Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KISTA OVARIUM

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi


Sub Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi mengenal kista ovarium
Sasaran : Pada pasien nifas, ibu masa reproduksi dan keluarga pasien
Tujuan : Mengoptimalkan pengetahuan tentang kista ovarium
Tanggal : Sabtu, 03 Juli 2017
Waktu : Ruang Al aqsah 4
Pukul : 08.30-09.00 WIB
Tempat : Ruang Penyuluhan Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit
Penyuluh : Mahasiswa Kebidanan

A.Latar Belakang
Kista ovarium adalah kantung yang tertutup yang abnormal, berlapis jaringan epitel dan
mengandung cairan atau bahan setengah padat yang terdapat di ovarium (Sarwono,
2010).Kebanyakan kista tidak berbahaya tetapi beberapa dapat menyebabkan masalah seperti :
pecah, perdarahan, sakit atau sampai mengalami pembedahan. Kista ovarium dapat jinak maupun
ganas, kista ovarium yang tidak ganas biasanya bersifat fisiologis dan dialami banyak wanita di
usia reproduksi karena masih mengalami menstruasi (Taufiqoh, 2012).Kista ovarium yang
bersifat ganas disebut juga kanker ovarium, merupakan pembunuh yang diam-diam karena
memang seringkali penderita tidak merasakan apa-apa, kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah
lanjut (Benson dkk, 2008).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di
Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun,
dan jarang sekali pada masa pubertas (Wiknjosastro, 2008). Tingginya angka kematian karena
penyakit ini dikarenakan tanpa adanya gejala dan tanpa menimbulkan keluhan, sehingga sulitnya
mendeteksi penyakit ini menyebabkan 60%–70% pasien datang pada stadium lanjut. Insiden
kista ovarium yaitu 7% dari populasi wanita dan 85% bersifat jinak (Standar Pelayanan Medik
Obstetri dan Ginekologi, 2006).
Kista ovariumtidak berbahaya selama kondisi jinak dan biasanya dapat hilang dengan
sendirinya, namun juga dapat terus berkembang dan semakin besar. Kista ovariumdapat
berbahaya bila kista berubah menjadi ganas sehingga memerlukan tindakan pengangkatan kista.
Kista juga dikhawatirkan dapat mengganggu kesuburan. Namun, bukan berarti seorang wanita
yang menderita kista tidak bisa hamil.
Oleh karena itu, perlu dilakukan asuhan kebidanan yang optimal pada pasien dengan
diagnosa kista ovarium sehingga mendapatkan asuhan dan penanganan secara dini untuk dapat
mencegah terjadinyakeganasan maupun prognosis yang buruk.

B. Tujuan Penyuluhan Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan ibu bisa mengerti tentang penyakitKista Ovarium.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapat terapi bermain selama 30 menit, diharapkan ibu-ibu mempunyai balita Setelah
diberikan penyuluhan diharapkan ibu dapat :

 Mengetahui pengertian tentang Kista Ovarium


 Mengetahui dan memahami tentang penyebab terjadinya Kista Ovarium
 Mengetahui gejala-gejala yang timbul pada Kista Ovarium
 Mengetahui beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan pada penderita Kista Ovarium
 Mengetahui pengobatan yang diberikan pada penderita Kista Ovarium
 Mengetahui dan mengerti tentang komplikasi yang mungkin terjadi pada Kista Ovarium

D. Materi Penyuluhan
 Pengertian Kista Ovarium
 Penyebab terjadinya Kista Ovarium
 Gejala Kista Ovarium
 Macam-macam pemeriksaan pada Kista Ovarium
 Pengobatan yang diberikan pada Kista Ovarium

E. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya Jawab

F. Media / Alat Bantu dan Sumber


 LCD
 Laptop
 Leaflet
G. Pengorganisasian
 Moderator :
 Penyaji 1 :
 Penyaji 2 :
 Fasilitas dan Observer :
H. Proses Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit PEMBUKAAN
- Membuka kegiatan dengan mengucap salam Menjawab salam
- Memperkenalkan diri Mendengarkan
- Menyampaikan tujuan penyuluhan Memperhatikan
- Menyebutkan materi yang akan disampaikan Memperhatikan
2 15 menit PELAKSANAAN
- Menyampaikan materi tentang :
a. Pengertian Kista Ovarium
b. Penyebab terjadinya Kista
Ovarium
c. Gejala Kista Ovarium
d. Macam-macam pemeriksaan Memperhatikan
pada Kista Ovarium
e. Pengobatan yang diberikan pada
Kista Ovarium
- Memberi kesempatan bertanya
3 10 menit EVALUASI
Membuka kesempatan diskusi Bertanya dan
Doorperize menjawab pertanyaan
4 5 menit - Menyampaikan terima kasih atas Memperhatikan
kerjasamanya
- Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Ibu hadir dalam acara penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan diselenggarakan di Ruang Kandungan RSU Haji Surabaya
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi proses
 Ibu tidak meninggalkan tempat penyuluhan
 Ibu mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
 Ibu hadir dalam kegiatan Penyuluhan
 Ibu mengetahui dan mengerti kista ovary
 Ibu dapat menjawab pertanyaan dari moderator
Materi Penyuluhan

PENGERTIAN

Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam rongga ovarium.
Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur dilepaskan setelah
ovulasi (Yatim, 2008).
Kista ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh
dalam indung telur. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kista dapat
berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Pada umumnya kista ovarium tidak disertai keluhan
dan gejala. Keluhan baru muncul jika ukurannya sudah membesar atau letaknya menggangggu
organ lain di sekitarnya. Gejala yang sering dirasakan adalah pembesaran perut atau ada benjolan
di daerah perut bagian bawah. Kista ovarium dapat jinak maupun ganas, kista ovarium yang
tidak ganas biasanya bersifat fisiologis dan dialami banyak wanita di usia reproduksi karena
masih mengalami menstruasi (Taufiqoh, 2012).

A. Macam-macam kisata ovarium


Kista ovarium dibagi menjadi empat, yaitu :
a) Kista Folikuler :
Kista yang terjadi dari folikel normal yang melepaskan ovum yang ada di dalamnya.
Terbentuk kantung berisi cairan atau lendir di dalam ovarium.
b) Kista Corpus Luteum
Kista jenis ini lebih jarang terjadi, ukurannya lebih besar dari kista fungsional. Kista ini
timbul karena waktu pelepasan sel telur terjadi perdarahan, dan lama-lama bisa pecah dan timbul
perdarahan yang terkadang perlu tindakan operasi untuk mengatasinya. Keluhan biasanya timbul
rasa sakit yang berat di rongga panggul.
c) Kista Teka Lutein
Kista jenis ini lebih jarang terjadi dan sering dihubungkan dengan terjadinya kehamilan
di luar kandungan (ektopik pregnansi). Kista ini akan hilang sendiri tanpa pengobatan atau
tindakan begitu kehamilan diluar kandungan dikeluarkan
d) Polikistik kista
Kista jenis ini banyak yang mengandung cairan jernih. Bisa timbul di kedua ovarium kiri
dan kanan, berhubungan dengan gangguan hormon dan gangguan menstruasi. Wanita yang
mengandung polikistik dapat diketahui antara lain :
 Mengeluh darah menstruasi yang keluar sedikit (oligomennorhea)
 Tidak keluar darah menstruasi (amenorrhea)
 Tidak terjadi ovulasi
 Mandul
 Berjerawat

B. Kista Ovarium dan Kehamilandan penybabnya


Secara pasti belum diketahui, akan tetapi teori hipotesis incessant ovulation menyatakan
bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi
ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses
transformasi menjadi sel-sel tumor.
Kista ovarium dapat menjadi komplikasi serius selama kehamilan. Kista adalah kantung
yang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan dengan kista ovarium jarang dijumpai. Pada kehamilan
yang disertai kistoma ovarii seolah-olah terjadi perebutan ruangan, dimana kehamilan makin
membesar.
Oleh karena itu, kehamilan dengan kista dilakukan operasi untuk mengangkat kista
tersebut pada umur hamil 16 minggu. Bahaya melangsungkan kehamilan bersamaan dengan kista
ovarii adalah dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang akhirnya mengakibatkan abortus,
kematian dalam rahim. Pada kedudukan kista dipelvis minor, persalinan dapat terganggu dan
memerlukan penyelesaian dengan jalan operasi seksio sesarea. Pada kedudukan kista ovarii di
daerah fundus uteri, persalinan dapat berlangsung normal, tetapi bahaya postpartum mungkin
terjadi torsi kista, infeksi sampai abses. Oleh karena itu, segera setelah persalinan normal bila
diketahui terdapat kista ovarii dilakukan laparotomi untuk mengangkat kista tersebut.
Kista ovarium dapat tumbuh di dalam indung telur yang merupakan tempat yang paling
banyak ditumbuhi tumor. Tumornya berupa kistik, padat, kecil/besar dan berpengaruh pada
mekanisme kerja hormon. Tumor jenis ini bisa jinak atau ganas. Kista ovarium dapat tumbuh
besar dan menghambat pertumbuhan janin. Akibatnya, akan terjadi abortus/bayi lahir prematur.
Pada kasus ini, jika kondisi ibu baik, dokter akan mempertahankan kehamilan dengan cara
melakukan tindakan pemeriksaan dan perawatan secara intensif.
Umumnya, proses persalinan dilakukan dengan tindakan operasi. Dokter akan mengangkat
kista setelah persalinan selesai. Sebaliknya, jika kondisi ibu dan janin buruk, beberapa dokter
tidak akan mempertahankan kehamilan untuk menyelamatkan kondisi sang ibu.

C. Gejala Kista Ovarium


Kanker Ovarium sebagian besar berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan sebagian kecil
berbentuk tumor padat. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala
dalam waktu yang lama. Bila gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik pada stadium
awal dapat berupa ganguan haid. Jika tumor sudah menekan rectum atau kandung kemih
mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan
daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites (penimbunan
cairan dalam rongga perut) penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-organ didalam
rongga perut lainya seperti usus-usus dan hati seperti perut membuncit, kembung, mual,
gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpukan cairan bisa
juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan
penderita sangat merasa sesak nafas.
Karena sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista, maka apabila pada
seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus diakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium) kewaspadaan
terhadap kista yang bersifat ganas dilakukan pada keadaan :
 Kista cepat membesar
 Kista pada usia remaja atau pasca menopause
 Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
 Kista dengan bagian padat
 Tumor pada ovarium
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler
untuk menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis
adalah pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG dan alfafetoprotein.
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya
sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien yang
tersangka kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa.
Hal terpenting pada operasi pasien yang tersangka kanker ovarium adalah semaksimal
mungkin berusaha agar kista tersebut keluar secara utuh, kemudian dilakukan periksaan ke
laboratorium Patologi Anatomik (pemeriksaan potong beku). Apabila hasil pemeriksaan potong
beku bukan suatu kanker, maka operasi selesai. Sealiknya bila hasil pemeriksaan potong beku
adalah kanker ovarium maka operasi dilanjutkan dengan mengangkat rahim, ovarium sisi lain,
usus buntu, omentum, melakukan biopsy pada tempat yang dicurigai adanya penjalaran kanker di
rongga perut dan melakukan pengambilan kelenjar getah bening di panggul. Tindakan yang
komplek ini disebut sebagai Staging lapstotomy yang bertujuan untuk menentukan stadium
penyakit sehingga dapat ditentukan rencana pengobatan selanjutnya setelah operasi.
Pada pasien yang belum mempunyai keturunan atau masih menginginkan keturunan
masih bisa dipertimbangkan untuk tidak mengangkat rahim dan ovarium sisi lain. Perlu juga
diketahui bahwa akurasi dari hasil pemeriksaan potong beku tersebut hanya berkisar antara 90-
95%, sehingga diagnosis dari kanker ovarium baru diketahui setelah pemeriksaan Patologi
Anatomik yang definitive. Hal ini menyebabkan pada beberapa pasien dengan hasil potong beku
menyatakan bukan kanker ovarium, terpaksa dilakukan operasi Staging laparotomy.
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimbulkan nyeri
yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin
gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik
(di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh
untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut yang mungkin muncul bila
mempunyai kista ovarium :
 Perut terasa penuh, berat, kembung
 Tekanan pada dubur dan kandungan kemih (sulit buang air kecil)
 Haid tidak teratur
 Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke panggung
bawah dan paha
 Nyeri senggama
 Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera :
 Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
 Nyeri bersamaan dengan demam
 Rasa ingin muntah

D. Penyebab Kista Ovarium


Beberapa faktor resiko berkembangnya kista ovarium, adalah wanita yang biasanya
memiliki:
1. riwayat kista ovarium terdahulu
2. siklus haid tidak teratur
3. perut buncit
4. menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
5. sulit hamil
6. penderita hipotiroid
7. penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)
E. Pencegahan Kista Ovarium
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita Kanker Ovarium sebanyak
23.400 orang yang diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang tinggi
ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan
keluhan apabila sudah terjadi metastatis, sehinga 60% – 70% pasien datang pada stadium lanjut,
sehingga penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”. Angka kejadian penyakit ini di
Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan penyakit di negeri kita
kurang baik. Sebagai gambaran di RS. Kanker Dharmais ditemukan kira-kira 30 penderita setiap
tahun.
Kanker Ovarium yang kebanyakan berawal dari kista ovarium yang diderita sebelumnya
kemudian berkembang menjadi kanker ovarium karena pengobatan yang terlambat dilakukan.
Kanker Ovarium erat hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan rendah
atau Intenfertilitas. Study epidemiologic menyatakan beberapa faktor resiko yang penting
sebagai penyebab kanker ovarium adalah wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia
diatas 35tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat ovarium, kanker payudara
atau kanker kolon. Sedangkan wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia
dibawah 25tahun, penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan kanker ovarium
seanyak 30% – 60%. Faktor lingkungan seperti penggunaan talk, konsumsi galaktose dan
sterilisasi ternyata tidak mempunyai dampak terhadap perkembangan penyakit ini.
Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini.
Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga
pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik dengan komplikasi yang
minimal. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala
yang meliputi :
 Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium
lainnya
 Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran
darah
 Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )
 Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
Pemeriksaan tersebut diatas sangat dianjurkan terutama terhadap wanita yang mempunyai
resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :
1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat
2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
4. Wanita penderita kanker payudara atau kolon

F. Penatalaksanaan
Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium (Eni, 2009):
a. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang akan menyusut
dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini deteksinya semakin mudah pengobatannya.
Alternatif terapi dapat berupa pemberian pil KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan
sendirinya kista tidak akan tumbuh.
b. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi/kista
yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang ditemukan pada perempuan menopouse/kista
yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa lebih-lebih sampai timbul perdarahan.
Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi, histerektomi dan
secsio caesarea. Lebih lanjut penatalaksanaan kista ovarium menurut Setiati (2010) menyebutkan
bahwa :
a. Menggunakan kontrasepsi oral atau pil KB. Ini disebabkan oleh kemampuan kontrasepsi
ini dalam mencegah produksi sel telur. Ketiadaan sel telur di dalam ovarium berarti tidak ada
cairan yang dapat digunakan untuk mengisi folikel.
b. Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung antioksidan tinggi
c. Menjaga kebersihan sekitar daerah kewanitaan dilakukan untuk mencegah sel-sel tumor
berkembang oleh bakteri
d. Menjalani pola hidup sehat seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur. ovarium
yang berukuran kecil tidak menunjukkan gejala atau rasa sakit kecuali kalau kista tersebut pecah atau
terpuntir sehingga menyebabkan rasa sakit yang hebat di daerah perut bagian bawah dan daerah tersebut
menjadi kaku. Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala, seperti rasa
sakit pada panggul, sakit pinggang, sakit saat berhubungan seksual, serta perdarahan rahim yang
abnormal (Setiati, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

 Hadibroto, I. (2013). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.


 Handerson. (2006). Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta: EGC.
 Imamah. (2009). Perempuan dan kesehatan reproduksi. EGALITA, Jurnal
Kesetaraan dan Keadilan Gender, Pusat Studi Gender (PSG) Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Vol.IV Nomor 2 Tahun
2009:199-206.
 Rich WM. 2007. Ovarian cancer. Pada http://www.gyncancer.com/ovarian -
cancer.html. diakses pada tanggal 31 MEI 2017
 RSUD Margono Soekardjo Purwokerto. 2008. Distribusi Penyakit
Gynecology Tahun 2008. RSUD Margono Soekardjo Purwokerto.
 Sarwono Prawirohardjo. p : 346- 365.
 Speziale, Helen J. Streubert, Dona R. Carpenter. 2003. Qualitative Research
in Nursing, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.
 Sutoto, M.S.J. 2007. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kandungan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai