KISTA OVARIUM
A.Latar Belakang
Kista ovarium adalah kantung yang tertutup yang abnormal, berlapis jaringan epitel dan
mengandung cairan atau bahan setengah padat yang terdapat di ovarium (Sarwono,
2010).Kebanyakan kista tidak berbahaya tetapi beberapa dapat menyebabkan masalah seperti :
pecah, perdarahan, sakit atau sampai mengalami pembedahan. Kista ovarium dapat jinak maupun
ganas, kista ovarium yang tidak ganas biasanya bersifat fisiologis dan dialami banyak wanita di
usia reproduksi karena masih mengalami menstruasi (Taufiqoh, 2012).Kista ovarium yang
bersifat ganas disebut juga kanker ovarium, merupakan pembunuh yang diam-diam karena
memang seringkali penderita tidak merasakan apa-apa, kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah
lanjut (Benson dkk, 2008).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di
Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun,
dan jarang sekali pada masa pubertas (Wiknjosastro, 2008). Tingginya angka kematian karena
penyakit ini dikarenakan tanpa adanya gejala dan tanpa menimbulkan keluhan, sehingga sulitnya
mendeteksi penyakit ini menyebabkan 60%–70% pasien datang pada stadium lanjut. Insiden
kista ovarium yaitu 7% dari populasi wanita dan 85% bersifat jinak (Standar Pelayanan Medik
Obstetri dan Ginekologi, 2006).
Kista ovariumtidak berbahaya selama kondisi jinak dan biasanya dapat hilang dengan
sendirinya, namun juga dapat terus berkembang dan semakin besar. Kista ovariumdapat
berbahaya bila kista berubah menjadi ganas sehingga memerlukan tindakan pengangkatan kista.
Kista juga dikhawatirkan dapat mengganggu kesuburan. Namun, bukan berarti seorang wanita
yang menderita kista tidak bisa hamil.
Oleh karena itu, perlu dilakukan asuhan kebidanan yang optimal pada pasien dengan
diagnosa kista ovarium sehingga mendapatkan asuhan dan penanganan secara dini untuk dapat
mencegah terjadinyakeganasan maupun prognosis yang buruk.
D. Materi Penyuluhan
Pengertian Kista Ovarium
Penyebab terjadinya Kista Ovarium
Gejala Kista Ovarium
Macam-macam pemeriksaan pada Kista Ovarium
Pengobatan yang diberikan pada Kista Ovarium
E. Metode Penyuluhan
Ceramah
Tanya Jawab
I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Ibu hadir dalam acara penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan diselenggarakan di Ruang Kandungan RSU Haji Surabaya
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi proses
Ibu tidak meninggalkan tempat penyuluhan
Ibu mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
Ibu hadir dalam kegiatan Penyuluhan
Ibu mengetahui dan mengerti kista ovary
Ibu dapat menjawab pertanyaan dari moderator
Materi Penyuluhan
PENGERTIAN
Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam rongga ovarium.
Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur dilepaskan setelah
ovulasi (Yatim, 2008).
Kista ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh
dalam indung telur. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kista dapat
berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Pada umumnya kista ovarium tidak disertai keluhan
dan gejala. Keluhan baru muncul jika ukurannya sudah membesar atau letaknya menggangggu
organ lain di sekitarnya. Gejala yang sering dirasakan adalah pembesaran perut atau ada benjolan
di daerah perut bagian bawah. Kista ovarium dapat jinak maupun ganas, kista ovarium yang
tidak ganas biasanya bersifat fisiologis dan dialami banyak wanita di usia reproduksi karena
masih mengalami menstruasi (Taufiqoh, 2012).
F. Penatalaksanaan
Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium (Eni, 2009):
a. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang akan menyusut
dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini deteksinya semakin mudah pengobatannya.
Alternatif terapi dapat berupa pemberian pil KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan
sendirinya kista tidak akan tumbuh.
b. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi/kista
yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang ditemukan pada perempuan menopouse/kista
yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa lebih-lebih sampai timbul perdarahan.
Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi, histerektomi dan
secsio caesarea. Lebih lanjut penatalaksanaan kista ovarium menurut Setiati (2010) menyebutkan
bahwa :
a. Menggunakan kontrasepsi oral atau pil KB. Ini disebabkan oleh kemampuan kontrasepsi
ini dalam mencegah produksi sel telur. Ketiadaan sel telur di dalam ovarium berarti tidak ada
cairan yang dapat digunakan untuk mengisi folikel.
b. Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung antioksidan tinggi
c. Menjaga kebersihan sekitar daerah kewanitaan dilakukan untuk mencegah sel-sel tumor
berkembang oleh bakteri
d. Menjalani pola hidup sehat seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur. ovarium
yang berukuran kecil tidak menunjukkan gejala atau rasa sakit kecuali kalau kista tersebut pecah atau
terpuntir sehingga menyebabkan rasa sakit yang hebat di daerah perut bagian bawah dan daerah tersebut
menjadi kaku. Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala, seperti rasa
sakit pada panggul, sakit pinggang, sakit saat berhubungan seksual, serta perdarahan rahim yang
abnormal (Setiati, 2009).
DAFTAR PUSTAKA