh :

1. Ade Suhendra
2. Diana N
3. Meilis mega P
4. Septi M

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON


JalanWalet 21 Cirebon 45153 – Telp./Fax. (0231) 201942
e-mail : akper_muh@yahoo.co.id/website:akpermuh.ac.id
2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Ca Cervix

Sub Pokok Bahasan : Ca cervix pada ibu post partum

Waktu : 30 Menit

Sasaran : Masyarakat di wilayah UPTD Puskesmas Balongan

Tempat : Puskesmas Balongan

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilaksanakan penyuluhan kesehatan selama 30 menit tentang Ca cervix
kepada pasangan usia subur diharapkan diharapkan mampu memahami, mengetahui
tentang Ca Cervix.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan dapat
mengetahui tentang :

1. Mengetahui tentang Ca Cervix


2. Mengetahui penyebab terjadinya Ca Cervix
3. Mengetahui tanda dan gejala Ca Cervix.
4. Mengetahui komplikasi tentang Ca Cervix
5. Mengetahui tindakan pemeriksaan/pengobatan terhadap Ca Cervix
6. Mengetahui cara pencegahan terjadinya Ca Cervix.
III. Materi terlampir
1. Pengertian Ca Cervix
2. Penyebab terjadinya Ca Cervix
3. Tanda dan gejala Ca Cervix
4. Pencegahan terjadinya Ca Cervix.
5. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada Ca Cervix.

IV. Metode penyampaian


1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya jawab

V. Media
1. Laptop
2. LCD / Powerpoint
3. Leaflet
VI. Langkah-langkah kegiatan

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media Waktu


1. Pembukaan/ 1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab salam
Orientasi 2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan 5 Menit
identitas diri 3. Memperhatikan dan
3. Menjelaskan tujuan memberikan jawaban
dari penyuluhan. 4. Mendengarkan
4. Mengingatkan kontrak 5. Mendengarkan
(topic, waktu, &
tempat) pembelajaran
5. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2. Pelaksanaan Menjelaskan materi 1. Menyimak pengertian Leaflet 20 menit
isi tentang: Ca Cervix, Menyimak , LCD
1. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya /PPT
pengertian penyakit ca cervix.
Ca Cervix 2. Menyimak tanda dan
2. Menjelaskan gejala
penyebab, tanda dan 3. Menyimak/memahami
gejala cara pencegahan ca
3. Menjelaskan cara cervix.
pencegahan terjadinya
ca cerviks
4. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.
3 Penutup 1. Mengevaluasi respon 1. Menjawab pertanyaan 5menit
perasaan klien /pasien penyuluh
terhadap pembelajaran 2. Menjawab pertanyaan
2. Mengajukan yang diajukan
pertanyaan terhadap penyuluh
hasil yang dicapai, 3. Menyimak
apakah jawaban klien kesimpulan
benar atas pertanyaan pembelajaran
yang diajukan. 4. Mendengarkan dan
3. Menyimpulkan hasil menerapkan rencana
pembelajaran tindak lanjut yang
4. Memberikan rencana diberikan
tindak lanjut 5. Menjawab salam
5. Mengucapkankan
salam
VII. Sumber Referensi
Bobak, Buku ajar Maternitas Edisi 4, Jakarta. EGC, 2004

Hanifa W Prof. DR.R..ilmu kandungan, yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,


Jakarta 1999

VIII. Evaluasi
a. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan tempat penyuluhan
c. Menyiapkan leaflet
b. Standart Proses
a. Membaca buku referensi tentang Ca Cervix
b. Memberi penyuluhan Ca Cervix
c. Evaluasi hasil
a. Ibu mampu mengetahui apakah itu Ca Cervix
b. Ibu mampu mengetahui tanda dan gejala Ca Cervix
c. Ibu mampu mengetahui Penyebab terjadinya Ca Cervix.

IX. Lampiran Materi


1. Pengertian Ca Cervix
Kanker Serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini
kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit yang menyerang perempuan
didunia dan urutan dan urutan pertama dinegara berkembang.
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel kanker di leher Rahim atau serviks
yang abnormal (Supriyanto,2014) Sel-sel kanker tersebut mengalami perubahan
kearah dysplasia atau kegansan. Biasanya kanker Rahim menyerang perempuan
yang berusia 35-55tahun yaitu dimana keadaan seorang wanita dalam masa
sexually active,tetapi bukan berarti bahwa perempuan yang masih mudah tidak
bisa mengalaminya. Sedangkan menurut Tilong(2014) kanker serviks atau kanker
leher Rahim adalah salah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya
terletak didaerah serviks. Serangan kanker ini pada tahap awal tidak menimbulkan
gejala apapun. Tetapi ketika kanker sudah masuk stadium lanjut atau saat sel
kanker serviks sudah menginvasi jaringan sekitarnya, kanker ini bisa terlihat.
2. Penyebab terjadinya Ca Cervix
1.Infeksi human papilloma virus

Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan dapat meningkatkan


risiko terkena HPV 16 dan 18. Begitu juga dengan perilaku seksual berisiko
seperti seks tanpa kondom atau berbagi mainan seks (sex toys) yang sama.
Selain itu, wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV tentu
lebih rentan terinfeksi HPV yang bisa jadi penyebab kanker serviks.

2. Merokok

Tembakau mengandung banyak zat kimia yang tidak baik untuk tubuh. Nah,
usut punya usut wanita yang merokok memiliki risiko hingga dua kali lebih
besar dibanding wanita non-perokok dalam terkena kanker serviks. Oleh sebab
itu dipercaya jika merokok merupakan salah satu penyebab kanker serviks.

3. Infeksi klamidia

Penyebab kanker serviks lainnya adalah infeksi salah satu penyakit menular
seksual, yaitu klamidia. Hal ini berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang
menunjukkan risiko yang lebih tinggi dari kanker serviks pada wanita dengan
hasil tes darah yang menunjukkan pernah atau sedang memiliki infeksi
klamidia.

4. Hamil atau melahirkan di usia sangat muda

Hamil dan atau melahirkan di usia yang masih sangat muda, seperti saat berusia
di bawah 17 tahun merupakan salah satu penyebab kanker serviks. Wanita yang
berusia lebih muda dari 17 tahun saat hamil pertama (tidak keguguran) dua kali
lebih rentan terkena kanker serviks.

3.Tanda dan gejala Ca cervix

1. Pendarahan pada Miss V


2. Flek atau Keputihan Berbau
3. Perubahan Siklus Menstruasi
4. Munculnya Rasa Nyeri
5. Penurunan Berat Badan
6. Pembengkakan pada Salah Satu Kaki
4.Komplikasi Ca Cervix

Komplikasi terkait penyakit berupa pembengkakan pada tungkai bawah, gagal


ginjal, kesulitan atau masalah berkemih, perdarahan, fistula rectovaginal atau
vesicovaginal atau lubang abnormal pada vagina maupun saluran kemih, disfungsi
seksual (mencakup penurunan libido, perubahan kebiasaan aktivitas seksual,
masalah orgasme, dan sebagainya). Komplikasi terkait terapi radiasi berupa lemas,
diare, gangguan buang air kecil, anemia atau kurang darah, penurunan sel darah
putih dan keping darah, serta masalah pencernaan lainnya.

5. Tindakan pengobatan/pemeriksaan terhadap Ca Cervix


(1) Tindakan bedah Selain tumor di serviks, rahim, bagian dari vagina, jaringan di
sekitar rahim, dan jaringan limfatik akan diangkat. Usia pasien akan
dipertimbangkan untuk menentukan apakah pengangkatan indung telur diperlukan
atau tidak.

(2) Radioterapi Ada dua jenis radioterapi, radioterapi eksternal dan radioterapi
internal. Biasanya kedua metode ini digunakan secara bersamaan untuk
mendapatkan hasil pengobatan terbaik.

• Radioterapi eksternal
menggunakan akselerator linier untuk mengirimkan sinar radiasi berenergi
tinggi ke tempat tumor dan rongga panggul untuk membasmi tumor.

• Radioterapi internal
prosedur ini dilakukan di ruang operasi saat pasien berada di bawah pengaruh
anestesi umum. Dokter akan memasukkan alat kecil ke dalam vagina pasien dan
leher rahim untuk memancarkan radiasi yang diperlukan untuk pengobatan.
Pasien biasanya perlu menjalani 3 hingga 4 sesi pengobatan dengan durasi 10
hingga beberapa menit di setiap sesinya.

Potensi efek samping dari radioterapi:


• Diare dan dan rasa lelah
• Pendarahan kandung kemih atau rektum
• Penyempitan vagina
(3) Kemoterapi
Kemoterapi membantu mengecilkan ukuran tumor dan melengkapi tindakan
radioterapi untuk meningkatkan efek pengobatannya. Kemoterapi intravena
biasanya digunakan dengan menyuntikkan obat melalui pembuluh darah.
Jumlah hitungan darah pasien akan menurun jika kemoterapi dilakukan secara
bersamaan dengan radioterapi, yang bisa menyebabkan rasa lelah dan rentan
terhadap infeksi. Pasien mungkin perlu mengonsumsi obat antibiotik dan
pasien yang menderita anemia mungkin perlu melakukan transfusi darah.
Pengobatan dengan tindakan bedah dan radioterapi memiliki efek
penyembuhan yang sama pada kanker serviks Stadium I dan II. Namun bagi
pasien yang berusia lebih muda dan dalam kondisi kesehatan yang lebih baik,
tindakan bedah lebih dipilih untuk menyelamatkan ovarium demi keperluan
hormon reproduksi. Tindakan ini juga bisa menurunkan aktivitas kehidupan
seksual yang terkait dengan penyempitan dan pengerasan vagina sebagai
akibat dari radioterapi. Efek jangka panjang dari tindakan operasi biasanya
lebih sedikit daripada radioterapi.

6. Pencegahan Ca Cervix
 Mendapatkan vaksinasi HPV sejak remaja
Wanita yang terinfeksi human papillomavirus (HPV) dapat mengalami displasia
serviks. Jika kamu terinfeksi tipe virus HPV yang tergolong high-risk atau
berisiko tinggi, maka kondisi ini dapat berkembang menjadi kanker serviks.
Inilah pentingnya melakukan vaksin HPV sebagai langkah pencegahan.

 Melakukan pemeriksaan pap smear

Pemeriksaan pap smear dilakukan secara berkala pada wanita yang telah aktif


berhubungan seksual. Tujuannya sebagai tindakan deteksi dini terhadap kanker
serviks, bisa mendapatkan pemeriksaan ini di laboratorium medis atau rumah
sakit. Umumnya sejak usia 21 tahun wanita perlu mulai melakukan pap
smear setidaknya 3 tahun sekali hingga usia 65 tahun.

 Melaksanakan pemeriksaan lanjutan sesuai rekomendasi dokter

Setelah hasil tes pap smear keluar, ikuti petunjuk dokter. Misalnya, apakah


perlu pap smear lagi 6 bulan yang akan datang atau perlu melakukan
pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan kolposkopi.
Kolposkopi merupakan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan jika ditemukan
adanya ketidaknormalan pada hasil tes pap smear. Pada saat yang sama, mungkin
juga dilakukan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan dari leher rahim untuk
diperiksa lebih lanjut.

 Berhubungan seksual yang aman dan sehat

HPV sering menyebar melalui hubungan seksual yang berisiko, yakni hubungan
seks berganti-ganti pasangan atau tidak menggunakan kondom sebagai
pengaman.
Meski tidak 100% melindungi, tapi melakukan hubungan seksual yang aman
dengan menggunakan kondom bisa membantu mengurangi risiko penyebaran
infeksi HPV. Lebih baik lagi jika setia pada pasangan dan melakukan hubungan
seksual yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai